2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. implementasi hasil pelatihan berbasis kompetensi bagi pendidik PAUD tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian peserta didik, yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Kegiatan Pembelajaran. Sumber Belajar 1.1 Mengidentifikasi

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Seni musik merupakan aktivitas seni yang dapat didengar, dinikmati, dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan inti dari pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni musik sebagai bagian dari budaya dalam rangka menggali serta

Tinjauan Mata Kuliah. allo Saudara... Selamat jumpa pada mata kuliah Keterampilan Musik

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilik. Menurut. Suryonosubroto (2009; 286) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membuat kalangan lain merasa dirugikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

2015 KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNANETRA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Secara Umum, Pendidikan seni yang dilaksanakan di SMK Negeri 10

2015 PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PADUAN SUARA DI SMPN 1 BANTARUJEG KABUPATEN MAJALENGKA

2013 PENGGUNAAN MEDIA LAGU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DALAM MENULIS PUISI

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB AUTIS

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER MELUKIS DI SD MUHAMMADIYAH I MALANG

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SDLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya insan yang terbentuk dari bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup

untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah lembaga formal yang kita kenal dengan sekolah. guru sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian di Sekolah Dasar merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang mendukung mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat peserta didik Sekolah Dasar. Jenis kegiatan ekstrakurikuler kesenian yang dikembangkan di sekolah terdiri dari beberapa jenis kesenian diantaranya, seni musik, rupa, teater dan seni tari. Keempat jenis ektrakurikuler ini memiliki target capaian yang berbeda disesuaikan dengan karakteristik bidang seni yang dikembangkan. Pola kegiatan ekstrakurikuler kesenian yang dikembangkan di sekolah lebih menekankan untuk memberikan beragam pengalaman praktik berkesenian seperti seni musik, seni tari, seni rupa, ataupun seni teater. Dalam hal ini, kegiatan pembelajaran Ekstrakurikuler Kesenian lebih menekankan pada aktivitas belajar sambil melakukan (learning by doing), sebagai upaya menstimulasi keberanian peserta didik Sekolah Dasar untuk mengekspresikan ide atau gagasan seni mereka dalam bidang seni musik, seni tari, seni rupa, ataupun seni teater. Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian ini juga dipandang penting sebagai suatu kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan kreativitas peserta didik Sekolah Dasar. Kreativitas ini merupakan elemen penting dalam Pendidikan Kesenian dan hanya dapat diperoleh dengan melakukan beragam pengalaman praktik secara terus-menerus. Cara belajar peserta didik Sekolah Dasar yang lebih mengutamakan kreativitas kesenian memiliki pendekatan dalam proses pembelajaran. Sekolah Dasar merupakan salah satu peletak dasar untuk meningkatkan perkembangan anak dalam perkembangan sikap dan keterampilannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan selanjutnya. Masa perkembangan anak usia sekolah dasar merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya, sehingga seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.anak-anak usia sekolah dasar, pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal adalah hal yang sangat penting, karena pertumbuhan dan perkembangan fisik anak secara langsung akan mempengaruhi perilakunya di kehidupan sehari-hari, dan secara langsung pertumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilan dalam bergerak. Selain itu, anak di

2 sekolah dasar akan membawa akibat pada perubahan besardalam pola kehidupannya, seperti perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku. Seperti yang diungkapkan oleh semiawan (2008) bahwa : Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar bertujuan mengembangkan kemampuan dasar peserta didik berupa kemampuan akademik, keterampilan hidup, pengembangan moral, pembentukan karakter yang kuat, kemampuan untuk bekerja sama, dan pengembangan estetika terhadap dunia sekitar. Pelaksanaan proses belajar mengajar seni budaya di tingkat sekolah dasar diwadahi dalam dua kegiatan pembelajaran yakni dalam kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kedua proses kegiatan pembelajaran seni itu memiliki karakteristik pembelajaran yang berbeda sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya. Pada kegiatan pembelajaran seni intrakurikuler tujuan pembelajaran bentul-betul dioptimalkan sesuai dengan ketentuan rambu-rambu kurikulum yang didalamnya tergambar dengan jelas dan sistematis tentang kompenetis yang harus dicapai oleh peserta didik. Tingkatan kompetensi ini dirumuskan secara jelas, sistematis dan hirarki. Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran seni ekstrakurikuler lebih menekankan pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya. Terkait dengan pembelajaran tari, Jawa Barat memiliki banyak tari yang dilakukan oleh anak-anak dengan dikombinasikan dengan permainan dan dilakukan ketika anak-anak bermain, salah satunya kaulinan barudak. Kaulinan barudak merupakan permainan yang biasanya dilakukan oleh anak laki-laki maupun perempuan yang berumur 5 tahun sampai 12 tahun. Bentuk penyajian kaulinan barudak berupa lagu-lagu, dimana di dalamnya terdapat syair yang berbentuk sampiran, pesan dan ada pula yang tidak mempunyai arti. Hal yang menarik dalam kaulinan barudak terdapat unsur gerak, lagu dan dialog yang merupakan keterpaduan dari cabang-cabang seni yaitu seni tari, seni musik dan seni drama. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Elita Dwi Rahmawati (2012), diungkapkan bahwa produk pembelajaran tari melalui video (VCD) dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan minat peserta didik dalam mempelajari tari patih secara lebih antusias dan menarik, sehingga proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan lebih efektif. Kekuatan penggunaan media VCD adalah memberikan bentuk apresiasi, strategi meniru pembelajaran interaktif dan bervariasi dengan peserta didik, sehingga para peserta didik memperoleh gambaran

3 yang lebih hidup, bagaimana seorang penari tampil dengan lengkap serta musik pengiring yang memiliki ritme dan irama yang standar. Herlinah (2010) mengemukakan bahwa kemampuan media video tari dapat meningkatkan motivasi, pemahaman teknik gerak, irama, ekspresi dan penjiwaan. Sekolah Dasar Negeri Griba 5 Antapani Bandung adalah sekolah yang memberikan pendidikan tari kepada peserta didiknya sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Pembelajaran tari di SDN Griba 5 Antapani Bandung dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Jawa Barat. Salah satu sumber pembelajaran tari yang berasal dari budaya Jawa Barat tersebut adalah trang-trang kolentrang. Penelitian ini difokuskan pada seni tari dengan lagu yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran yaitu trang-trang kolentrang. Trang-trang kolentrang merupakan salah satu lagu permainan Sunda yang dinyanyikan oleh anak-anak dengan tujuan agar hujan reda. Bisanya anak-anak menyanyikan lagu tersebut sambil duduk, atau sedang berkumpul dengan teman-teman dan keluarga di teras rumah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru ternyata pembelajaran seni tari trang-trang kolentrang masih menggunakan belajar secara konvensional, yaitu dengan memberikan pembelajaran melalui peniruan dari guru tari di depan peserta didik dan diikuti oleh peserta didik-peserta didik tersebut sesuai dengan gerak tari guru sambil diiringi musik melalui kaset dan tape. Hal ini membuat peserta didik merasa kesulitan untuk mengikuti gerakan guru ataupun melakukan gerakan tari tersebut di kemudian hari.pembelajaran tari trang-trang kolentrang yang dilakukan guru tari di SDN Griba 5 Antapani Bandung lebih menekankan pada keterampilan dan kemampuan anak untuk menari dengan benar sesuai dengan instruksinya, atau lebih kepada aspek psikomotorik peserta didik, sedangkan untuk mengembangkan kecerdasan afektif dan kognitif tidak dijadikan landasan dalam pembelajaran tari tersebut. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SDN Griba 5 Antapani Bandung menunjukkan pula bahwa kemampuan peserta didik dalam melakukan tari trang-trang kolintang masih dirasakan kurang baik, dimana dari unsur gerak menunjukkan masih terdapatnya peserta didik yang masih belum memahami maksud dari gerak tari trang-trang kolintang, belum mampu bekerjasama dalam gerakan tarinya dan masih belum mengaplikasikan gerak sesuai dengan iramanya. Untuk unsur tenaga, dimana masih adanya peserta didik yang belum mengetahui penggunaan tenaga dalam gerakan tari, belum mampu memanage penggunaan tenaga, sehingga sering melakukan tarian dengan menghiraukan penggunaan tenaga. Untuk aspek ruang diketahui

4 peserta didik masih belum mengetahui berbagai segi dalam ruang gerak tari, kurang merasakan keberadaan penari lain dalam jarak tertentu, dan kurang memiliki kekompakan dalam melakukan tarian. Sedangkan untuk unsur waktu, dimana peserta didik belum mengetahui dan memahami irama dalam tarian, dan belum mampu menyesuaikan gerak tarian sesuai dengan iramanya. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pembelajaran Tari Trang-Trang Kolentrang Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SD Negeri Griba 5 Antapani Bandung. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut: 1. Pendidikan seni tari di lingkungan Sekolah Dasar (SD) memiliki kedudukan yang penting dalam membantu membentuk kecerdasan anak baik kecerdasan intelektual, emosional, estetis, prilaku (afektif) dan kecerdasan motorik. 2. Kemampuan peserta didik dalam melakukan tari trang-trang kolintang masih dirasakan kurang baik, dimana dari unsur gerak menunjukkan masih terdapat peserta didik yang masih belum memahami maksud dari gerak tari trang-trang kolintang, belum mampu bekerjasama dalam gerakan tarinya dan masih belum mengaplikasikan gerak sesuai dengan iramanya. 3. Pembelajaran ekstrakulikuler tari trang-trang kolentrang lebih menekankan pada keterampilan dan kemampuan anak untuk menari dengan benar sesuai dengan instruksinya, atau lebih kepada aspek psikomotorik peserta didik, sedangkan untuk mengembangkan kecerdasan afektif dan kognitif tidak dijadikan landasan dalam pembelajaran tari. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, perlu difokus dalam beberapa masalah penting yang menjadi konsentrasi masalah penelitian. Oleh karena itu, dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran tari trang-trang kolentrang pada kegiatan ekstrakurikuler tari terhadap peserta didik di SDN Griba 5 Antapani Bandung? 2. Bagaimana proses pembelajaran tari trang-trang kolentrang pada kegiatan ekstrakurikuler tari terhadap peserta didik di SDN Griba 5 Antapani Bandung?

5 3. Bagaimana hasil pembelajaran tari trang-trang kolentrang pada kegiatan ekstrakurikuler tari terhadap peserta didik di SDN Griba 5 Antapani Bandung? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan segala peristiwa kegiatan pembelajaran tari trang-trang kolentrang yang diberikan peserta didik di SDN Griba 5 Antapani Bandung dalam kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler seni tari. 2. Tujuan Khusus Selain memiliki tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan khusus sebagai berikut : a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran tari trang-trang kolentrang pada kegiatan ekstrakurikuler tari terhadap peserta didik di SDN Griba 5 Antapani Bandung b. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari trang-trang kolentrang pada kegiatan ekstrakurikuler tari terhadap peserta didik di SDN Griba 5 Antapani Bandung. c. Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari trang-trang kolentrang pada kegiatan ekstrakurikuler tari terhadap peserta didik di SDN Griba 5 Antapani Bandung. E. Manfaat Penelitian Dengan mengetahui hasil penelitian ini, diharapkan mempunyai beberapa manfaat diantaranya: 1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi tentang pembelajaran ekstrakulikuler tari trang-trang kolentrang peserta didik di SDN Griba 5 Antapani Bandung. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

6 Memberikan wawasan dan pengetahuan yang baru sehingga peneliti dapat mengaplikasikan ilmu tersebut ketika kelak menjadi seorang guru tari di Sekolah Dasar (SD). b. Bagi Guru Tari Sekolah Dasar Dapat menjadi tambahan referensi bagi guru dalam melaksanakan meningkatkan kemampuan tari trang-trang kolentrangpeserta didik di SDN Griba 5 Antapani c. Bagi Sekolah Dasar Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif kepada lembaga penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan khususnya untuk para pihak sekolah dalam memelihara budaya Jawa Barat dan penggunaan media yang tepat dalam proses pembelajaran tari. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Memberikan gambaran tentang tari trang-trang kolentrangsebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya. F. Struktur Organisasi Skripsi yang merupakan studi deskriptif ini terdiri dari lima bab, yaitu : BAB I merupakan pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. BAB II merupakan tinjauan pustaka, terdiri dari teori-teori dari berbagai sumber yang diperoleh. Teori tersebut berkaitan dengan pembelajaran, pembelajaran tari, trang-trang kolentrang, ekstrakulikuler, media audio visual dan asumsi dari penelitian. BAB III merupakan metodologi penelitian yang menjelaskan mengenai prosedur dan cara penulis melakukan penelitian. Terdiri dari lokasi penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. BAB IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Terdapat data lokasi penelitian dan membahas data setelah melakukan penelitian dilapangan. Pemaparan dan pembahasan pada bab ini dapat menjawab asumsi yang telah dibuat sebelumnya. BAB V merupakan kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian yang dilakukan. Skripsi ini juga dilengkapi dengan daftar rujukan sumber-sumber yang digunakan, serta lampiran-lampiran dari kegiatan penelitian.