PENGEMBANGAN MODEL ACTIVE LEARNING ICARE SYSTEM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS VII

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Yulia Fanrista Vera*), Zulfaneti ** ), Melisa ** ) ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI REACT TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dikembangkan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan modul himpunan dengan pendekatan Pendidikan

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menerapkan Pendekatan Kontekstual

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 LUBUK BASUNG.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

STUDENT WORKSHEET DEVELOPMENT IN DIGESTION SYSTEM CONTENT FOR GRADE VIII JUNIOR HIGH SCHOOL WITH SCIENTIFIC APPROACH

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR MENGGUNAKAN APLIKASI GEOGEBRA BERBANTUAN ANDROID DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

Ningrum Oktaviawati: Mahasiswa FKIP Universitas jambi Page 1

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

Erna Yunita Sari 37, Sunardi 38, Susanto 39

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

PENGEMBANGAN BUKU TEKS KELAS V SEKOLAH DASAR BERBASIS TEMATIK DENGAN MODEL MULTIPLE GAMES. Rosyidah Umami Octavia STKIP PGRI SIDOARJO.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Oleh. Sri Thirteen Julian *), Rahmi **), Anna Cesaria **)

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMR BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII SMP

Rizallisa Ariyanti*), Anna Cesaria**), Merina Pratiwi**) ABSTRACT

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

Oleh ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Puji Diana Apriliani 1, Karma Iswasta Eka 2, Sony Irianto 3 ABSTRACT

Oleh : Ika Dewi Fitria Maharani, Bambang S.H.M, M.Kom Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH

Oleh ABSTRACT. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 2 Padang, diperoleh informasi bahwa peserta didik dalam belajar

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA E JURNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KELAS VIII SMP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI GARIS DAN SUDUT KELAS VII

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

Tika Nurpitasari 23, Suharto 24, Arika Indah Kristiana 25

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS CTL UNTUK SISWA KELAS VII SMP MATERI ARITMATIKA SOSIAL

Oleh. Erwina Yulia Nengsih * ), Melisa ** ), Rahima ** ) ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI BILANGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN SETTING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROYEK MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS X SMKN 4 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK SMP KELAS VIII SEMESTER 1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

PURNAMA INSANI MURSAL NIM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Materi Garis dan Sudut dengan Pendekatan Inquiry Berbantuan Software Wingeom

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI BERDASARKAN GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENCE PADA MATERI DIMENSI TIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL ACTIVE LEARNING ICARE SYSTEM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS VII 1) Mahroji, 2) Rufi i 1) SMP Negeri 3 Sidoarjo, 2) Universitas PGRI Adi Buana rufi i.adibuana@gmail.com Abstract: This study aims to produce a product of ICARE model active learning system in the form of learning implementation plan (RPP), student worksheet (LKS) and tools evaluation on social arithmetic material. This learning model is in accordance with the 2013 curriculum requires a student-centered learning because the steps are: introduction, connection, application, reflection, extension allows students were very active. Stages of development of this model begins with an analysis of the content and instructional design with the validation process by experts. Analysis of product testing through field observations by two teachers of mathematics, analysis of student questionnaire responses on whether or not interesting learning model was developed, and analysis of student learning outcomes. The conclusions of the analyzes above, that the model active learning system developed ICARE very viable means of learning model is very effective for implement in the learning of mathematics students of class VII SMP Negeri 3 Sidoarjo on Social Arithmetic material. Keywords: Model pembelajaran, Active Learning ICARE System, Material, Social Arithematic Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk model pembelajaran Active Learning ICARE System yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat penilaiannya pada materi Aritmatika Sosial. Model pembelajaran ini sangat sesuai dengan kurikulum 2013 yang menuntut pembelajaran yang berpusat pada siswa karena langkah-langkah: introduction, connection, application, reflection, extension yang sangat memungkinkan siswa aktif. Tahapan pengembangan model ini diawali dengan analisis isi dan desain pembelajaran dengan proses validasi oleh ahli. Analisis uji produk di lapangan melalui pengamatan oleh dua orang guru matematika, analisis angket respon siswa tentang menarik tidaknya model pembelajaran yang dikembangkan, dan analisis hasil belajar siswa. Simpulan dari berbagai analisis di atas, bahwa Model Active Learning ICARE System yang dikembangkan sangat layak artinya model pembelajaran tersebut sangat efektif untuk diterapkan pada proses pembelajaran matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sidoarjo pada materi Aritmatika Sosial. Kata Kunci: Instuctional Model, Active Learning ICARE System, Materi, Aritmatika Sosial Mahroji, Rufi i 195

PENDAHULUAN Pembelajaran matematika menurut Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 intinya adalah pada problem solving. Problem solving yang dilakukan secara otomatis juga menyentuh persoalan penalaran untuk membangun pola berpikir kritis peserta didik dengan memperhatikan pilar-pilar pembelajaran, yaitu: 1) konsep-konsep disajikan dengan logika matematika sederhana dan disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sehingga baik peserta didik berkemampuan rendah pun dapat merasakan kemudahan mempelajari konsep-konsep tersebut. 2) Menumbuhkan keasyikan dalam belajar, rasa ingin tahu sehingga akan terus mengeksplor serta melakukan investigasi dalam kegiatan belajar dalam memecahkan soal-soal dan - dalam materi terkait. 3) Menumbuhkan suasana kesenangan dan keriangan (fun) dalam kegiatan pembelajaran, yaitu terciptanya suasana rileks, tidak tegang atau cemas (enxiety). 4) Aktif, yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). 5) Pembelajaran didesain sedemikian rupa sehingga dapat menstimulasi peserta didik untuk mengembangkan gagasannya (kreatif dan inovatif) dengan memanfatkan sumber belajar yang ada, dengan menyajikan suatu situasi yang menarik (kontekstual). 6) pembelajaran harus efektif dan kreatif sehingga dapat menstimulasi peserta didik untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfatkan sumber belajar yang ada. Menurut Winkel (1993) keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh kualitas pembelajaran yang dikelola oleh guru. Namun fenomena yang terjadi di lapangan menggambarkan bahwa pada umumnya guru matematika di dalam membelajarkan siswa masih konvensional antara lain membelajarkan siswa dengan hanya dengan berceramah, tempat duduk siswa yang tersusun berjajar dan berderet, miskin media, bahan ajar yang tidak menarik dan pembelajaran yang tidak kontekstual. Fenomena ini menyebabkan siswa kurang memaknai pembelajaran, kurang antusias dalam belajar dan terjadi kejenuhan. Sanjaya (2007) menyatakan bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Berdasarkan survei tentang buruknya kompetensi guru di dalam membelajarkan siswa di sekolah, terungkap banyak keluhan anak mengenai guru karena pada umumnya guru tidak melakukan komunikasi dengan baik, banyak orang tua murid mengeluhkan bahwa guru Mahroji, Rufi i 196

dalam mengajar tidak jelas dan cara mengajar atau pendekatan guru kepada siswa dinilai buruk (Irawan, 2006). Fakta tersebut terjadi di lingkup sekolah di mana penulis bertugas. Masih sangat sering terlihat bahwa para guru didalam membelajarkan siswa tidak didesain sesuai dengan pembelajaran saintifik yang mempunyai langkah-langkah pembelajaran dengan 5M, yaitu: mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi (experimenting), mengasosiasi (associating), dan mengkomunikasikan (communicating). Hal ini disebabkan proses pembelajaran matematika lebih menekankan pada satu aspek saja, padahal di dalam kurikulum 2013 menuntut adanya tiga dimensi penilaian pada kompetensi siswa, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap harus menjadi satu kesatuan yang utuh. Sebagai salah satu alternatif pemecahan di atas, dalam peneliitan ini dikembangkan pembelajaran Model Active Learning ICARE System pada pembelajaran matematika kelas VII di SMP Negeri 3 Sidoarjo. Active Learning ICARE System yang diterapkan ini diharapkan akan memberdayakan siswa karena di dalam ICARE System terdapat 5 langkah pembelajaran yang terdiri dari Introduction, terdapat persiapan pembelajaran berupa penataan lingkungan belajar siswa dan aktivitas ice breaking, sebagai pemicu siswa untuk melaksanakan pembelajaran secara aktif. Pada tahap connection, guru berupaya untuk mengaitkan pengetahuan awal siswa (prior knowledge) dengan pembelajaran yang akan dibelajarkan siswa. Pada tahap application, siswa menerapkan apa yang tengah dipelajarinya. Pada tahap reflection, siswa mengungkapkan apa yang telah dipelajari, perasaan selama belajar, bagaimana cara mengembangkan dan kiat untuk mencapai target yang diinginkan siswa. Pada tahap akhir extension, siswa melakukan aktivitas pengembangan diri melalui pengayaan atau remediasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu produk model pengembangan berupa perangkat pembelajaran model Active Learning ICARE System Mata Pelajaran Matematika, yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), dan alat penilaiannya. METODE PENGEMBANGAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan dengan mengadopsi model desain pembelajaran Degeng (Degeng, 1997;2000). Tahapan pemodelan terdiri dari 8 tahap yakni: 1) analisis tujuan dan karakteristik mata pelajaran, 2) analisis sumber belajar, 3) analisis karakteristik siswa, 4) menetapkan tujuan belajar dan isi Mahroji, Rufi i 197

pembelajaran, 5) menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran, 6) menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran, 7) menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan 8) pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Bagan Model Desain Pembelajaran ( Degeng, 1997) Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa tahapan berdasar pada Model Degeng tersebut. Tahap 1, mencakup langkah 1-4, tahap 2 mencakup langkah 5-7, tahap III mencakup langkah 8 yaitu pengukuran tingkat keefektifan, dan daya tarik strategi pembelajaran. Tahap 4 diakukan validasi dan uji coba terhadap produk yang dikembangkan. Dalam uji coba Model Active Learning ICARE System ini melibatkan tiga subjek uji coba, yaitu ahli isi bidang studi yang merupak instruktur nasional K-13, ahli rancangan pembelajaran yaitu perancang pembelajaran dari praktisi pembelajaran, dan dua orang guru matematika kelas VII SMP Negeri 3 Sidoarjo sebagai subyek uji lapangan. Data yang diperoleh dari uji coba produk pengembangan Model Active Learning ICARE System adalah data kualitatif dari penyebaran angket kepada para ahli di atas yang berupa paparan komentar dan saran untuk perbaikan produk. Instrumen yang dipergunakan dalam mengumpulkan data yang dipergunakan dalam penelitian pengembangan ini, adalah berupa angket penilaian produk. Analisis data dilakukan secara deskriptif mengikuti panduan dari Puskur (2007). HASIL DAN PEMBAHASAN Mahroji, Rufi i 198

Penelitian ini dimulai dengan menganalisis tujuan dan karakteristik materi pelajaran, dengan tujuan untuk mengetahui tujuan pembelajaran juga tujuan pendukung yang memudahkan pencapaian tujuan orientatif. Karakteristik mata pelajaran Matematika Kelas VII SMP ini adalah, objek yang dipelajari abstrak, kebenaranya berdasarkan logika, pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu, ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya, menggunakan bahasa simbol, serta diaplikasikan di bidang ilmu lain. Tahap kedua yakni analisis sumber belajar. Tujuannya untuk mengetahui sumber-sumber belajar apa yang tersedia dan dapat digunakan untuk menyampaikan isi pembelajaran. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar Sumber Belajar Untuk Materi Aritmatika Sosial Kelas VII SMP Negeri 3 Sidoarjo No. Kompetensi Dasar Indikator kompetensi Materi Sumber Belajar 1 aritmatika sosial sederhana 2 aritmatika sosial sederhana 3 aritmatika sosial sederhana perdagangan dengan teliti perbankan/koperasi nyata dalam kehidupan seharihari Aritmatika Sosial terkait dengan perdagangan Aritmatika Sosial terkait dengan Perbankan atau Koperasi Aritmatika Sosial terkait dengan nyata dalam kehidupan sehari-hari Internet LKS Buku Paket Matematika K- 13 Kemdikbud Internet LKS Buku Paket Matematika K- 13 Kemdikbud Internet LKS Buku Paket Matematika K- 13 Kemdikbud Pada tahap ke-3 dilakukan analisis karakteristik siswa, yaitu upaya mengetahui rata-rata kemampuan dan tingkat berpikir siswa melalui analisa nilai ulangan akhir Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil analisis menunjukkan kemampuan awal siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sidoarjo berada pada level sedang. Rinciannya 33,3% berkategori sangat tinggi, 54,5% berkategori sedang, dan 11,2% berkategori rendah. Pada tahap ke-4 ditetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran, ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Tujuan Belajar dan Isi Pembelajaran Matematika kelas VII SMP Negeri 3 Sidoarjo Kompetensi Dasar Indikator Materi Tujuan Pembelajaran Mahroji, Rufi i 199

kompetensi konsep aljabar dalam aritmatika sosial sederhana perdagangan dengan teliti perbankan/koperasi nyata dalam kehidupan seharihari Aritmatika sosial terkait dengan perdagangan Aritmatika Sosial terkait dengan perbankan atau koperasi Aritmatika sosial terkait dengan nyata dalam kehidupan sehari-hari Terampil menggunakan konsep aljabar dalam perdagangan Terampil menggunakan konsep aljabar dalam perbankan/koperasi Terampil menggunakan konsep aljabar dalam nyata dalam kehidupan sehari-hari Tahap selanjutnya adalah mengembangkan strategi pembelajaran, dengan kegiatan 1) menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran yang berupa keterampilan yang terkait dengan perdagangan, perbankan (koperasi), dan kehidupan sehari-hari secara terintegrasi. 2) Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran yang didasarkan pada hasil analisis isi pembelajaran dan sumber belajar. 3) Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran dengan desain model Active learning ICARE System dengan langkah-langkah: Introduction guru memulai pembelajaran dengan Menata lingkungan belajar siswa dengan model berkelompok, menata posisi kelompok di dalam kelas, menunjukkan tujuan pembelajaran kepada siswa beserta cara pencapaiannya, memotivasi siswa melalui ice breaking untuk membangun rasa percaya diri siswa, disamping itu penilaian selama proses pembelajaran sangat membantu sebagai alat kontrol untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa. Pada tahap connection, guru mengkaitkan pengetahuan awal (prior knowledge) siswa dengan materi yang akan dibelajarkan, agar siswa lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran yang akan dan sedang dipelajari. Pada tahap application, siswa saling berdiskusi, saling mencoba, saling berbagi pengalaman dalam kelompok. Keberhasilan pada proses pembelajaran ini perlu dipantau dengan alat penilaian proses belajar. Pada fase reflection, siswa dipandu untuk menulis apa yang tengah dipelajari, bagaimana perasaan selama belajar dan alasannya, bagaimana cara meningkatkan keterampilannya dan target yang ingin dicapai siswa. Pada tahap extension, siswa tidak hanya belajar pada kompetensi Mahroji, Rufi i 200

minimal akan tetapi akan mempelajari pengembangan kompetensi yang telah ditetapkan, pada tahap yang terakhir dari model ini dikembangkan prosedur pengukuran hasil belajar berupa penilaian sikap dengan menggunakan lembar observasi, penilaian pengetahuan menggunakan penugasan dan tes tertulis, dan penilaian keterampilan menggunakan penugasan proyek dan portofolio. Hasil penilaian terhadap produk yang dikembangkan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Validasi Ahli No. Validator Rerata Skor Keterangan 1. Ahli isi/materi 90 Sangat valid 2. Ahli desain pembelajaran 84,38 Sangat valid 3. Praktisi pembelajaran (guru) 86,25 Sangat valid Rata-rata Akhir 86,88 Sangat valid Produk yang disusun kemudian divalidasi dari ahli isi pembelajaran dan ahli desain pembelajaran. Selanjutnya dilakukan uji coba produk oleh praktisi pembelajaran matematika pada materi aritmatika sosial kelas VII SMP Negeri 3 Sidoarjo. Hasil validasi oleh ahli maupun praktisi pembelajaran menyatakan bahwa produk sangat valid atau sangat layak untuk digunakan. Selain memberikan penilaian, para ahli juga berkomentar. Ahli isi menyarankan untuk merevisi aspek pengorganisasian alat penilaian dan pemilihan materi tindak lanjut karena skornya mendapat 2. Sementara ahli desain pembelajaran berkomentar bahwa aspek yang perlu direvisi adalah aspek kesesuaian desain dengan kompleksitas materi pembelajaran, yaitu dengan menambah uraian konsepnya dan kesesuaian strategi pembelajaran dengan langkah-langkah model Active Learning ICARE System. Berdasarkan pengamatan dua orang guru matematika kelas VII SMP Negeri 3 Sidoarjo, untuk uji coba produk sangat menarik dan siswa sangat aktif dalam pembelajaran. Produk selanjutnya disebarkan kepada siswa untuk memperoleh respon siswa terhadap model pembelajaran Active Learning ICARE System. Respon siswa termuat dalam angket, di mana hasilnya ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran Active Learning ICARE System No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Kategori 1. 82 100 30 93,75 Sangat menarik 2. 63 81 2 6,25 Menarik Mahroji, Rufi i 201

3. 44 62 0 0 Kurang menarik 4. 25 43 0 0 Tidak menarik Jumlah 32 100 Berdasarkan Tabel 4 di atas, dari jumlah 32 orang siswa memberikan nilai 82-100 atau dalam kategori sangat layak, artinya model pembelajaran Active Learning ICARE System sangat menarik sebanyak 30 orang siswa setara dengan 93,75%, sedangkan yang memberikan skor 63-81 atau dalam kategori menarik, artinya model pembelajaran ini menarik sebanyak 2 orang siswa setara dengan 6,25%. Hasil ini menunjukkan produk pengembangan tersebut sangat menarik perhatian siswa serta mendapat tanggapan positif siswa. Gambaran tentang efektifitas model pembelajaran Active Learning ICARE System pada pembelajaran matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sidoarjo khususnya pada materi aritmatika sosial dapat diperoleh dari hasil ulangan harian. Proses ini dilakukan setelah kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat. Data hasil belajar disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Distribusi Hasil Belajar Siswa No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) 1 80 100 28 87,5 2 65 79 4 12,5 3 < 65 0 0 Jumlah 32 100 Berdasarkan Tabel 7. siswa memperoleh nilai 80-100, dalam kategori sangat mampu atau tinggi mencapai 87,5%. Kategori sedang dimiliki oleh siswa dengan nilai 65-79 sebanyak 12,5%. Dengan demikian tidak ada siswa yang memperoleh hasil belajar rendah. Hasil ini mengungkap bahwa model pembelajaran Active Learning ICARE System terbukti meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi, model Active Learning ICARE System sangat layak dan efektif untuk dijadikan model dalam pembelajaran di sekolah. KESIMPULAN Active Learning ICARE System sangat efektif diterapkan pada pembelajaran matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sidoarjo. Agar pembelajaran itu bermakna bagi siswa, maka pembelajaran harus dirancang sesuai dengan karakteristik dari siswa dan perlu adanya dianalisis isi pembelajaran dan desain pembelajaran. Mahroji, Rufi i 202

DAFTAR RUJUKAN Degeng, N. S. 2000. Materi Pelatihan Pekerti. Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) Universitas Negeri MALANG. Degeng, N. S. 1997. Desain Pembelajaran Menuju Pribadi Unggul. Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana Universitas Adi Buana. Surabaya. Irawan, Ade. 2006. Buruk Wajah Pendidikan Indonesia. Jakarta. Indonesia Corruption Watch. Pusat Kurikulum. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta. Pusat Kurikulum. 2007. Pengembangan Penilaian Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta. Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta:. Kencana Prenada Media Group. Undang-undang Nomor 20.2003. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta. Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. Mahroji, Rufi i 203