BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

(Sugiyono,2013hlm.76) Keterangan : E = kelas eksperimen yang dipilih secara acak K = kelas kontrol yang dipilih secara acak

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Pratest Perlakuan Pascates

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E O1 X1 O2 K O3 X2 04

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental

BAB 3 METODE PENELITIAN. ini senada dengan yang dikatakan Sugiyono (2011: 2), metode penelitian pada

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan desain penelitian, subjek penelitian, teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Darham 42, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemungkinan hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship) dengan cara

O 1 X O 2. Keterangan: O 1 = nilai pretest O 2 = nilai posttest X = pembelajaran dengan menggunakan media audio visual ilustrasi tokoh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen semu karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN E: O 1 X O 2 C: O 3 Y O 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2011 : 2) secara kuantitatif maupun kualitatif. (Arikunto, 2006: 10).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. adalah metode eksperimen. Jenis penelitian eksperimen dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode

Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen Pretest-posttest Control Group Design Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 Y O4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007: 3). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen semu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini, akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan pemerolehan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen kuasi.

BAB III METODE PENELITIAN

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

Group pretest treatment posttest A O1 X O2 B O3 O4

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi atau eksperimen semu. Metode aksperimen kuasi ini termasuk kepada penelitian kuantitatif. Metode eksperimen kuasi ini merupakan metode eksperimen semu dengan kata lain tidak seluruh variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat dapat dikontrol. Penggunaan metode penelitian tersebut dipilih untuk mengetahui penggunaan model sinektik dengan media film pendek dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan kelas kontol dan kelas eksperimen. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melihat perbandingan antara kelas yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model sinektik dengan media film pendek serta kelas yang tidak diberikan model pembelajaran dengan media pembelajaran tersebut. Dengan adanya perbandingan tersebut, keberhasilan penggunaan model sinektik dengan media film pendek ini akan lebih terlihat. B. Desain Penelitian Desain penelitian ini yaitu memberikan tindakan berupa pembelajaran menulis cerpen pada kelas eksperimen, sedangkan hasil dari penelitian ini melihat ada atau tidaknya perbedaan kemampuan menulis cerpen setelah dan sebelum pemberian tindakan tersebut. Dengan demikian, peneliti akan menggunakan tes awal (prates) dan tes akhir (pascates) pada subjek penelitian. Berdasarkan penjelasan sebelumnya peneliti menggunakan rancangan penelitian eksperimen kuasi berupa rancangan kelompok Nonekuivalen. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

32 Rancangan ini sangat sering digunakan dalam penelitian. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut. Desain Penelitian Rancangan Kelompok Nonekuivalen O 1 X O2 (Eksperimen) O3 O4 (kontrol) O1: Nilai prates sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model sinektik dengan media film pendek. O2: Nilai pascates sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model sinektik dengan media film pendek. O3: Nilai prates sebelum mengikuti pembelajaran. O4: Nilai pascates sesudah mengikuti pembelajaran. X : Perlakuan berupa penggunaan model sinektik dengan media film pendek. C. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel penelitian ini akan dijelaskan berikut ini. a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2013:117) Berdasarkan dari pengertian populasi tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

33 Berikut adalah data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung. Tabel 3.1 Data Populasi Siswa Kelas VII SMPN 29 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 Kelas Siswa P L Jumlah Siswa Kelas VII A 16 19 35 Kelas VII B 17 13 30 Kelas VII C 17 18 35 Kelas VII D 14 18 32 Kelas VII E 16 14 30 Kelas VII F 17 19 36 Kelas VII G 22 13 35 Kelas VII H 18 17 35 Kelas VII I 22 13 35 Kelas VII J 23 12 35 Kelas VII K 17 19 36 Kelas VII L 19 16 35 Kelas VII M 18 17 35 Total Jumlah 236 208 444 b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2013:118). Sampel yang diambil dari populasi harus representatif. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, terdapat berbagai teknik dalam pengambilan sampel. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

34 Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik simple random sampling. Teknik simple random sampling ini merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. (Sugiyono, 2013:120). Penulis memilih teknik simple random sampling ini karena populasi homogen, atau dengan kata lain populasi pada penelitian ini dianggap memiliki kemampuan yang sama dalam menulis cerpen dan juga tidak berstrata karena populasi pada penelitian ini seluruhnya adalah siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung. Adapun cara pengambilan sampel dilakukan dengan undian. Melalui cara undian itu didapatkan sampel untuk penelitian ini yaitu kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol. D. Definisi Operasional Definisi operasional sangat penting agar penulis dan pembaca memiliki persepsi yang sama tentang penelitian yang akan dilakukan. Penulis medefinisikan variabel-veriabel yang akan diteliti sebagai berikut. 1. Model sinektik adalah suatu rencana atau pola pembelajaran yang mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru. 2. Media film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang. 3. Pembelajaran menulis cerpen adalah pembelajaran menulis sebuah karangan narasi yang pendek, yang menyajikan cerita serta masalah yang tidak terlalu rumit untuk dipecahkan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dalam bentuk tes. Teknik pengumpulan data berupa tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa. Tes pada penelitian ini terdiri dari tes awal (prates) dan tes akhir (pascates). Tes awal Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

35 dilakukan sebelum siswa diberi perlakuan berupa pembelajaran yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas eksperimen, sedangkan tes akhir diberikan setelah siswa diberi perlakuan berupa pembelajaran yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek pada kelas eksperimen. Tes akhir ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan setelah perlakuan khusus pada kelas eksperimen. Adapun tes akhir ini dilakukan di kelas kontrol agar peneliti dapat membandingkan hasil akhir dari kelas kontrol ini dengan kelas eksperimen. 1. Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan untuk tes adalah lembar tes. Lembar tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek. Dalam penelitian ini, tes dilakukan dua tahap yaitu tahap prates dan tahap pascates. Berikut adalah lembar tes yang digunakan untuk menguji kemampuan siswa baik prates maupun pascates. Tes Menulis Cerita Pendek Kerjakanlah soal berikut dengan seksama! Buatlah sebuah cerita pendek dengan judul yang menarik dengan tema bebas kemudian perhatikan pula hal-hal berikut. 1) Kelengkapan unsur-unsur cerita pendek mencakup alur, tokoh, latar, sudut pandang, penceritaan, dan gaya bahasa. 2) Kepaduan antarunsur cerpen. 3) Kesesuain penggunaan bahasa dan EYD. Berikut pedoman kriteria penilaian cerpen yang digunakan dalam penelitian ini. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

36 Tabel 3.2 Pedoman Kriteria Penilaian Cerpen No Aspek yang Dinilai Kriteria dan Skor 1. Kelengkapan aspek 25 = Memuat judul, nama pengarang, dialog dan formal narasi 20 =Hanya memuat tiga sub aspek (misalnya hanya memuat judul, nama pengarang dan narasi) 15 =Hanya memuat dua subaspek (misalnya hanya memuat judul dan narasi) 10 =Hanya memuat satu subaspek (misalnya hanya memuat narasi) 2. Kelengkapan unsur 25 = memuat intrinsik cerpen 1. fakta cerita (alur, tokoh dan latar) 2. sarana cerita (sudut pandang 3. penceritaan, dan gaya bahasa) 4. pengembangan isi yang relevan dengan judul. 20 = memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap (misalnya dalam fakta cerita hanya memuat alur dan tokoh tanpa disertai latar yang jelas) 15 = hanya memuat dua subaspek (misalnya hanya memuat fakta cerita dan sarana cerita) 10 = hanya memuat satu subaspek (misalnya hanya memuat fakta cerita) 3. Keterpaduan 25 = Struktur disusun dengan memerhatikan unsur/struktur cerpen 1) kaidah plot (kelogisan, rasa ingin tahu, Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

37 4. Kesesuaian penggunaan bahasa cerpen kejutan dan keutuhan) dan penahapan plot (awal, tengah dan akhir) 2) dimensi tokoh (fisiologis, psikologis, dan sosiologis) 3) dimensi latar (tempat, waktu, dan sosial) 20 = Memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap (misalnya kaidah plot hanya menunjukan rasa ingin tahu dan kejutan, namun tidak menunjukan keutuhan) 15 = Hanya memuat dua subaspek 10 = Hanya memuat satu subaspek 25 = menggunakan 1) kaidah EYD 2) keajekan penulisan 3) ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh dan latar 20 = memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap (misalnya masih ditemukan katakata yang tidak sesuai dengan EYD) 15 = hanya memuat dua subaspek (misalnya hanya menggunakan kaidah EYD dan keajekan penulisan) Sumber: Sumiyadi. 2010. Kriteria Penilaian Cerpen 2. Instrumen Perlakuan 10 = hanya memuat satu subaspek (misalnya hanya menggunakan kaidah EYD) Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan faktor penting dalam melaksanakan pembelajaran sebagai pedoman bagi guru untuk mencapai Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

38 tujuan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

39 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Alokasi Waktu : SMP Negeri 29 Bandung : Bahasa Indonesia : VII/2 : Teks Cerita Pendek : 2 x 40 menit A. Kompetensi Inti Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori B. Kompetensi Dasar Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menulis cerita pendek. D. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Siswa mampu menyusun kerangka untuk menulis cerita pendek. 2. Siswa mampu mengembangkan kerangka menjadi sebuah cerita pendek. E. Materi Pembelajaran Unsur-unsur cerita pendek

40 Unsur Intrinsik a. Tema Tema adalah pokok gagasan. Tema merupakan dasar bagi pengembangan cerita pendek oleh karena itu untuk dapat mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi secara menyeluruh terhadap berbagai unsur cerita. b. Tokoh dan Penokohan Tokoh adalah pelaku dalam cerita Penokohan adalah watak yang digambarkan pengarang dalam karyanya. c. Plot atau Alur Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita melalui perkenalan, klimaks dan penyelesaian. d. Setting atau Latar Setting atau latar yaitu lingkungan atau tempat serta waktu yang terdapat dalam cerita. Latar ini dapat memperkuat tema, menuntun watak tokoh, dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan sosial. e. Sudut Pandang Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. f. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan Bahasa atau gaya bahasa dalam menulis cerpen ini dipengaruhi oleh pemilihan kata, struktur kalimat atau majas yang dipilih oleh pengarang. Pengarang menggunakan bahasa untuk menyatakan gaya (tone), atau sikap terhadap pokok persoalan. Unsur Ekstrinsik a. pandangan hidup pengarang b. lingkungan hidup pengarang

41 c. keadaan psikologi pengarang Pengertian model sinektik Model sinektik adalah suatu rencana atau pola pembelajaran yang mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru. Aktivitas Metaforis model sinektik a. Analogi langsung merupakan perbandingan dua objek atau konsep. Analogi langsung ini berfungsi untung membandingkan kondisi-kondisi atau situasi yang asli pada situasi lain untuk menghadirkan pandangan baru tentang gagasan atau masalah. b. Hakikat analogi personal adalah pada keterlibatan berempatik. Siswa harus merasa menjadi bagian fisik dari masalah tersebut. Analogi personal mengharuskan lepasnya identitas diri sendiri menuju ruang dan objek yang lain. c. Konflik padat secara umum didefinisikan sebagai frasa yang terdiri dari dua kata di mana kata-kata tersebut nampak berlawanan dengan kata yang lain. Musuh yang bersahabat merupakan salah satu contohnya. F. Alokasi Waktu 4 x 40 Menit G. Model Pembelajaran Model Sinektik H. Metode Pembelajaran Tanya jawab, ceramah, dan latihan

42 I. Kegiatan Pembelajaran No 1. Kegiatan Awal Kegiatan Alokasi Waktu 10 menit 1) Mengondisikan kelas (mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa) 2) Melakukan apersepsi. 3) Menyampaikan informasi mengenai kompetensi, materi, tujuan, dan manfaat pembelajaran pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2 Kegiatan Inti Pertemuan pertama 1) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai cerita pendek. 2) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai unsurunsur cerita pendek. 3) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkahlangkah menulis cerita pendek dengan model sinektik. 4) Siswa menyimak video film pendek berjudul Ibu. 5) Siswa mendeskripsikan cerita dalam film 6) Siswa melakukan analogi langsung. 7) Siswa menganalogikan dirinya menjadi tokoh dalam film (analogi personal) 8) Siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dia miliki menjadi sebuah cerita pendek. Pertemuan kedua 1) Siswa menyimak video film pendek berjudul Keripik Sukun Mbok Darmi. 2) Siswa mendeskripsikan cerita dalam film 60 menit

43 3) Siswa melakukan analogi langsung. 4) Siswa menganalogikan dirinya menjadi tokoh dalam film (analogi personal) 5) Siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah dia miliki menjadi sebuah cerita pendek. 3 Kegiatan Akhir 1) Siswa melakukan refleksi 2) Siswa mendapat kesempatan untuk bertanya. 3) Siswa bersama guru menyimpulkan isi pembelajaran. 10 Menit J. Alat dan Sumber Belajar a. Power point b. Laptop dan Proyektor c. Speaker d. Film Pendek e. Spidol dan papan tulis f. Buku pelajaran siswa kelas VII K. Penilaian Prosedur : Tes Jenis : Tes mengarang Bentuk : Uraian

44 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Alokasi Waktu : SMP Negeri 29 Bandung : Bahasa Indonesia : VII/2 : Teks Cerita Pendek : 2 x 40 menit A. Kompetensi Inti Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori B. Kompetensi Dasar Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan C. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat menulis cerita pendek. D. Indikator Pencapaian Kompetensi a. Siswa mampu memilih topik yang menarik untuk menulis cerita pendek. b. Siswa mampu mengembangkan topik menjadi sebuah cerita pendek. E. Materi Pembelajaran Unsur-unsur cerita pendek Unsur Intrinsik

45 a. Tema Tema adalah pokok gagasan. Tema merupakan dasar bagi pengembangan cerita pendek oleh karena itu untuk dapat mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi secara menyeluruh terhadap berbagai unsur cerita. b. Tokoh dan Penokohan Tokoh adalah pelaku dalam cerita Penokohan adalah watak yang digambarkan pengarang dalam karyanya. c. Plot atau Alur Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita melalui perkenalan, klimaks dan penyelesaian. d. Setting atau Latar Setting atau latar yaitu lingkungan atau tempat serta waktu yang terdapat dalam cerita. Latar ini dapat memperkuat tema, menuntun watak tokoh, dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan sosial. e. Sudut Pandang Sudut Pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. f. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan Bahasa atau gaya bahasa dalam menulis cerpen ini dipengaruhi oleh pemilihan kata, struktur kalimat atau majas yang dipilih oleh pengarang. Pengarang menggunakan bahasa untuk menyatakan gaya (tone), atau sikap terhadap pokok persoalan. Unsur Ekstrinsik a. pandangan hidup pengarang b.lingkungan hidup pengarang c. keadaan psikologi pengarang

46 F. Alokasi Waktu 4 x 40 Menit G. Model Pembelajaran Model Sugesti-imajinatif H. Metode Pembelajaran Tanya jawab, ceramah, dan latihan I. Kegiatan Pembelajaran No 1. Kegiatan Awal Kegiatan Alokasi Waktu 10 menit 1. Mengondisikan kelas (mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa) 2. Melakukan apersepsi. 3. Menyampaikan informasi mengenai kompetensi, materi, tujuan, dan manfaat pembelajaran pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2 Kegiatan Inti Pertemuan pertama 1) Siswa mengungkapkan pengetahuannya mengenai cerita pendek. 2) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai unsurunsur cerita pendek. 3) Siswa menyimak lagu berjudul Ibu yang diputarkan guru serta menyimak lirik lagu dengan seksama sebagai insprasi untuk mencari topik untuk menulis cerpen. 4) Siswa menulis cerita pendek berdasarkan topik yang 65 menit

47 telah dia pilih dengan diiringi lagu. Pertemuan kedua 1) Siswa menyimak lagu berjudul Jangan Menyerah yang diputarkan guru serta menyimak lirik lagu dengan seksama sebagai insprasi untuk mencari topik untuk menulis cerpen. 2) Siswa menulis cerita pendek berdasarkan topik yang telah dia pilih dengan diiringi lagu. 3 Kegiatan Akhir 1) Siswa melakukan refleksi 2) Siswa mendapat kesempatan siswa untuk bertanya. 3) Siswa bersama guru menyimpulkan isi pembelajaran. 5 menit J. Alat dan Sumber Belajar a. Lagu b. Teks lirik lagu c. Speaker d. Laptop e. Papan tulis dan spidol f. Buku pelajaran siswa kelas VII K. Penilaian Prosedur : Tes Jenis : Tes mengarang Bentuk : Uraian

48 F. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data ini dilakukan dengan langkah yang sama baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Data utama pada dalam penelitian ini adalah data nilai pada pretes dan pascates. Pengolahan data ini dilakukan agar data yang telah diperoleh bermakna dan memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Berdasarkan hal tersebut, kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum diberi perlakuan dan diberi perlakuan menjadi terlihat. Langkah-langkah dalam pengolahan data ini sebagai berikut. 1. Menganalisis hasil tulisan siswa berupa cerpen berdasarkan aspek yang akan dinilai. Memberikan skor terhadap hasil kerja siswa dari hasil pretes dan pascates ke dalam bentuk nilai dengan rumus. Nilai = Tabel 3.3 Kategori penilaian menulis cerpen berdasarkan skala nilai Skala nilai Kategori 85-100 Sangat baik (SB) 70-84 Baik (B) 69-55 Cukup (C) 54-40 Kurang (K) <40 Sangat Kurang (SK) 2. Uji realibilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat penilaian antar penguji dalam setiap tes. Uji reliabilitas ini didasarkan pada skor yang telah diolah menjadi nilai dengan menggunakan prinsip ANAVA. Langkah-langkah uji reliabilitas adalah sebagai berikut. a. Membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.

49 b. Untuk menguji penilaian yang diberikan oleh penimbang maka uji reliabilitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. c. Mencari jumlah kuadrat responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut. d = - d = jumlah kuadrat responden (testi) = jumlah kuadrat benar dari responden = kuadrat dari jumlah skor total k = banyaknya item (dari penguji) N = banyaknya responden atau testi d. Mencari jumlah kuadrat total dengan menggunakan rumus sebagai berikut. = - = jumlah kuadrat item (penilai berjumlah tiga orang) = jumlah kuadrat benar dari seluruh item = kuadrat dari jumlah skor total k N = banyaknya item (dari penguji) = banyaknya responden atau testi 1) Mencari jumlah kuadrat total dengan menggunakan rumus sebagai berikut. X = -

50 X = jumlah kuadrat total penilaian = jumlah kuadrat dari tiap hasil responden = kuadrat dari jumlah skor total K = banyaknya item (dari penguji) e. Mencari jumlah kuadrat sisa (kekeliruan) dengan menggunakan rumus sebagai berikut. kk= - - kk = jumlah kuadrat kekeliruan = jumlah kuadrat total = jumlah kuadrat responden = jumlah kuadrat penimbang f. Mencari varians responden, varians penimbang, dan varians sisa dengan tabel ANAVA sebagai berikut. Tabel 3.4 Format ANAVA Sumber Variasi SS dk Varians Siswa/testi d N-1 Penguji p K-1 - Kekeliruan kk (N-1)(K-1) g. Setelah itu, dilakukan penghitungan realibilitasnya dengan sebagai berikut. r 11 = r 11 = realibilitas yang dicari

51 Vt = Variansi dari testi Vkk = Variansi dari kekeliruan h. Selanjutnya nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel Guilford sebagai berikut. Tabel 3.5 Tabel Guilford Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,00-0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,00 Sangat kuat (Sugiyono, 2012:257) 3. Uji normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat kemampuan siswa, apakah berdistribusi normal atau tidak. Penulis melakukan uji normalitas dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Menentukan daftar distribusi mean dengan ketentuan: 1) Rentang skor (R) = skor terbesar skor terkecil 2) Banyak kelas = 1+ 3,3 log n 3) Panjang kelas = 4) Derajat kebebasan = Bk-3 b. Menentukan nilai rerata mean dengan menggunakan rumus X= X = mean fx = jumlah nilai siswa f = jumlah siswa

52 b. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus sebagai berikut. S= S = simpangan baku = jumlah nilai siswa dikuadratkan fx = jumlah nilai siswa N = jumlah siswa c. Melakukan daftar frekuensi observasi dan ekspektasi skor tes awal dan tes akhir untuk menentukan nilai. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. X 2 = nilai chi kuadrat Oi= frekuensi yang diobservasi (frekuensi emperis) Ei = frekuaensi yang diharapkan (frekuensi teoretis) Menemukan normal atau tidaknya distribusi data dengan kriteria: X 2 hitung< X 2 tabel, maka data terdistribusi normal X 2 hitung> X 2 tabel, maka data terdistribusi tidak normal 4. Uji homogenitas Tujuan dari homogenitas adalah homogen tidaknya variasi sampel dalam populasi yang sama atau homogen tidaknya data berdasarkan kriteria: F hitung F tabel artinya distribusi data homogen F hitung F tabel artinya distribusi data tidak homogen Uji homogenitas menggunakan uji F:

53 F = 5. Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan antarvariabel dalam penelitian ini. Apakah ada perbedaan yang berarti antara kelas eksperimen yang menggunakan model sinektik dengan media film pendek dengan kelas kontrol yang tmenggunakan model sugesti-imajinatif dengan media lagu. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut. b. Perumusan hipotesis H o = Kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik dengan media film pendek sama dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sugesti-imajinatif. H i = Kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sinektik dengan media film pendek lebih baik dengan kemampuan menulis cerpen siswa yang menerapkan model sugesti-imajinatif. c. Mencari = = nilai deviasi kelas eksperimen x = jumlah gain kelas eksperimen N = banyaknya subjek d. Mencari = - = jumlah gain varians kelas kontrol x = jumlah gain kelas kontrol N = banyaknya subjek e. Mencari mencari standar deviasi

54 Sdg = = jumlah siswa kelas eksperimen = jumlah siswa kelas kontrol = standar deviasi tes akhir kelas eksperimen = standar deviasi kelas kontrol f. mencari dengan rumus = = mean kelas ekperimen = mean kelas kontrol sdg = standar deviasi gabungan = jumlah siswa kelas eksperimen = jumlah siswa kelas kontrol g. Menentukan db = + 2 h. Menentukan taraf signifikasi dengan menentukan derjat kebebasan. Jika > ataupun < terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir.