BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen kuasi.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen Pretest-posttest Control Group Design Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 Y O4

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen semu karena

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuasi eksperimen atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan dimana kondisi

(Sugiyono,2013hlm.76) Keterangan : E = kelas eksperimen yang dipilih secara acak K = kelas kontrol yang dipilih secara acak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2011 : 2) secara kuantitatif maupun kualitatif. (Arikunto, 2006: 10).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemungkinan hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship) dengan cara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E O1 X1 O2 K O3 X2 04

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. Darham 42, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Kelas Pratest Perlakuan Pascates

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan desain penelitian, subjek penelitian, teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN E: O 1 X O 2 C: O 3 Y O 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain penelitian E 01 X 02 K 01 Y 02

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan beberapa hal yang berkenaan dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. adalah metode eksperimen. Jenis penelitian eksperimen dalam penelitian ini

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ilmiah, yaitu dengan menggunakan ciri-ciri keilmuan yang meliputi

Transkripsi:

27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran (Syamsuddin dan Damaianti, 2006, hlm. 14). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen kuasi atau eksperimen semu (Quasy-Experimental Design). Rancangan kuasi eksperimental ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti (Azis dkk., 2009, hlm. 8). Dikatakan quasi experimental design karena dalam desain ini, peneliti tidak sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Adapun alasan dipilihnya eksperimen kuasi sebagai metode yang digunakan untuk penelitian ini ialah bahwa peneliti berusaha mengujicobakan suatu model sebagai treatment dalam pembelajaran menulis teks eksposisi dan hendak diketahui tingkat keefektifannya. B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain nonequivalent control group design, dengan rancangan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol. Tujuan pengambilan eksperimen adalah untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pola penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Kelompok Pretest Treatment Posttest E O1 X O2 K O3 - O4 (Sugiyono, 2008:112)

28 Keterangan: E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol O 1 : Uji awal terhadap kelompok eksperimen O 2 : Uji akhir terhadap kelompok eksperimen X : Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Neuro Linguistic Programming. O 3 : Uji awal terhadap kelompok kontrol O 4 : Uji akhir terhadap kelompok kontrol Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih dengan pertimbangan tertentu, yakni nilai peserta didik dalam menulis teks eksposisi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dua kelompok tersebut kemudian diberi uji awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal perihal ada tidaknya perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil uji awal yang baik ialah jika nilai di kelas eksperimen tidak berbeda atau signifikan. Selanjutnya, kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Neuro Linguistic Programming, sementara kelas kontrol dengan tidak menggunakan model Neuro Linguistic Programming. Sesudah diberikan perlakuan, kemudian dilakukan uji akhir. C. Sumber Data Menurut Arikunto (1998), yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 1998, hlm. 115). Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek

29 atau obyek itu (Sugiyono, 2008, hlm. 117). Maka berdasarkan pengertian tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1998, hlm. 117). Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2008, hlm. 118). Maka sampel dalam penelitian ini yakni kelas X MIPA 7 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 8 sebagai kelas kontrol. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008, hlm. 148). Secara fungsional, kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di lapangan (Darmadi, 2014, hlm. 306). Adapun instrumen pada penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Instrumen Perlakuan Instrumen perlakuan ini yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Muatannya terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, yakni khususnya dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. a. Tahap Perencanaan Pembelajaran Tahapan perencanaan pembelajaran ini dipetakan dalam tabel di bawah ini yang memuat rangkaian KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi. Tabel 3.1 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Inti 4. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah Kompetensi Dasar 4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi, Indikator Pencapaian 4.2.1 Memproduksi teks eksposisi yang koheren

30 konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baiksecara lisan maupun tulisan sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baiksecara lisan maupun tulisan b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMAN 3 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X/2 Materi Pokok : Teks Eksposisi Waktu : 4 jam pelajaran (4x45 menit) A. KOMPETENSI INTI KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 4 4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, 4.2.1 Memproduksi teks eksposisi yang koheren sesuai dengan

31 No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta didik dapat memproduksi teks eksposisi berdasarkan struktur dan penggunaan bahasa yang benar serta ide penulisan yang mendalam. 2. Peserta didik dapat mengidentifikasi pembagian kalimat berdasarkan fungsi dalam teks eksposisi. 3. Peserta didik dapat menggunakan struktur teks yang sesuai dalam pembuatan teks eksposisi. 4. Peserta didik dapat memetakan teks eksposisi ke dalam bagian-bagian yang tepat dalam penulisan teks. 5. Peserta didik dapat menggunakan diksi yang sesuai dengan ciri-ciri kebahasaan dalam teks eksposisi. D. MATERI PEMBELAJARAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diterapkan dalam kelas eksperimen disusun dengan menggunakan model Neuro Linguistic Programming. Contoh Teks Eksposisi INTEGRASI ASEAN DALAM PLURILINGUALISME Bangsa-bangsa Asia Tenggara segera berintegrasi. Organisasi Association of Southeast Asian Nations (Asean) telah merancang bentuk komunitas sosial budaya. Komunitas Asean mulai berlaku pada tahun 2015. Warga komunitas, termasuk kita semua sebagai rakyat Indonesia akan dituntut plurilingual untuk memiliki kompetensi berbahasa negara lain.

32 Komunitas sosial budaya Asean dibentuk dengan semangat persatuan dalam keanekaragaman. Pada kenyataannya, semangat Komunitas Asean sama dengan masyarakat Uni Eropa (Europeans United in Diversity). Di Uni Eropa untuk memasuki pintu gerbang budaya setiap negara, semua orang tentu telah mengenal kebijakan Europass Language Passport yang dikeluarkan oleh the Council of Europe dengan dokumen teknis Common European Framework of Reference (CEFR) for Languages. Kebijakan bahasa itu mendorong warga masyarakat Uni Eropa menjadi plurilingual sehingga semua bahasa Eropa dapat duduk pada posisi yang sama, misalnya di parlemen Uni Eropa. Lebih lanjut, keanekaragaman bahasa Eropa dikelola dalam satu model kompetensi berbahasa Eropa. Model CEFR itu ditetapkan berisi enam peringkat kompetensi, yaitu A1, A2, B1, B2, C1, dan C2. Europass Language Passport sudah menetapkan C2 sebagai peringkat tertinggi dan A1 terendah. Menurut pengalaman seorang warga Uni Eropa, sebagai contoh penerapan kebijakan ini, siapa pun yang berasal dari luar Jerman (bukan warga negara Jerman)--ketika hendak menikah dengan pasangannya di negara ini--wajib memiliki paspor bahasa Jerman dengan lulus uji bahasa Jerman sekurangkurangnya peringkat kompetensi A1. Jika skema paspor bahasa seperti yang berlaku di Uni Eropa itu diadopsi oleh bangsa-bangsa Asia Tenggara dalam kerangka Komunitas Asean, yakinlah kebijakan bahasa ini akan multiguna. Selain berguna untuk penghormatan atas adanya perbedaan bahasa kebangsaan negara anggota Asean, sebagaimana disebutkan dalam Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya Asean, kebijakan ini juga memberikan kegunaan praktis bagi rakyat Asean untuk saling berkomunikasi sesuai dengan latar bahasa dan budaya setiap warga Asean. Sebagai organisasi yang berbasis kerakyatan (people-centered organization), Asean tentu tidak boleh bermain pukul rata agar semua rakyat Asean saling berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Apabila Komunitas

33 Asean dibentuk tanpa kebijakan plurilingualisme, agaknya rakyat Indonesia pun akan sulit bernasib mujur. Jika penghuni kawasan Asean dituntut hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri. Ketika itu, bangsa Indonesia bukanlah pemenang, melainkan pecundang! (Buku Paket Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 KEMENDIKBUD. Diadaptasi dari artikel pendapat yang ditulis oleh Maryanto, pemerhati politik bahasa, di Koran Tempo, 13 Desember 2010) 1. Struktur dan Kaidah Teks Eksposisi Gambar 3.1

34 E. METODE/MODEL PEMBELAJARAN Programming. Model pembelajaran yang digunakan ialah Neuro Linguistic F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan berupa contoh teks eksposisi serta penyajian tayangan audiovisual tentang materi yang berkaitan dengan teks eksposisi. 2. Alat atau Bahan Proyektor, notebook/laptop, dan teks eksposisi. 3. Sumber Sumber yang digunakan dalam pembelajaran Teks Eksposisi ini yaitu sumber buku rujukan yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2013, Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X. G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Tabel 3.2 Kegiatan Deskripsi Waktu Pendahuluan a. Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari pendidik berhubungan dengan kondisi siswa dan kelas. b. Peserta didik merespons pemeriksaan kehadiran. c. Peserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang teks eksposisi dengan menanyakan 10 menit

35 pengetahuan awal peserta didik mengenai materi teks, peserta didik menjelaskan kesulitan dalam materi pembelajaran teks eksposisi. d. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran. e. Peserta didik menyimak pencapaian cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran. Kegiatan Inti Pertemuan Pertama a. Peserta didik diberikan kondisi yang nyaman dan bersahabat sebelum menerima materi dengan memberikan asupan motivasi berupa cerita dan katakata semangat. b. Peserta didik satu-persatu menjelaskan kesankesannya terhadap materi pembelajaran teks eksposisi yang sebelumnya pernah diberikan. Peserta didik menjelaskan kesulitan-kesulitan serta perbandingannya dengan teks-teks lain yang lebih mudah dipahami. c. Peserta didik kembali diajak berbincang mengenai materi teks eksposisi yang hendak dipelajari. d. Peserta didik diberikan contoh teks eksposisi berupa artikel-artikel di media massa. e. Peserta didik membaca teks model eksposisi dengan cermat untuk melihat strukturnya dan memahami ciri kebahasaannya. f. Peserta didik menerima penjelasan secara umum mengenai teori teks eksposisi. g. Peserta didik menentukan ide penulisan berdasarkan hal atau kasus yang sedang diminati secara pribadi. 70 menit

36 Penutup h. Peserta didik diarahkan untuk mengambil suatu tema yang berasal dari sesuatu yang paling diminati. i. Pendidik memberikan arahan dengan memberikan contoh dalam menentukan ide yang berawal dari minat atau hobi. j. Peserta didik dituntun untuk menuliskan minat tersebut ke dalam lembaran yang telah dibagikan sebelumnya. k. Peserta didik dibimbing untuk menuliskan uraian mengenai topik yang dipermasalahkan dalam cakupan minat yang dipilih oleh peserta didik. l. Peserta didik mendaftarkan semua fakta, argumen, dan hal-hal lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan tulisan teks eksposisi. Pertemuan Kedua a. Peserta didik mulai merangkaikan bahan-bahan yang ditulis sebelumnya dan menulis teks eksposisi. b. Pendidik mengarahkan kegiatan menulis peserta didik melalui langkah-langkah dalam prinsip NLP c. Pendidik secara personal membimbing setiap individu dalam mengolah data dan ide menjadi tulisan yang utuh d. Setiap individu mendapatkan treatment secara bergiliran dan bertatap muka secara langsung dengan pendidik e. Konsep NLP dimasukkan pendidik di dalam setiap perbincangan dan bimbingan secara langsung yang dilakukan pendidik terhadap individu peserta didik. a. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang 10 menit

37 pemahamannya terhadap teks negosiasi. b. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat menyusun teks negosiasi. c. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik. d. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik mengenai teks negosiasi. e. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran. c. Tahap Evaluasi Pembelajaran Penilaian Keterampilan 1) Teknik Penilaian : Tes Praktik dan penilaian 2) Bentuk Instrumen : Rubrik penilaian 3) Kisi-kisi : Tabel. 3.4 No. Keterampilan Butir Instrumen 1. Peserta didik dapat menentukan gagasan/ide penulisan berdasarkan minat atau hal lainnya yang sedang menjadi pusat perhatiannya, peserta didik dapat menuliskan landasan ide penulisan yang disertai fakta-fakta pendukung yang lengkap, serta menyusun teks eksposisi berdasarkan permasalahan yang dianalisis sesuai dengan karakteristik teks eksposisi. Buatlah suatu rangkaian gagasan isi dari judul penulisan yang telah ditentukan, kembangkan kerangka gagasan teks eksposisi tersebut menjadi sebuah teks eksposisi yang berlandaskan pada permasalahan yang telah dianalisis serta susunlah teks sesuai dengan karakteristik teks eksposisi! 4) Rubrik Penilaian :

STRUKTUR TEKS ISI 38 Tabel 3.5 Jenis Aspek Penilaian Teks Isi Struktur Teks Kosakata Kalimat Mekanik Eksposisi 4 Pernyataan pendapat (tesis)^argumentasi ^penegasan ulang pendapat 4 4 4 4 Aspek 1. Menguasai topik tulisan dan permasalahan 2. Relevan dengan topik tulisan 3. Kelengkapan pengembangan pernyataan pendapat (tesis) 4. Mengungkap substansi permasalahan 1. Memiliki keterkaitan antargagasan 2. Gagasan terungkap padat, jelas, dan tertata dengan baik 3. Terorganisasi/penge mbangan urutan Skor 4 3 2 1 Deskriptor Diberi nilai 4 apabila isi teks yang ketiga aspek ini. Diberi nilai 3 apabila isi teks yang kedua aspek ini. Diberi nilai 2 apabila isi teks yang satu aspek ini. Diberi nilai 1 apabila isi teks yang ditulis peserta didik tidak memenuhi ketiga aspek ini. Diberi nilai 4 apabila isi teks yang ketiga aspek ini. Diberi nilai 3 apabila isi teks yang kedua aspek ini. Diberi nilai 2 apabila isi teks yang

KOSAKATA 39 tersusun secara logis (pernyataan pendapat/tesis^argu mentasi^penegasan ulang pendapat) 4. Urutan kohesif 1. Penguasaan kata yang memadai 2. Pemilihan dan penggunaan kata/ungkapan yang tepat 3. Keefektifan dalam pemilihan kata atau ungkapan 4. Kejelasan makna satu aspek ini. Diberi nilai 1 apabila isi teks yang ditulis peserta didik tidak memenuhi ketiga aspek ini. Diberi nilai 4 apabila isi teks yang ketiga aspek ini. Diberi nilai 3 apabila isi teks yang kedua aspek ini. Diberi nilai 2 apabila isi teks yang satu aspek ini. Diberi nilai 1 apabila isi teks yang ditulis peserta didik tidak memenuhi ketiga aspek ini.

MEKANIK KALIMAT 40 1. Tepat dalam penempatan konstruksi kalimat 2. Konstruksi kalimat tersusun secara efektif 3. Ketepatan penggunaan bahasa dalam kalimat (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi) 4. Menguasai tata kalimat 1. Ketepatan ejaan 2. Ketepatan tanda baca 3. Penggunaan huruf kapital 4. Ketepatan penataan paragraf Diberi nilai 4 apabila isi teks yang ketiga aspek ini. Diberi nilai 3 apabila isi teks yang kedua aspek ini. Diberi nilai 2 apabila isi teks yang satu aspek ini. Diberi nilai 1 apabila isi teks yang ditulis peserta didik tidak memenuhi ketiga aspek ini. Diberi nilai 4 apabila isi teks yang ketiga aspek ini. Diberi nilai 3 apabila isi teks yang kedua aspek ini. Diberi nilai 2 apabila isi teks yang satu aspek ini. Diberi nilai 1 apabila isi teks yang ditulis peserta didik tidak memenuhi ketiga aspek ini. Keterangan: 4: sangat baik 3: baik

41 2: cukup baik 1: kurang baik Pedoman penilaian keterampilan (produk tulisan): Skor = jumlah perolehan angka seluruh aspek Nilai = Skor peserta didik x 100 Skor total Penilaian PAP Skala Lima Tabel 3.6 Interval Tingkat Penguasaan Keterangan 85-100 Sangat Baik 75-84 Baik 60-74 Cukup 40-59 Kurang 0-39 Sangat Kurang Sumber: Nurgiyantoro (2009, hlm.5) 2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data ialah berupa lembar evaluasi tes menulis teks eksposisi dan lembar observasi baik pendidik maupun peserta didik. a. Lembar evaluasi tes menulis teks eksposisi b. Lembar Observasi 1) Lembar Observasi Aktivitas Pendidik Tabel 3.7 No Aspek yang Diamati Skor 1 2 3 4 Keterangan 1 Membuka Pembelajaran: 1) menarik perhatian peserta didik 2) memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan

42 diajarkan 3) memberi acuan materi ajar yang akan diajarkan 2 Sikap Guru Selama Pembelajaran 1) kejelasan suara dalam komunikasi dengan peserta didik 2) tidak melakukan gerakan atau ungkapan mengganggu perhatian peserta didik 3) antusiasme mimik dalam penampilan 4) mobilitas posisi tempat dalam kelas 3 Penguasaan Materi Pembelajaran 1) kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan aspek kompetensi 2) kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan kompetensi 3) mencerminkan penguasaan materi ajar secara proporsional 4 Implementasi Skenario Pembelajaran 1) proses pembelajaran mencerminkan komunikasi pendidik dan peserta didik 2) kesesuaian model pembelajaran dengan materi ajar 3) menerapkan neuro linguistic programming (NLP) dalam

43 proses pembelajaran 4) menggunakan prinsip-prinsip, konsep, metode, dan langkahlangkah mekanisme NLP 5) kecermatan dalam memanfaatkan waktu 5 Kemampuan Menutup Pembelajaran 1) meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan 2) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya 3) menginformasikan materi ajar berikutnya. No 2)` Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Aspek yang Diamati Tabel 3.8 1 Kesiapan peserta didik untuk belajar 2 Peserta didik memperhatikan dengan baik penjelasan pendidik dalam pembelajaran menulis teks eksposisi 3 Peserta didik mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru 4 Peserta didik aktif dalam pembelajaran dan mengikuti dengan baik arahan dari pendidik 5 Peserta didik antusias dalam mengerjakan tugas menulis teks eksposisi Skor 1 2 3 4 Keterangan

44 6 Peserta didik antusias mengikuti proses pembelajaran 7 Ketuntasan aktivitas pengerjaan tugas pada saat perlakuan pembelajaran yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan inti pembelajaran di kelas 8 Proses belajar mencerminkan komunikasi antara pendidik dengan peserta didik 9 Peserta didik melakukan refleksi E. Teknik Pengumpulan Data Data yang penulis kumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang penulis peroleh dengan menggunakan teknik tes dan observasi. a. Tes Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hasil tes diolah secara kuantitatif. Proses pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah berakhir pembahasan satu pokok bahasan, atau setelah selesai satu catur wulan atau satu semester (Ase dkk., 2006, hlm. 41). Dalam penelitian ini tes yang diberikan ialah tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang diberikan merupakan tes tertulis yang menggunakan soal uraian. b. Observasi Sugiyono (2008, hlm. 203) mengungkapkan bahwa observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi

45 partisipatif karena penulis terlibat secara langsung. Dalam penelitian ini penulis melibatkan diri dalam situasi yang diteliti, yakni sebagai pengajar. Penulis menggunakan dua jenis penilaian dalam observasi ini, yaitu penilaian terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. F. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data ialah sebagai berikut. 1. Menganalisis hasil uji awal dan uji akhir siswa. 2. Menentukan skor uji awal dan uji akhir, kemudian menentukan nilai dengan rumus Nilai = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal 3. Mendeskripsikan hasil uji awal dan uji akhir siswa berdasarkan kategori nilai. 4. Menguji reliabilitas antarpenimbang untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antarpenguji dalam setiap tes dengan menggunakan rumus r n = (V t V k ) V t Sumber: Subana (2005, hlm. 135) Uji reliabilitas dilakukan melalui langkah-langkah prinsip Analisis Varians (ANAVA) sebagai berikut. a. Menentukan kuadrat peserta didik SSt dt² = ( Xt)² Keterangan: SSt dt² ( Xt)² ( X)² k n k ( X)² k.n : jumlah kuadrat peserta didik : jumlah kuadrat benar dari peserta didik : kuadrat dari jumlah skor total : jumlah penimbang : banyaknya peserta didik

46 b. Menentukan kuadrat penguji SSp d²p = ( XP)² Keterangan: SSp d²p ( Xp)² ( X)² k n n ( X)² k.n : jumlah kuadrat penimbang : jumlah kuadrat benar dari seluruh peserta didik (testi) : kuadrat dari jumlah skor total : jumlah penimbang : banyaknya peserta didik c. Menentukan kuadrat total SStot X²t = X² - ( X)² Keterangan: SStot X²t : jumlah kuadrat total penilai X² ( X)² k n k : jumlah kuadrat dari tiap hasil peserta didik : kuadrat dari jumlah skor total : jumlah penimbang : banyaknya peserta didik d. Menentukan kuadrat kekeliruan SSk d²kk = SStot X²t - SSt dt² - SSp d²p Keterangan: SSk d²kk : jumlah kuadrat kekeliruan SStot X²t : jumlah kuadrat total SSt dt SSp d²p : jumlah kuadrat peserta didik : jumlah kuadrat penimbang (penguji) e. Memasukkan seluruh data penilaian ke dalam format tabel ringkasan ANAVA untuk menguji k sampel sebagai berikut. Sumber Variasi (SV) Tabel 3.9 Format Tabel Ringkasan ANAVA Jumlah Kuadrat (SS) Derajat Kebebasan Varians

47 (dk) Peserta Didik SSt dt² n 1 SSt dt² n 1 Penguji SSp d²p k-1 - Kekeliruan SSk d²kk (n 1) (k 1) SSk d²kk (n 1) (k 1) Sumber: Sugiyono (2008, hlm. 202) 5. Menguji validitas instrumen untuk menunjukkan tingkat kesahihan instrumen yang digunakan dalam penelitian. Uji validitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson dengan rumus r xy = n( XY) ( X)( Y). * ( ) ) + * ( ) + 6. Melakukan uji normalitas skor uji awal dan uji akhir Perhitungan normalitas yang digunakan yaitu rumus Chi-Kuadrat. Keterangan: X 2 = (Oi Ei) 2 Ei Oi = Frekuensi observasi atau pengamatan Ei = Frekuensi ekspektasi (yang diharapkan) Data dikatakan normal apabila apabila X hitung < X tabel. Sumber: Sudjana, 1992, hlm. 273 7. Melakukan uji homogenitas dua varians uji awal dan uji akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan rumus dua varians. F = Varian tebesar Varian terkecil Data dikatakan homogen apabila F hitung < F tabel Sumber: Sudjana (1992, hlm. 250) 8. Menguji perbedaan rata-rata yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan untuk menguji hipotesis. t = M x - M y

48 x 2 y 2 1 1 N x +N y -2 N x N y Keterangan: M : nilai rata-rata perkelompok n : banyaknya subjek X : deviasi setiap nilai X 2 dan Y 1 Y : deviasi setiap nilai Y 2 dan Y Sumber: Suharsimi (1998, hlm. 306) Jika t hitung < t tabel maka H o atau hipotesis nol diterima dan H a atau hipotesis kerja ditolak. Artinya penggunaan metode Neuro Linguistic Programming tidak efektif digunakan dalam pembelajaran menelaah dan menulis teks eksposisi di kelas X SMA Negeri 3 Bandung. Jika t hitung > t tabel maka H o atau hipotesis nol ditolak dan H a atau hipotesis kerja diterima. Artinya penggunaan metode Neuro Linguistic Programming efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas X SMA Negeri 3 Bandung.