BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional yang bersifat kasuistik. Arikunto (2002) berpendapat, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODOLOGI. satu dari beberapa alternatif keputusan atau tindakan dimana tidak semua

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian (Kerlinger, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN

diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penilitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 2000). Maksud korelasional dari

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Menurut Arikunto (00:3) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti, sejauh mana variabel satu berhubungan dengan yang lain. Penelitian ini menghubungkan antara kemandirian (X) dengan motivasi berprestasi (Y). Secara skematis model hubungan antara variabel penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: X Y B. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y) : Kemandirian : Motivasi Berprestasi C. Definisi Operasional 1. Kemandirian Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi di mana siswa secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan 35

36 otonomi tersebut, siswa diharapkan akan lebih bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. Kemandirian siswa diukur dengan menggunakan Skala Kemandirian. Skala tersebut disusun berdasarkan aspek kemandirian yang dipelopori oleh Steinberg (1995) yang meliputi: a. Aspek emotional autonomy, dengan ciri-ciri 1) mampu mandiri secara emosional dari orangtua maupun orang lain, ) memiliki keinginan untuk berdiri sendiri, dan 3) mampu menjaga emosi di depan orangtuanya. b. Aspek behavioral autonomy, dengan ciri-ciri 1) mampu dalam membuat keputusan dan pilihan, ) dapat memilih dan menerima pengaruh orang lain yang sesuai dengan dirinya, dan 3) pengandalan pada dirinya sendiri (self-reliance). c. Aspek value autonomy, dengan ciri-ciri 1) mampu berfikir secara abstrak mengenai permasalahan yang dihadapi, ) memiliki kepercayaan yang meningkat pada prinsip-prinsip umum yang memiliki dasar ideologi, 3) memiliki kepercayaan yang meningkat saat menemukan nilai-nilainya sendiri di mana bukan nilai yang berasal dari figur orang tua atau orang penting lainnya.. Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah dorongan yang berhubungan dengan prestasi, yakni kecenderungan untuk mencapai keberhasilan atau tujuan, dan melakukan kegiatan yang mengarah kepada kesuksesan.

37 Motivasi berprestasi diukur dengan skala motivasi berprestasi berdasarkan komponen motivasi berprestasi dari McClelland dkk (dalam Adibah, 011), yaitu: a. Risiko pemilihan tugas, dengan indikator (1) lebih realistis dalam memilih tugas. () Individu lebih suka tugas dengan tantangan moderat yang akan menjanjikan kesuksesan. b. Umpan balik, dengan indikator (1) membandingkan prestasi yang siswa miliki terhadap orang lain. Umpan balik ini selanjutnya akan () dipergunakan untuk memperbaiki prestasinya. c. Tanggungjawab, dengan indikator (1) Ia akan berusaha untuk meyelesaikan setiap tugas yang dilakukan dan tidak meninggalkan tugas itu sebelum berhasil menyelesaikannya, () merasa berhasil bila telah menyelesaikan tugas dan gagal bila tidak dapat menyelesaikannya. d. Kreatif-inovatif, dengan indikator (1) berusaha mencari cara lain untuk menghindari rutinitas, () kreatif dengan mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas dengan seefektif dan seefisien mungkin, (3) individu tidak menyukai pekerjaan rutin yang sama dari waktu ke waktu. D. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah sisiwa sisiwi kelas X, XI Sekolah Menengah Atas Negeri Bangkinang Barat yang berjumlah 140 orang. Rincian populasi dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

38 Tabel 3.1 Keadaan Populasi Sekolah Menengah Atas Negeri Bangkinang Barat No. Kelas Jumlah Siswa 1. X.I 3 orang. X. 5 orang 3. X.3 orang 4. XI IPA 35 orang 5. XI IPS 35 orang Jumlah 140 orang. Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dari seluruh jumlah populasi siswa SMAN Bangkinang Barat yang berjumlah 140 subjek. Sehingga penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian populasi. E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data didapatkan dari instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kemandirian dan motivasi berprestasi. 1. Alat Ukur Kemandirian Skala kemandirian peneliti susun berdasarkan aspek kemandirian menurut Steinberg ( dalam Patriana, 007:38) yaitu kemandirian emosional, kemandirian perilaku, kemandirian nilai. Untuk penelitian ini, nilai diberikan berkisar 1 (satu) hingga 4 (em pat) dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Untuk pernyataan Favorabel jawaban SS (Sangat Sesuai) di beri skor 4 (empat), untuk jawaban S (Sesuai) di beri skor 3 (tiga), untuk jawaban TS

39 (Tidak Sesuai) di beri skor (dua), untuk jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai) diberi skor 1 (satu).. Untuk pernyataan unfavorabel jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai) di beri skor 4 (empat), untuk jawaban TS (Tidak Sesuai) di beri skor 3 (tiga), untuk jawaban S (Sesuai) di beri skor (dua), untuk jawaban SS (Sangat Sesuai) di beri skor 1 (satu). Tabel 3. Blueprint dan sebaran aitem skala kemandirian (X) untuk tryout No Indikator Favorabel Unfavorabel Total 1. Kemandirian emosional 1,, 3, 19, 0, 10, 11, 1, 8, 18 (Emotional autonomy) 1, 37, 38, 39 9, 30, 46, 47,. Kemandirian perilaku (Behavioral autonomy) 3. Kemandirian nilai (Value autonomy) 4, 5, 6,, 3, 4, 40, 41, 4 7, 8, 9, 5, 6, 7, 43, 44, 45 48 13, 14, 15, 31, 3, 33, 49, 50, 51 16, 17, 18, 34, 35, 36, 5, 53, 54 Jumlah 7 7 54 18 18. Alat Ukur Motivasi Berprestasi Skala motivasi berprestasi disusun berdasarkan aspek-aspek motivasi berprestasi yang dikemukakan oleh McClelland pada tahun 1987 (dalam Adibah, 011:6), yaitu; risiko pemilihan tugas, umpan balik, tanggung jawab, kreatifinovatif. Untuk penelitian ini, nilai diberikan berkisar 1 (satu) hingga 4 (empat) dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Untuk pernyataan Favorabel jawaban SS (Sangat Sesuai) di beri skor 4 (empat), untuk jawaban S (Sesuai) di beri skor 3 (tiga), untuk jawaban TS

40 (Tidak Sesuai) di beri skor (dua), untuk jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai) diberi skor 1 (satu).. Untuk pernyataan unfavorabel jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai) di beri skor 4 (empat), untuk jawaban TS (Tidak Sesuai) di beri skor 3 (tiga), untuk jawaban S (Sesuai) di beri skor (dua), untuk jawaban SS (Sangat Sesuai) di beri skor 1 (satu). Tabel 3.3 Blueprint dan sebaran aitem skala motivasi berprestasi (Y) untuk tryout No. Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah 1. Risiko 1, 9, 17, 7, 37, 45, 5,13,,3,41,49,58, 16 pemilihan tugas 53, 63 68. Umpan balik, 10, 18, 8, 38, 46, 6, 14, 3, 33, 4, 50, 16 54, 64 59, 69 3. Tanggungjawab 3, 11, 19, 9, 39, 47, 7, 15, 4, 34, 43, 51, 16 55, 65 60, 70 4. Kreatif-inovatif 4, 1, 0, 1, 30, 31, 40, 48, 56, 57, 66, 67 8, 16, 5, 6, 35, 36, 44, 5, 61, 6, 71, 7 4 Jumlah 7 F. Uji Coba Alat Ukur Skala dibagikan langsung kepada subjek untuk diisi langsung. Sebelum dibagikan kepada subjek penelitian terlebih dahulu penulis menjelaskan maksud dan penjelasan tata cara pengisian skala. Dalam pelaksanaan uji coba disebarkan skala kemandirian dan motivasi berprestasi ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bangkinang Barat sebanyak 60 orang siswa. 1. Uji Validitas Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Suryabrata (005: 41), validitas isi tes menunjuk kepada sejauh mana tes yang merupakan

41 seperangkat soal-soal, dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi dilakukan dengan meminta pendapat dari dosen pembimbing dan narasumber.. Seleksi Aitem Dalam seleksi aitem skala psikologi yang mengukur atribut afektif, parameter yang paling penting adalah daya beda atau daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atibut yang diukur. Indeks daya diskrminasi aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total (Azwar, 010). Pengajuan daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Untuk memperoleh daya diskriminasi aitem digunakan teknik korelasi Product Moment. Teknik korelasi Product Moment merupakan pengujian validitas alat ukur dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal yang dilakukan dengan cara menghubungkan atau mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya (Azwar, 010). Menurut Azwar (003 :65), biasanya pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total digunakan batasan rxy 0,3 atau 0,5. Dalam penelitian digunakan daya beda 0,5. Dengan demikian semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,5, maka daya bedanya dianggap memuaskan.

4 Hasil analisis 54 aitem skala kemandirian (X) yang telah diujicoba terdapat 34 aitem yang gugur dan 0 aitem yang sahih (valid), dengan koefisien korelasi aitem total di atas 0,5 yaitu berkisar antara 0,55 hinggga 0,469. Berikut ini menunjukkan blueprint skala kemandirian (X) dengan aitem yang valid dan gugur setelah dilakukan ujicoba (tryout), dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Blueprint Skala kemandirian yang valid dan gugur Indikator Favorabel Unfavorabel Gugur Valid Gugur Valid Kemandirian 1,, 3, 19, 1, 0 8, 46, 10, 11, 1, 9, emosional 37, 38, 39 47, 48 30 Kemandirian 4, 5, 6,, 3, 4 31, 3 13, 14, 15, 33, perilaku 40, 41, 4 49, 50, 51 Kemandirian 7, 8, 9, 5, 6, 44 16, 34, 17, 18, 35, 53, nilai 7, 43, 45 36, 5 54 Jumlah 4 3 10 17 54 18 18 18 Jmlh Berikut ini menunjukkan blueprint skala motivasi berprestasi (Y) dengan aitem yang valid dan gugur setelah dilakukan uji coba, dapat dilihat pada tabel 3.5: Tabel 3.5 Blueprint Skala motivasi berprestasi yang valid dan gugur Indikator Favorabel Unfavorabel Jmlh Gugur Valid Gugur Valid Risiko pemilihan 1, 9, 37, 45 17, 7, 5,, 3 13, 41, 49, 58, 16 tugas 53, 63 68 Umpan balik, 10, 38, 46, 18, 8, 6 14, 3, 33, 4, 16 54 64 50, 59, 69 Tanggungjawab 3, 11, 19, 9, 39, 55, - 7, 15, 4, 34, 16 47 65 43, 51, 60, 70 Kreatif-inovatif 4, 0, 1, 30, 31, 40, 48, 57, 66, 67 1, 56 8, 16, 5, 6, 6, 7 35, 36, 44, 5, 61, 71 4 Jumlah 4 1 10 6 7

43 Pada variabel motivasi berprestasi (Y) hasil analisis terhadap 7 aitem skala yang telah diuji coba terdapat 34 aitem yang gugur dan 38 aitem yang sahih. Dengan koefisien korelasi aitem total di atas 0,5 yaitu berkisar antara 0,70 hingga 0,707. Berikut ini menunjukkan blueprint skala kemandirian dan motivasi berprestasi yang digunakan untuk penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Blueprint penelitian skala kemandirian (X) No. Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah 1. Kemandirian emosional 9 1,, 3, 11, 1 6 (Emotional autonomy). Kemandirian perilaku 10 4, 5, 6, 13, 16, 8 (Behavioral autonomy) 17, 18 3. Kemandirian nilai (Value autonomy) 15 7, 8, 14, 19, 0, 7 Jumlah 3 17 0 Tabel 3.7 Blueprint penelitian skala motivasi berprestasi (Y) No. Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah 1. Risiko pemilihan 6, 10, 5, 3 3, 17, 1, 8, 35 9 tugas. Umpan balik 7, 11, 33 4, 8, 1, 18,, 9, 10 36 3. Tanggungjawab 16, 6, 34 1, 5, 9, 13, 19, 3, 11 30, 37 4. Kreatif-inovatif, 7 14, 15, 0, 4, 31, 38 8 Jumlah 1 6 38 3. Uji Reliabilitas Koefesien reliabilitas alpha diperoleh lewat penyajian suatu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden (Azwar, 0 10).

44 Skala yang diestimasi dibelah menjadi dua, sehingga setiap belahan berisi aitem dengan jumlah yang sama banyak. Reliabilitas angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1. Apabila koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1, berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Menurut Azwar ( 003:83), reliabilitas dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai minimal r xy = 0,90. Dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas Alpa. Perhitungan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Rumus: S1 1 S S x Keterangan: α = Koefisien reliabilitas alpha S1 = Varians skor belahan 1 S = Varians skor belahan Sx = Varians skor skala Dari perhitungan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows diketahui reliabilitas skala kemandirian (X) dari 0 aitem yang valid dan skala motivasi berprestasi (Y) dari 38 aitem yang valid, yakni pada pada tabel 3.8: Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen No. Skala Koefisien Reliabilitas 1. Kemandirian 0,863. Motivasi berprestasi 0,930 G. Analisis Data Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis, dalam penelitian ini akan menggunakan teknik analisis Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan

45 untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis secara statistik dan berdasarkan identitas variabel penelitian (Pearson dalam Azwar, 1996). Teknik uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengkorelasikan antara variabel kemandirian dan variabel motivasi berprestasi dengan rumus korelasi sebagai berikut: r xy n xy x y n x x n y y Keterangan : r xy n x y x y = Koefisien korelasi Product Moment kemandirian dan motivasi berprestasi. = Jumlah subjek penelitian = Kemandirian = Motivasi berprestasi = Jumlah skor kemandirian = Jumlah skor motivasi berprestasi