BAB I PENDAHULUAN. spesifik lagi dalam Islam pendidikan tidak hanya dipandang pada batas

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui pendidikan. Semua orang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

PERENCANAAN PEMBELAJARAN AQIDAH BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI SDIT AL- FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011).

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif (field research), yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN. bagian Organisasi Setda Malang Jalan Panji No 158 Kepanjen, Telp (0341) 392

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB III METODE PENELITIAN. membergunakan cara-cara atau metode-metode untuk mencapai tujuan tertentu.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dorongan utama untuk mengadakan penelitian ialah instink ingin tahu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, karena memandu penelitian agar hasil dari penelitian benar-benar valid

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa fenomena yang peneliti jumpai pada saat observasi awal

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap kehidupan tersebut, di satu sisi sangat bermanfaat bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat

BAB III METODE PENELITIAN. sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Kondisi Umum MI Tarbiyatul Athfal Wedung Demak. 1. Tinjauan Historis Berdirinya MI Tarbiyatul Athfal Wedung Demak

BAB I PENDAHULUAN. Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. nilai-nilai ASWAJA dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di MA NU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian field reaserch atau lapangan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB III METODE PENELITIAN. Bogdan Dan Taylor (Andi Prastowo, 2011: 22) menyatakan metode

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB III METODE PENELITIAN. gunakan ialah pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab I ketentuan. umum pasal 1,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam. penelitian ini layak untuk diuji kebenarannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB III METODE PENELITIAN. hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang pengumpulan datanya

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. 1

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang menyadari bahwa pendidikan adalah poros utama kemajuan suatu peradaban, semakin baik mutu pendidikan maka akan semakin pesat kemajuan sebuah peradaban, begitu pula sebaliknya. Lebih spesifik lagi dalam Islam pendidikan tidak hanya dipandang pada batas bangku sekolah atau kuliah semata, akan tetapi pandangan Islam jauh lebih luas yaitu pendidikan sepanjang hayat (long life education). Pendidikan juga sebagai upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah mengembangkan potensi manusia, kemampuan individu, sehingga bisa hidup optimal baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya (Sujana, 2005: 2). Pendidikan terjadi karena adanya interaksi antar manusia tanpa ada batas waktu dan ruang. Pendidikan bukan dimulai dan diakhiri di sekolah saja, akan tetapi pendidikan terjadi mulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan serta diperkuat di lingkungan sekolah, dan tempat ibadah kemudian diperkaya dalam lingkungan masyarakat. Adapun hasil dari pendidikan tersebut digunakan untuk pribadi, keluarga, agama, masyarakat, bangsa, dan Negara. 1

2 Pendidikan yang dilakukan di lingkungan sekolah disebut pendidikan formal dikarenakan adanya unsur-unsur kesengajaan, diminati, direncanakan, diatur sedemikian rupa melalui tatacara dan mekanisme sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, dan itu semua untuk memudahkan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai suatu lembaga pendidikan yang formal (Sujana, 2005: 2-3). Di samping itu dalam pendidikan formal terdapat peraturan yang mengikat, aturan dan keterikatan diwujudkan dalam suatu sistem pendidikan sebagai sub dari kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. Sistem adalah seperangkat objek atau konsep yang memiliki sejumlah komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya untuk mencapai tujuan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI Pasal 14, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

3 Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3). Untuk mencapai tujuan instruksional diperlukan alat dan sarana prasaran pendidikan di antaranya adalah kurikulum, sebagaimana telah diatur dalam undang-undang tentang kurikulum pendidikan di sekolah negeri maupun swasta. Yaitu pada Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X Pasal 36 Ayat 1 dan 2, sebagai berikut: 1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Adapun untuk setting lembaga pendidikan, dalam hal ini sekolah atau Lembaga Pendidikan Muhammadiyah adalah salah satu lembaga pendidikan formal di bawah naungan organisasi Muhammadiyah. Sekolah tersebut menerapkan kurikulum nasional, ciri khusus, dan muatan lokal. Kurikulum ciri khusus terdiri atas pendidikan al-islam, kemuhammadiyahan, bahasa Arab, dan bahasa Inggris (ISMUBARIS), yang ditetapkan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kurikulum muatan lokal ditetapkan oleh penyelenggara dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Kurikulum tersebut bertujuan untuk mengembangkan berbagai potensi siswa agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara Indonesia yang demokratis serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-

4 benarnya (Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, 2006: bab I, pasal 3). Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X Pasal 37, kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: 1. Pendidikan Agama; 2. Pendidikan kewarganegaraan; 3. Bahasa; 4. Matematika; 5. Ilmu pengetahuan alam; 6. Ilmu pengetahuan sosial; 7. Seni dan budaya; 8. Pendidikan jasmani dan olahraga; 9. Keterampilan/kejuruan; dan 10. Muatan lokal. Kurikulum di atas terdiri dari mata pelajaran umum dan agama, untuk mata pelajaran umum di sekolah Muhammadiyah menggunakan kurikulum nasional, sedangkan untuk mata pelajaran agama Islam menggunakan istilah kurikulum pendidikan al-islam dan kemuhammadiyahan. Tujuan kurikulum al-islam dan kemuhammadiyahan tersebut pada dasarnya ingin mencetak lulusan pendidikan (out put) yang ahli dalam bidang agama Islam sekaligus pengetahuan umum, selain itu diharapkan kurikulum tersebut dapat menjadi satu nilai tambahan bagi sekolah Muhammadiyah di antara sekolah-sekolah lainnya dengan waktu pembelajaran yang cenderung lebih lama. Materi agama Islam (al-islam) di

5 sekolah Muhammadiyah disampaikan selama 5-8 jam perminggunya (Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2007: 6). Untuk mengimplementasikan tujuan Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah yang ideal tersebut di atas memiliki target terhadap out put peserta didiknya, yaitu: 1. Peserta didik memahami dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan tuntunan Muhammadiyah. 2. Peserta didik terlibat aktif dalam setiap aktifitas kegiatan persyarikatan dan ortom, serta mendorong siswa-siswi untuk aktif dalam berorganisasi di organisasi otonom Muhammadiyah (IRM, TS, HW, dll) (Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah tentang Prinsip Umum Pembelajaran Kemuhammadiyahan dan Standar Sekolah Muhammadiyah). Berkaitan dengan implementasi kurikulum yang berbasis pada kompetensi (KBK dan KTSP) dikembangkan dengan berorientasi kepada pengembangan kepribadian (kurikulum humanistik), menuju kapada kurikulum yang berorientasi pada kehidupan dan alam pekerjaan (rekonstruksi social/social sciences dan teknologi) (Rusman, 2011: 74). Implementasi kurikulum seharusnya menempatkan pengembangan kreativitas siswa lebih dari penguasaan materi. Dalam kaitan ini, siswa ditempatkan sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Komunikasi dalam pembelajaran yang multiarah seyogyanya dikembangkan sehingga pembelajaran kognitif dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa tidak hanya penguasaan materi. Selain itu, pembelajaran berpikir sebaiknya dikembangkan dengan menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari

6 pemahaman akan objek, menganalisis dan merekonstruksi sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam diri siswa. Namun jika kita lihat realita yang ada pada saat ini, tujuan pendidikan Muhammadiyah belum dapat terlaksana dengan optimal, terlebih lagi pada kurikulum al-islam dan kemuhammadiyahan sebagai contoh kompetensi dasar pada mata pelajaran ibadah, yaitu mendeskripsikan tentang ibadah mahdhah (dalam hal shalat), serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, yaitu masih ada di antara mereka yang kurang tertib dalam menjalankan ibadah mahdhahnya, seperti halnya shalat, ketika dikumandangkan adzan tidak bersegera ambil wudhu, bahkan ketika di luar sekolah belum bisa menjalankan kewajiban shalat lima waktunya dengan baik (Observasi tanggal 11-12 Mei 2012). Dengan demikian pendidikan al-islam harus lebih kreatif dan efisien dalam mengimplementasikan kurikulumnya dengan meningkatkan ibadah mahdhah pada peserta didik. Sehingga pencapaian target kompetensi (attainment targets) efektif dan psikomotorik lebih dititik beratkan dari penguasaan materi (materi oriented) secara kognitif (Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, pada Prinsip Umum Pembelajaran Kemuhammadiyahan dan Standar Sekolah Muhammadiyah, 2006). Melalui peran seorang guru yang sesuai dengan bidangnya, serta dengan menggunakan metode dan alat pengajaran yang relevan dengan

7 bahan ajar, diharapkan tujuan yang dicita-citakan Muhammadiyah dapat tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya suatu penelitian yang mengungkap implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun 2011/2012. Penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu solusi bagi perkembangan pendidikan al-islam ke depan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat penulis rumuskan adalah: 1. Bagaimana implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah (khususnya shalat) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun 2011/2012? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum al- Islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah (khususnya shalat) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun 2011/2012? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dalam setiap kegiatan lazimnya mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai. Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

8 a. Untuk mendeskripsikan implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun 2011/2012. b. Untuk mendeskripsikan pendukung dan penghambat implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun 2011/2012. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis maupun praktis. Berikut penjelasannya: a. Secara Teoritis Memberikan kontribusi yang dapat memperkaya khazanah pendidikan Islam pada umumnya dan bagi civitas akademika pascasarjana magister pendidikan Islam pada khususnya, penyajian informasi ilmiah untuk implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun 2011/2012, serta untuk memperkaya khasanah teoritis di kalangan pelaku pendidikan. b. Secara Praktis Dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum, sehingga mampu menumbuhkan kepedulian terhadap pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam pada khususnya, serta sebagai pembanding untuk penelitian-penelitian lebih lanjut yang sejenis.

9 D. Kajian Pustaka Penelitian mengenai implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah sangat penting untuk diteliti. Berdasarkan eksplorasi peneliti, ada beberapa penelitian yang mempunyai relevansi mengenai kurikulum al-islam. Namun dalam hal tertentu terdapat adanya perbedaan, diantaranya: 1. Syamsul Yazid (UMM, 2001), dalam penelitiannya yang berjudul Implementasi Kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Universitas Muhammadiyah Malang, ia menyimpulkan bahwa penelitiannya menghasilkan pada umumnya dosen al-islam dan kemuhammadiyahan sudah menerapkan secara konsisten isi kurikulum al-islam dan Kemuhammadiyahan 2001 dalam proses pembelajaran al Islam dan Kemuhammadiyahan I, II, dan III di UMM, baik itu materi, metode maupun sistem evaluasi yang digunakan. 2. Suhono (UMS, 2009), dalam penelitiannya yang berjudul Implementasi Kurikulum Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta Jawa Tengah 2009, ia menyimpulkan bahwa implementasi kurikulum al-islam dan kemuhammadiyahan di sekolah dasar tersebut meliputi empat hal, yaitu pengembangan program kurikulum, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, kegiatan ekstra kulikuler dalam implementasi kurikulum al-islam dan kemuhammadiyahan. Dan juga

10 kesiapan sekolah dalam penerapan kurikulum ciri khusus Muhammadiyah dengan didukung oleh manajemen sekolah yang ada, dimana telah ditentukan oleh majelis Dikdasmen Muhammadiyah. Proses pembelajaran sumber belajar, penilaian berbasis kelas. Tenaga pendidik, sarana dan prasarana yang ada. Dan hambatan-hambatan dalam penerapan kurikulum yang ada, yaitu kurang optimal profesionalisme kinerja guru dan prasarana yang ada. 3. Kurnia Nawang Sari (STAIN Surakarta, 2006), dalam penelitiannya yang berjudul Implementasi Kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada Siswa SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe Gemolong Sragen Tahun Ajaran 2006/2007, ia menyimpulkan bahwa pembelajaran kurikulum pendidikan al-islam dan kemuhammadiyahan hanya berkisar pada ranah penguasaan meteri yang ada dan sumber daya manusia yang ada tidak sesuai dengan spesifikasi keahliannya. Berdasarkan pada kajian pustaka tersebut di atas, tampak tidak sama dengan judul dalam penelitian implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkatkan ibadah mahdhah pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun 2011/2012. Dengan demikian masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah memenuhi unsur kebaruan.

11 E. Metode Penelitian Agar dalam penelitian mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu menggunakan metode penelitian yang sesuai pula dengan data yang diharapkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan angka-angka, akan tetapi berupa kata-kata atau gambaran. Data yang dimaksud berasal dari wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan lainnya (Moleong, 2010: 11). Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek yang berupa individu, organisasional atau prespektif yang lain. Adapun tujuannya adalah untuk menjelaskan aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati dan menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2010: 4), mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghadirkan data deskriptif beberapa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif

12 digunakan untuk mengungkap data deskriptif dari informasi tentang apa yang mereka lakukan dan yang mereka alami terhadap fokus penelitian. Sesuai dengan tema yang peneliti bahas, penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (Field Research), dimana penelitian ini dilakukan langsung di lapangan yaitu di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah. Peneliti lapangan biasanya membuat catatan lapangan secara ekstensif yang kemudian dibuatkan kode dan dianalisis dalam berbagai cara. Pendekatan itu digunakan untuk melakukan penelititan kaitannya dengan implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun 2011/2012. 2. Metode Penentuan Subjek Untuk menggunakan atau meneliti subjek yang ada di lapangan penilitian ini menggunakan metode populasi dan sampel. Berikut penjelasannya: a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002: 130). Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah WAKASEK al-islam dan kemuhammadiyahan, dua guru al-islam, dan

13 80 siswa-siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Dengan demikian jumlah populasi keseluruhan adalah 83. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil popolasi yang akan diteliti (Arikunto, 2002: 130). Untuk mengambil sampel sebagai pedoman adalah apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi apabila subjeknya besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2002: 120). Karena pada penelitian ini jumlah populasinya 83, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu : a. Wawancara (Interview) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2010: 186). Metode ini ditujukan WAKASEK dan guru Al- Islam SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dengan menyiapkan pertanyaan (interview guide) untuk memperoleh data tentang

14 implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah pada siswa kelas XI tahun 2011/2012, serta faktor pendukung dan penghambatnya. b. Obsevasi (Pengamatan) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidik (Marzuki, 2002: 58). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sarana dan prasarana serta implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah pada siswa kelas XI dan mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara memperoleh data mengenai halhal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leagger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 135). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang profil SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, visi-misi dan tujuan pendidikan SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, serta keadaan guru dan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. 4. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2010: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

15 dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam hal tersebut Nasution (dalam Sugiyono, 2009: 336), menyatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum ke lapangan dan berlangsung terus sampai hasil penulisan. Dalam penelitian ini akan terus mengkaji dan menganalisis berbagai macam data yang telah diperoleh secara lebih seksama. Kegiatan analisis data ini mengacu pada rujukan teoritis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, yaitu dengan mengambil informasi yang sama dari berbagai informan yang telah dikenal mempunyai sifat kejujuran dan terbuka. Adapun langkahlangkah analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 337), yaitu 1) data reduction (reduksi data), 2) data display (penyajian data), 3) conclution drawing/verification (penerikan kesimpulan/verifikasi). Berikut penjelasannya: 1. Reduksi data (data reduction) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan dirinci melakukan penelitian di lapangan maka jumlah data yang akan diperoleh semakin banyak, komplek dan rumit. Oleh karena itu perlu segera dilakukan analisis

16 data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2009: 338). Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, semua catatan lapangan dibaca difahami dan dibuat ringkasan yang berisi uraian hasil penelitian terhadap catatan lapangan, pemfokusan dan menjawab terhadap masalah yang diteliti. 2. Penyajian data (data display) Penyajian data (data display) dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti guna membuat gambar secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data, yaitu menyampaikan informasi berdasarkan data yang diperoleh dan disusun dalam naratif. Menurut Miles dan Huberman (1992: 17), penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Jadi, penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan

17 kesimpulan serta memberi tindakan. Dengan sajian data, peneliti akan lebih memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkannya untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Sajian data dapat meliputi berbagai jaringan kerja kaitan kegiatan dan juga tabel. 3. Penarikan kesimpulan (conclution drawing/verification) Penarikan kesimpulan dilakukan dengan memverifikasi secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu sejak awal memasuki penelitian dan selama proses pengumpulan data. Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan kegiatan terpenting, karena sudah memahami dan memaknai berbagai hal yang ditemui dari mulai melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan, arahan, sebab-akibat, dan berbagai proposisi, kesimpulan yang perlu diverifikasi yang berupa suatu pengulangan dengan gerak cepat, sebagai pikiran kedua yang timbul melintas pada penelitian waktu menulis dengan melihat kembali (fieldnotes) atau catatan lapangan. Analisis data dilakukan dengan model interaktif. Proses analisis interaktif dimulai pada waktu pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan kajian data, artinya data yang berupa catatan lapangan yang terdiri dari satu peneliti membuat

18 ringkasan tentang pengertian yang ada disebut dengan reduksi data. Setelah selesai, peneliti mulai melakukan usaha menarik kesimpulan dengan verifikasi yang berdasarkan pada reduksi data dan sajian data. Bila data yang dalam reduksi data dan sajian data kurang lengkap, maka wajib melakukan pengumpulan data kembali yang mendukung. Dengan analisis interaktif dan akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai gambaran implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Pengumpulan data Penyajian data Reduksi data Penarikan kesimpulan Gambar 1.1 Model analisis interaktif (Sumber Miles dan Huberman, 1992: 20) Dalam pengambilan kesimpulan perlu diverifikasi dengan melakukan aktivitas ulang agar lebih mantap, dengan penelusuran data kembali, dengan mengembangkan ketelitian misalnya mengembangkan consensus antar subyek.

19 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan tatacara penempatan unsur-unsur permasalahan dan urutannya. Dalam hal ini diharapkan menjadi kesatuan karangan ilmiah yang tersusun secara sistematis dan logis. Berikut sistematika penulisannya: BAB I: Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. Kurikulum Al-Islam dan Ibadah Mahdhah, meliputi: Kurikulum; pengertian kurikulum, tahap-tahap implementasi kurikulum, faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, prinsip-prinsip implementasi kurikulum, dan unsur-unsur implementasi kurikulum. Agama Islam; pengertian Islam, sumber nilai dan norma dalam Islam, dan ruang lingkup ajaran Islam. Ibadah dalam Islam; pengertian ibadah, pembagian ibadah, dan prinsip-prinsip ibadah. Ibadah Mahdhah; pengertian ibadah mahdhah, prinsip-prinsip ibadah mahdhah, dan pembagian ibadah mahdhah. BAB III. Implementasi Kurikulum Al-Islam dalam Meningkatkan Ibadah Mahdhah pada Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, meliputi: Gambaran Umum SMA Muhammadiyah 2 Surakarta; profil SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, visi dan misi SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, tujuan pendidikan SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, keadaan guru dan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, sarana dan prasarana SMA

20 Muhammadiyah 2 Surakarta, dan kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Implementasi Kurikulum Al-Islam dalam Meningkatkan Ibadah Mahdhah pada Siswa Kelas XI; pengembangan program kurikulum al-islam, pelaksanaan pembelajaran al-islam, evaluasi hasil belajar peserta didik, dan kegiatan dalam kurikulum al-islam. Serta Faktor Pendukung dan Penghambat Implentasi Kurikulum Al-Islam dalam Meningkatkan Ibadah Mahdhah pada Siswa Kelas XI. BAB IV. Analisis Terhadap Implementasi Kurikulum Al-Islam dalam Meningkatkan Ibadah Mahdhah pada Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, meliputi: implementasi kurikulum al-islam dalam meningkatkan ibadah mahdhah pada siswa kelas XI, serta faktor pendukung dan penghambatnya. BAB V. Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran-saran.