PENDEKATAN KONTEKTUAL MELALUI METODE PENUGASAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 KUTASARI PURBALINGGA

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kebutuhan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL KETERAMPILAN TATA BUSANA MELALUI METODE PELATIHAN BERBASIS INKUIRI

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB III METODE PENELITIAN

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

The Efektiveness of the Using Powerpoint Media to Increase Student s Learning Achievement In The Application Concept Quality of Agricultural Subject

E JURNAL SKRIPSI. Oleh : Ratna Eka Febriana

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION IN VB

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA SISWA SMPN 1 SURUH SEMARANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KOKAP

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

Tarmini 1 SDN Maribaya 01, Kec. Kramat, Kab. Tegal Kata Kunci: Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Media Gelas Fakel

Key words: method, activity, achivement i

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI KOGNITIF IPA MELALUI MODEL LEARNING CYCLE KELAS V SDN PODOSOKO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh

Yuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDEKLAMASI MELALUI METODE DEMONSTRASI LANGSUNG PADA SISWAKELAS VIIA SMP NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TIRON 02

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN

Key words: media, motivation, learning achievement

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi)

INCREASED INTEREST IN STUDYING GRADE IIIA IN LEARNING SOCIAL STUDIES THROUGH THE TECHNIQUES OF ICE BREAKER IN SD KARTIKA 1-10 PADANG

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Manib Absari SMP Negeri 2 Gatak

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN TEKNIK EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN HASIL BEAJAR JURNAL. Oleh

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN 3.1.SETTING PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN STRATEGI COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KENDEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 8 SIJUNJUNG.

Program Studi Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER ARTIKEL JURNAL

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DASAR OTOMOTIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No 1, November 2013

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh ADI PRASETYO ASMAUL KHAIR SISWANTORO

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan subyek/obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DENGAN MODEL STAD DI SMKN 1 BAGOR NGANJUK

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMBELAAN NEGARA MELALUI TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI DIKELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

Transkripsi:

PENDEKATAN KONTEKTUAL MELALUI METODE PENUGASAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 KUTASARI PURBALINGGA Jaka Dwi Iriyanta, Guru SMPN 2 Kutasari Sulistyo Herawati, Dosen Prodi PKK JPTK UST Abstrak Tujuan penelitian adalah mengetahui metode penugasan dalam meningkatkan prestasi belajar muatan lokal PKK siswa kelas VII, Penelitian ini termasuk jenis penelitiaan tindakan kelas. Populasi penelitian berjumlah 188 siswa terdiri dari seluruh siswa kelas VII SMPN 2 Kutasari. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan sampel yang dipilih kelas VII D. Sumber data adalah siswa yang mempelajari muatan lokal PKK. Teknik pengumpulan data adalah tes. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan upaya guru dalam peningkatan prestasi belajar muatan lokal PKK melalui metode penugasan pada siswa kelas VII D dalam kategori baik. Artinya guru telah mengimplementasikan metode penugasan dengan cukup efektif. Nilai rata-rata post-test adalah 74,58 dengan ketuntasan belajar siswa diatas 70, berarti telah memenuhi harapan peneliti. Kata Kunci: Prestasi Belajar, Metode Pembelajaran Penugasan Abstract The objective of the research is to know the task-based method to improve the students achievement in local content PKK of the seventh grade students. The type of the research is a classroom action research. The population is 188 students, consisting of all students at the seventh grade of SMPN 2 Kutasasri. The sampling technique is purposive random sampling by class VII D as a sample. The data are collected by test. To analyze the data, it uses descriptive quantitative analysis. The result show that the effort of teacher in improving the students achievement through task based method for the seventh grade students is categorized gog. It means that the implementation of the method is effective. The average score of post test is 74.58 with students. Complete learning above 70 meaning that it has met the expectation of the researcher. Key Words: Achievement, Task based method PENDAHULUAN Mata pelajaran PKK dianggap oleh sebagian siswa merupakan pelajaran yang sulit dipahami. Pelajaran ini kurang diminati dikarenakan sebagian besar materinya adalah praktek. Salah satu materi dari mata pelajaran PKK kelas VII yang dianggap sulit adalah materi penyusunan menu. Kesulitan-kesulitan tersebut terlihat dari nilai ulangan kelas VII yang dibawah KKM, dengan nilai rata-rata 6,4. Artinya nilai rata-rata masih dibawah nilai ketuntasan minimal 70 dan ketuntasan klasikal hanya 60% yang seharusnya 85%. Beberapa faktor ketidakberhasilan materi tersebut dikarenakan rendahnya motivasi belajar siswa. Selain itu peran guru dalam menyampaikan pelajaran menjadi salah satu faktor penyebabnya. Adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan baik dari peserta didik maupun dari guru perlu diminimalisir. Berkaitan dengan hal tersebut maka untuk lebih meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik perlu upaya dari guru untuk mendisain suatu pembelajaran yang inovatif dan penggunaan media yang tepat. 26

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai atau penguasaan pengetahuan/ ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru, (Oemar Hardih, 2003 : 787). Mata pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal yang mencakup tata boga dan tata busana. Mata pelajaran tersebut memerlukan latihan-latihan praktek untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Pada kenyatannya dalam pembelajaran, banyak guru yang mengeluh rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan bidang tata boga dan tata busana. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam memahami konsep, sehingga berdampak pada semakin rendahnya prestasi belajar siswa. Padahal dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas biasanya guru memberikan tugas secara kontinyu. Akan tetapi pemberian tugas yang secara kontinyu dengan metode yang kurang bervariasi dapat mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan. Ditambah lagi dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung membuat siswa kurang aktif dan siswa tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dari permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan pembelajaran dengan metode penugasan yang memberikan kebebasan dan keleluasaan pada siswa. Metode penugasan penyusunan menu diharapkan dapat meningkatkan minat dan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran PKK sehingga proses pembelajaran PKK dapat ditingkatkan lebih baik dan prestasi belajar siswa semakin tinggi. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dibatasi masalah penelitian yaitu rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKK dan guru belum menggunakan kontekstual. Sehingga dapat disimpulkan apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penyusunan menu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pendekatan kontekstual Melalui metode penugasan yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar PKK materi penyusunan pada peserta didik kelas VII SMPN 2 Kutasari Tahun Pelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dapat dijelaskan melalui siklus penelitian. Peneliti merencanakan penelitian menjadi tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Pemberian siklus dilakukan dikarenakan saat kondisi awal siswa kelas VII SMPN 2 Kutosari menunjukkan adanya gejala awal siswa yang kurang menerima tugas apalagi tugas mandiri. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Kutasari, dan dilaksanakan selama lima bulan berturut-turut pada semester genap Tahun Pelajaran 2012 /2013. Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas VII D SMPN 2 Kutasari yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 2 Kutasari Purbalingga dengan jumlah siswa 188 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling pada kelas VII D, sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 24 siswa dengan pertimbangan kelas VII D karena memiliki perbedaan kemampuan ketrampilan PKK dibandingkan dengan kelas yang lain. Prosedur Prosedur penelitian dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan terdiri dari tiga siklus, dengan tiap siklusnya yaitu: 1. Planning Pembuatan RPP, media, mendesain alat evaluasi, membuat lembar observasi siswa. 2. Acting Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP. 27

3. Observing Pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. 4. Reflecting Data yang diperoleh, dikumpulkan dan dianalisis.. Hasil analisis digunakan untuk menentukan langkah-langkah pada siklus berikutnya. Teknik Pengumpulan Data dan Intrumen Data diperoleh dari pre-test dan posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa serta observasi untuk menetukan subjek penelitian tentang motivasi belajar siswa. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi kegiatan pembelajaran dan lembar observasi kreatifitas siswa dengan metode praktek penugasan. Tes berisi tentang materi yang telah diajarkan oleh guru kelas. Tes terdiri atas 20 butir pertanyaan dan berbentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Tes tidak diuji validasinya karena diambil dari bank soal yang telah teruji tingkat validasinya Teknik Analisis Data Perbedaan hasil belajar diperoleh melalui pre-test dan post-test pada sikulus I, siklus II, dan siklus III dengan data kuantitatif. Sedangkan data kualitatif dengan membandingkan hasil observasi dari beberapa kejadian yang berlangsung dalam proses pembelajaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pra siklus Berdasarkan hasil kemampuan awal, nilai rata-rata kemampuan awal siswa adalah 53,33 dimana terdapat 22 siswa yang belum tuntas dalam belajar dengan nilai antara 40-70, sehingga ketuntasan baru mencapai 8,33%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Hasil Pre-test Pra Siklus Kode Peserta Didik Nilai Keterangan Belum 1 D 1 60 BT 2 D2 60 BT 3 D3 40 BT 4 D4 50 BT 5 D5 70 T 6 D6 60 BT 7 D7 60 BT 8 D8 50 BT 9 D8 60 BT 10 D10 50 BT 11 D11 50 BT 12 D12 70 T 13 D13 40 BT 14 D14 50 BT 15 D15 40 BT 16 D16 50 BT 17 D17 50 BT 18 D18 60 BT 19 D19 50 BT 20 D20 50 BT 21 D21 40 BT 22 D22 50 BT 23 D23 60 BT 24 D24 60 BT Hasil perhitungan statistik dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Prestasi Belajar Ketrampilan PKK Pra tindakan N Type of variable Minimum Max imu m Mean S.D 24 40 70 53,33 8,68 Data pada tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata tes pada pra tindakan adalah 53,33 dan standar deviasinya 8,68, dengan kategori nilai kelas kurang pada interval 41-55. 28

Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa terhadap materi penyusunan menu masih kurang dan belum menguasai dengan baik. Analisis Hasil Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil kemampuan awal, nilai rata-rata kemampuan awal siswa adalah 60,21 dimana terdapat 17 siswa yang belum tuntas dalam belajar dengan nilai antara 45-65, sehingga ketuntasan baru mencapai 29,17%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4. Tabel 3. Hasil Post-test Siklus I Kode Keterangan Peserta Nilai Belum Didik 1 D 1 70 T 2 D2 70 T 3 D3 45 BT 4 D4 55 BT 5 D5 70 T 6 D6 65 BT 7 D7 60 BT 8 D8 60 BT 9 D8 60 BT 10 D10 55 BT 11 D11 50 BT 12 D12 75 T 13 D13 45 BT 14 D14 60 BT 15 D15 50 BT 16 D16 60 BT 17 D17 60 BT 18 D18 70 T 19 D19 55 BT 20 D20 60 BT 21 D21 50 BT 22 D22 60 BT Range Nilai (X) Jumlah Siswa (Y) X.Y 1 45 2 90 2 50 3 150 3 55 3 165 4 60 8 480 5 65 1 65 6 70 6 420 7 75 1 75 Jumlah 24 1445 Rata-rata 60,21 Dari tabel 3 dan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa hasil rata-rata tes siklus I mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 53,33 menjadi 60,21 dengan prosentase ketuntasan meningkat 11,67%. Hasil tersebut menunjukkan kemampuan siswa dalam mempelajari materi penyusunan menu perlu ditingkatkan. Hasil perhitungan statistik dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Tes Kemampuan Awal Tabel 5. Hasil Prestasi Belajar Ketrampilan N Type of variable Tes Siklus I Minimum Maximum Mean S.D 24 45 75 60,21 8,53 Data pada tabel 5 menunjukkan nilai rata-rata tes pada siklus 1 adalah 60,21 dan standar deviasinya 8,53, dengan kategori nilai kelas kurang pada interval 56-70. Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa terhadap materi penyusunan menu cukup dan belum menguasai dengan baik. Setelah siklus I selesai dilaksanakan, kemudian menghasilkan refleksi tindakan terhadap proses belajar mengajar dengan hasil adalah terdapat kelemahan dalam pembentukan kelompok siswa. Kelompok siswa dipilih secara mandiri sehingga menghasilkan beberapa dominasi antara kelompok yang pandai dan tidak pandai. 23 D23 70 T 24 D24 70 T 29

Tabel 7. Hasil Tes Kemampuan Awal Untuk mengatasi kelemahan tersebut, pada siklus II akan dibagai antara kelompok pandai dengan kelompok yang tidak pandai. Analisis Hasil Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil kemampuan awal, nilai rata-rata kemampuan awal siswa adalah 68,54 dimana terdapat 8 siswa yang belum tuntas dalam belajar dengan nilai antara 55-65, sehingga ketuntasan baru mencapai 66,66%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 dan tabel 7. 30 Kode Peserta Didik Tabel 6. Hasil Post-test Siklus II Nilai 1 D 1 70 T 2 D2 70 T Keterangan Belum 3 D3 60 BT 4 D4 65 BT 5 D5 75 T 6 D6 70 T 7 D7 70 T 8 D8 70 T 9 D8 70 T 10 D10 65 BT 11 D11 65 BT 12 D12 75 T 13 D13 55 BT 14 D14 70 T 15 D15 65 BT 16 D16 70 T 17 D17 70 T 18 D18 70 T 19 D19 65 BT 20 D20 70 T 21 D21 60 BT 22 D22 70 T BT 23 D23 75 T 24 D24 75 T Range Nilai (X) Jumlah Siswa (Y) X.Y 1 55 1 55 2 60 2 120 3 65 5 325 4 70 11 770 5 75 5 374 Jumlah 24 1645 Rata-rata 68,54 Dari tabel 6 dan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa hasil rata-rata tes siklus II mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 60,21 menjadi 68,54 dengan prosentase ketuntasan meningkat 37,50%. Hasil tersebut menunjukkan kemampuan siswa dalam mempelajari materi penyusunan menu perlu ditingkatkan. Hasil perhitungan statistik dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Prestasi Belajar Ketrampilan PKK Type of variable Tes Siklus II N Minimum Maxi mum Mean S.D 24 55 75 68,54 5,21 Data pada tabel 8 menunjukkan nilai rata-rata tes pada siklus II adalah 68,54 dan standar deviasinya 5,20, dengan kategori nilai kelas pada interval 56-70. Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa terhadap materi penyusunan menu sederhana dan seimbang masih cukup dan belum menguasai dengan baik. Setelah siklus II selesai dilaksanakan, kemudian menghasilkan refleksi tindakan terhadap proses belajar mengajar dengan hasil adalah terdapat kelemahan dalam pembentukan kelompok siswa. Pembentukan kelompok siswa yang pandai menjadi satu kelompok dan merasa kurang membentuk kelompok sendiri. Dengan demikian belajar kelompok lebih didominasi oleh kelompok dengan siswa yang pintar. Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka siswa yang pandai dipilih menjadi ketua kelompok.

Tugas ketua kelompok mengkoordinir kelompoknya. Realisasi pada siklus II, wakil kelompok yang maju harus bergantian. Dengan demikian ketua kelompok mempunyai kemampuan untuk mengajari dan mempersiapkan temannya dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Analisis Hasil Tindakan Siklus III Berdasarkan hasil kemampuan awal, nilai rata-rata kemampuan awal siswa adalah 74,58 dimana terdapat 24 siswa tuntas dalam belajar dengan nilai antara 70-85, sehingga ketuntasan mencapai 100%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 dan tabel 10. Tabel 9. Hasil Post-test Siklus III Kode Peserta Nilai Didik 1 D 1 75 T 2 D2 70 T 3 D3 75 T 4 D4 70 T 5 D5 85 T 6 D6 85 T 7 D7 75 T 8 D8 75 T 9 D8 70 T 10 D10 70 T 11 D11 70 T 12 D12 85 T 13 D13 70 T 14 D14 70 T 15 D15 75 T 16 D16 70 T 17 D17 70 T 18 D18 80 T 19 D19 75 T 20 D20 75 T 21 D21 70 T 22 D22 70 T 23 D23 80 T 24 D24 80 T Keterangan Belum Range Nilai (X) Jumlah Siswa (Y) X.Y 1 70 11 770 2 75 7 525 3 80 3 240 4 85 3 255 Jumlah 24 1790 Rata-rata 74,58 Dari tabel 9 dan tabel 10 dapat disimpulkan bahwa hasil rata-rata tes siklus III mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 68,54 menjadi 74,58 dengan prosentase ketuntasan meningkat 100%. Hasil tersebut menunjukkan kemampuan siswa dalam mempelajari materi penyusunan menu sudah meningkat. Hasil perhitungan statistik dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut: Type of variable Tes Siklus III Tabel 10. Hasil Tes Kemampuan Awal Tabel 11. Hasil Prestasi Belajar Ketrampilan PKK N Minimum Max imu m Mean S.D 24 70 85 74,58 5,29 Data pada tabel 11 menunjukkan nilai rata-rata tes pada siklus II adalah 74,58 dan standar deviasinya 5,29, dengan kategori nilai kelas pada interval 71-85. Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa terhadap materi penyusunan menu sederhana sudah bagus dan menguasai dengan baik. Setelah siklus III selesai dilaksanakan, kemudian menghasilkan refleksi tindakan terhadap proses belajar mengajar dengan hasil adalah siswa mampu menguasai materi menyusun menu dengan baik dan dapat mengerjakan soal-soal latihan secara kelompok dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa materi penyusunan menu meningkat dengan ketuntasan mencapai 70. 31

Pembahasan Deskripsi hasil penelitian ini berupa tes pada siklus I, II, dan III. Dari hasil test pra tindakan mempunyai rata-rata kemampuan awal siswa adalah 53,33 dimana terdapat 24 siswa (100%) belum tuntas dengan nilai 40-65 ada 22 siswa (91,67%). Dari hasil tersebut berarti belum sesuai dengan target yang ditetapkan oleh peneliti dengan target ketuntasan belajar mencapai 70. Pada tes siklus I nilai rata-rata kemampuan siswa 60,21. Dimana terdapat 24 Siswa (100%) yang belum tuntas 17 siswa (70,84%) dengan nilai antara 45-75. Dapat disimpulkan bahwa hasil rata-rata 53,33 pada siklus I nilai rata-ratanya menjadi 60,21 dengan presentase ketuntasan meningkat 20,83 %, artinya pemahaman siswa tentang PKK meningkat 20,83%. Penyebab belum tercapainya tingkat ketuntasan belajar sebesar 70 karena rendahnya kemampuan siswa dalam penerapan konsep pembelajaran PKK. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam memahami konsep pembelajaran PKK sehingga mengakibatkan rendahnya minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran tersebut yang berdampak pada semakin rendahnya prestasi belajar siswa.padahal dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas biasanya guru memberikan tugas secara kontinue berupa latihan-latihan. Selain dari permasalahan diatas kenyataan tersebut dapat dilihat dari permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Permasalahan yang terjadi karena kelemahan siswa dalam menyelesaikan materi menyusun menu masih banyak yang menganggap bahwa mata pelajaran PKK tidak lebih dari latihan dan praktik saja. Masih banyak siswa yang menerima begitu saja pelajaran PKK harus diajarkan. Salah satu hal yang dikhawatirkan adalah adanya sebagian siswa yang belum memahami konsep-konsep penting yang ingin dicapai pada akhir setiap proses pembelajaran di kelas. Hal tersebut disebabkan oleh metode pembelajaran yang kurang tepat. Metode yang kurang bervariasi dapat mengakibatkan motivasi belajar siswa mempelajari PKK menjadi sulit ditumbuhkan. Ditambah lagi dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang cenderung siswa kurang aktif dan siswa tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran. Untuk mempelajari hal tersebut, guru supaya meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar dengan melibatkan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran. Selain itu guru berupaya untuk meningkatkan pembelajaran dengan harapan dapat memperbaiki kualitas siswa. Sedangkan hasil tes siklus I nilai ratarata adalah 60,21 dimana terdapat 17 siswa (70,84%) yang belum tuntas dengan nilai antara 45-65 dan 7 siswa (29,16%) yang sudah memenuhi ketuntasan belajar dengan mencapai nilai 70-74. Sedangkan dari hasil tes siklus II nilai rata-rata siswa adalah 68,54 dimana terdapat 8 siswa (33,34%) yang belum tuntas dengan nilai antara 55-65 dan 16 siswa (66,66%) yang sudah memenuhi ketuntasan. Dapat diartikan bahwa setelah diperoleh data hasil tes, nilai ratarata kemampuan siswa setelah tes siklus II meningkat 8,33%. Dari hasil tes siklus II yang nilai rata-rata 68,54 berarti sesuai dengan target yang ditetapkan oleh peneliti dengan target ketuntasan belajar mencapai 70. Oleh sebab itu penelitian ini dilanjutkan pada siklus III dengan harapan semua siswa dapat nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan belajar mencapai KKM 70. Hasil test siklus III nilai rata-rata 74,58 diman terdapat 24 siswa (100%) memenuhi ketuntasan belajar dengan mencapai nilai antara 70-85. Berdasarkan hasil perhitungan siklus III yang mencapai tingkat ketuntasan 100%, metode pembelajaran menyusun menu dapat meningkatkan prestasi belajar ketrampilan PKK siswa SMP N 2 Kutasari Kabupaten Purbalingga. Metode tersebut sudah tepat digunakan karena mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan peneliti, yaitu mencapai KKM 70. Artinya siswa dapat memahami materi menyusun menu dengan baik dengan ketuntasan belajar diatas 70. 32

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pendekatan kontektual melalui metode penugasan dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VII D termasuk dalam kategori baik. 2. Hasil pre-test menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan siswa sebesar 53,33 dengan ketuntasan 8,33% menjadi 74,58 dengan ketuntasan 100% sesuai dengan KKM 70 dilihat dari nilai post-test. Artinya siswa memiliki pengetahuan yang lebih tinggi setelah dikenakan tindakan. 3. Pendekatan kontektual dengan metode penugasan member pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa, sehingga peningkatan pada kategori baik. 4. Peningkatan hasil belajar akan memberikan motivasi untuk memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki dengan membuka usaha dalam bidang jasa boga. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut: Bagi guru, untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar selalu mengembangkan metode-metode yang sesuai. Bagi siswa, untuk mendapatkan prestasi yang baik perlu adanya ketekunan dan kerja keras, serta latihan dan belajar. Serta kuantitas dan kualitas belajar perlu ditingkatkan dan tentu saja keyakinan siswa akan kemampuan diri sendiri untuk dapat menguasai materi merupakan hal yang sangat penting. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Suhardjono. & Supandi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Sudirwo, Daeng. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung: Andira. Oemar Hardih, 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan direktorat jendral pendidikan dasar dan menengah. Sugiyanto, 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Penerbit Yuma Pustaka kerjasama dengan FKIP UNS. Suharsimi Arikunto, Suharjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta; Bumi Aksara. Suharto, G. 2003. Metodiologi Penelitian Pendidikan Bahasa. PBI-UNY Yogyakarta. 33