UPAYA YANG DAPAT DITEMPUH OLEH KREDITOR APABILA OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG AKAN DILELANG DIKUASAI OLEH PIHAK KETIGA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

KEWENANGAN PELAKSANAAN EKSEKUSI OLEH KREDITUR TERHADAP JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

AKIBAT PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA DAN KEKUATAN HUKUM SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA YANG DITERBITKAN OLEH KANTOR PENDAFTARAN FIDUSIA

Oleh : Made Bagus Galih Adi Pradana I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website :

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

PENDAFTARAN FIDUSIA DALAM PRAKTEK PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT RAGA JAYATAMA DI BATUBULAN GIANYAR

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM HAL BENDA JAMINAN BERALIH

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB III PENUTUP. ditentukan 3 (tiga) cara eksekusi secara terpisah yaitu parate executie,

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

Hak Paten Sebagai Objek Jaminan Kebendaan

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK KETIGA (NATUURLIJKE PERSOON) DALAM HUKUM KEPAILITAN TERKAIT ADANYA ACTIO PAULIANA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai orang perseorangan dan badan hukum 3, dibutuhkan penyediaan dana yang. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Lex Privatum Vol. V/No. 4/Jun/2017

EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

TINJAUAN TENTANG KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN APABILA ADA PERLAWANAN DARI DEBITUR WANPRESTASI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

sebagaimana tunduk kepada Pasal 1131 KUHPer. Dengan tidak lahirnya jaminan fidusia karena akta fidusia tidak didaftarkan maka jaminan tersebut

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DALAM UU.NO.4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA- BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

EKSEKUSI TERHADAP SAHAM YANG DIGADAIKAN BERKAITAN DENGAN BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU GADAI DALAM SCRIPLESS TRADING SYSTEM

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR PENERIMA

Oleh: I Wayan Suatmaja Mimba Dewa Gede Rudy Suatra Putrawan Program Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB V PENUTUP A. Simpulan

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG-PIUTANG YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

PELAKSANAAN PENGIKATAN JAMINAN FIDUSIA DALAM KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menyebar ke bagian Asean lainnya termasuk Indonesia.

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN PADA PT. BANK. MANDIRI (PERSERO) Tbk. BANDAR LAMPUNG. Disusun Oleh : Fika Mafda Mutiara, SH.

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN BERDASARKAN PARATE EKSEKUSI SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN

PERMOHONAN EKSEKUSI KEPADA PENGADILAN NEGERI BERKAITAN DENGAN PERJANJIAN FIDUSIA TERHADAP JAMINAN YANG DIGELAPKAN

BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

Oleh: Arga Jongguran Tio Debora Sitinjak. Ngakan Ketut Dunia Marwanto Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

Imma Indra Dewi Windajani

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP PENGGADAIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG DIBEBANI DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI PT. BPR KHRISNA DARMA ADIPALA ABIANSEMAL BADUNG

Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/2017

PELAKSANAAN PERATURAN KAPOLRI NO. 8 TAHUN 2011 DALAM PENGAMANAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DI KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di

ANALISIS EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan pemenuhan kebutuhan taraf hidup. Maka dari itu anggota masyarakat

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMENANG LELANG TERKAIT KEPEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE

KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA BERDASAR UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 4 Tahun 1996 angka (1). Universitas Indonesia. Perlindungan hukum..., Sendy Putri Maharani, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

Pembebanan Jaminan Fidusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

EKSEKUSI RIEL PUTUSAN HAKIM TERHADAP BENDA TIDAK BERGERAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

SAHAM PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI OBJEK JAMINAN GADAI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP HARTA KEKAYAAN DEBITOR

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN PARA KREDITOR AKIBAT ACTIO PAULIANA DALAM HUKUM KEPAILITAN

WEWENANG KURATOR DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN PAILIT OLEH PENGADILAN

YURISTIA EKA ERWANDA [Type the document title]

BAB III UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI ATAS OBJEK FIDUSIA BERUPA BENDA PERSEDIAAN YANG DIALIHKAN DENGAN JUAL BELI

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH MENURUT UNDANG - UNDANG NOMOR 04 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN

PEJABAT LELANG TERANCAM HUKUMAN 5 TAHUN PENJARA.

Transkripsi:

UPAYA YANG DAPAT DITEMPUH OLEH KREDITOR APABILA OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG AKAN DILELANG DIKUASAI OLEH PIHAK KETIGA Oleh: Ida Bagus Guntur Ida Ayu Sukihana A.A. Gede Agung Dharmakusuma Hukum Bisnis Fakultas hukum Universitas Udayana Abstrak Jaminan fidusia memberikan hak bagi pemberi fidusia untuk tetap menguasai objek jaminan fidusia. Permasalahan dapat timbul apabila pada saat akan di eksekusi objek jaminan ternyata sudah dikuasai oleh pihak ketiga. Rumusan permasalahan yaitu Bagaimanakah upaya yang dapat ditempuh oleh kreditor apabila Balai Lelang Negara tidak dapat melakukan eksekusi karena objek jaminan fidusia tersebut dikuasai oleh pihak ketiga? Metode penelitian yang dipergunakan yaitu metode penelitian hukum normatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Upaya yang dapat ditempuh oleh kreditor apabila Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) tidak dapat melakukan eksekusi karena objek jaminan fidusia tersebut dikuasai oleh pihak ketiga maka kreditor dapat meminta bantuan kepada pihak kepolisian berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia. Kata Kunci: kreditor, fidusia, lelang, pihak ketiga Abstract Fiduciary guarantee (jaminan fidusia) entitles the fiduciary giver to keep control of the object fiduciary. Problems can arise if the fiduciary object was already controlled by third parties when it was executed. The statements of problems can be formulated as follows. what are the efforts of creditors if State asset and Auction Service Office cannot execute the object of fiduciary as it has been managed by a third party? The research method used is the normative legal research method.based on the results of this research, it can be concluded that An attempt that can be taken by creditors if KPKNL cannot do execution of the fiduciary object which is controlled by the third parties is that they can ask for help to the police by the Police Chief Regulation of the Republic of Indonesia Number 8 of 2011 concerning Execution Safety of Fiduciary Guarantee. Keywords: creditors, fiduciary, auction, a third party 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga jaminan fidusia memungkinkan kepada para pemberi fidusia untuk menguasai benda yang dijaminkan, untuk melakukan kegiatan usaha yang dibiayai dari pinjaman dengan menggunakan jaminan fidusia. Dalam hal ini yang diserahkan hanyalah hak kepemilikan dari benda tersebut secara yuridis atau yang dikenal dengan istilah consititutum possesorium. Pada awalnya, benda yang menjadi objek fidusia hanya terbatas pada kekayaan benda bergerak yang berwujud dalam bentuk benda benda dalam persedian (inventory), benda dagangan, piutang, peralatan mesin dan kendaraan bermotor. 1 Penggunaan benda jaminan bergerak pada perjanjian kredit dapat menimbulkan hambatan karena benda jaminan bergerak bisa saja hilang atau musnah dan nilai dari benda bergerak tersebut setiap tahun akan menyusut. 2 Menurut ketentuan yang diatur dalam Pasal 23 Ayat (2) Undang-Undang Jaminan Fidusia nomor 42 Tahun 1999 (UUJF) menyatakan bahwa : Pemberi Fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan, atau menyewakan kepada pihak lainbenda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia yang tidak merupakan benda persediaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Penerima Fidusia. Permasalahan dalam pemberian kredit dengan jaminan fidusia dapat terjadi pada saat pelelangan objek jaminan fidusia akan dilaksanakan. Pelelangan menjadi terhambat karena bisa saja objek jaminan fidusia tersebut telah dikuasai oleh orang lain atau pihak ketiga. Dalam hal ini tentunya proses eksekusi menjadi terhambat. Dalam UUJF sebagai dasar hukum dari pemberian jaminan dengan fidusia juga tidak mengatur secara spesifik mengenai upaya yang dapat dilakukan oleh pihak kreditor apabila objek jaminan yang akan dieksekusi dikuasai oleh pihak ketiga. 1 Salim HS,2008. Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, (selanjutnya disebut Salim I) h. 46 2 Ni made Trisna Dewi, 2011, Tanggung Jawab Debitor Terhadap. Musnahnya Benda Jaminan Fidusia. Dalam Perjanjian Kredit Bank, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, h. 5 2

1.2 Tujuan Tujuanya adalah untuk mengetahui upaya yang dapat ditempuh oleh kreditor apabila Balai Lelang Negara tidak dapat melakukan eksekusi karena objek jaminan fidusia tersebut dikuasai oleh pihak ketiga II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini dikualifikasikan sebagai penelitian hukum normatif. Adapun penelitian hukum normatif mencakup penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum, penelitian sejarah hukum dan penelitian perbandingan hukum. 3 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Upaya Kreditor Apabila Balai Lelang Negara Tidak Dapat Melakukan Eksekusi Kaena objek Jaminan Fidusia Dikuasai Pihak Ketiga Eksekusi adalah tindakan paksaan oleh Pengadilan terhadap pihak yang kalah dan tidak mau melaksanakan putusan dengan sukarela. 4 Eksekusi dalam perkara perdata adalah upaya kreditor untuk merealisasikan haknya secara paksa jika debitor tidak secara sukarela memenuhi kewajibannya yang tidak hanya putusan hakim, tetapi pelaksanaan Grosse Akta serta pelaksanaan putusan dari institusi yang berwenang atau bahkan kreditor secara langsung. Tidak adanya objek jaminan dalam penguasaan debitor salah satunya dapat dikarenakan diperjualbelikan lagi. Terhadap hal tersebut, mengakibatkan kreditor tidak memperoleh pemenuhan dari pelunasan piutangnya. Berdasarkan pasal 23 ayat (2) UUJF, dapat diketahui bahwa tindakan debitor mengalihkan objek Jaminan Fidusia tanpa persetujuan tertulis dari kreditor adalah termasuk dalam perbuatan melawan hukum dan dilarang oleh UUJF. Eksekusi jaminan fidusia dapat dilakukan dalam hal pemberi fidusia (debitur) berada dalam keadaan cidera janji (wanprestasi). Pemberi Fidusia wajib menyerahkan benda yang menjadi obyek 3 Soeryono Soekanto, 2000, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, h. 51 4 Retnowulan Sutantio da Iskandar Oeripkartawinata, 1997, Hukum Acara PerdataDalam Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, h. 10 3

Jaminan Fidusia dalam rangka pelaksanaan eksekusi Jaminan Fidusia. Apabila pemberi fidusia tidak menyerahkan benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia pada waktu eksekusi dilaksanakan, penerima fidusia berhak mengambil benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia dan apabila perlu dapat meminta bantuan pihak yang berwenang. Atas dasar itu dibentuklah Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia. Lembaga kepolisian adalah organ pemerintah yang ditetapkan sebagai suatu lembaga dan diberikan kewenangan menjalankan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kewenangan Kepolisian didalam mengamankan pelaksanaan eksekusi Jaminan Fidusia adalah bertujuan agar terselenggaranya pelaksanaan eksekusi Jaminan Fidusia secara aman, tertib, lancar dan dapat dipertanggung jawabkan serta terlindunginya keselamatan dan keamananan Penerima Jaminan Fidusia, Pemberi Fidusia dan/ atau masyarakat dari perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian harta benda dan keselamatan. Artinya ruang lingkup Kepolisian dalam rangka pengamanan eksekusi Jaminan Fidusia adalah dalam lingkup melindungi keselamatan dan keamanan para Pihak (Pemberi dan Penerima Fidusia) serta masyarakat secara umum dari tindakan, perbuatan dan hal-hal yang merugikan harta benda dan keselamatan. III. KESIMPULAN 1. Upaya yang dapat ditempuh oleh kreditor apabila KPKNL tidak dapat melakukan eksekusi karena objek jaminan fidusia tersebut dikuasai oleh pihak ketiga apabila terjadi kesulitan dalam melakukan eksekusi objek jaminan fidusia maka kreditor dapat meminta bantuan kepada pihak kepolisian berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia. 4

DAFTAR PUSTAKA Ni made Trisna Dewi, 2011, Tanggung Jawab Debitor Terhadap. Musnahnya Benda Jaminan Fidusia. Dalam Perjanjian Kredit Bank, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Retnowulan Sutantio da Iskandar Oeripkartawinata, 1997, Hukum Acara PerdataDalam Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung Salim HS,2008. Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Soerjono Soekanto, 2000, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta Subekti, 2002, Hukum Perjanjian, Intermassa, Jakarta PERATURAAN Undang-Undang Jaminan Fidusia nomor 42 Tahun 1999 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 5