Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA SAAT MENSTRUASI DI SMK NUSA BHAKTI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI

Kalimantan Selatan. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi :

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

MOTIVASI IBU MEMBERIKAN MAKAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI SDN SAMBIROTO 01 TEMBALANG SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Keywords: Anemia, Social Economy

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN TAHUN 2016 ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

GAMBARAN ANEMIA DAN INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN IMAM SYUHODO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

ISSN Vol 2, Oktober 2012

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI PADA SISWI KELAS III DI SMAN 1 TINAMBUNG KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI LAKI DI DESA CENDONO KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 07 KELURAHAN SAWAH BESAR,SEMARANG.

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

PENGARUH STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PRESTASI AKADEMIK ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN. Oleh: TN BADIUZZAMAN BIN TUAN ISMAIL

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

Kata Kunci: Hamil, Anemia

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG ANEMIA DENGAN STATUS HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

GAMBARAN PENYEBAB KESULITAN MAKAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN DI PERUMAHAN TOP AMIN MULYA JAKABARING PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Manuscript Oleh : Dhafid Rudi Styawan G2A008033 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012

PERNYATAAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang, Agustus 2012 Pembimbing I Amin Samiasih, S.Kp, M.Si, Med Pembimbing II Siti Aminah, S.Tp, M.Si

Artikel (Manuscript) HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR 6-12 TAHUN DI SD NEGERI 1 ROWOSARI KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN Dhafid Rudi Styawan ¹, Amin Samiasih, S.Kp, M.Si, Med ², Siti Aminah, S.Tp, M.Si ³ Abstrak Latar belakang : Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap tingkat kemampuan dan prestasi belajar. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada anak usia sekolah di SD Negeri 1 Rowosari. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasi dengan metode pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V dan VI di SD Negeri 1 Rowosari, kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling yaitu berjumlah 54 orang.. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik Chi Square. Hasil : Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh pola makan responden sebagian besar adalah kurang baik yaitu sebanyak 36 orang (66,7%), sedangkan yang memiliki pola makan baik yaitu sebanyak 18 orang (33,3%). Sebagian besar responden mengalami kejadian anemia yaitu sebanyak 33 orang (61,1%), sedangkan yang kadar Hb normal yaitu sebanyak 21 orang (38,9%). Ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada anak usia sekolah di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, dengan hasil X 2 hitung yaitu 5,610, dan p-value 0,018 < α (0,05). Simpulan : Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut maka diharapkan anak atau responden dapat meningkatkan perilaku atau kebiasaan pola makan yang baik terutama saat sebelum berangkat sekolah sehingga anak dapat menerima pelajaran dengan baik disekolah. Kata kunci: Pola makan, anemia, usia sekolah. Pustaka: 28 (1999 2011) Abstract Background : The lack of zinc is one of nutrition problems and if it happens to children, it will become a serious problem for a nation. The lack of zinc has great impact on the ability level and the study achievement. The objective of this research is to find out the relationship between meal pattern and anemia case on school age children in SD Negeri 1 Rowosari. Method : This research is descriptive correlation research with cross sectional approach method. Populations of this research are the V and VI grade students in SD Negeri 1 Rowosari, Gubug sub district, Grobogan regency and the sample taking is done using total sampling method as many as 54 people. Data analysis used in this research is by using Chi Square statistics analysis. Result : based on the statistics analysis result it is found that respondents meal pattern mostly are not good as many as 36 people (66,7%), while they who have good meal pattern are 18 people (33,3%). Most of the respondent s experience anemia as

many as 33 people (61,1%), while they who have normal Hb are 21 people (38,9%). There is significant relationship between meal pattern and anemia case on school age children in SDN 1 Rowosari Gubug sub district, Grobogan regency with the result X² calculation is 5,610 and p-value is 0,018 < α (0,05). Conclusion : Based on the statistics analysis result, it is hoped that children or respondents can improve good habit or behavior especially before leaving for school so that children can study well at school. Key words : meal pattern, anemia, school age Publish: 28 (1999 2011) Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap tingkat kemampuan dan prestasi belajar, bila tidak segera diatasi akan terjadi kehilangan sumber daya manusia baru yang berkualitas. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa dalam menyiapkan sumber daya manusia yang merupakan salah satu kebutuhan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan nasional. Pembangunan kesehatan manusia tidak hanya kesehatan mental maupun fisik tetapi juga kesehatan untuk mencapai kecerdasan khususnya anak sekolah (Soeida, 2008). Anemia merupakan kondisi di mana kurangnya konsentrasi sel darah merah atau menurunnya kadar hemoglobin dalam darah di bawah normal, penurunan kadar tersebut banyak di jumpai pada anak karena kurangnya zat besi, sehingga anemia ini dapat disebut juga sebagai anemia defisiensi besi (anemia kurang zat besi). Anemia defisiensi besi adalah salah satu bentuk gangguan gizi yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Penyebab utama anemia defisiensi besi adalah karena kurangnya konsumsi zat besi yang tidak cukup dan absorbsi ( bioavaibilitas ) beberapa jenis bahan makanan.

Menurut Kodiyat dalam RAN (Remote Area Nurse, 2006 ), di Indonesia anemia gizi masih menjadi masalah utama. Data hasil penelitian menunjukan prevalensi anemi gizi besi masih tinggi yaitu pada ibu hamil prevalensinya mencapai 63,5%, balita 55,5%, anak usia sekolah 20% - 40%, wanita dewasa 30% - 40%, pekerja berpenghasilan rendah 30% - 40%, dan pria dewasa 20% - 30%. Penelitian lain oleh Pusponegoro menyebutkan anemi ditemukan pada balita 40,5%, anak usia sekolah 47,2%, remaja puteri 57,1% dan ibu hamil 50,9%. Sementara Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pernah meneliti pada 1000 anak sekolah dasar di 11 propinsi dan hasilnya menunjukan 20%-25% terkena anemia. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menyebutkan prevalensi anemia pada anak 0-5 tahun 47% anak usia sekolah dan remaja 26,5% dan wanita usia subur 40% (RAN, 2006). Manusia dalam setiap tahapan kehidupannya memerlukan perhatian terhadap kebutuhan gizinya, terutama anak usia sekolah agar tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas karena menurut Budiyanto (2002), kekurangan gizi bisa menyebabkan menurunnya produktivitas kerja, kecerdasan anak, serta daya tahan tubuh. Gangguan gizi tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kebiasaan makan yang salah. Kebiasaan makan yang salah yang masih sering terjadi pada anak usia sekolah yaitu kebiasaan tidak sarapan sebelum berangkat sekolah. Hal tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, yakni dari karakteristik keluarga maupun karakteristik anak itu sendiri. Hal tersebut perlu adanya perhatian khusus. Salah satu cara untuk menempuh perbaikan gizi anak agar prestasi belajar tidak terganggu yaitu dengan perbaikan pola makan dikeluarga dengan menekankan pentingnya makan pagi (sarapan) sebelum berangkat sekolah (Sulistyoningsih, 2011) METODOLOGI Jenis penelitian ini adalah diskriptif correlation. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V dan VI di SD Negeri 1 Rowosari, kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan yang

berjumlah 54 siswa. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu berjumlah 54 responden. Penelitian dilakukan di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Proses penelitian berlangsung dari minggu ke-4 Juni sampai dengan minggu ke-4 Juli 2012. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (korelasi, chi square). HASIL Hasil penelitian diperoleh karakteristik responden dalam penelitian ini antara lain meliputi umur, jenis kelamin. Berdasarkan hasil penelitian gambaran karakteristik umur dari 54 siswa umur termuda adalah 10 tahun sedangkan usia tertua adalah 12 tahun sedangkan rata-rata usia responden adalah sebesar 11,31 tahun, nilai tengah usia responden setelah di urutkan adalah 12 tahun, usia responden yang terbanyak adalah 12 tahun, sedangkan standar deviasi atau simpangan baku usia responden adalah 0,797 tahun. Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan hasil X 2 hitung yaitu 5,610, dan p-value 0,018 < α (0,05). Nilai Koofisien Kontingensi 0,307 yang menunjukkan bahwa kekuatan korelasi sedang dengan arah korelasi positif, artinya semakin baik pola makan maka semakin baik pula kejadian anemia pada anak usia sekolah. Berdasarkan analisis tersebut maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada anak usia sekolah di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Rata-rata Usia di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan,Agustus 2012 (n=54) N Min Maks Mean Median Modus Std. deviasi Usia rersponden (th) 54 10 12 11.31 12 12 0,797

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Agustus 2012 (n=54) No Jenis kelamin responden Jumlah Persentase (%) 1. Laki-laki 20 37,0 2. Perempuan 34 63,0 Jumlah 54 100 Tabel 3 Hasil Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kejadian Anemia pada Anak Usia Sekolah di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Agustus 2012 (n=54) Kejadian anemia pada anak sekolah jenis kelamin Anemia Normal Total Jumlah % jumlah % Jumlah % laki-laki 13 65,0 7 35,0 20 100 perempuan 20 58,8 14 41,2 34 100 Total 33 61,1 21 38,9 54 100 Tabel 4 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan,Agustus 2012 (n=54) No Pola makan Jumlah Persentase (%) 1. Baik 18 33,3 2. Kurang baik 36 66,7 Jumlah 54 100

Tabel 5 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia pada Anak Usia Sekolah di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Agustus 2012 (n=54) No Kejadian anemia Jumlah Persentase (%) 1. Normal 21 38,9 2. Anemia 33 61,1 Jumlah 54 100 Tabel 6 Hasil Tabulasi Silang Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Anak Usia Sekolah di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Agustus 2012 (n=54) Kejadian anemia pada anak sekolah Pola makan Anemia Normal Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % Kurang baik 26 72,2 10 27,8 36 100 Baik 7 38,4 11 61,1 18 100 Total 33 61,1 21 38,9 54 100

Tabel 7 Hasil Uji Korelasi Chi-square Berdasarkan Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Anak Usia Sekolah di SD N 1 Rowosari Kec. Gubug, Kab. Grobogan, Agustus 2012 (n=54) Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen) Kejadian anemia pada anak usia sekolah Chi square (x 2 ) p-value Koofisien kontingensi Pola makan 5,610 0,018 0,307 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh bahwa gambaran pola makan responden sebagian besar adalah kurang baik yaitu sebanyak 36 orang (66,7%). Hasil ini didukung dengan hasil penelitian yang didapat oleh Maulana (2004), yang menyatakan bahwa sebagian besar gambaran pola makan pada siswa di MI Miftahul Ulum Karangtengah Demak adalah buruk yaitu sebanyak 52 dari 96 orang responden (54,2%). Menurut peneliti, hasil penelitian ini dimungkinkan karena kebiasaan siswa yang tidak sarapan jika akan berangkat sekolah. Hal yang sudah menjadi suatu kebiasaan yang diulang ulang maka akan menjadi budaya. Kebiasaan ini merupakan wujud dari perilaku seseorang, yang mana perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuaan dan sikap. Semakin baik tingkat pengetahuan, maka informasi yang diperoleh semakin banyak dan perilaku seseorang akan menjadi semakin baik. Selain itu, kurangnya pola makan siswa dimungkinkan karena pekerjaan responden dan status sosial ekonomi keluarga. Orang tua anak yang bekerja akan cenderung tidak menyiapkan sarapan pagi buat anaknya sebelum sekolah. Sedangkan keluarga dengan

status sosial ekonomi yang kurang mampu akan berpengaruh terhadap kualitas makanan yang di sajikan untuk anak. Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh bahwa gambaran kejadian anemia pada anak sekolah dasar sebagian besar adalah mengalami kejadian anemia yaitu sebanyak 33 orang (61,1%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2009), tentang hubungan jenis makanan dengan kadar Hb pada anak di SD Harapan Bunda Salatiga, dengan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki kadar Hb yang cukup rendah yaitu sebanyak 42 orang (59,1%) dari 71 responden secara keseluruhan. PENUTUP Hasil pembahasan / penelitian tentang hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada anak usia sekolah di SD Negeri 1 Rowosari Kec. Gubug, Kab. Grobogan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pola makan responden sebagian besar adalah kurang baik yaitu sebanyak 36 orang (66,7%), sedangkan responden yang memiliki pola makan baik yaitu sebanyak 18 orang (33,3%). 2. Sebagian besar responden mengalami kejadian anemia yaitu sebanyak 33 orang (61,1%), sedangkan responden yang kadar Hb nya normal yaitu sebanyak 21 orang (38,9%). 3. Ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada anak usia sekolah di SD N Rowosari I Kec. Gubug, Kab. Grobogan, dengan hasil X 2 hitung yaitu 5,610, dan p-value 0,018 < α (0,05). Mengingat hasil penelitian ini sangat bermakna terhadap tumbuh kembang anak khususnya anak usia sekolah. Sehingga peneliti menyarankan agar orang tua dapat mengajarkan anak untuk membiasakan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Karena apabila anak tidak dibiasakan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah maka

anak akan cenderung lebih suka jajan di sekolah. Seperti diketahui jajan di sembarang tempat itu akan bisa berakibat bahaya terhadap kesehatan anak. Selain itu asupan gizi yang terdapat dalam jajanan itu tidak diketahui pula jenisnya. Maka dari itu peran orang tua sangatlah penting di dalam mengatur kebiasaan makan pada anak, sehingga asupan gizi bisa terpenuhi dan anak bisa terjaga kesehatannya dari berbagai penyakit terutama anemia gizi besi yang sering dijumpai pada anak sekolah. Peran dari pihak sekolah juga diperlukan seperti memberikan pengetahuan tentang gizi dan pola makan yang baik yaitu pagi, siang dan malam. ¹ Dhafid Rudi Styawan : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang. ² Amin Samiasih, S.Kp, M.Si, Med : Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. ³ Siti Aminah, S.Tp, M.Si : Dosen Kelompok Keilmuan Gizi / Teknologi Pangan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

DAFTAR PUSTAKA Amalida Purba, C. (2011). Gambaran Pola Makan, Status Gizi, Pola Haid dan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri SMU N 18 Medan. Medan Arisman. (2004). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC Bilbang dan Sutaryo. (2005). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Anak. from http://www.anemiagizibesi.com. diakses 30 Juni 2012. Hidayat, A. (2008). Riset Keperawatan dan teknik Penulisan Ilmiah, Cetakan ketiga. Jakarta : Salemba Medika Husain, M. (2011). Angka Kecukupan Gizi Besi pada Anak Sekolah Dasar di Desa Penghasil Sayuran dan Bukan Penghasil Sayuran di Kecamatan Tomohon Propinsi Sulawesi utara. from http://www.gocitis.com/bbid,geo/artikel/66htm. diakses tanggal 3 Agustus 2012. Khomsan, Ali. (2004). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan, Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Koplewich, H. (2005). Penyakit Anak : Diagnosa dan Penanganannya. Jakarta : Prestasi Pustaka Maharani, Sabrina. (2008). Mengenali dan Memahami Berbagai Gangguan Kesehatan Anak. Jogjakarta : Katahati Maulana, S. (2004). Gambaran Pola Makan pada Siswa di MI Miftahul Ulum Karangtengah Demak. from http://www.polamakananak.com. diakses 3 Agustus 2012. Menampiring. (2008). Prevalensi Anemia dan Tingkat Kecukupan Zat Besi pada Anak Sekolah Dasar di Desa Minaesa Kec. Wori Kab. Minahasa Utara. Jakarta: Kilat press. Notoatmodjo, S. (2005), Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Supariasa, I Dewa Nyoman. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Edisi pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu