Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Manuscript Oleh : Dhafid Rudi Styawan G2A008033 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012
PERNYATAAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang, Agustus 2012 Pembimbing I Amin Samiasih, S.Kp, M.Si, Med Pembimbing II Siti Aminah, S.Tp, M.Si
Artikel (Manuscript) HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR 6-12 TAHUN DI SD NEGERI 1 ROWOSARI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN Dhafid Rudi Styawan ¹, Amin Samiasih, S.Kp, M.Si, Med ², Siti Aminah, S.Tp, M.Si ³ Abstrak Latar belakang : Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap tingkat kemampuan dan prestasi belajar. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada anak usia sekolah di SD Negeri 1 Rowosari. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasi dengan metode pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V dan VI di SD Negeri 1 Rowosari, kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling yaitu berjumlah 54 orang.. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik Chi Square. Hasil : Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh pola makan responden sebagian besar adalah kurang baik yaitu sebanyak 36 orang (66,7%), sedangkan yang memiliki pola makan baik yaitu sebanyak 18 orang (33,3%). Sebagian besar responden mengalami kejadian anemia yaitu sebanyak 33 orang (61,1%), sedangkan yang kadar Hb normal yaitu sebanyak 21 orang (38,9%). Ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada anak usia sekolah di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, dengan hasil X 2 hitung yaitu 5,610, dan p-value 0,018 < α (0,05). Simpulan : Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut maka diharapkan anak atau responden dapat meningkatkan perilaku atau kebiasaan pola makan yang baik terutama saat sebelum berangkat sekolah sehingga anak dapat menerima pelajaran dengan baik disekolah. Kata kunci: Pola makan, anemia, usia sekolah. Pustaka: 28 (1999 2011) Abstract Background : The lack of zinc is one of nutrition problems and if it happens to children, it will become a serious problem for a nation. The lack of zinc has great impact on the ability level and the study achievement. The objective of this research is to find out the relationship between meal pattern and anemia case on school age children in SD Negeri 1 Rowosari. Method : This research is descriptive correlation research with cross sectional approach method. Populations of this research are the V and VI grade students in SD Negeri 1 Rowosari, Gubug sub district, Grobogan regency and the sample taking is done using total sampling method as many as 54 people. Data analysis used in this research is by using Chi Square statistics analysis. Result : based on the statistics analysis result it is found that respondents meal pattern mostly are not good as many as 36 people (66,7%), while they who have good meal pattern are 18 people (33,3%). Most of the respondent s experience anemia as
many as 33 people (61,1%), while they who have normal Hb are 21 people (38,9%). There is significant relationship between meal pattern and anemia case on school age children in SDN 1 Rowosari Gubug sub district, Grobogan regency with the result X² calculation is 5,610 and p-value is 0,018 < α (0,05). Conclusion : Based on the statistics analysis result, it is hoped that children or respondents can improve good habit or behavior especially before leaving for school so that children can study well at school. Key words : meal pattern, anemia, school age Publish: 28 (1999 2011) Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap tingkat kemampuan dan prestasi belajar, bila tidak segera diatasi akan terjadi kehilangan sumber daya manusia baru yang berkualitas. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa dalam menyiapkan sumber daya manusia yang merupakan salah satu kebutuhan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan nasional. Pembangunan kesehatan manusia tidak hanya kesehatan mental maupun fisik tetapi juga kesehatan untuk mencapai kecerdasan khususnya anak sekolah (Soeida, 2008). Anemia merupakan kondisi di mana kurangnya konsentrasi sel darah merah atau menurunnya kadar hemoglobin dalam darah di bawah normal, penurunan kadar tersebut banyak di jumpai pada anak karena kurangnya zat besi, sehingga anemia ini dapat disebut juga sebagai anemia defisiensi besi (anemia kurang zat besi). Anemia defisiensi besi adalah salah satu bentuk gangguan gizi yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Penyebab utama anemia defisiensi besi adalah karena kurangnya konsumsi zat besi yang tidak cukup dan absorbsi ( bioavaibilitas ) beberapa jenis bahan makanan.
Menurut Kodiyat dalam RAN (Remote Area Nurse, 2006 ), di Indonesia anemia gizi masih menjadi masalah utama. Data hasil penelitian menunjukan prevalensi anemi gizi besi masih tinggi yaitu pada ibu hamil prevalensinya mencapai 63,5%, balita 55,5%, anak usia sekolah 20% - 40%, wanita dewasa 30% - 40%, pekerja berpenghasilan rendah 30% - 40%, dan pria dewasa 20% - 30%. Penelitian lain oleh Pusponegoro menyebutkan anemi ditemukan pada balita 40,5%, anak usia sekolah 47,2%, remaja puteri 57,1% dan ibu hamil 50,9%. Sementara Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pernah meneliti pada 1000 anak sekolah dasar di 11 propinsi dan hasilnya menunjukan 20%-25% terkena anemia. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menyebutkan prevalensi anemia pada anak 0-5 tahun 47% anak usia sekolah dan remaja 26,5% dan wanita usia subur 40% (RAN, 2006). Manusia dalam setiap tahapan kehidupannya memerlukan perhatian terhadap kebutuhan gizinya, terutama anak usia sekolah agar tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas karena menurut Budiyanto (2002), kekurangan gizi bisa menyebabkan menurunnya produktivitas kerja, kecerdasan anak, serta daya tahan tubuh. Gangguan gizi tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kebiasaan makan yang salah. Kebiasaan makan yang salah yang masih sering terjadi pada anak usia sekolah yaitu kebiasaan tidak sarapan sebelum berangkat sekolah. Hal tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, yakni dari karakteristik keluarga maupun karakteristik anak itu sendiri. Hal tersebut perlu adanya perhatian khusus. Salah satu cara untuk menempuh perbaikan gizi anak agar prestasi belajar tidak terganggu yaitu dengan perbaikan pola makan dikeluarga dengan menekankan pentingnya makan pagi (sarapan) sebelum berangkat sekolah (Sulistyoningsih, 2011) METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah diskriptif correlation. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V dan VI di SD Negeri 1 Rowosari, kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan yang
berjumlah 54 siswa. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu berjumlah 54 responden. Penelitian dilakukan di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Proses penelitian berlangsung dari minggu ke-4 Juni sampai dengan minggu ke-4 Juli 2012. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (korelasi, chi square). HASIL Hasil penelitian diperoleh karakteristik responden dalam penelitian ini antara lain meliputi umur, jenis kelamin. Berdasarkan hasil penelitian gambaran karakteristik umur dari 54 siswa umur termuda adalah 10 tahun sedangkan usia tertua adalah 12 tahun sedangkan rata-rata usia responden adalah sebesar 11,31 tahun, nilai tengah usia responden setelah di urutkan adalah 12 tahun, usia responden yang terbanyak adalah 12 tahun, sedangkan standar deviasi atau simpangan baku usia responden adalah 0,797 tahun. Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan hasil X 2 hitung yaitu 5,610, dan p-value 0,018 < α (0,05). Nilai Koofisien Kontingensi 0,307 yang menunjukkan bahwa kekuatan korelasi sedang dengan arah korelasi positif, artinya semakin baik pola makan maka semakin baik pula kejadian anemia pada anak usia sekolah. Berdasarkan analisis tersebut maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada anak usia sekolah di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Rata-rata Usia di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan,Agustus 2012 (n=54) N Min Maks Mean Median Modus Std. deviasi Usia rersponden (th) 54 10 12 11.31 12 12 0,797
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Agustus 2012 (n=54) No Jenis kelamin responden Jumlah Persentase (%) 1. Laki-laki 20 37,0 2. Perempuan 34 63,0 Jumlah 54 100 Tabel 3 Hasil Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kejadian Anemia pada Anak Usia Sekolah di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Agustus 2012 (n=54) Kejadian anemia pada anak sekolah jenis kelamin Anemia Normal Total Jumlah % jumlah % Jumlah % laki-laki 13 65,0 7 35,0 20 100 perempuan 20 58,8 14 41,2 34 100 Total 33 61,1 21 38,9 54 100 Tabel 4 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan,Agustus 2012 (n=54) No Pola makan Jumlah Persentase (%) 1. Baik 18 33,3 2. Kurang baik 36 66,7 Jumlah 54 100
Tabel 5 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia pada Anak Usia Sekolah di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Agustus 2012 (n=54) No Kejadian anemia Jumlah Persentase (%) 1. Normal 21 38,9 2. Anemia 33 61,1 Jumlah 54 100 Tabel 6 Hasil Tabulasi Silang Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Anak Usia Sekolah di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Agustus 2012 (n=54) Kejadian anemia pada anak sekolah Pola makan Anemia Normal Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % Kurang baik 26 72,2 10 27,8 36 100 Baik 7 38,4 11 61,1 18 100 Total 33 61,1 21 38,9 54 100
Tabel 7 Hasil Uji Korelasi Chi-square Berdasarkan Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Anak Usia Sekolah di SD N 1 Rowosari Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Agustus 2012 (n=54) Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen) Kejadian anemia pada anak usia sekolah Chi square (x 2 ) p-value Koofisien kontingensi Pola makan 5,610 0,018 0,307 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh bahwa gambaran pola makan responden sebagian besar adalah kurang baik yaitu sebanyak 36 orang (66,7%). Hasil ini didukung dengan hasil penelitian yang didapat oleh Maulana (2004), yang menyatakan bahwa sebagian besar gambaran pola makan pada siswa di MI Miftahul Ulum Karangtengah Demak adalah buruk yaitu sebanyak 52 dari 96 orang responden (54,2%). Menurut peneliti, hasil penelitian ini dimungkinkan karena kebiasaan siswa yang tidak sarapan jika akan berangkat sekolah. Hal yang sudah menjadi suatu kebiasaan yang diulang ulang maka akan menjadi budaya. Kebiasaan ini merupakan wujud dari perilaku seseorang, yang mana perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuaan dan sikap. Semakin baik tingkat pengetahuan, maka informasi yang diperoleh semakin banyak dan perilaku seseorang akan menjadi semakin baik. Selain itu, kurangnya pola makan siswa dimungkinkan karena pekerjaan responden dan status sosial ekonomi keluarga. Orang tua anak yang bekerja akan cenderung tidak menyiapkan sarapan pagi buat anaknya sebelum sekolah. Sedangkan keluarga dengan
status sosial ekonomi yang kurang mampu akan berpengaruh terhadap kualitas makanan yang di sajikan untuk anak. Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh bahwa gambaran kejadian anemia pada anak sekolah dasar sebagian besar adalah mengalami kejadian anemia yaitu sebanyak 33 orang (61,1%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2009), tentang hubungan jenis makanan dengan kadar Hb pada anak di SD Harapan Bunda Salatiga, dengan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki kadar Hb yang cukup rendah yaitu sebanyak 42 orang (59,1%) dari 71 responden secara keseluruhan. PENUTUP Hasil pembahasan / penelitian tentang hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada anak usia sekolah di SD Negeri 1 Rowosari Kec. Gubug, Kab. Grobogan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pola makan responden sebagian besar adalah kurang baik yaitu sebanyak 36 orang (66,7%), sedangkan responden yang memiliki pola makan baik yaitu sebanyak 18 orang (33,3%). 2. Sebagian besar responden mengalami kejadian anemia yaitu sebanyak 33 orang (61,1%), sedangkan responden yang kadar Hb nya normal yaitu sebanyak 21 orang (38,9%). 3. Ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada anak usia sekolah di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan, dengan hasil X 2 hitung yaitu 5,610, dan p-value 0,018 < α (0,05). Mengingat hasil penelitian ini sangat bermakna terhadap tumbuh kembang anak khususnya anak usia sekolah. Sehingga peneliti menyarankan agar orang tua dapat mengajarkan anak untuk membiasakan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Karena apabila anak tidak dibiasakan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah maka
anak akan cenderung lebih suka jajan di sekolah. Seperti diketahui jajan di sembarang tempat itu akan bisa berakibat bahaya terhadap kesehatan anak. Selain itu asupan gizi yang terdapat dalam jajanan itu tidak diketahui pula jenisnya. Maka dari itu peran orang tua sangatlah penting di dalam mengatur kebiasaan makan pada anak, sehingga asupan gizi bisa terpenuhi dan anak bisa terjaga kesehatannya dari berbagai penyakit terutama anemia gizi besi yang sering dijumpai pada anak sekolah. Peran dari pihak sekolah juga diperlukan seperti memberikan pengetahuan tentang gizi dan pola makan yang baik yaitu pagi, siang dan malam. ¹ Dhafid Rudi Styawan : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang. ² Amin Samiasih, S.Kp, M.Si, Med : Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. ³ Siti Aminah, S.Tp, M.Si : Dosen Kelompok Keilmuan Gizi / Teknologi Pangan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
DAFTAR PUSTAKA Amalida Purba, C. (2011). Gambaran Pola Makan, Status Gizi, Pola Haid dan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri SMU N 18 Medan. Medan Arisman. (2004). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC Bilbang dan Sutaryo. (2005). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Anak. from http://www.anemiagizibesi.com. diakses 30 Juni 2012. Hidayat, A. (2008). Riset Keperawatan dan teknik Penulisan Ilmiah, Cetakan ketiga. Jakarta : Salemba Medika Husain, M. (2011). Angka Kecukupan Gizi Besi pada Anak Sekolah Dasar di Desa Penghasil Sayuran dan Bukan Penghasil Sayuran di Kecamatan Tomohon Propinsi Sulawesi utara. from http://www.gocitis.com/bbid,geo/artikel/66htm. diakses tanggal 3 Agustus 2012. Khomsan, Ali. (2004). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan, Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Koplewich, H. (2005). Penyakit Anak : Diagnosa dan Penanganannya. Jakarta : Prestasi Pustaka Maharani, Sabrina. (2008). Mengenali dan Memahami Berbagai Gangguan Kesehatan Anak. Jogjakarta : Katahati Maulana, S. (2004). Gambaran Pola Makan pada Siswa di MI Miftahul Ulum Karangtengah Demak. from http://www.polamakananak.com. diakses 3 Agustus 2012. Menampiring. (2008). Prevalensi Anemia dan Tingkat Kecukupan Zat Besi pada Anak Sekolah Dasar di Desa Minaesa Kec. Wori Kab. Minahasa Utara. Jakarta: Kilat press. Notoatmodjo, S. (2005), Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Supariasa, I Dewa Nyoman. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Edisi pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu