BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN ALAT

ALAT PENGUKUR RESISTANSI, KONDUKTIVITAS, DAN TOTAL DISSOLVED SOLIDS AIR DENGAN TEKNIK DORONG-TARIK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI KARAKTERISTIK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

BAB IV DATA DAN ANALISA

MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN MELAKUKAN PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16. Gambar modul Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi

BAB II DASAR TEORI Daya Hantar Listrik (Konduktivitas)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

TDS SEBAGAI INDIKATOR SOLENOID VALVE UNTUK SIMULATOR INSTRUMEN PENGOLAH AIR KETEL BERBASIS ARDUINO

BAB I PENDAHULUAN. media tanah. Sebagai ganti tanah digunakan larutan mineral yang mengandung

Aplikasi Pengukur Konsentrasi Asap Rokok Dengan Sensor AF-30

MONITORING PH AIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS RADIO

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

SISTEM PENGUJI KUALITAS AIR MINUM BERDASARKAN NILAI KONDUKTIVITAS DAN PH SERTA PENGATUR OTOMATIS PADA PENGISIAN AIR MINUM ISI ULANG (AMIU)

IMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF DALAM SISTEM KONTROL KADAR ETANOL

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

Rancang Bangun Sistem Kontrol Total Dissolved Solid Berbasis Mikrokontroler

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat

Petunjuk Penggunaan SENSOR TEGANGAN (GSC )

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SENSOR TDS PADA PROSES PENGENDAPAN CaCO 3 DALAM AIR DENGAN METODE PELUCUTAN ELEKTRON DAN MEDAN MAGNET

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

Perancangan Monitoring ph dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber

KARAKTERISASI SENSOR PHOTODIODA, DS18B20, DAN KONDUKTIVITAS PADA RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI KEKERUHAN DAN JUMLAH ZAT PADAT TERLARUT DALAM AIR

Kunci jawaban Posttest

BAB III PERANCANGAN SISTEM

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

RANCANG BANGUN ALAT UKUR SUHU DAN KADAR ALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DAN SENSOR MQ-3

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

Penguat Inverting dan Non Inverting

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

RANGKAIAN SERI-PARALEL

Input ADC Output ADC IN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 12. Hubungan Tegangan Membran terhadap Variasi Suhu pada Konsentrasi 100 mm Larutan NaCl, MgCl 2 dan AlCl 3

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT. hardware dan perancangan software. Pada perancangan hardware ini meliputi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

INSTRUKSI KERJA ALAT CONDUCTIVITY METER LUTRON

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

JOBSHEET SENSOR SUHU (PTC, NTC, LM35)

Laporan Hasil Pengamatan Praktikum Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB II DASAR TEORI Sistem Destilasi Menggunakan Tenaga Surya

Transkripsi:

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada Bab empat ini berisi mengenai hasil pengukuran alat yang dirancang beserta perbandingan terhadap hasil dari pengukuran oleh alat pembanding dan analisa dari alat yang dirancang. Tujuan dari Bab ini untuk menjelaskan keberhasilan yang dicapai dalam pengukuran dan menunjukkan spesifikasi yang berhasil dicapai dari alat yang telah dibuat. 4.1. Pengujian Sensor Konduktivitas, ph, dan Suhu 4.1.1. Pembuatan Larutan Uji Kadar garam yang terlarut dalam air dapat diukur dengan mengukur resistansi elektrik dan Total Dissolved Solids-nya. Dipergunakan sampel air dengan rentang nilai dari 0 ppm sampai dengan 200 ppm. Pembuatan Sampel air menggunakan bahan air murni yang bernilai 0 ppm dan dicampurkan dengan bubuk garam NaCl dengan perbandingan tertentu. Digunakan NaCl, karena NaCl adalah sifat garam dengan elektrolit kuat yang mudah larut dalam air serta untuk mendapatkannya juga lebih mudah. Senyawa yang dimiliki zat elektrolit kuat lebih mudah untuk terurai menjadi ion dan kemudian mengion sempurna. NaCl tersusun dari molekul-molekul dwi kutub yang jika diberikan tegangan dua arah, molekul akan terpisah menjadi ion Na + dan ion Cl -. Dengan pemberian tegangan dua arah dan digunakan frekuensi sekian kilo-hertz, ion-ion ini akan relatif pada tempat nya bersama dengan molekul-molekul air. Sehingga dapat kita hitung berapa besar resistansi elektrik dan Total Dissolved Solids-nya. Ditentukan TDS air sampel yang diinginkan yaitu, 0 ppm, 20 ppm, 60 ppm, 100 ppm, 140 ppm, 180 ppm, dan 200 ppm. Dalam penyampuran air murni dengan garam NaCl menggunakan perbandingan : Nilai TDS air (ppm) = (4.1) Maka perhitungannya adalah sebagai berikut: Sampel air 20 ppm 35

Sampel air 60 ppm Sampel air 100 ppm Sampel air 140 ppm Sampel air 180 ppm Sampel air 200 ppm Hasil pelarutan air murni dengan NaCl di dapat ditunjukkan pada tabel 4.1. Pembacaan besar TDS dari pelarutan air dibantu oleh TDS meter TDS-3 merk HM Digital. 36

Tabel 4.1. Besar Nilai TDS Terhitung Dari Hasil Pelarutan Air Murni Dengan Nacl TDS air yang diinginkan (ppm) TDS hasil pelarutan (ppm) 20 20 60 61 100 102 140 142 180 181 200 200 4.1.2. Pengujian Sensor Konduktivitas Keluaran sensor konduktivitas dengan rangkaian pengkondisi sinyal didapat dengan melaksanakan pengujian. Pengujian sensor konduktivitas dengan rangkaian pengkondisi sinyal ini dibagi menjadi 2, yaitu pengujian TDS dengan pemberian beban resistor fisik pada V12, kemudian pengujian TDS dengan sensor konduktivitas buatan dan dilakukan dalam larutan uji, serta akan diberikan perbandingannya dengan pembacaan TDS meter TDS-03 merek HM Digital. Dalam skematik pembagi tegangan (Gambar 3.13) terlihat bahwa dengan tiga buah hambatan yang mendapat catu tegangan dua arah dengan jenis rangkaian seri, maka total tegangan sumber akan terbagi kepada masing-masing hambatan sesuai dengan beban hambatan tersebut, dimana nilai tegangan yang terbagi dipengaruhi besarnya perbandingan nilai pada masing-masing hambatan. Besaran arus yang melewati sensor dapat diketahui dengan menambahkan dua buah resistor secara seri pada masing-masing ujung probe sensor (Rs1 dan Rs2). Berdasarkan gambar 4.1, VHL tersambung dengan rangkaian sebelumnya pengkondisi sinyal, dan Rv12 merupakan hambatan yang dimiliki oleh air sampel. Pada bagian pertama, beban Rv12 ini akan digantikan dengan resistor fisik untuk mendapatkan besar TDS yang terukur dan tertampil dalam LCD karakter, hasilnya ditunjukkan pada Tabel 4.2. 37

Tabel 4.2. Pengujian TDS Dengan Menggunakan Beban Resistor Fisik Pada V12 No VHL (v) V12 (v) V = VHL-V12 (mv) R (k ohm) G (µ mho) TDSt 1 4,04 4,01 30 270 3.4 1 ppm 2 3,81 3,57 240 30 33,3 20 ppm 3 3,66 3,28 380 17,4 57,47 61 ppm 4 3,55 3,08 470 13 76,92 99 ppm 5 3,47 2,91 560 10,3 95,23 141 ppm 6 3,35 2,68 670 8 121,95 178 ppm 7 3,28 2,55 730 6,9 144,92 200 ppm Besar TDS yang akan dihasilkan, tergantung dari besar hambatan (R) yang terukur pada sensor. Pada Tabel 4.2, besar hambatan (R) dapat di bandingkan dengan melakukan perhitungan sebagai berikut ini. Diambil sampel nomor 1 pada tabel 4.2, di dapat besar VHL = 4,04 v dan V12 = 4,01 v, Rs1 dan Rs2 masing-masing sebesar 1 Kohm, sehingga dapat dihitung besar hambatan R secara perhitungan. Besar hambatan R terhitung dengan persamaan 3.5 : R = V12 x (Rs1+Rs2) / (VHL - V12) R = 4,01 x ( 1K + 1K ) / ( 4,04 4,01 ) R = 8020 / 0,03 R = 267,3 KΩ Hasil perhitungan menunjukkan kedekatan hambatan R hasil perhitungan sebesar 267,3 KΩ dengan hasil pembacaan pada mikrokontroler sebesar 270 KΩ. Kemudian pada bagian kedua, beban Rv12 dipasangkan dengan sensor konduktivitas buatan sendiri dan besar TDS yang terukur akan tertampil dalam LCD karakter. Hasilnya ditunjukkan pada Tabel 4.3. 38

Tabel 4.3. Pengujian TDS Dengan Menggunakan Sensor Konduktivitas Buatan Sendiri No VHL (v) V12 (v) V = VHL-V12 (mv) R (k ohm) G (µ mho) TDSt 1 4,06 4,03 30 268 3.4 0 ppm 2 3,84 3,61 230 31 33.3 20 ppm 3 3,69 3,30 390 16,9 57.8 60 ppm 4 3,58 3,10 480 12,9 77.5 102 ppm 5 3,48 2,90 580 10 96.2 140 ppm 6 3,40 2,76 640 8,6 117.6 179 ppm 7 3,30 2,55 750 6,8 142.9 201 ppm Volt (V) TDS (ppm) Gambar 4.1. Grafik Tegangan V Terhadap Perubahan TDS Air 39

Dari tabel 4.3, didapat hubungan antara TDS, Conductance (G), V, dan juga dapat dihubungkan dengan besar arus (I) yang dapat terhantar melalui media air. Ketika besar TDS semakin besar, besar conductance akan semakin besar, V juga semakin besar. Dari hubungan d atas, terlihat bahwa semakin tinggi TDS air, maka daya hantar listriknya semakin besar, sehingga besar arus listrik Noya juga semakin besar. Tabel 4.4 diberikan perbandingan hasil TDS terukur pada sensor TDS buatan sendiri dengan alat pembanding TDS meter TDS-03 merek HM Digital. Tabel 4.4. Hasil pembacaan TDS-alat sendiri dan pembanding dengan TDS-3 No Air yang di Uji hasil pelarutan TDSt alat sendiri TDS-3 Ralat % 1 0 0 ppm 0 ppm 0 % 2 20 20 ppm 20 ppm 0 % 3 61 60 ppm 62 ppm -1,67 % 4 102 101 ppm 102 ppm -0,99 % 5 142 140 ppm 142 ppm -1,43 % 6 181 179 ppm 180 ppm -1,12 % 7 200 201 ppm 198 ppm 0,5 % 40

TDS (ppm) TDS (ppm) Gambar 4.2. Grafik perbandingan pembacaan TDS alat sendiri dengan pembanding TDS meter HM Digital TDS-3 Hasil ini menunjukkan tingkat linearitas antara alat sendiri dengan TDS-3. Kalibrasi TDS-3 terhadap larutan tertentu dilakukan dengan memutar sebuat resistor variabel. Akibatnya penguatannya berubah. Pada alat sendiri, kalibrasi dapat dilakukan dengan memberi factor pengali sesuai dengan hasil perbandingan yang didapatkan. 4.1.3. Pengujian sensor ph Sensor ph dengan rangkaian pengkondisi sinyal digunakan sebagai pengatur nilai ph dengan cara melaksanakan kalibrasi dengan 2 jenis larutan yang dikenal dengan larutan buffer yaitu dengan nilai ph 4,0 dan ph 7,0. Cara pengukuran ph dan tegangan keluaran sensor ph adalah dengan cara menghubungkan probe sensor dengan input rangkaian pengkondisi sinyal, selanjutnya keluaran dari rangkaian masuk ke adc mikrokontroler. Hasil kalibrasi ph dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Hasil pembacaan sensor dan pembanding dengan ph meter Lutron PH-201 41

Lutron PH-201 Keluaran Sensor ph dalam sistem ini Hasil pembacaan (ph) Hasil pembacaan (ph) Tegangan keluaran 4,03 4,03 2,41 v 6,65 6,67 3,04 v 7,09 7,09 3,15 v 4.1.4. Pengujian sensor suhu Sensor suhu pada sistem ini digunakan sebagai pembaca suhu air yang diuji, salah satu parameter dalam pengujian kualitas air, dan sekaligus sebagai elemen compensator dalam pengukuran konduktivitas, karena konduktivitas bergantung dengan suhu. Pengujian sensor suhu diambil 8 kali pada jam yang berbeda untuk melihat perbedaan suhu yang didapat. Hasil pembacaan sensor suhu dan keluaran tegangan yang dihasilkan dengan pembanding sensor suhu pada TDS-3. Tabel 4.6. Hasil pembacaan sensor suhu air dan udara, serta diberikan pembanding dengan TDS-3 Udara Air Waktu Sensor yang dibuat Sensor yang dibuat No TDS-3 TDS-3 uji Vout Suhu actual Vout Suhu actual ( o C) ( o C) (mv) ( o C) (mv) ( o C) 1 07.00 25.1 251 25,1 24.7 246 24.6 2 09.00 26.8 267 26,7 26.4 265 26.5 3 11.00 27.7 278 27.8 27.6 276 27.6 4 14.00 29.3 293 29.3 29.1 290 29.0 5 16.00 28.0 281 28.1 27.8 278 27.8 6 18.00 26.9 268 26.8 26.7 267 26.7 7 20.00 26.2 262 26.2 25.8 259 25.9 8 22.00 25.4 254 25.4 25.1 252 25.2 42

Sebagai pengkompensasi suhu dalam pengukuran besar TDS, besar keluaran tegangan sensor suhu kemudian diolah dengan persamaan 2.6, sehingga keluaran TDS yang ditampilkan sudah terkompensasi dengan suhu. Pada Tabel 4.6 menunjukkan perbandingan hasil TDS alat sendiri yang tanpa terkompensasi dengan suhu dengan yang sudah terkompensasi. (suhu pada saat pengujian 26,4 o C pukul 9.00 pagi) Tabel 4.7. Perbandingan TDS Tanpa Terkompensasi Suhu Dan Yang Terkompensasi. No Air yang di Uji hasil pelarutan TDSt tanpa kompensasi suhu TDSt terkompensasi Ralat % 1 0 ppm 0 ppm 0 ppm 0 % 2 20 ppm 19 ppm 20 ppm 0 % 3 61 ppm 58 ppm 60 ppm -1,64 % 4 102 ppm 98 ppm 101 ppm -0,98 % 5 142 ppm 136 ppm 140 ppm -1,41 % 6 181 ppm 174 ppm 179 ppm -1,10 % 7 200 ppm 195 ppm 201 ppm 0,50 % 4.2. Hasil pengujian Sistem Dalam pengujian, sistem akan melakukan urutan-urutan seperti pembilasan ruang uji, kemudian dilanjutkan pengisian air baku menuju ruang uji. Air baku yang sudah terisi ke dalam ruang uji akan dilakukan pengujian. Pengujian meliputi pengujian besar TDS air, ph air dan suhu air. Setelah pengujian selesai, air pengujian akan dibuang keluar, dan hasil pengujian akan menentukan apakah air baku tersebut sesuai dengan parameter pengujian dalam sistem ini. Pada pengujian sistem ini, air akan dianggap memenuhi parameter jika hasilnya meliputi TDS dalam rentang 0-200 ppm, ph dalam rentang 6,5-8,5 serta suhu air yang tidak 43

melebihi 3 o C dari suhu kamar, yaitu dalam rentang 23 o C 26 o C. Dalam tabel 4.8 akan ditunjukkan empat kondisi hasil pengujian air dan langkah akhir yang dilakukan sistem. No Tabel 4.8. Hasil pengujian air dan langkah akhir yang dilakukan sistem. Parameter yang Teruji Langkah Sistem TDS (ppm) ph Suhu 1 0 200 6,5 8,5 23 o C 26 o C Menuju keluaran UV 2 0-200 <6,5 atau >8,5 23 o C 26 o C Stop 3 0-200 6,5 8,5 <23 o C atau >26 o C Stop 4 > 200 6,5 8,5 23 o C 26 o C Menuju keluaran RO 44