BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Teknologi merupakan suatu unsur penting dalam pembangunan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya anak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan ekonomi. Perubahan-perubahan yang terjadi di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi tersebut, salah satunya dengan menggunakan handphone.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya telepon genggam atau yang biasa kita sebut handphone. Telepon


BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama para kaum remaja. Kini handphone tidak hanya. dipergunakan untuk membuat panggilan dan membuat Short Message

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu tidak lepas dari kebutuhan komunikasi dengan sesamanya,

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong

BAB I PENDAHULUAN. konsumen akan kebutuhan sarana telekomunikasi yang semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan bagi konsumen untuk berpindah dari satu merek ke

BAB 1 PENDAHULUAN. merasa bangga apabila menggunakan ponsel dengan teknologi terkini. merupakan komputer kecil yangmempunyai kemampuan sebuah ponsel

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, selama

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Setiap perusahaan ingin berhasil

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berbeda dari pada produk-produk sebelumnya, seperti Blackberry,

BAB I PENDAHULUAN. komputer dengan menggunakan internet, salah satunya menggunakan Periklanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. teknologi juga berdampak pada perkembangan produk smartphone. Beragamnya merek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dengan banyaknya hal-hal baru dalam kehidupan manusia pada

BAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi seperti saat ini tidak dapat dipungkiri sangat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Banyak

BAB I PEDAHULUAN. satu alat komunikasi yang digunakan saat ini adalah handphone.

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi memengaruhi perkembangan di berbagai bidang dan membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat di era globalisasi ini dan keadaan tersebut memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah telepon seluler (ponsel) yang mempermudah manusia untuk. tidak lepas peranannya dalam aktivitas kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Merek yang baik adalah merek yang dapat membedakan dirinya

BAB I PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manajemen pemasaran merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. 2005). Sanjaya et al. (2008) menyatakan bahwa perkembangan ini terjadi seiring

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk mengakses kemajuan teknologi informasi dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. juga iklan yang terlihat kurang menarik yang membuat kita tidak bisa mengingat. untuk memenuhi atau mencapai sasaran tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi tersebut, salah satunya dengan menggunakan handphone. Fungsi awal

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan cara berkomunikasi menjadi lebih efisien dan hemat waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Melihat fenomena masyarakat yang sangat menggandrungi smartphone

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat di mana kepemilikannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. ini. Seiring dengan hal tersebut manusia sebagai pemakai (user), teknologi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberlangsungan suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi komunikasi pada saat ini sudah sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan berpengaruh bagi masyarakat,begitupun untuk para pebisnis. Alat

BAB I PENDAHULUAN. bidang, terutama di dunia industri gadget. Melihat kondisi tersebut menyebabkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. pada era tahun 2000an dan berkembang pesat hingga kini.

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk sebelumnya, yang dimana produk yang dihasilkan banyak. handphone atau smartphone jenis tertentu sebelumnya.

BAB I. Dilihat dari perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini. kebutuhan akan komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. pesaing berarti tidak kekurangan barang. Hal ini yang membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar pada

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi. Dinamika persaingan bisnis di dunia telekomunikasi yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dengan menempatkan konsumen menjadi sasaran

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang pasti akan berkaitan dengan teknologi baik itu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan tantangan serius yang pastinya harus dihadapi. Semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami banyak perubahan pola hidup dan pola konsumsi mereka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman yang cepat, dan modern serta diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan multinasional yang berpusat di Silicon Valley, Cupertino, California.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Blackberry Limited kini sudah memasuki pasar. masuk ke pasar Indonesia melalui bantuan operator Indosat dan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis memiliki determinasi yang tinggi. Dunia usaha kegiatannya. memperluas usahanya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini, industri telekomunikasi bukanlah hal asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar produsen terjadi hampir di semua sektor industri. Salah satu

Bab 1. Pendahuluan. teknologi terutama dalam bidang telekomunikasi, informasi dapat tersebar dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengertian Smartphone 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini suatu kebutuhan akan komunikasi dan teknologi adalah hal

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi canggih yang membuat masyarakat ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. Misalnya seperti mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi perkembangan telekomunikasi semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. cepat dimana fasilitas tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi smartphone maka pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesatnya globalisasi yang menjalar ke semua sektor kehidupan. Perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. produk ini memikat hati konsumen yang membuat persaingan antar. perusahaan sangat ketat dan bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelanggan yang menguntungkan, sehingga pemasaran (marketing)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya mereka dengan efektif dan efisien, salah satunya dengan menciptakan dan melakukan pencitraan yang baik untuk mempengaruhi pandangan konsumen mengenai produk mereka, yaitu melalui citra merek. Persaingan perusahaan untuk menarik konsumen tidak lagi terbatas pada teknis dan fungsional suatu produk, tetapi juga sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakai. Merek memudahkan konsumen untuk mendefinisikan suatu produk, salah satunya dengan citra merek. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek, sama halnya ketika kita berfikir tentang orang lain. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan: jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan (Shimp, 2003). Merek yang telah mapan biasanya menjadi simbol sebagai suatu produk yang sukses, sehingga merek turut berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Meskipun di pasar banyak beredar produk-produk yang sejenis dari produk pesaing, semuanya itu akan tergantung dari pandangan konsumen terhadap merek. Jika 1

2 konsumen telah sangat paham tentang merek yang diyakininya, maka citra merek dibenak konsumen akan semakin kuat. Persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan semakin sulit untuk meningkatkan penjualan untuk tetap bertahan. Banyaknya pesaing dalam pasar dengan berbagai macam keunggulan produk yang ditawarkan membuat perusahaan semakin sulit merebut pasar pesaing. Persaingan yang ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar, perusahaan harus bekerja keras dalam mempertahankan konsumennya dengan cara membuat konsumen menjadi loyal. Menurut Nugroho (2005) loyalitas konsumen didefinisikan sebagai suatu ukuran kesetiaan dari pelanggan dalam menggunakan suatu merek produk atau merek jasa pada kurun waktu tertentu pada situasi dimana banyak pilihan produk ataupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya dan pelanggan memiliki kemampuan. Utami (2006) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan mempunyai komitmen akan berbelanja barang-barang kebutuhan dan akan mengabaikan aktivitas pesaing yang mencoba untuk menarik pelanggan. Karena hal itulah, upaya menjaga loyalitas konsumen merupakan hal penting yang harus selalu dilakukan oleh perusahaan. Mempertahankan semua pelanggan yang ada pada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian pelanggan karena biaya untuk menarik pelanggan baru bisa lima kali lipat dari biaya mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada (Kotler, 2007). Indikator dari loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2009) adalah repeat purchase (kesetiaan terhadap pembelian produk); retention (Ketahanan

3 terhadap pengaruh yang negatif mengenai perusahaan) dan referalls (mereferensikan secara total esistensi perusahaan). Perkembangan teknologi turut mendorong vendor-vendor ponsel untuk menciptakan smartphone yang lebih multifungsi dibandingkan dengan feature phone yang hanya memiliki fitur dasar sebuah ponsel. Perkembangan tersebut ditunjukan dengan munculnya berbagai jenis operating system (OS) yang hadir di pasaran seperti: Symbian, Windows Phone, Blackberry, MeeGo, Bada, IOS dan Android. Sistem operasi tersebut diciptakan untuk memberikan pengalaman(experience) yang menarik dan memberikan kemudahan dalam menggunakan ponsel. Penurunan yang dialami Nokia tidak hanya berdampak pada penjualan saja tapi penurunan lainnya dapat dilihat dari berkurangnya pengguna yang mengakses internet melalui Symbian OS. Tahun 2009 merupakan puncak kesuksesan Nokia di ranah smartphone, dimana platform Nokia memiliki jumlah pengguna aktif yang dominan dibandingkan sistem operasi lainnya. Ada pun data penurunan penggunaan akses internet tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini melalui survei yang dilakukan oleh StatCounter Global Stats.

4 GAMBAR 1 TOP SISTEM OPERASI DI INDONESIA PADA 2009-2013 Sumber: www.gs.statcounter.com Berdasarkan gambar 1 diatas pengguna smartphone Nokia berangsur turun dari tahun ke tahun. Survei yang dilakukan oleh StatCounter Global Stats tersebut merupakan survei dari pengakses internet yang didasarkan penggunaan mobile browser di masing-masing smartphone. Data tersebut memperlihatkan bahwa aktifitas pengguna Nokia terus mengalami penurunan sedangkan pesaingnya naik secara signifikan. Dapat disimpulkan penurunan aktifitas akses internet yang terjadi pada Nokia ditimbulkan dari kebiasaan pengguna yang mulai mengikuti tren sistem operasi global. Masalah tersebut dapat terjadi karena besarnya penetrasi perangkat sistem operasi lain yang lebih murah dan yang memiliki kemampuan yang sesuai kebutuhan konsumen. Hasil penelitian yang terdapat dalam Asia Media Journal, mendapatkan temuan dari beberapa negara Asia dimana penggunaan smartphone telah berhasil melampaui penggunaan feature phone. Studi tersebut mencatat Singapura, Korea,

Hong Kong, dan Taiwan memiliki persentase pengguna smartphone melebihi 50%. Cina sebagai pangsa pasar terbesar meiliki persentase pengguna smartphone sebesar 42%. Indonesia sendiri hanya memiliki persentase 19% pengguna smartphone, dibandingkan pengguna feature phone sebesar 81% sebagaimana dipaparkan dalam gambar di bawah ini. GAMBAR 2 PERSENTASE KEPEMILIKAN PONSEL BERDASARKAN TIPE PADA RENTANG USIA 16-64 TAHUN PADA TAHUN 2013 5 Sumber: Modifikasi www.asiamediajournal.com Gambar 2 di atas berdasarkan rentang usia 16-64 tahun pada tahun 2013, jumlah penggunaan smartphone di Indonesia masih sedikit apabila dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Indonesia hanya memiliki satu per lima dari total pengguna ponsel secara keseluruhan. Hal tersebut menunjukan bahwa adaptasi akan pertumbuhan smartphone di Indonesia masih kurang dibandingkan dengan negara lainnya yang berada di kawasan Asia. Namun pada tahun 2013 pertumbuhan pengguna smartphone mengalami kenaikan yang signifikan apabila dibandingan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Nokia merupakan salah satu pelopor smartphone yang sedang mengalami kemunduran. Sebagaimana menurut www.isuppli.com posisi Nokia turun sebagai sebagai vendor nomor satu di Dunia. Posisi tersebut digantikan oleh dominasi Samsung atas kesuksesan penjulan smartphone Andorid OS melalui jajaran produk Galaxy Series. Tahun 2012 merupakan pertama kalinya bagi Nokia tidak berada dalam posisi pertama untuk pengiriman ponsel selama setahun sejak tahun 1998. Laporan International Data Corporation (IDC) pada kuartal empat tahun 2012, market share Samsung dan Apple masing-masing memiliki market share sebesar 29% dan 21,8%. Posisi ketiga, Huawei memiliki persentase sebesar 4,9%. Posisi keempat dan kelima ditempati oleh Sony dan ZTE dengan masing-masing 4,5% dan 4,3%. Sedangkan Nokia dan RIM tidak mampu menempati lima besar daftar penjualan smartphone. Rincian lengkap tersaji dalam market share penjualan smartphone global pada tahun 2011 dan 2012 pada gambar berikut. TABEL I MARKET SHARE PENJUALAN SMARTPHONE GLOBAL PADA KUARTAL 4 TAHUN 2011 DAN 2012 Vendor Market Share Shipment (in Millions) Q4 2012 Q4 2013 Q4 2012 Q4 2013 Samsung 22.5% 29.0% 36.2 63.7 Apple 23.0% 21.8% 37.0 47.8 Huawei 3.5% 4.9% 5.7 10.8 Sony 3.9% 4.5% 6.3 9.8 XTE 4.0% 4.3% 6.4 9.5 Other 43.1% 35.5% 69.2 77.8 Total 100.0% 100.0% 160.8 219.4 Sumber: www.idc.com Berdasarkan tabel I di atas Nokia tidak tercantum ke dalam lima besar market share sebagai vendor terbesar di dunia. Penurunan posisi Nokia dalam market share smartphone dunia tidak lain karena tingginya persaingan antar vendor dalam inovasi 6

produk. Salah satu penyebabnya adalah mulai beralihnya dukungan developer penyedia aplikasi terhadap sistem operasi Symbian yang diusung Nokia. Selain itu sistem operasi Windows Phone yang baru diadopsinya belum mampu memikat perhatian para konsumen sekaligus menempatkan posisinya hanya di kategori others. Tren peralihan sistem operasi smartphone juga terjadi di pasar Indonesia, sistem operasi Symbian mulai ditinggalkan oleh penggunannya. Perpindahan pengguna Symbian OS berkaitan dengan konsumen yang mulai mengadopsi sistem operasi lain yang dirasa lebih memenuhi kebutuhan, gaya hidup dan tren yang sedang terjadi di kalangan masyarakat. Market share terhadap sistem operasi oleh pengguna di Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini. GAMBAR 3 MARKET SHARE SMARTPHONE BERDASARKAN SISTEM OPERASI DI INDONESIAPADA TAHUN 2012 7 Sumber: www.businessweek.com Dari gambar 3, data yang diperoleh dari businessweek.com ini menunjukkan market share smartphone berdasarkan sistem operasi di Indonesia pada tahun 2012 yang tertera pada gambar di atas diolah berdasarkan hasil riset IDC yang menyatakan bahwa sebanyak 52% masyarakat Indonesia sudah mengadopsi sistem operasi

Andorid pada kuartal 2 tahun 2012. Penurunan market share symbian diakibatkan keadaan eksternal Nokia yang kurang mampu bersaing dengan sistem operasi lain, dimana Blackberry merupakan platform yang memiliki kelebihan pada bidang sosial media. Sedangkan Andorid OS memiliki kelebihan open source dan ios yang unggul di sektor entertainment dan eksklusifitas. Persaingan yang terjadi diantara para vendor ponsel tersebut tidak hanya membuat Nokia mengalami penurunan pangsa pasar saja tetapi membuat brand index smartphone Nokia turun. Pada gambar di bawah dapat diketahui bahwa Nokia baik brand maupun peringkatnya terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Penurunan yang didasarkan hasil survei Top Brand Index (TBI) Indonesia, memperlihatkan bahwa ingatan konsumen akan smartphone bukan pada Nokia melainkan kepada merek lain yang sedang mengalami kenaikan seperti Blackberry. Padahal pada tahun 2010 Nokia masih menguasai pangsa pasar lebih dari 70% dan vendor smartphone lainya memiliki persentase jauh lebih sedikit dibandingkan Nokia. TABEL II TOP BRAND INDEX (TBI) KATEGORI SMARTPHONE PADA TAHUN 2010-2013 Merek Tahun Peringkat 2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 Nokia 72.0% 39.7% 37.9% 37.0% 1 2 2 2 Blackberry 4.3% 41.5% 40.7% 39.0% 2 1 1 1 Samsung 3.3% 5.3% 6.6% 11.1% 4 3 3 3 Sony 4.3% 3.3% 3.6% - 3 4 4 - Merek Lain 16.1% 10.2% 11.2% - - - - - Sumber: www.topbrand-award.com Pada tabel II di atas menunjukkan TBI kategori smartphone pada tahun 2010-2013 yang memperlihatkan merek-merek smartphone terbaik menurut 8

9 perhitungan TBI. Perhitungan yang dilakukan oleh TBI tersebut mengacu pada tiga variabel yang terdiri dari mind share yang menunjukkan kekuatan merek di dalam benak konsumen dari kategori produk masing-masing. Variabel kedua market share menunjukkan kekuatan merek di pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual konsumen. Variabel ketiga, commitmen share menunjukkan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek yang di masa depan. Dengan kata lain peran brand pada smartphone Nokia sudah tidak lagi mampu mempengaruhi kosumen untuk menggunakan produk Nokia. Penurunan lain yang dialami Nokia yakni brand share sebagai perusahaan smartphone. Penurunan tersebut mengingat Nokia memproduksi ponselnya secara multi brand, dimana tidak hanya smartphone saja yang dibuat, tetapi fature phone seperti seri Asha dan Xpressmusic dipasarkan secara bersamaan. Dengan demikian presepsi masyarakat tentang brand share smartphone lebih kepada perusahaan yang hanya fokus pada pengembangan smartphone saja seperti Blackberry dan Apple. Atas dasar penurunan ekuitas merek tersebut Nokia berusaha untuk menjaga mereknya untuk tetap dipercaya masyarakat sebagai vendor yang bagus dalam memproduksi smartphone. Salah satu upaya yang ditempuh yakni melalui viral marketing. Dengan cara tersebut digunakan meningkatkan kesadaran merek Nokia sebagai produsen smartphone yang terpercaya yang pada akhirnya ekuitas mereknya dapat meningkat kembali. Penelitian Nalau (2012), Brand Image terhadap Loyalitas Pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda. Spesifikasi penelitian ini menganalisis bagian-bagian dari brand image. Tujuannya adalah untuk menganalisis pengaruh dari bagian-bagian brand image pada loyalitas pelanggan dari J.CO Donuts & Coffee di

10 Plaza Mulia Samarinda. Hasil penelitian berdasarkan tes statistik bahwa semua variabel dari brand image yaitu favorability of brand association, strength of brand association and uniqueness of brand association (Uji F) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil Uji t, favorability of brand association and uniqueness of brand association memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, sedangkan strenght of brand association memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan pada loyalitas pelanggan. Penelitian oleh Pradipta (2012), Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh citra merek (brand image) terhadap loyalitas konsumen produk oli pelumas PT Pertamina (Persero) Enduro 4T di Makassar. Dari penelitian ini dapat disimpulkan berdasarkan uji statistik bahwa variabel citra merek yang terdiri dari dimensi citra pembuat, citra pemakai, dan citra produk secara bersama-sama (simultan-uji F) memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel loyalitas konsumen. Berdasarkan uji t, citra pembuat berpengaruh negatif dan tidak signifikan (fluktuatif) terhadap loyalitas konsumen, citra pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen, dan citra produk berpengaruh positif dan tidak signifikan (fluktuatif) terhadap loyalitas konsumen. Penelitian oleh Sari, Dharma, dan Lindawati (2012), tentang The Effect Of Corporate Image And Brand Associations On Consumer Loyalty To The Brand Pepsodent Toothpaste In The Desert City. Hasil penelitian menunjukkan citra perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi merek pepsodent di kota Padang. Adapun asosiasi merek tidak berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi merek pepsodent di kota Padang.

11 Hubungan antara citra merek dengan loyalitas konsumen terletak pada keyakinan- keyakinan dan pilihan konsumen atas suatu merek adalah merupakan sikap konsumen. Freddy Rangkuti (2000) mengatakan bahwa Apabila konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu yang disebut dengan loyalitas merek. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil masalah penelitian dengan judul: Pengaruh Citra Merek Produk Nokia Terhadap Loyalitas Konsumen. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba mengidentifikasi permasalahan sebagai bahan untuk penelitian dan analisis sebagai berikut: 1. Bagaimana citra merek produk Nokia di mata konsumen? 2. Bagaimana loyalitas konsumen pada produk Nokia? 3. Bagaimana pengaruh citra merek produk Nokia terhadap loyalitas konsumen? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data, mencari dan mendapatkan informasi mengenai citra merek produk Nokia dan loyalitas konsumen pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah:

12 1. Untuk mengetahui dan menganalisis citra merek produk Nokia di mata konsumen. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis loyalitas konsumen pada produk Nokia. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek produk Nokia terhadap loyalitas konsumen. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan relevan yang dapat digunakan oleh: 1. Penulis Hasil penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan mengenai citra merek dan loyalitas konsumen. 2. Perusahaan Diharapkan pihak perusahaan dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan citra merek dan loyalitas konsumen untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dan meningkatkan laba perusahaan. 3. Akademis Bagi para Akademisi diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam pembahasan pengaruh citra merek terhadap loyalitas konsumen atau bahkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian berikutnya.