BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. KONDISI UMUM LOKASI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

Gambar 3 Penetapan Responden menggunakan snowball sampling technique.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB I PENDAHULUAN. Sokokembang bagian dari Hutan Lindung Petungkriyono yang relatif masih

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

P R O F I L DESA DANUREJO

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. endangered berdasarkan IUCN 2013, dengan ancaman utama kerusakan habitat

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Gambaran Umum Kecamatan Leuwiliang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Desa Wayang yaitu 271,673 Ha yang terdiri dari:

KEADAAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN GUNUNGPATI

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

SUAKA ELANG: PUSAT PENDIDIKAN BERBASIS KONSERVASI BURUNG PEMANGSA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

Transkripsi:

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Berdasarkan beberapa literatur yang diperoleh, antara lain: Rencana Aksi Koridor Halimun Salak (2009-2013) (BTNGHS 2009) dan Ekologi Koridor Halimun Salak (BTNGHS 2008a) bahwa kondisi umum Koridor Halimun Salak adalah sebagai berikut : 4.1 Letak Kawasan Secara administratif pemerintahan, wilayah Koridor Halimun Salak terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Sukabumi dan Bogor. Bagian Utara koridor masuk dalam wilayah Kabupaten Bogor 2.533 ha. Perbatasan kedua kabupaten ini terletak memanjang dari Barat ke Timur, dengan bagian tertinggi kawasan koridor. Kawasan koridor yang termasuk wilayah Kabupaten Bogor terdiri dari 2 desa dalam 2 kecamatan, yaitu Desa Purasari (Kecamatan Leuwiliang) dan Desa Purwabakti (Kecamatan Pamijahan), sedangkan kawasan koridor di Kabupaten Sukabumi terdiri dari tiga desa dalam satu kecamatan, yaitu Desa Cihamerang, Cipeuteuy, dan Kabandungan yang terletak di Kecamatan Kabandungan. 4.2 Kondisi Fisik 4.2.1 Topografi dan Kelerengan Kemiringan lereng di kawasan koridor Halimun Salak cukup bervariasi dari datar sampai sangat curam. Kelas kemiringan lereng yang dominan adalah kelas kemiringan lereng 15-25% dengan kondisi topografi landai dengan luas sekitar 1.292 ha. Sepanjang lereng koridor bagian Utara keadaan topografinya sangat curam dengan kemiringan lereng >40%. Kawasan koridor bagian Gunung Salak (bagian Timur) kelerengannya relatif lebih datar dibandingkan dengan kawasan koridor bagian Gunung Halimun (bagian Barat). 4.2.2 Tanah Jenis tanah di kawasan koridor Halimun Salak didominasi oleh jenis asosiasi latosol coklat kemerahan dan latosol coklat dan termasuk ke dalam tipe tanah Mediteran. Jenis tersebut termasuk jenis tanah yang kepekaannya sedang terhadap erosi.

4.2.3 Curah Hujan dan Iklim Kawasan Koridor Halimun Salak terbagi ke dalam dua wilayah curah hujan tahunan rata-rata, yaitu : sedang (4.000-4.500 mm/tahun), terdapat di bagian selatan dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan tinggi (4.500-5.000 mm/tahun), bagian Utara yang sebagian besar termasuk dalam Kabupaten Bogor. Koridor Halimun Salak merupakan hulu dari dua DAS, yaitu DAS Cianten dan DAS Citarik. DAS Cianten memiliki empat anak sungai, yaitu : anak sungai Cianten, Cimapag, Cigarehong, dan Cisurupa, sedangkan DAS Citarik meliputi tujuh anak sungai yaitu sungai Cisalimar, Ciawitali, Cipanas, Cisarua, Cipicung, Ciherang, dan Cipeuteuy. 4.3 Kondisi Biotik 4.3.1 Vegetasi Jumlah jenis flora yang ditemukan di Koridor Halimun Salak adalah 280 jenis terdiri atas 197 marga dan 80 suku yang terdiri dari jenis pohon 123 jenis (44%), pohon kecil 61 jenis (21,8%), perdu, terna, dan epifit 97 jenis (34,5%). Beberapa bagian di Koridor Halimun Salak terlihat banyak ditumbuhi semak belukar seperti paku andam (Dicranopteris linaris), tepus (Etlingera punicea), nampong (Clibadium surinamensis) dan beberapa jenis lainnya. 4.3.2 Satwaliar Keanekaragaman satwaliar di koridor Halimun Salak meliputi : mamalia 14 jenis dan burung 66 jenis. Jenis-jenis primata yang dijumpai di Koridor Halimun Salak, antara lain : owa jawa (Hylobathes molloch), surili (Presbytis cornata), lutung jawa (Trachypithecus auratus), dan monyet (Macaca fascicularis). Sebagian besar sebaran primata, khususnya owa jawa dan lutung banyak dijumpai di wilayah Gunung Halimun, sedangkan pada wilayah Gunung Salak tidak banyak dijumpai adanya primata, walaupun ada informasi mengenai keberadaannya yang diperoleh melalui wawancara. Hal ini diduga karena tingginya aktivitas manusia di wilayah Gunung Salak. Selain itu, terdapat empat jenis burung pemangsa yang dijumpai di Koridor Halimun Salak, yaitu elang ular bido (Spilornis cheela), elang hitam (Ictinaetus

malayensis), elang jawa (Spizaetus bartelsi), dan alap-alap capung (Microchierax fringillarius) yang menandakan bahwa kawasan tersebut memiliki sumberdaya yang cukup untuk menunjang kehidupan mereka. Keberadaan burung pemangsa tersebut biasanya dijadikan indikator untuk menilai kondisi hutan primer yang menjadi habitatnya. Jenis vegetasi dan satwaliar di Koridor Halimun Salak yang mempunyai peran penting adalah jenis flora langka seperti awi sengkol dan palahlar, sedangkan jenis satwaliar adalah owa jawa sebagai penyebar bibit pohon, macan tutul dan elang jawa sebagai penyeimbang ekosistem. Selain itu, koridor Halimun Salak juga menyimpan sebanyak 15 jenis burung yang dilindungi menurut PP No.7/tahun 1999, bahkan enam jenis diantaranya juga termasuk 2 CITES yang dilindungi perdagangannya, serta elang jawa termasuk jenis yang terancam punah menurut Buku Daftar Merah IUCN. Dengan kondisi yang disebutkan di atas, fungsi ekologis koridor Halimun telah mengalami penurunan untuk menghubungkan ekosistem Gunung Halimun dan Gunung Salak, sehingga membutuhkan perhatian khusus. 4.4 Kondisi Sosial Ekonomi 4.4.1 Desa Cipeuteuy Kondisi sosial ekonomi Desa Cipeuteuy berdasarkan data monografi desa 2008 adalah sebagai berikut : a. Batas Wilayah Tabel 2. Desa Cipeuteuy memiliki batas-batas wilayah seperti yang disajikan pada Tabel 2 Batas-Batas Wilayah Desa Cipeuteuy Batas Wilayah Desa/Kelurahan Kecamatan - Sebelah Utara Purwabakti Pamijahan - Sebelah Selatan Cihamerang Kabandungan - Sebelah Timur Kabandungan Kabandungan - Sebelah Barat Malasari Nanggung b. Jumlah Dusun/Kampung Desa Cipeuteuy memiliki tujuh kampung yaitu : 1) Kampung Cisarua

2) Kampung Cilodor 3) Kampung Sukagalih 4) Kampung Cisalimar 2 5) Kampung Cisalimar 2 6) Kampung Pasir Badak 7) Kampung Darmaga c. Jumlah Penduduk pada Tabel 3. Jumlah penduduk Desa Cipeuteuy berdasarkan jenis kelaminnya disajikan Tabel 3 Jumlah Penduduk Desa Cipeuteuy Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) 1. Laki-laki 3.369 2. Perempuan 3.285 Jumlah total 6.654 Jumlah KK 1.654 d. Tingkat Pendidikan Sebagian besar masyarakat Desa Cipeuteuy memiliki tingkat pendidikan tamat SD, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Cipeuteuy No. Pendidikan Jumlah (jiwa) Laki-laki Perempuan Total 1. Tamat SD 2.139 1.808 3.947 2. Tamat SMP 286 192 478 3. Tamat SMA 159 113 272 4. Tamat D2 3 3 6 5. Tamat S1 16 3 19 e. Mata Pencaharian Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Cipeuteuy adalah petani, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Cipeuteuy No. Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Laki-laki Perempuan Total 1. Petani 655 537 1.192 2. Buruh tani 312 113 425 3. Pengrajin Industri 8 5 13 4. Pedagang keliling 68 12 80 5. Bidan swasta - 1 1 6. Pembantu rumah tangga 21 87 108 7. Pensiunan PNS/TNI POLRI 6 3 9 8. Pengusaha kecil dan menengah 3-3 9. Dukun kampung terlatih - 6 6 10. Jasa pengobatan alternatif - 18 18 11. Guru swasta 9 10 19 12. Karyawan perusahaan 25 5 30 13. Peternak 2-2 f. Luas Pemanfaatan Lahan Luas pemanfaatan lahan terbesar di Desa Cipeuteuy adalah tanah sawah, seperti yang disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Luas Pemanfaatan Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Tanah No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (ha) 1. Tanah Sawah 543 2. Tanah Kering 461 3. Bangunan/Pekarangan 46,5 4. Hutan Negara 2.000 5. Lainnya 583 Jumlah 3.633,5 4.4.2 Desa Purwabakti Kondisi sosial ekonomi Desa Purwabakti berdasarkan data monografi 2007 adalah sebagai berikut : a. Batas Wilayah Desa Purwabakti Tabel 7. Desa Purwabakti memiliki batas-batas wilayah yang ditunjukkan pada Tabel 7 Batas-Batas Wilayah Desa Purwabakti Batas Wilayah Desa/Kelurahan Kecamatan - Sebelah Utara Ciasmara Pemijahan - Sebelah Selatan Ciasmara Pamijahan - Sebelah Timur Kabandungan Kabandungan - Sebelah Barat Cibunian Pamijahan

b. Jumlah Penduduk Sebagian besar penduduk Desa Purwabakti berjenis kelamin laki-laki, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 8. Tabel 8 Jumlah Penduduk Desa Purwabakti Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) 1. Laki-laki 3.676 2. Perempuan 3.654 Jumlah Total Jumlah KK c. Tingkat Pendidikan 7.320 1.795 Masyarakat Desa Purwabakti sebagian besar memiliki tingkat pendidikan tamat SD, seperti yang disajikan pada tabel 9. Tabel 9 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Purwabakti No. Pendidikan Jumlah (jiwa) 1. Belum sekolah 707 2. Tidak Tamat Sekolah 273 3. Tamat SD 458 4. Tamat SLTP 256 5. Tamat SLTA 75 6. Buta Huruf 216 d. Mata Pencaharian Sebagian besar masyarakat desa Purwabakti memiliki mata pencaharian sebagai petani, hal ini dapat diperlihatkan pada Tabel 10. Tabel 10 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Purwabakti No. Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) 1. Petani 1.784 2. Pengrajin 190 3. Industri Kecil 240 4. Pedagang 300 5. Buruh industri 80 6. Pertukangan 60 7. Buruh Perkebunan 570 8. Pengemudi/jasa 45 9. PNS 6 10. Pensiunan 3

e. Luas Pemanfaatan Lahan Luas pemanfaatan lahan terbesar oleh masyarakat Desa Purwabakti adalah ladang, seperti yang disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Luas Pemanfaatan Lahan Berdasarkan Jenis Penggunaan Tanah No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (ha) 1. Perumahan 10 2. Sawah 162 3. Ladang 200 4. Jalan 15 5. Pemakaman/Kuburan 3 6. Perkantoran 0.1 7. Lapangan Olahraga 1