HUBUNGAN OBESITAS DAN RIWAYAT DIABETES MELLITUS DENGAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MILLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2


BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

BAB I PENDAHULUAN. begitu pula dengan permasalahan kardiovaskuler dan DM (Marliyanti, 2010).

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa)

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

Transkripsi:

HUBUNGAN OBESITAS DAN RIWAYAT DIABETES MELLITUS DENGAN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2015 1 *Resli 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi *Korespodensi penulis : resli.siregar@akperprima-jambi.ac.id ABSTRAK Prevalensi hipertensi di indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur lebih dari 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung 30,9%, di ikuti Kalimantan Selatan 30,8%, Kalimantan Timur 29,6%, dan Jawa Barat 29,4%. Pravalensi hipertensi di indonesia yang dapat melalui kuesioner tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau sering minum obat sebesar 9,5%. Jadi ada 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebanyak 0,7%. Jadi pravalensi hipertensi di ibdonesi sebesar 26,5% ( 25,8% + 0,7% ). Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dan riwayat diabetes mellitus dengan penderita hipertensi di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Sampel dalam penelitain ini berjumlah 31 responden. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling. Pengambilan data pada tanggal 22 27 agustus 2015 dengan pengisian kuesioner kepada responden dengan cara wawancara. Berdasarkan 32 responden yang memiliki Indeks Massa Tubuh Normal ada sebanyak 11 (34,4%) responden, obesitas tingkat I sebanyak 21 (65,6%) responden. Dari 32 responden terdapat 16 (50,0%) responden yang memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus dan 16 (50,0%) responden yang tidak memiliki riwayat diabetes mellitus. Serta ada hubungan bermakna antara obesitas dengan derajat hipertensi di Wilayah Kerja Kuskesmas putri Ayu Kota Jambi (p-value 0,017). Ada hubungan bermakna antara riwayat diabetes mellitus dengan derajat hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas putri Ayu Kota Jambi (p-value 0,011) Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada warga untuk dengan berolahraga, mengatur pola makan, dan memperbanyak aktifitas tubuh diluar rumah. Kata Kunci : Obesitas, DM dan Hipertensi RELATIONSHIP OF OBESITY AND HISTORY OF DIABETES MELLITUS IN PATIENTS WITH HYPERTENSION IN PUSKESMAS PUTRI AYU IN JAMBI CITY 2015 ABSTRACT Hipertension pravelansce in Indonesia obtained from measurement of age, there are more than 18 years are 25,8 %, the higher is in Bangka Belitung 30, 9 %,follow by South Kalimantan 30,8%, East Kalimantan 29,6 %, and West Java 29, 4%. Hipertension prevalence in Indonesian obtained by diagnose or in medication 9,5%. So, that means there are 0,1% but in hypertension medication are 0,7%. However, the prevalence of hypertension in Indonesia are 26,5% ( 25,8% + 0,7% ) This research is descriptive approach which aim to find relationship of obesity and history of diabetes mellitus in patiens with hypertension in Puskesmas Putri Ayu in Jambi City 2015. The sample in this research were 32 respondents. Sampling was conducted using random sampling technique. Data obtained in 22 27 of Agustus 2015 by filling a quetionaire with direct interview. From 32 respondents, there are 11 ( 34,4% ) respondens have normal IMT, with obesity in first degree are 21 ( 65,6% ) respondent. Than, from 32 respondents there are 16 ( 50, 0% ) respondents have history of DM and 16 ( 50,0% ) respondents do not have history of DM. There is a Significant connection between DM with the degree of hypertension in region Puskesmas Putri Ayu in Jambi City 2015 with p value 0,011. Based on the results, researcher suggest to the community to do exercise and have more physical activity in outside searching for the information about the risk of hypertension and manage your diet. Keywords : Obesity, Diabetes Mellitius and Hypertension 119

PENDAHULUAN Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey ( NHNESIII ), paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmhg. Penelitian di Amerika oleh American Hipertension Association ( 2006 ) di temukan hanya 68% penderita hipertensi tahu bahwa mereka menderita penyakit tersebut, sisanya mengatakan sama sekali tidak tahu. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur lebih dari 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung 30,9%, di ikuti Kalimantan Selatan 30,8%, Kalimantan Timur 29,6%, dan Jawa Barat 29,4%. Pravalensi hipertensi di indonesia yang dapat melalui kuesioner tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau sering minum obat sebesar 9,5%. Jadi ada 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebanyak 0,7%. Jadi pravalensi hipertensi di ibdonesi sebesar 26,5% ( 25,8% + 0,7% )(Gihwan, 2013). Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut kesuatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner ( untuk pembuluh darah jantung ) dan hipertrofi ventrikel kanan atau left ventricle hypertrophy (untuk jantung) (Bustan 2007). Bahaya akibat kegemukan yaitu, retensi insulin, tekanan darah tinggi ( hipertensi ), peningkatan kadar kolesterol ( hypercholesterolimia ), stroke, serangan jantung,kanker, gangguan otak, kehamilan beresiko, dan penurunan kualitas sperma (Yekti, 2010). Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi dari pada energi yang di keluarkan. Asupan energi tinggi di sebabkan oleh konsumsi makanan suber energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktifitas fisik. Masalah kegemukan dan obesitas di Indonesia terjadi pada semua umur dan pada semua starata sosial ekonomi. Pada anak sekolah kejadian kegemukan dan obesitas pada anak berisiko berlanjut ke masa dewasa, dan merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit metabolik dan degeneratif seperti penyakit kaediovaskuler, diabetes millitus,kanker,osteoartritis,dll (Kemenkes, 2012). Penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) sangat berbahaya bagi kesehatan, dengan tingginya kadar lemak dalam darah, sensitivitas darah terhadap insulin menjadi sangat rendah. Salah satu penyakit degenerative yang dapat timbul dikarenakan pola dan gaya hidup yang dapat mengganggu kesehatan seseorang adalah diabetes mellitus.diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia kronis yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerusakan kerja insulin atau kombinasi keduanya. Ketidakoptimalnya kerja insulin merupakan akibat dari kurangnya sekresi insuli atau kurangnya respon jaringan terhadap insulin. Kurangnya sekresi insulin dan kerusakan kerja insulin sering terjadi bersamaan sehingga menyebabkan kelainan yang merupakan penyebab terjadinya hiperglikemia (ADA, 2006). Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar dari Dinas Kesehatan pada Tahun 2007 juga melaporkan bahwa stroke, hipertensi, dan penyakit jantung iskemik menepati proposi terbesar ( 27,3% ) sebagai penyebab kematian pada semua umur, artinya kolesterol sebagai pemicu terjadinya penyakit tersebut dapat menyerang siapa saja, tidak peduli tua dan muda (Yekti Mumpuni & Ari Wulandari, 2011). Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan di Kota Jambi melalui Dinkes Kota Jambi, didapatkan data puskesmas yang mempunyai data tertinggi pengunjung penderita hipertensi adalah puskesmas Putri Ayu Kota Jambi, peneliti juga telah menghitung jumlah penderita hipertensi dari bulan Januari Juni di kawasan wilayah puskesmas maupun di luar wilayah Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi di dapat sebanyak 158 120

orang penderita hipertensi yang berobat ke Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi,dan berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti langsung kepada 10 responden penderita hipertensi terdapat 6 orang responden yang mengalami obesitas dan 4 mempunyai riwayat penyakit diabetes millitus, oleh karena itulah peneliti tertarik mengambil penelitian yang berjudul Hubungan Obesitas dan Diabetes Millitus Terhadap Kejadian Hipertensi Puskesmas Putri Ayu. METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan studi cross sectional, karena pendekatan ini bersifat sesaat pada waktu tertentu dan tidak diikuti secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu dan bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel independen dan dengan variabel dependen, disamping itu pendekatan ini mudah dilaksanakan, ekonomis, baik HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Obesitas Terhadap derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tabel 1 Distribusi Frekuensi Gambaran Obesitas Terhadap derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri AyuKota Jambi Tingkat Obesitas Frekuensi % Normal 11 34,4 Tingkat I 21 65,6 Tingkat II 0 0,0 Tingkat III 0 0,0 Total 32 100,0 Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa dari 31 responden yang memiliki Indeks Massa Tubuh Normal ada sebanyak 11 (34,4%) responden, obesitas biaya maupun waktu. (Notoatmodjo, 2003). Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber asli. Sumber asli disini diartikan sebaga sumber pertama di mana data tersebut di peroleh peneliti secara langsung, seperti hasil wawancara dan hasil pengisia angket/ kuesioner (Widoyoko,2012). Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan, data diperoleh dari puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Data primer yaitu data yang data yag diperoleh untuk mengetahui Hubungan obesitas dan riwayat diabetes mellitus terhadap derajat hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2015 dengan menggunakan kuesioner sebanyak 4 soal. Dari data-data diatas maka peneliti tertarik mengambil judul penelitian Hubungan obesitas dan riwayat diabetes mellitus terhadap derajat hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. tingkat I sebanyak 21 (65,6%) responden, obesitas tingkat II dan obesitas tingkat III tidak ada yang mengalami. Gambaran Riwayat Diabetes Mellitus Terhadap derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Gambaran Riwayat DM Terhadap derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Riwayat Frekuensi % Diabetes Mellitus Ya 16 50,0 Tidak 16 50,0 Total 32 100,0 Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa dari 31 responden terdapat 16 (50,0%) responden yang memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus dan 16 (50,0%) responden yang tidak memiliki riwayat diabetes mellitus. 121

Gambaran derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tabel 3 Distribusi Frekuensi Gambaran derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Hipertensi Frekuensi % Derajat I 6 18,8 Derajat II 1 3,1 Derajat III 25 78,1 Total 31 100,0 Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa dari 31 responden ada sebanyak 25 (78,1%) responden yang menderita hipertensi derajat III, sebanyak 1 (3,1%) responden menderita hipertensi derajat II dan sebanyak 6 (18,8%) responden menderita hipertensi derajat I. Hasil Analisis Bivariat Hubungan Obesitas Terhadap derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hubungan Obesitas Terhadap derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Obesitas Hipertensi Jml P-Value Derajat I Derajat II Derajat III Jml % Jml % Jml % jml % Normal 5 45,5 0 0,0 6 54,5 11 100 Tingkat I 1 4,8 1 4,8 19 90,5 21 100 Total 6 18,8 1 3,1 25 78,1 32 100 0,017 Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa dari 11 responden yang memiliki Indek Massa Tubuh (IMT) normal, ada sebanyak 5 (45,5%) responden yang menderita hipertensi derajat I dan sebanyak 6 (54,4%) responden yang menderita hipertensi derajat III. Kemudian dari 21 responden yang memiliki IMT Obesitas tingkat I, ada sebanyak 1 (4,8%) responden menderita hipertensi derajat I, sebanyak 1 (4,8%) responden menderita hipertensi derajat II dan sebanyak 19 (90,5%) responden menderita hipertensi derajat III. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,017 dengan kata lain Ho ditolak dan ada hubungan yang signifikan antara Obesitas Terhadap derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Hubungan Riwayat Diabetes Mellitus Terhadap derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tabel 5 Distribusi Frekuensi Hubungan Riwayat DM Terhadap derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Riwayat Diabetes Mellitus Hipertensi Jml P-Value Derajat I Derajat II Derajat III Jml % Jml % Jml % jml % Tidak 6 37,5 1 6,3 9 56,3 16 100 Ya 0 0,0 0 0,0 16 100 16 100 Total 6 18,8 1 3,1 25 78,1 32 100 0,011 122

Berdasarkan tabel 5 di atas diketahui bahwa dari 16 responden yang tidak memiliki riwayat diabetes mellitus, ada sebanyak 6 (37,5%) responden yang menderita hipertensi derajat I, sebanyak 1 (6,3%) responden menderita hipertensi derajat II dan sebanyak 9 (56,3%) responden yang menderita hipertensi derajat III. Kemudian dari 16 responden yang memiliki riwayat diabetes mellitus, ada sebanyak 16 (100%) responden menderita hipertensi derajat III dan tidak ada yang menderita hipertensi derajat I dan II. Hasil uji statistik diperoleh nilai p- value = 0,011dengan kata lain Ho ditolak dan ada hubungan yang signifikan antara Riwayat diabetes mellitus Terhadap derajat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2015. SIMPULAN Berdasarkan 32 responden yang memiliki Indeks Massa Tubuh Normal ada sebanyak 11 (34,4%) responden, obesitas tingkat I sebanyak 21 (65, 6 %) responden; Dari 32 responden terdapat 16 (50,0%) responden yang memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus dan 16 (50,0%) responden yang tidak memiliki riwayat diabetes mellitus; Ada hubungan bermakna antara obesitas dengan derajat hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas putri Ayu Kota Jambi (p-value 0,017); Ada hubungan bermakna antara riwayat diabetes mellitus dengan derajat hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas putri Ayu Kota Jambi (p-value 0,011). DAFTAR PUSTAKA ADA benih, (2006). Obesitas anak dan pencegahanya. Yogyakarta : Nusa Medika Ari & Yekti, ( 2010 ). Cara Jitu Mengatasi Kegemukan. Yogyakarta. CV Andi Affest Ari & Yekti, ( 2010 ). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta. CV Andi Affest Bustan, (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta, Jakarta Gihwan (2013). Karakteristik prevalensi hipertensi di Indonesia (diakses pada tanggal 25 juni 2015) Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Widoyoko (2012).Buku ajar keperawatan medikal bedah. Yogyakarta: Nusa medik 123