2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata (X) dan simpangan baku (s)

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

BAB III METODE PENELITIAN

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembinaan di usia dini baik dari kemapuan tehnik taktik dan strategi serta

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

HUBUNGAN KELENTUKAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA PERGURUAN WADOKAI DOJO UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (kosong) dan lainnya te (tangan). Kata kosong berarti teknik beladiri karate tidak

PEMBELAJARAN KIHON DALAM OLAHRAGA BELADIRI KARATE. Pangondian Hotliber Purba *

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tangan. Kedua kanji tersebut bermakna tangan kosong (pinyin : segi fisik tidak ada artinya (Sujoto J.B, 1996 : 1).

I N K A I KRITERIA PENILAIAN. KYU 8 KYU 7 (Ke KUNING) KIHON :

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dede Syamsul Ma Arif, 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari. Tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. sering dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Abdul Wahid (2006: 75)

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (1) Januari Juni 2014: 23-33

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

Anggun Lestari Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik

BAB II KAJIAN TEORITIS,KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. arah ulu hati yang berlawanan dengan langkah kuda-kuda. Gyaku Tzuki merupakan teknik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam

PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)

Do menjadi konsep yang lazim, setidaknya sejak kelahiran pelajar dari Okinawa, Teijinsoku pada tahun 1663, seperti yang dia tulis di puisinya:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATERI UJIAN BELADIRI POLRI -INKANAS DAN PELAKSANAANNYA.

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

Pangondian Hotliber Purba *

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

PENGARUH LATIHAN BOX SKIP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE DI SMP N 1 KALASAN SLEMAN SKRIPSI

KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi maksimal seorang atlet harus memeliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

LAMPIRAN. Gambar 1. Pakaian Karate-Do (Uwagi dan Zubon) Gambar 2. Dojo sebagai tempat latihan. Universitas Sumatera Utara

2016 PERBANDINGAN HASIL TENDANGAN PENJAGA GAWANG ANTARA TEKNIK HALF VOLLEY, DROP KICK, DAN FORWARD KICK DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

Journal of Sport Sciences and Fitness

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA CABANG OLAHRAGA KARATE DOJO KHUSUS UNIMED

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi. Sejumlah atlet mampu memberikan prestasi optimal pada cabang. yang membuat dasar pelatihan menjadi lebih baik.

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. NOMOR-NOMOR PERTANDINGAN CABOR KARATE

PENGARUH LATIHAN BEBAN SQUAT TERHADAP POWER TENDANGAN MAWASHI GERI PADA ATLET KEMPO ACEH TAHUN Awaluddin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

, 2015 HASIL BANTINGAN TEKNIK TSURI GHOSI DIKAITKAN DENGAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DAN OTOT TUNGKAI PADA CABANG OLAHRAGA JUDO

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

2016 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN REAKSI DENGAN HASIL SERANGAN LANGSUNG PADA OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FIORET

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB II KAJIAN TEORETIK. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae yang berarti kaki, kwon

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN (X) O 1 O 2 (Y 1, Y 2 ) C O 1 O 2 (Y 1, Y 2 )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Hakekat Kekuatan Otot Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

GERAKAN DASAR. I. 10 GERAKAN TANGAN SERANGAN (GTS) hitungan 3, 2, 1,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karate adalah seni beladiri yang berasal dari Jepang pada tahun 1869 di Okinawa yang pertama kalinya memperagakan Tea atau Okinawa-Te. Pada tahun 1929 banyak tokoh-tokoh yang dari Okinawa membawa alirannya masing-masing ke Jepang. Seperti Kenwa Mabuni menamakan alirannya Shitoryu, Choyun Miyagi menamakan alirannya Gojuryu, Ghicin Funakoshi menamakan alirannya Shotokan dan Othsuka Hironori menamakan alirannya Wadoryu. Dalam olahraga karate terdapat tiga teknik utama, yaitu teknik dasar (kihon), jurus (kata), dan pertarungan (kumite), sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdul Wahid (2007: 9) mengatakan Teknik yang terdapat di beladiri karate ada tiga, yaitu: Kihon (teknik dasar), Kata (jurus), dan Kumite (pertarungan). Diantara ketiga teknik utama tersebut nomor pertandingan dalam olahraga karate adalah nomor kata dan nomor kumite. Agar berprestasi secara optimal seorang atlet karate dituntut untuk menguasai kihon (teknik dasar) dalam olahraga karate. Penguasaan kihon yang baik merupakan salah satu factor penting dikuasai oleh setiap atlet karate agar dapat menguasai teknik kata maupun teknik kumite. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdul Wahid (2007: 47) mengatakan bahwa Kihon merupakan pondasi/awal/akar yang berarti sebagai bentuk-bentuk baku yang menjadi acuan dasar dari semua teknik/gerakan yang mungkin dilakukan dalam kata maupun kumite. Adapun beberapa teknik dasar yang harus dikuasai dalam olahraga karate adalah pukulan, tendangan, hantaman, dan tangkisan. Lebih lanjut Nakayama (1996: 15) mengatakan pukulan, pukulan cepat, tendangan dan tangkisan merupakan teknik dasar dalam karate, sebagaimana 1

2 dikemukakannya bahwa Tsuki (punching), uchi (striking), keri (kicking), and uke (blocking) are the fundamental karate techniques. Banyak unsur yang sangat penting dari membentuk kihon yang baik seperti memiliki bentuk yang benar, memiliki keseimbanagn yang baik, harus konsentrasi, memiliki otot yag kuat, memiliki irama dari setiap gerakan kihon, dan memiliki pernafasan yang baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nakayama (dalam Abdul Wahid, 2007, hlm. 50) mengemukakan bahwa ada tujuh unsur yang memegang peranan sangat penting dalam membentuk kihon yang sesempurna mungkin, yaitu: 1. Bentuk yang benar. 2. Keseimbangan dan relaksasi yang tepat. 3. Konsentrasi dan relaksasi yang tepat. 4. Pelatihan kekuatan otot. 5. Irama dan pengaturan waktu dalam sebuah gerakan. 6. Pernapasan yang kontributif dan efisiensif. 7. Peran pinggul yang seoptimal mungkin. Penjelasan kihon diatas sudah sangat jelas. Banyak macam-macam gerakan kihon dalam beladiri karate, ada gerakan pukulan, menangkis, tendangan, dan kudakuda. Kesempatan ini penulis lebih meneliti gerakan kihon dalam tendangan, khususnya tendangan Ushiro Geri (tendangan memutar). Tendangan ushiro geri sendiri banyak yang menggunakan pada saat pertandingan beladiri karate umumnya di kelas tarung atau disebut dengan kumite. Tendangan ushiro geri merupakan tendangan yang sangat ampuh dalam menjatuhkan lawan karena daya rusaknya yang sangat tinggi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Syauqi (2014). Ushiro Geri Pada Kyokushin Karate. [Online]. [Diakses 22 Februari 2014] mengemukakan Ushiro Geri, yang dikenal juga dengan nama back kick ini merupakan tendangan yang sangat ampuh untuk men-ko lawan karena daya rusaknya yang tinggi.

3 Pengertian ushiro geri adalah tendangan yang dilakukan dengan memutar tubuh dengan tendangan menusuk lurus ketubuh lawan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ghicin Funakoshi (1973:Edisi Kedua) mengatakan Ushiro Geri adalah tendangan yang dilakukan dengan memutar tubuh dengan tendangan menusuk lurus ketubuh lawan. Melakukan tendangan ushiro geri memiliki target yaitu kepala, dagu, dada, rusuk, atau perut lawan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Syauqi (2014). Ushiro Geri Pada Kyokushin Karate. [Online]. [Diakses 22 Februari 2014] mengemukakan Ushiro geri adalah tendangan yang dilakukan dengan memutar tubuh dengan tendangan menusuk lurus ke tubuh lawan. Sasarannya adalah kepala, dagu, dada, rusuk, atau perut lawan. Dari segi mekanika gerakan, tendangan ushiro geri memiliki 2 gerak yaitu gerak angular dan gerak linier. Tendangan ushiro geri adalah tendangan memutar, yang memerlukan putaran tubuh sebesar 90 yang mana itu disebut dengan gerak angular. Gerakan awal tendangan ushiro geri, karate-ka berdiri siap berhadapan dengan lawan atau target dengan posisi kaki satu didepan satu dibelakang, kemudian kaki belakang diangkat setinggi lutut untuk memperkecil sudut. Setelah itu secara bersamaan badan dicondong kedepan dan kaki diluruskan atau dilentingkan ke lawan atau target, yang mana gerak tersebut adalah gerak linier. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sabeth Muchsin (1979: 84) sebagai berikut: Untuk menguasai tendangan ushiro geri adanya cara-cara yang baik dilakukan, yaitu: 1) menggunakan daya pegas lutut yang dilentingkan sepenuhnya 2) dengan meluruskan kuat-kuat lutut kaki yang tertekuk, menyerupai gerakan menyodok. Pada tendangan melenting (setelah lutut diangkat), tempurung lutut menjadi pusat dari setengah lingkaran. Kecepatan merupakan dasar pokok, tanpa itu, tendangan tidak akan tajam, dan keseimbangan akan rusak. Pada tendangan tidak akan tajam, dan keseimbangan akan rusak. Pada tendangan menyodok, lutut yang tertekuk berada dalam posisi terangkat, kemudian

4 luruskan dengan cepat dan kuat, tendanganglah ke depan, diagonal kebawahdepan, kesamping atau diagonal ke bawah-samping. Sudah jelas gerakan awal dimulai dengan posisi siap untuk melakukan tendangan dengan posisi kaki yang kuat sebagai tumpuan. Kemudian melakukan gerakan angular sambil mengangkat kaki setinggi lutut, setelah membelakangi lawan kemudian melakukan gerakan linier dengan kaki diluruskan ke arah target atau lawan.untuk lebih jelas analisis gerakan tendangan ushiro geri dapat dilihat: Tendangan Ushiro Geri Gambar 1.1 (http://karatekatashotokan.webs.com/ushiiiro.jpg) Melakukan tendangan ushiro geri (tendangan memutar) memiliki tujuan untuk bagaimana bisa mencapai target. Dalam pertandingan tendangan ushiro geri memiliki nilai atau point, nilai atau pointnya adalah 3 point. 3 point dalam karate disebut dengan Sambon, 2 point disebut dengan Wazari, dan 1 point disebut dengan Ippon. Sambon diberikan untuk teknik mengarah ke kepala Jodan dan menjatuhkan lawan, Wazari diberikan untuk tendangan Chudan seperti Maegeri/Mawashi, dan Ippon diberikan untuk pukulan Chudan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dojo Kobar (2012). Point Dalam Kumite. [Online]. [Diakses 16 Juli 2012] sebagai berikut:

5 Sambon : Bernilai 3 poin, Wazari : Bernilai 2 poin, Ippon : Bernilai 1 poin. Sambon diberikan untuk teknik, seperti :Tendangan Jodan dan semua teknik bernilai skor dilancarkan setelah lawan dilempar / dibanting atau lawan jatuh sendiri. Wazari diberikan untuk teknik, seperti :Tendangan chudan ( Maegeri / Mawashi ). Ippon diberikan untuk teknik, seperti :Chudan / Jodan tsuki dan Uchi ( untuk teknik ini masih sangat jarang karna jika tidak ada kontrol hanya akan bernilai pelanggaran C1 ). Tendangan ushiro geri termasuk tendangan yang cukup sulit dilakukan oleh karate-ka. Salah satu contohnya masih banyak karate-ka yang melakukan tendangan ushiro geri dalam pertandingan yang gagal atau hasil yang tidak baik. Karena tendangan ushiro geri tersebut mudah dibaca oleh lawan apabila tidak didukung dengan yang namanya kecepatan (speed) dan ketepatan (accuracy). Tetapi ada juga beberapa karate-ka yang menjadikan tendangan ushiro geri itu sebagai senjata yang ampuh untuk menjatuhkan lawan atau mendapatkan skor atau point dalam pertandingan. Karate-ka yang biasa melakukan tendangan ushiro geri dalam latihan maupun meaplikasikan kedalam pertandingan maka karate-ka tersebut akan memiliki hasil tendangan ushiro geri yang baik. Hasil tendangan ushiro geri dapat dikatakan baik apabila memiliki kecepatan (speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik. Pengertian kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Harsono (1988: 216) bahwa Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Apabila seorang karate-ka hanya memiliki kecepatan (speed) saja tapi tidak memiliki ketepatan (accuracy) maka sama saja hasilnya nol. Ketepatan (accuracy) sangat dibutuhkan dalam beladiri karate untuk menjatuhkan lawan atau mendapatkan skor. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Muh Sajoto (1995: 9) dalam blog perkumpulan atletik racepuspor jaya (2013). Pengertian ketepatan. [Online].

6 [Diakses 21 Mei 2013] bahwa Ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap satu sasaran, ketepatan merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil tendangan yang baik maka harus memiliki kecepatan (speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik. Karate-ka yang memiliki kecepatan (speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik akan menyulitkan lawan untuk melakukan antisipasi seperti tangkisan atau hindaran. Memiliki tendangan yang baik dapat dicapai melalui latihan yang terprogram dan intensif. Tendangan ushiro geri melibatkan banyak faktor komponen kondisi fisik yang mutlak diperlukan salah satunya adalah panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul. Untuk mendapatkan hasil tendangan ushiro geri yang baik, maka panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul karate-ka harus baik. Karate-ka yang memiliki panjang tungkai akan mampu menjangkau sasaran atau target dengan cepat dan tepat dan karate-ka yang memiliki fleksibilitas sendi panggul yang luas maka akan memudahkan karateka untuk melakukan tendangan dengan cepat dan tepat terhadap sasaran atau target. Tetapi sejauh ini belum diketahui apakah panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul memiliki kontribusi yang signifikan dan apakah tidak signifikan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang signifikan atau tidak. Oleh karena itu penulis mengambil judul "Kontribusi Panjang Tungkai dan Fleksibilitas Sendi Panggul Terhadap Hasil Tendangan Ushiro Geri dalam Karate. B. Identifikasi Masalah Penelitian Banyak karate-ka yang melakukan tendangan ushiro geri yang hasilnya belum sempurna. Sehingga tendangannya tersebut mudah untuk ditangkis atau dihindari

7 oleh lawan. Hasil tendangan ushiro geri yang baik itu menghasilkan kecepatan (speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik juga. Apabila karate-ka hanya memiliki kecepatan (speed) dan tidak memiliki ketepatan (accuracy) maka ia memiliki tendangan ushiro yang tidak baik begitupun sebaliknya, apabila karate-ka memiliki ketepatan (accuracy) yang baik, tetapi kecepatan (speed) yang tidak baik maka hasil tendangannya tersebut pun tidak baik, atau sangat mudah ditangkis dan dihindari oleh sasaran atau target. Untuk mendapatkan hasil tendangan ushiro geri yang baik, maka ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap hasil tendangan ushiro geri, yaitu panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul. Apabila karateka memiliki panjang tungkai yang besar maka akan mendapatkan hasil tendangan ushiro geri yang baik, begitupun apabila fleksibilitas sendi panggul karate-ka luas maka akan menghasilkan tendangan ushiro geri yang baik pula. Tetapi belum diketahui apakah terdapat kontribusi yang signifikan atau tidak dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri. Oleh karena itu penulis meidentifikasi masalah tersebut agar mengetahui apakah berkontribusi yang signifikan atau tidak dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri. Tendangan ushiro geri tidak mudah untuk dilakukan oleh karate-ka yang kurang terlatih, yang mana tendangan ushiro geri akan bisa diaplikasikan dengan baik oleh karate-ka yang sudah terlatih dengan intensif dan terprogram. Oleh karena itu penulis mengambil sampel kepada karate-ka yang sudah benar-benar terlatih dalam tendangan ushiro geri kepada atlet karate Pelatda Institut Karate-Do Nasional (INKANAS) Jawa Barat. Berdasarkan hal tersebut, penulis meidentifikasi masalah penelitian ini agar, penulis dan pembaca mengetahui apakah terdapat kontribusi yang signifikan atau tidak dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate.

8 C. Rumusan Maslalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi penelitian adalah apakah terdapat yang signifikan atau tidak signifikan dari panjang tungkai dan fleksibiliats sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri. Dengan demikian yang menjadi pertanyaan penelitian adalah: 1. Apakah terdapat kontribusi signifikan panjang tungkai terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate? 2. Apakah terdapat kontribusi signifikan fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate? 3. Apakah terdapat kontribusi signifikan panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul secara bersama-sama terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang apakah terdapat kontribusi yang signifikan atau tidak signifikan dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam cabang olahraga karate. Adapun penulisan merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kontribusi panjang tungkai terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate. 2. Untuk mengetahui kontribusi dari fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate. 3. Untuk mengetahui kontribusi dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul secara bersama terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate. E. Manfaat Penelitian

9 Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yg diharapkan penulis melalui penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi pengembangan teoritis mengenai teknik-teknik dasar tendangan dalam beladiri karate terutama yang terkait dalam penelitian ini yaitu tendangan ushiro geri. 2. Secara praktis. a. Bagi pelatih beladiri karate. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan bagi pelatih beladiri karate untuk menjadikan penelitian ini sebagai tolak ukur terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate. b. Bagi atlet karate. Sebagai bahan referensi dan informasi tambahan yang dapat memberikan motivasi bagi para atlet untuk meningkatkan kemampuan teknik yang memiliki terutama dalam hasil tendangan ushiro geri dalam karate. F. Struktur Organisasi Skripsi Dalam penulisan skripsi ini, penulis memaparkan urutan dalam penyusunannya. Adapun urutan dari masing-masing bab akan penulis jelaskan sebagai berikut: 1. Pada BAB I, berisi uraian tentang pendahuluan yang akan dipaparkan mengenai: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

10 2. Pada BAB II, berisi uraian tentang kajian pustaka yang akan dipaparkan mengenai: hakikat olahraga karate, terdapat didalamnya penjelasan teknik dalam olahraga beladiri karate yang mana teknik dasar, teknik jurus (kata), dan tarung (kumite). Selanjutnya komponen-komponen yang berperan dalam hasil tendangan ushiro geri dalam karate, terdapat didalamnya penjelasan hakikat panjang tungkai dan hakikat fleksibilitas sendi panggul. Selanjutnya peran panjang tungkai terhadap hasil tendangan ushiro geri, peran fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate, anggapan dasar, dan rumusan hipotesis. 3. Pada BAB III, berisi uraian tentang metode penelitian yang akan dipaparkan mengenai: metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, langkahlangkah penelitian, agenda penelitian, instrument penelitian, pelaksanaan penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data. 4. Pada BAB IV, berisi uraian tentang hasil pengolahan dan analisis data yang akan dipaparkan mengenai: deskripsi data hasil penelitian, selanjutnya hasil pengolahan, yang mana terdapat penjelasan konfersi Z-Skor dan T-Skor, normalitas data, koefisien korelasi, uji signifikansi koefisien korelasi, dan uji koefisien determinasi. Selanjutnya adalah pembahasan dan analisis temuan. 5. Pada BAB V, berisi uraian tentang kesimpulan dan saran.