BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. DISPARPORA Kabupaten Magelang menggunkan telah menggunakan. delapan langkah strategis milik Kotler, antara lain:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. Magelang. Berdasarkan struktur organisasi di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peluang yang cukup prospektif untuk dikembangkan di sektor

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Pelaksanaan. Kegiatan. Badan Promosi Pariwisata. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAHASA INGGRIS SEBAGAI SALAH SATU SARANA PENUNJANG UNTUK MEMPROMOSIKAN DAN MENINGKATKAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini, penulis menggunakan pengertian pariwisata menurut Undang Undang No. 10

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pariwisata di Sumatera Barat. Untuk itu peningkatan kunjungan wisatawan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Interview Guide Internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan semakin luas bidang aplikasinya. Dalam dunia modern ini, baru dalam meningkatkan interaksi atau komunikasi dengan

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, sewa dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Dilihat secara

2016, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 200

2. AGUNG ( Wakil sekaligus Tim Promosi ) 1. Apa Tujuan Kampung Wisata Inggris Melakukan Promosi?

BAB V PENUTUP. bagi Perpustakaan ITS tentang kegiatan promosi ITS Digital Repository. Perpustakaan ITS telah melaksanakan kegiatan promosi ITS Digital

BAB I PENDAHULUAN. Dalam aktivitas sehari-hari kita sering menjumpai iklan dan berbagai macam

BAB II TINJAUAN UMUM PROMOSI KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata,Wisatawan, Kepariwisataan, dan Kegiatan

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

Interview Guide. A. Alif Faozi (Ketua Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandwa)

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. (

Produksi Media Public Cetak. Modul ke: 02FIKOM. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Fakultas. Program Studi HUMAS

STRATEGI PROMOSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pemasaran terpadu televisi swasta pada Kompas TV baik dalam perancangan,

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. melihat perkembangan pertanian dari setiap generasi. Di lain pihak perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN. Tempo Inti Media Tbk. Biro JATENG DIY dalam menawarkan atau

BAB V PENUTUP. narasumber maupun pengamatan langsung selama penelitian, penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. akan mendatangkan devisa dan menambah penerimaan negara. Kegiatan promosi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang kepemudaan, keolahragaan, pengembangan destinasi pariwisata, dan pemasaran pariwisata dan ekonomi

STRATEGI PROMOSI PARIWISATA PULAU DERAWAN. (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Promosi Dinas Pariwisita Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. wisatawan pasca konflik ini pihak Dinas Pariwisata telah melakukan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada kebutuhan akan transportasi. Kebutuhan akan transportasi ini

Kepala Dinas mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Dinas; b. mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja Dinas;

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan kinerja pemasran untuk mencapai tujuan utama perusahaan, dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI

BAB V PENUTUP. dalam pengembangan promosi wisata Sidoarjo. melalui media yang terbukti dengan menculnya media tourism atau media

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Pemahaman Dan Kajian Tentang Strategi, Taktik & Aplikasi Perusahaan Markom 2. Ardhariksa Z, M.Med.

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah jasa pelayanan penginapan.

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan Sumber Daya Alam (SDA) yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN. alam dan budaya yang besar yang memberikan modal besar bagi sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2.2.2 Promotion Mix Penelitian Sebelumnya BAB III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan sistem informasi diseluruh dunia telah membuat hidup manusia

ABSTRAKSI. : Kinerja Komunikasi Pemasaran Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang : Indra Pratama : D0C009047

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bidang yang perlu digalakan dalam. pembangunan. Dalam berbagai kebijakan nasional, terdapat rencana

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa akan. dihadapkan pada masalah bagaimana cara memasarkan barang atau jasa

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

Marcomm Management RUANG LINGKUP BISNIS JASA PENDUKUNG EKSTERNAL MARCOMM/ADVERTISING AGENCY. Berliani Ardha, SE, M.Si

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kemajuan teknologi, komunikasi, dan informasi mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dalam bidang pemasaran, strategi merupakan elemen dasar dari tercapainya tujuan promosi. Dalam menjalankan kegiatan promosi DISPARPORA Kabupaten Magelang menggunkan telah menggunakan delapan langkah strategis milik Kotler, antara lain: 1. Mengidentifikasi pasar yang dituju Dalam mengidentifikasi pasar DISPARPORA telah mengelompokkan target wisatawan berdasarkan karakteristik wisatawan dan objek wisatanya, namun dari hasil penelitian, peneliti melihat bahwa DISPARPORA belum mengklasifikasi karakter dari target wisatawan dengan menggunakan keseluruhan variabel yang dikemukakan oleh Kotler. Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang belum melakukan penelaahan secara mendalam terhadap karakter wisatawan dan belum membuat data mengenai hal tersebut, sehingga bisa dikatakan bahwa dalam penentuan segmentasi khalayak sasaran yang dilakukan oleh dinas belum terancang secara optimal. 2. Menetukan tujuan komunikasi DISPAPORA melakukan segala kegiatan promosinya dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat serta membujuk untuk berkunjung ke Kabupaten Magelang. Hasil kahir dari pelaksanaan keseluruhan program promosi yang dilakukan ialah peningkatan jumlah 125

kunjungan wisata ke objek daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Magelang dari tahun sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan komunikasi yang dirancang oleh DISPARPORA Kabupaten Magelang. Langkah DISPARPORA untuk secara bertahap mewujudkan tujuan komunikasi sudah tepat dan dapat dilihat bahwa tahun 2016 jumlah pengunjung mengalami kenaikan dari 4,148,375 jiwa pengunjung ditahun 2015, menjadi 4,577,021 jiwa pengunjung hingga akhir tahun 2016. 3. Merancang pesan Dalam merancang pesan promosinya DISPARPORA Kabupaten Magelang menggunakan tagline Pesona Magelang sebagai pesan promosi dan tagline tersebut disematkan diberbagai material-material promosi yang diproduksi seperti baliho, prospectus dan guidebook. Lebih lanjut, data dokumen yang peneliti peroleh dari arsip DISPARPORA meliputi foto-foto dokumentasi berbagai jenis material promosi dan penempatan material promosi, serta peneliti bandingkan dengan kondisi lapangan, dapat peneliti ketahui bahwasanya pelaksanaan tahapan promosi dalam hal ini merancang pesan, memang terlaksana dengan baik. 4. Memilih saluran komunikasi Berkenaan pemilihan saluran komunikasi, DISPARPORA telah mengunakan ke dua saluran komunikasi sesuai dengan konsep Fandy Tjiptono, yaitu saluran komunikasi personal dan saluran komunikasi non personal. Usaha yang dilakukan DISPARPORA sudah cukup baik, hanya saja penggunaan dalam penggunaan media seperti televisi, radio, dan 126

media cetak kurang optimal, karena apabila target pasar yang dituju adalah wisatawan nusantara bahkan wisatawan mancanegara, seharusnya didukung dengan penggunaan media promosi berskala nasional bahkan internasional. 5. Mengalokasikan total anggaran promosi Dalam pengalokasian anggaran promosi DISPARPORA menggunakan metode terjangkau artinya DISPARPORA mengabaikan peran promosi sebagai investasi dan dampak langsung promosi terhadap volume penjualan. Metode ini menyebabkan anggaran tahunan yang tidak pasti, dan mempersulit perencanaan jangka panjang. Anggaran dana yang didapat oleh DISPARPORA berasal dari APBN dan dana yang dialokasikan ke bidang pemasaran dan kelembagaan pariwisata hanya sekitar enam ratus juta dan angka tersebut dirasa belum cukup untuk melaksanakan program promosi yang maksimal. Anggaran tersebut dapat dikatakan belum optimal karena dari keseluruhan program kerja yang disusun oleh DISPARPORA ada beberapa program kerja yang tidak terealisasi. 6. Memutuskan mengenai bauran pemasaran Seperti yang diungkapkan oleh Yoeti dalam buku Pemasaran Wisata bahwa instrument promosi yang sering digunakan dalam bidang pariwisata antara lain advertising (periklanan), Sales Support, dan Public Relation. Mengenai hal tersebut, DISPARPORA telah menjalankan ke tiga instrument promosi yang dipaparkan oleh Yoeti. Akan tetapi secara 127

aktualnya DISPARPORA belum menggunakan Point of sale advertising, material promosi dalam sales support yang digunakan oleh DISPARPORA variannya belum begitu banyak, hanya prospectus dan guide book, kemudian ada beberapa program yang umumnya dijalankan dalam public relations belum dilaksanakan oleh DISPARPORA seperti Familiarization Visits, dan Inaguration flight or anversary. Hal tersebut mungkin karena kurangnya anggaran dan SDM di dalam struktur organisasi DISPARPORA Kabupaten Magelang itu sendiri. 7. Mengukur hasil promosi Dari strategi promosi yang dilakukan DISPARPORA, indikator yang dijadikan tolak ukur untuk mengukur dari hasil promosi adalah jumlah kunjungan wisata dalam setiap tahunnya dan keberhasilan pelaksanaan program promosi secara keseluruhan. Hasil-hasil tersebut dibukukan dalam bentuk data dan arsip laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP). 8. Mengatur dan mengelola proses komunikasi yang terintegrasi Menurut Kotler bahwa mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi pemasaran termasuk juga mempertimbangkan jenis-jenis media baru yang lebih lengkap dan aktual. Sesuai dengan prinsip Kotler, DISPARPORA juga mempunyai rencana untuk membuat aplikasi berbasis android yang dapat di download oleh pengguna smartphone berbasis android pada playstore dengan tujuan aplikasi tersebut bisa diakses masyarakat luas untuk memberikan panduan wisata di Kabupaten 128

Magelang. Aplikasi tersebut direncanakan akan di rilis di Bulan Juni 2017 mendatang. Jadi dapat disimpulkan bahwa DISPARPORA Kabupaten Magelang telah melaksanakan kegiatan promosi dengan landasan teori yang telah dipaparkan, akan tetapi pada praktiknya ada beberapa kegiatan yang dilakukan belum maksimal. B. SARAN Setelah menyimpulkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan sebagai masukan bagi strategi promosi DISPARPORA Kabupaten Magelang, sebagai berikut : 1. DISPARPORA harus merinci karakter khalayak sasarannya sehingga promosi yang dilakukan tepat sasaran. 2. DISPARPORA sebaiknya membuat target kenaikan jumlah pengunjung yang lebih spesifik. Upaya tersebut akan meningkatkan kinerja DISPARPORA dalam melaksanakan promosi. 3. Mengingat pentingnya dana dalam melaksanakan suatu kegiatan, maka sebaiknya DISPARPORA menambah anggaran dana untuk divisi pemasaran agar dapat menciptakan program strategi promosi yang optimal. 4. Dari sekian banyak obyek wisata yang ada di Kabupaten Magelang, sebaiknya DISPARPORA memfokuskan satu kategori objek wisata untuk mengarahkan wisatawan berkunjung ke Magelang, untuk kemudian berkunjung ke objek-objek wisata disekitarnya. 129

5. Perencanaan material-material dari berbagai instrumen promosi sampai dengan pelaksanaan pendistribusian hingga proses evaluasi harus dimaksimalkan karena dapat dikatakan hal tersebut adalah elemen yang sangat penting untuk mempromosikan wisata di Kabupaten Magelang. 6. DISPARPORA sebaiknya meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki, baik dari segi kuantitas maupun kualitas agar pelaksanaan kegiatan lebih maksimal. 130