Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Renold, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Imam Hanafi, Muh. Hasbi, dan Akina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGSD OLEH:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Ahmad Rifai, Kamaluddin, dan Amiruddin Kasim. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyimak Cerita Rakyat Melalui Metode Tanya Jawab di Kelas V SDN Watutinonggo

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SDK BALA KESELAMATAN PALU

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN 2 Tolitoli Pada Materi Pengukuran Waktu

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Mohamad Partijo. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

BAB III METODE PENELITIAN. Mei semester genap TA. 2011/2012 yang berlokasi di SDN No. 33 Kota Selatan

BAB III METODE PENELITIAN

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN X FARIDA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Inpres 2 Langaleso

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas III SD Inpres Kantewu

Dewilis Setianingsih, Achmad Ramadhan, dan Yusdin Gagaramusu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Agustina Simpan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas IV SD Negeri Sibea

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan, observasi (sekaligus penilaian), dan refleksi. Siklus ini akan dilanjutkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 20 Toli-Toli Pada Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif STAD di Kelas IV SDN 2 Siney

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Melalui Metode SAS Siswa Kelas 1 SDN Tondo Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Mimbala Pada Pokok Bahasan Proses Pencernaan Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Permulaan Melalui Metode SAS di Kelas I SDN Raranggonau

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III METODE PENELITIAN

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Transkripsi:

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V SDN 25 Ampana Yusman Bakri, Syamsuddin, dan Sahrudin Barasandji Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SDN 25 Ampana. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam memahami isi cerita pendek melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SDN 25 Ampana. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 14 orang siswa di kelas V SDN 25 Ampana tahun ajaran 2014-2015. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V SDN 25 Ampana pada tema membaca. Pada tes awal siswa yang tuntas 4 orang (persentase tuntas klasikal 28,6%) dan (daya serap klasikal 57,14%). Pada siklus I siswa yang tuntas 6 orang (persentase tuntas klasikal 42,8% dan daya serap klasikal 67,14%). Pada siklus II meningkat menjadi siswa yang tuntas 12 orang atau persentase ketuntasan klasikal 85,7% dan daya serap klasikal 82,4%. Dengan kata lain pada siklus II sudah memenuhi standar ketuntasan belajar, demikian pula dengan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru. Pada siklus I dan siklus II dikategorikan cukup dan sangat baik. Dari hasil belajar yang diperoleh baik pada siklus I maupun pada siklus II dapat disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 25 Ampana pada pelajaran bahasa Indonesia khususnya tema membaca. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Kemampuan Membaca, Cerita Pendek. I. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menuntut orang untuk selalu cepat tanggap dalam menghadapi informasi apapun yang diperolehnya. Orang harus semakin pandai dalam mengartikan dan memaknai berbagai informasi jika ia ingin lebih berkembang dan maju. Kegiatan yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk memaknai informasi tersebut adalah membaca. Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa untuk menambah

wawasan serta membina daya nalar seseorang. Pernyataan ini seperti pernyataan Smith (dalam Tarigan, 1990:7), membaca merupakan kegiatan berbahasa secara keseluruhan yang di dalamnya terdapat konteks, prediksi, dan makna yang sama pentingnya dengan struktur kalimat atau bagian-bagian dari struktur kata. Meski pemakaian alat-alat elektronik di zaman yang serba modern ini sudah semakin maju dan meluas, ternyata penggunaannya tidak dapat menggantikan posisi bahasa tulisan. Bahasa tulisan merupakan sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan. Bahasa tulisan tetap menjadi alat yang paling efektif untuk menyampaikan berbagai informasi, terutama informasi yang berkaitan dengan pengetahuan di dunia pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya fenomena yang menggambarkan bahwa hampir seluruh ilmu pengetahuan dipaparkan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, membaca menjadi kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh masyarakat yang menginginkan perubahan yang lebih baik. Seorang siswa, harus memiliki kemampuan membaca yang baik agar dia lebih banyak memperoleh informasi. Kemampuan membaca yang dimaksud adalah kemampuan dalam memahami isi suatu bacaan. Pemahaman membaca merupakan hal yang penting karena dengannya seseorang akan lebih mudah dalam memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis. Bagi siswa, pemahaman terhadap suatu bacaan merupakan kunci sukses dalam meraih keberhasilan di sekolah. Dalam kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia, tercakup kompetensi membaca. Kemampuan membaca menjadi sesuatu yang penting karena dengan kemampuan membaca yang tinggi, seorang siswa lebih cepat dan tepat dalam memperoleh informasi. Namun, dalam kenyataan di lapangan, kemampuan membaca siswa masih sangat rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa kelas V, ditemukan bahwa di SDN 25 Ampana, kemampuan membaca pemahaman siswa juga masih rendah. Hal ini terbukti dari hasil nilai ujian semester 1 yang hanya mencapai nilai rata-rata 57. Banyak nilai siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Penyebabnya antara lain siswa malas ketika harus membaca bacaan panjang yang terdapat di dalam soal, 153

padahal untuk dapat menjawab soal dengan baik, seorang siswa harus memahami terlebih dahulu bacaan yang tersedia. Selain itu, pembelajaran didominasi dengan metode pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa. Akibatnya siswa memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menentukan pengetahuan dan konsep, sehingga siswa cenderung lebih cepat jenuh dalam mengikuti pelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil belajar. Rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman guru terhadap model pembelajaran yang tepat, dan kurang tersedianya perangkat pembelajaran yang sesuai. Dalam pembelajaran di kelas, guru bahasa Indonesia harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa. Guru dapat mengupayakannya dengan menggunakan teknik pembelajaran yang menarik dan beragam. Penggunaan teknik yang menarik dan beragam dalam pembelajaran membaca sangat penting bagi siswa untuk memeroleh informasi dalam suatu bacaan. Ada beberapa teknik yang dapat diterapkan sebagai alternatif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman peserta didik. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang paling mudah diterapkan adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Pada model ini siswa diberi kesempatan untuk membicarakan pengamatan dan ide-ide mereka dalam rangka memahami gejala fisik. Selain itu, pembelajaran ini mendorong terjadinya tutor sebaya antarsiswa dalam kelompok untuk menacapai satu tujuan bersama. Siswa yang berkemampuan tinggi membantu teman yang berkemampuan rendah sehingga semua anggota kelompok dapat menguasai materi yang dipelajari. Oleh sebab itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam memahami isi cerita pendek pada siswa kelas V SDN 25 Ampana. 154

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan membaca dalam memahami isi cerita pendek pada siswa kelas V SDN 25 Ampana? Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam memahami isi cerita pendek melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SDN 25 Ampana. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat deskriptif. Menurut Sukardi (2003), bahwa penelitian tindakan kelas bertujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri atas empat kegiatan yang dilakukan dengan siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan/observasi, dan (4) refleksi. Desain penelitian ini mengacu pada diagram yang dicantumkan Kemmis dan Mc. Taggart (Wardhani, 2007). 155

0 : Pratindakan 1 : Rencana Siklus 1 2 : Pelaksanaan tindakan siklus 1 3 : Observasi siklus 1 4 : Refleksi siklus 1 5 : Rencana revisi 1 untuk siklus 2 6 : Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 7 : Observasi Siklus 2 8 : Refleksi siklus 2 a : Siklus 1 b : Siklus 2 Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN 25 Ampana. Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015 sejumlah 14 siswa, yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Data dikumpulkan dengan cara: - Data Kuantitatif, yang termasuk data kuantitatif meliputi data mengenai perolehan nilai tes siswa kelas V SDN 25 Ampana baik pada tes awal, tes siklus 1 dan tes siklus 2. - Data Kualitatif, yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, informasi tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, dan respon kesulitan yang dialami oleh siswa, serta data tentang hal-hal yang terjadi selama pembelajaran berlangsung yang dapat mendukung tujuan penelitian ini. Data tentang hasil tes awal dan hasil siklus 1 dan siklus 2 akan dianalisis dengan menggunakan persentase ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun klasikal. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes membaca dalam memahami isi cerita pendek sebagai akhir 156

tindakan dari proses pembelajaran. Pemberian tes yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Agustus 2014 dengan memberikan tes membaca dalam memahami isi cerita pendek dengan bobot skor seluruhnya 20. Dari hasil analisis tes tindakan siklus I tidak mencapai kriteria klasikal yaitu hanya 67,14%. Sesuai dengan KKM siswa, hasil analisis menyatakan siswa yang tuntas hanya 6 orang dari 14 siswa. Dengan demikian siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 orang siswa. Oleh karena itu sesuai dengan kriteria tersebut, maka materi dianggap tidak tuntas dan dilanjutkan ke siklus II. Walaupun secara kualitatif pelaksanaan pembelajaran di siklus I termasuk kategori baik tapi secara kualitatif hasil belajar siswa masih perlu dibenahi, yang diduga penyebabnya antara lain: a. Belum optimalnya memanfaatkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, masih ada siswa yang belum menguasai kemampuan membaca dalam memahami isi cerita pendek. b. Siswa belum sepenuhnya memperhatikan pelajaran dengan baik. Sama halnya pada siklus I, dimana pada siklus II setelah pelaksanaan tindakan dengan 2 kali pertemuan di kelas, langkah selanjutnya yaitu pemberian tes yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 September 2014 dengan memberikan tes kemampuan membaca dalam memahami isi cerita pendek. Dari hasil analisis tes tindakan siklus II telah mencapai kriteria klasikal yaitu 82,40%. Sesuai dengan KKM siswa, hasil analisis menyatakan siswa yang tuntas hanya 12 orang dari 14 siswa. Dengan demikian siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang siswa. Oleh karena itu sesuai dengan kriteria tersebut, maka materi dianggap tuntas. Ada beberapa hal yang dapat dilihat pada pelaksanaan siklus II. Selain prosentase nilai aktivitas rata-rata siswa dan guru, juga persentase perolehan hasilnya sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hasil ini diperoleh dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II terjadi hal-hal berikut: a. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada kemampuan membaca dalam memahami isi cerita pendek. 157

b. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, lebih meningkatkan motrivasi siswa dalam belajar khususnya pada kemampuan membaca dalam memahami isi cerita pendek karena dengan menggunakan model pembelajaran tersebut minat belajar siswa semakin meningkat. Dari hasil tes kognitif dapat diketahui bahwa secara umum siswa telah memahami materi sistem pernapasan pada manusia dengan baik dan benar. Walaupun pada awalnya hasil perolehan tes pada siklus I masih rendah belum mencapai standar ketuntasan. Namun ketika dilakukan tindakan pada siklus II hasil yang diperoleh lebih baik dibandingkan pada siklus I maupun pada pratindakan. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada hasil dan catatan peneliti selama melakukan penelitian. Proses pelaksanaan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada masing-masing siklus yaitu siklus I dan siklus II. Dalam pelaksanaan siklus I dan II, peneliti sekaligus guru yang mengajar telah melaksanakan tahap-tahap pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada awal pembelajaran, guru selalu menyampaikan tujuan pembelajaran dengan harapan supaya perhatian siswa terpusat pada tujuan yang akan diajarkan. Untuk menarik perhatian minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang akan diajarkan guru terlebih dahulu melakukan serangkaian motivasi dan mengaitkan pengetahuan awal siswa sebagai prasyarat. Hasil analisis pengelolaan pembelajaran berlangsung, menunjukkan dalam kegiatan inti, guru telah menyampaikan materi dengan baik dengan memanfaatkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara maksimal. Pada kegiatan penutup, guru telah membimbing siswa membuat kesimpulan pelajaran setiap selesai kegiatan belajar mengajar (KBM). Selain itu, guru juga telah memanfaatkan waktu sesuai dengan skenario dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasilnya menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran berlangsung suasana kelas yang kondusif, antusias guru dan siswa pada pelajaran sangat baik. Pada umumnya pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, guru disini hanya sebagai fasilitator dan motivator (Hamalik, 1994). 158

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan kriteria yang ditentukan dari beberapa aspek yang diamati. Ada beberapa yang memperoleh nilai 2 atau nilai kurang dengan persentase ketuntasan seluruh siswa mencapai 58,33%. Sedangkan jika dilihat dari aktivitas yang dilakukan guru juga belum maksimal pada siklus I terlihat dengan persentase aktivitas yang dilakukan guru masih masuk kategori cukup yaitu 77,50%. Pada siklus I guru belum dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara maksimal sehingga pengelolaan kelas pada saat proses pembelajaran menjadi kurang maksimal. Dengan demikian masih banyak terdapat hal-hal yang perlu untuk diperbaiki yaitu yang berkaitan dengan bimbingan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran, memberikan pemahaman kepada siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dan dapat mengelola kelas dengan baik. Proses pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD difokuskan pada siswa itu sendiri. Pada siklus I guru memberikan penilaian kemampuan siswa secara individu yang didasarkan pada soal /tes yang diberikan pada siswa. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I masih kurang baik, hal tersebut disebabkan karena siswa belum dapat memahami materi yang diberikan sehingga masih banyak siswa yang belum dapat menyelesaikan yang diberikan dengan baik. Sedangkan data hasil observasi guru pada siklus I pun masih ada beberapa aspek penilaian sudah menunjukkan hasil yang baik, namun masih terdapat beberapa aspek yang berada dalam kategori cukup. Pada dasarnya guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP. Pada siklus II semua aspek yang dinilai mengalami peningkatan baik dari aktivitas siswa maupun guru. Aktivitas yang dilakukan guru ada beberapa aspek yang masuk dalam kategori sangat baik, artinya guru telah mampu memperbaiki beberapa faktor yang masih kurang pada siklus I. demikian pula dengan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II, semua aspek yang dinilai mengalami peningkatan. Siswa lebih tertarik dengan pendekatan yang digunakan, lebih 159

memahami konsep yang disampaikan oleh guru bahkan siswa lebih antusias dalam memperhatikan penjelasan yang disampaikan sehingga dalam penyelesaian tugas berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sedangkan untuk hasil analisis tes akhir tindakan terlihat peningkatan yang sangat baik dimulai dari tes awal yang guru lakukan hingga siklus II. Berdasarkan uraian hasil tes evaluasi pada pembelajaran siklus I diperoleh daya serap klasikal sebesar 67,14% dan ketuntasan belajar klasikal 42,80%. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan yaitu diperoleh daya serap klasikal sebesar 82,40% dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 85,70%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar dengan materi kemampuan membaca dalam memahami isi cerita pendek dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siklus II telah berhasil. Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal yang meningkat dari tiap perbaikan hingga pada siklus II, maka perbaikan pembelajaran ini dianggap berhasil walaupun ada dua orang siswa yang tidak tuntas dari siklus I sampai siklus II. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian pada saat pembelajaran berlangsung dan perlu diadakan remedial tersendiri. Dengan demikian hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kemampuan membaca dalam memahami isi cerita pendek dapat meningkat. Berdasarkan penelitian ini direkomendasikan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran agar proses pembelajaran lebih bermakna sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Hal ini terlihat dari indikator observasi aktivitas guru dan kinerja siswa dimana pada siklus I masuk pada kategori cukup, namun pada siklus II meningkat menjadi kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian 160

menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada SDN 25 Ampana. Hal ini terlihat pada ketuntasan klasikal pada siklus I hanya mencapai 42,80% meningkat menjadi 85,70% pada siklus II serta daya serap klasikal pada siklus I hanya sebesar 67,14% meningkat menjadi 82,40% pada siklus II. oleh karena itu telah memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 70%. Berdasarkan pengamatan selama melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, disarankan: 1. Memilih materi yang sesuai untuk pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena tidak semua materi cocok menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Agar proses belajar mengajar berjalan dengan aktif dan lancar gunakan pendekatan dalam mengajar agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga kemampuan belajar siswa dapat ditingkatkan. 3. Sebagai pengajar ciptakanlah suasana pembelajaran yang menyenangkan, inovatif dan kreatif sehingga memotivasi siswa aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. 4. Penggunaan pendekatan dalam lingkungan sekolah SDN 25 Ampana perlu mendapat perhatian dari segenap tenaga pengajar, sebab faktor tersebut membawa pengaruh yang sangat besar bagi kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang diberikan. DAFTAR RUJUKAN Hamalik, O. (1994). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. (Cet. I Bumi Aksara Jakarta). Tarigan, H.G. (1990). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, Cet. V. Wardhani, IGAK. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka 161

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X