BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kepentingan dunia bisnis.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan atau yang

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara akurat dan tepat waktu (Rachmawati, 2008). biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mis-management) dan

BAB V PENUTUP. Bursa Efek Indonesia periode , maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tingkat kelengkapan pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi-informasi dan. manajemen perusahaan untuk periode mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari laporan neraca (balance sheet), laporan rugi laba (income

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan perusahaan disusun

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan. Pihak-pihak tersebut diantaranya manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh independensi komite audit,

5.2 Keterbatasan Hasil dari penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu laporan keuangan. keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. Era yang semakin maju mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 Peraturan Nomor X.K.2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. website perusahaan biasanya adalah produk atau jasa yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di. dikeluarkan perusahaan sebagai dasar pertimbangan investor.

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB I PENDAHULUAN. dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal terutama investor dengan menjual saham biasa dan saham preferen.

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh pada dunia usaha. Perusahaan di hadapkan pada kondisi. dan dapat mengurangi ketidakpastian.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. Dana memegang peranan yang sangat penting, sebab tanpa adanya dana yang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin mencari keuntungan unuk masing-masing instansinya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dari berbagai industri. Semua industri akan berlomba-lomba untuk

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas, dengan judul: Pengaruh Profitabilitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

Rona Karinda Sari / / S1 - Akuntansi Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jakarta, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. telah go publik di pasar modal. Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat tetap bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu publik di luar lingkup

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan di pasar global, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi mungkin

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

Transkripsi:

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Informasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kepentingan dunia bisnis. Informasi tersebut oleh pelaku bisnis digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan aktivitas bisnisnya, baik untuk pihak internal atau pihak eksternal. Laporan keuangan (Financial Statement) adalah informasi yang harus dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban oleh pihak manajemen kepada pemilik modal, serta merupakan informasi yang memungkinkan bagi pihak eksternal manajemen untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesiadalam PSAK No. 1 (2009), Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Tingkat pengungkapan laporan keuangan (Disclosure of Financial Statement) merupakan isu yang paling menarik dalam dunia pasar modal. Isu pengungkapan laporan keuangan menjadi menarik karena pengungkapan laporan keuangan disajikan oleh manajemen. Menejemen dalam penyajian laporan keuangan itu sendiri selalu berupaya agar laporan keuangan itu telihat baik, sehingga manajemen melakukan manajemen laba. Praktik manajemen laba tidak sesuai dalam pencapaian sarana akuntabilitas publik. Perusahaan yang melakukan manajemen laba akan mengungkapkan lebih sedikit informasi dalamlaporan keuangan agar tindakannya tidak mudah terdeteksi. Perilaku manajemen untuk mengatur laba sesuai dengan keinginannya ini dikenal dengan istilah manajemen laba (earnings management). Dengan adanya audit yang baik atas laporan keuangan maka pengungkapan terhadap laporan keuangan juga akan semakin dipercaya.pengauditan merupakan sarana bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholders) untuk memverifikasi validitas 1

2 laporan keuangan yang dibuat manajemen. Laporan keuangan auditan tersebut dapat dipercaya kualitasnya apabila audit atas laporan keuangan tersebut dilakukan oleh auditor yang berkualitas tinggi (Sari, Anugerah, dan Dwiningsih, 2010). Kualitas audit yang diproxikan dengan ukuran KAP (Kantor Akuntan Publik) yaitu KAP Big 4 dan KAP non Big 4. KAP Big 4 dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan KAP nonbig 4 karena auditor di KAP Big 4 lebih mampu membatasi praktek kecurangan dalam laporan keuangan dibandingkan dengan auditor di KAP non Big 4. Status perusahaan merupakan tingkat pemilikan saham dan penanaman modal didalam perusahaan. Tingkat pemilikan saham dan penanaman modal terbagi menjadi dua yaitu, Penanam Modal Asing (PMA) dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN). Penaman modal asing merupakan modal yang ditanamkan pada perusahaan oleh pihak swasta/asing (berafiliasi dengan perusahaan asing/multinasional) sehingga pihak swasta/asing tersebut menjadi pemegang saham terbesar dalam perusahaan. Sedangkan Penanam Modal Dalam Negeri merupakan modal yang dimiliki pemerintah atau pihak dalam negeri. Fitriani (dalam, Almilia & Retrinasari : 2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan yang dapat dikemukakan untuk kemungkinan perusahaan yang berstatus asing memberikan pengungkapan yang lebih baik dibanding perusahaan berstatus dalam negeri. Pertama, perusahaan dengan peranan modal asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik, misalnya dalam bidang akuntansi dari perusahaan induknya diluar negeri. Kedua, perusahaan berstatus asing mungkin mempunyai sistem informasi manajemen yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan pengendalian internal dan kebutuhan informasi perusahaan induknya. Ketiga, terdapat permintaan informasi yang lebih besar kepada perusahaan berstatus asing dari pelanggan, pemasok, analisis dan masyarakat pada umumnya.

3 Berbagai penelitian telah banyak dilakukan oleh peneliti terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Kurniawati (2011) melakukan penelitian Pengaruh Tingkat Pengungkapan laporan Keuangan terhadap Manejemen Laba. Pengujian dilakukan pada 72 perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan laporan keuangan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Fitri (2012) melakukan penelitian Pengaruh Manejemen Laba terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan. Dimana populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2011. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Giarto (2010) melakukan penelitian pengaruh karakteristik spesifik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan 60 perusahaan food and beverage yang terhadap di BEI tahun 2004-2008. Hasil penelitian ini tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Halim, Meiden, dan Tobing (2005) meneliti sejauh mana manajemen laba mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 37 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan termasuk Indeks LQ-45 berdasarkan JSX Value Line tahun 2001 (periode Februari 2001 dan Agustus 2001) sejumlah 17 perusahaan dan tahun 2002 (periode Februari 2002 dan Agustus 2002) sejumlah 20 perusahaan, dimana tiga perusahaan dikeluarkan dari sampel karena keterbatasan data sehingga jumlah sampel penelitian menjadi 34 perusahaan. Dari penelitian disimpulkan bahwa manajemen laba berpengaruh signifikan positif pada tingkat pengungkapan laporan keuangan sejalan dengan perspektif Efficient Earnings Management, Namun sebaliknya, manajemen laba berpengaruh

4 signifikan negatif pada tingkat pengungkapan laporan keuangan sejalan dengan perspektif Opportunistic Earnings Management. Giarto (2010) melakukan penelitian pengaruh karakteristik spesifik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan 60 perusahaan food and beverage yang terhadap di BEI tahun 2004-2008. Hasil penelitian ini tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Almilia dan Retrinasari (2007) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 50 perusahaan manufaktur dengan periode penelitian pada laporan keuangan tahun 2001-2004. Dari penelitian disimpulkan bahwa terdapat Faktor yang mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Wajib yaitu likuiditas, leverage, ukuran perusahaan dan status perusahaan. Kelengkapan pengungkapan sukarela tidak dipengaruhi oleh semua variabel-variabel bebas tersebut. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan (wajib dan sukarela) adalah likuiditas, ukuran perusahaan dan status perusahaan. Wicaksono (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela pada laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2010. Dari penelitian disimpulkan bahwa ukuran perusahaan dan tipe kepemilikan yang berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela, sedangkan profitabilitas, laverage, likuiditas, status perusahaan, dan KAP tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Sari, Anugerah, dan Dwiningsih (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh struktur kepemilikan, kualitas audit, ukuran perusahaan terhadap transparansi informasi. Penelitian ini

5 mengambil sampel sebanyak 73 perusahaan publik dengan panel data sebanyak 219 perusahaantahun. Dari penelitian disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap transparansi informasi, sedangkan kepemilikan institusional dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap transparansi informasi. Berdasarkan penelitian Sari (2012) pengaruh manejemen laba, status perusahaan, kualitas audit terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Penelitian tersebut menggunakan teknik Random Samping Method maka terpilih 37 perusahaan sampel dalam periode waktu 2007-2010.Hasiluji regresi simultan (Uji F) menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas yang diteliti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tingkat pengungkapan. Uji regresi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa variabel manajemen laba dan kualitas audit berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan, sedangkan variabel status perusahaan di drop (dikeluarkan) dari peneltian karena data yang diperoleh tidak bervariasi. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012). Latar belakang dipilihnya variabel status perusahaan karena status perusahaan merupakan penanaman modal didalam perusahaan yang terdiri dari penanam modal asingdan penanam modal dalam negeri. Oleh karena itu dengan berbedanya status perusahaan, maka akan berbeda jugastakeholdernya, sehingga tingkat pengungkapan laporan keuangannya juga akan berbeda. Sedangkan dipakainya variabel kualitas audit karena kualitas audit yang di proksi ukuran KAP yaitu KAP big 4 dan KAP non big 4 bisa memiliki pengaruh yang berbeda terhadap perusahaan didalam melakukan pengungkapan laporan keuangan perusahaannya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, Pertama peneliti sebelumnya menggunakan tahun 2007-2010 sebagai periode pengamatan populasinya. Sedangkan penelitian ini menggunakan periode pengamatan dari tahun 2010-2012. Kedua, dalam penelitian

6 sebelumnya peneliti memilih perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia namun yang tidak termasuk di LQ-45, sedangkan penelitian ini menggunakan populasi perusahaan yang termasuk di indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Latar belakang dipilihnya perusahaan yang terdaftar di LQ-45 karena perusahaan yang berada di LQ-45 merupakan perusahaan yang memiliki kualitas pada pengungkapan pelaporan keuangan lebih baik. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : "Pengaruh Manajemen Laba, Status Perusahaan dan Kualitas Audit Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Index LQ-45 ". 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh antara manejemen laba terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Index LQ-45. 2. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Index LQ-45. 3. Apakah terdapat pengaruh status perusahaan terhadap tingkat pengungkapan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Index LQ-45. 1.3. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan untuk memfokuskan masalah yang akan diteliti sehingga hasil penelitian akan lebih terarah. Dalam menghindari kekeliruan untuk penafsiran masalah akan dibahas, maka dalam hal ini permasalahannya hanya dibatasi pada pengaruh antara

7 manajemen laba, status perusahaan dan kualitas audit terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di index LQ-45. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang disebutkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah manejemen laba secara parsial berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di index LQ-45 untuk tahun 2010 sampai 2012? 2. Apakah status perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di index LQ-45 untuk tahun 2010 sampai 2012? 3. Apakah kualitas audit secara parsial berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di index LQ-45 untuk tahun 2010 sampai 2012? 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh manajemen laba, status perusahaan dan kualitas audit terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di index LQ-45. 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah : 1. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan, seperti: investor, kreditor, dan pemegang saham diharapkan dapat menambah pengetahuan serta dapat memberi masukan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.

8 2. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh manajemen laba, status perusahaan, dan kualitas audit terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. 3. Memberikan kesempatan pada para peneliti berikutnya untuk menyempurnakan dan memperluas penelitian.