DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Desain dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sainfik Project Based Learning Pada Pekerjaan Dasar Elektromekanik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. aset berharga dalam proses pembangunan bangsa dalam berbagai aspek. Idealnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resti Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Penerapan Model Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 dimana pembelajaran ini dikemas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional disebutkan dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi,

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pendidikan di Indonesia selain dilakukan di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang penting karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum. Kurikulum dikatakan sebagai sejumlah rencana isi yang merupakan tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses statis ataupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum juga merupakan seluruh pengalaman di bawah bimbingan dan arahan intstitusi pendidikan yang membawa ke dalam kondisi belajar. Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban, dan berbasis pada kompetensi. Dengan demikian, kurikulum 2013 diyakini mampu mendorong terwujudnya manusia Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis, bertanggung jawab, serta mampu menghadapi tantangan yang muncul di masa depan. Sisdiknas (2012) menyatakan dalam menentukan keberhasilan ada dua faktor besar dalam keberhasilan implementasi Kurikulum 2013, faktor penentu utama yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan ketenaga kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Faktor penentu kedua yaitu faktor yang mendukung yang terdiri dari tiga unsur, yaitu : (1) ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang diintegrasikan standar pembentuk kurikulum; (2) penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan; dan (3) penguatan manajemen sekolah. Perubahan kurikulum pendidikan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 harus disertai dengan usaha peningkatan sarana dan prasarana penunjang seperti perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang

2 terdapat pada kurikulum 2013 diharapkan mampu meningkatkan keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Dalam proses belajar mengajar, perangkat pembelajaran merupakan salah satu hal pokok yang harus tersedia karena merupakan salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan sehingga guru pun lebih terarah dalam memberikan materi kepada siswa. Pengembangan kurikulum 2013 berorientasi pada peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pada pasal 35 yaitu: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan kelulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang disepakati. Hal ini juga sejalan dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 mendapat sorotan dari beberapa pihak. Tentu saja tidak lepas dari pro dan kontra dari seluruh masyarakat Indonesia karena menimbulkan beberapa masalah. Pada kurikulum 2013 terdapat pembelajaran yang mendukung kreativitas siswa yaitu dua pertiga dari kemampuan kecerdasaan dari genetik dan satu pertiga dari pendidikan. Kemampuan kreativitas dapat diperoleh melalui : observing (mengamat), questioning (menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar), dan networking (membentuk jejaring). Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Kendala yang dihadapi penerapan kurikulum 2013 terlihat dari belum diterapkannya langkah pendekatan saintifik pada proses pembelajaran di kelas. Guru sepenuhnya belum menguasai konsep dan aplikasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pada pelaksanaan pendekatan saintifik kelima aspek (mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasi) harus benar-benar terlihat.

3 Lampiran Permendikbud 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (2014, hlm.5) menyebutkan bahwa aktivitas mengamati dilakukan melalui kegiatan membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya. Peran guru adalah memfasilitasi siswa untuk melakukan proses mengamati. Berdasarkan observasi di SMKN 2 Cimahi, langkah ini belum terlaksana sebagaimana mestinya. Selama proses pembelajaran cenderung dilakukan dengan metode ceramah selama pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, dalam penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan auditifnya. Pada kurikulum 2013 metode ceramah tidak dilupakan hanya saja perlu dikurangi takarannya. Lampiran Permendikbud 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (2014, hlm.5) menyebutkan bahwa aktivitas menanya dilakukan melalui kegiatan membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi. Siswa harus mampu mengembangkan pertanyaan untuk mencari tahu materi yang dipelajarinya. Semakin siswa terlatih untuk bertanya, maka akan semakin berkembang rasa ingin tahu siswa. Hasil observasi di SMKN 2 Cimahi, kemampuan menanya belum terlaksana seperti yang diharapkan. Hanya sebagian kecil siswa yang aktif bertanya sedangkan siswa lainnya hanya diam dan tidak berani bertanya. Guru hanya melaksanakan kegiatan yang terdapat pada buku guru saja. Kegiatan yang kurang bervariasi ini membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Akibatnya, guru kurang menginspirasi siswa untuk menanya terkait materi yang dipelajari. Kegiatan mencoba berupa kegiatan pembelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari untuk mendapatkan data untuk menjawab permasalahan atau menguji hipotesis. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMKN 2 Cimahi,

4 kegiatan mencoba terlihat pada saat praktikum atau percobaan yang dilakukan di kelas. Aktivitas mencoba yang diharapkan kurikulum 2013 yaitu siswa dituntut untuk mencoba sendiri dan ikut terlibat langsung dalam masalah yang diberikan. Saat praktikum berlangsung, guru memberi penuntun pelaksanaan dalam percobaan lalu siswa melaksanakan percobaan tersebut. Namun terdapat kendala yang tidak sesuai pada saat praktikum berlangsung seperti saat praktikum kelompok, tidak semua siswa terlibat langsung bahkan ada siswa yang terkesan mengabaikan praktikum dan tidak serius melaksanakannya. Saat praktikum tidak semua siswa berhasil melakukan percobaan seperti yang diharapkan oleh guru. Hal ini tidak terlepas dengan belum terpenuhinya langkah saintifik seperti aktivitas mengamati, menanya, dan menalar. Masalah lain juga telihat jika siswa belum berhasil melakukan praktikum, siswa biasanya tidak akan mencoba lagi. Lampiran Permendikbud 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (2014, hlm.5) menyebutkan bahwa aktivitas menalar dilakukan melalui kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan. Berdasarkan hasil observasi di SMKN 2 Cimahi, saat pembelajaran berlangsung aktivitas menalar memang cukup sulit dilaksanakan. Aktivitas ini memang sulit untuk sebagian siswa. Siswa dituntut untuk dapat memahami dengan benar pokok materi yang diajarkan guru. Tidak mudah menalar suatu materi jika pelajaran yang diajarkan memberatkan mereka. Namun siswa akan mudah mencerna apabila siswa mampu berkonsentrasi terhadap pembelajaran yang berlangsung. Lampiran Permendikbud 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (2014, hlm.5) menyebutkan bahwa aktivitas mengkomunikasikan dilakukan melalui kegiatan menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis;

5 dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan. Hasil observasi di SMKN 2 Cimahi, aktivitas mengkomunikasi belum terlaksana dengan baik. Setelah kegiatan percobaan siswa hanya mengkomunikasikan dalam bentuk laporan tertulis. Sehingga siswa tidak mempresentasikan hasil kerja mereka. Hasil praktikum yang sudah dilakukan hanya diketahui oleh kelompok masing-masing. Hal ini karena siswa tidak menyampaikan hasil temuannya di depan kelas. Akibatnya tidak terjadi proses bertukar pikiran. Lebih lanjut mengenai penerapan pendekatan saintifik, penulis juga menganalisis berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMKN 2 Cimahi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Jawaban responden tentang pernah menerapkan pembelajaran saintifik. Indikator Pernah Belum Pernah Guru pernah menerapkan 2 6 pembelajaran saintik di kelas responden Responden (Sumber : instrumen studi pendahuluan) Belum terlaksananya proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik tentu berakibat pada rencana pelaksanaan pembelajaran bercirikan kurikulum 2013. Guru harus menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan juga masih menggunakan pola lama dan belum mencerminkan kurikulum 2013. Terhambatnya pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran pendekatan saintifik kurikulum 2013 karena belum tersediannya buku referensi kurikulum 2013 sebagai buku pegangan guru dalam penyusunan RPP. Analisis studi pendahuluan lainnya terlihat minimnya produk perangkat pembelajaran di SMK Negeri 2 Cimahi sebagai sarana penunjang pembelajaran pada sistem pendidikan kurikulum 2013. Salah satu mata pelajaran yang belum terstruktur dan relevan yaitu dasar dan pengukuran

6 listrik (materi teori semikonduktor). Dari temuan tersebut, terlihat juga pemahaman para guru mengenai bahan ajar dasar dan pengukuran listrik yang sesuai dengan kurikulum 2013 masih minim. Akibatnya guru menggunakan perangkat pembelajaran seadanya untuk mengajar. Bahan ajar yang mencirikan pendekatan saintifik juga belum maksimal sehingga diperlukan contoh bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013. Penggunaan bahan ajar yang digunakan guru yaitu berupa modul yang dirancang sendiri, jobsheet yang dirangkum dari beberapa buku serta BSE (Buku Sekolah Elektronik). Pemerintah juga telah menyiapkan solusi terkait kekhawatiran dari tenaga pendidik akan beban pekerjaan yang semakin berat dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 ini. Upaya pemerintah untuk meringankan beban guru adalah Kemendikbud menyediakan buku pelajaran kurikulum 2013 berbentuk Buku Sekolah Elektronik (BSE) untuk tingkat pendidikan SD,SMP,SMA dan SMK. Buku Sekolah Elektronik di SMK terutama mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik saat ini masih belum mencerminkan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Akibatnya belum terlaksananya pendekatan saintifik pada proses pembelajaran. Kekurangan lain dari buku sekolah elektronik adalah kurang menariknya siswa untuk membaca buku sekolah elektronik dikarenakan memang masih terlihat monoton. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang berpusat pada proses keaktifan siswa, sehingga terciptanya suatu proses pembelajaran yang interaktif dalam menggali segala sumber belajar yang ada. Dalam implementasi kurikulum 2013 ini banyak menuai respon dari beberapa peneliti. Respon peneliti tersebut diantaranya ialah peneliti meneliti untuk menemukan konsep strategi kepemimpinan pembelajaran sebagai langkah menyongsong implementasi kurikulum 2013. Hasil penelitian tersebut didapat bahwa strategi kepemimpinan pembelajaran saat itu belum sepenuhnya mendukung implementasi kurikulum 2013 (Husaini dkk, 2013). Peneliti lainnya mencoba meneliti penerapan model problem solving learning pada mata pelajaran teknik listrik terhadap keaktifan siswa kelas X

7 TEI di SMK Negeri 1 Blitar (Pramono, 2014). Hasil penelitian tersebut didapat bahwa penerapan salah satu metode pembelajaran yang terdapat pada kurikulum 2013 mampu meningkatkan karakter disiplin, kreatif, percaya diri, dan kerja sama siswa. Sedangkan peneliti lainnya mencoba meneliti proses pembentukan karakter siswa melalui penerapan kurikulum 2013 (Murni E, 2013). Dari beberapa penelitian di atas, peneliti cenderung berkutat pada masalah persiapan penerapan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. Pemaparan di atas dapat menggambarkan bahwa, hanya sedikit sekali peneliti yang secara spesifik meneliti mengenai pengembangan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 berupa silabus, RPP dan bahan ajar, terutama untuk siswa SMK. Pada penelitian ini, penulis berusaha memberikan kontribusi pengetahuan dan pengembangan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 dengan mengeksplorasi segala kemampuan dan sumber daya yang ada. Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah penelitian Research and Development (R&D) untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Teori Semikonduktor pada mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik siswa SMK kelas X yang bercirikan saintifik kurikulum 2013. Pengembangan bahan ajar yang akan dikembangkan menerapkan model Problem Solving dalam aktivitas pembelajarannya. Pemilihan model pembelajaran problem solving berpengaruh pada kualitas pembelajaran di kelas yang selanjutnya berimplikasi pada hasil belajar siswa. Pemilihan model pembelajaran tersebut disesuaikan dengan konten materi dan tinjauan dari beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa pembelajaran problem solving merangsang siswa untuk berpikir kritis dan berorientasi pada permasalahan, di samping itu pemahaman awal suatu masalah bagi siswa sangat penting dalam memecahkan masalah (Cankoy&Drabas, 2010). Penelitian lainnya menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses di mana siswa dapat menemukan hubungan antara pengalaman sebelumnya dari

8 masalah-masalah yang dihadapi dan kemudian menemukan solusi (Maliq dkk, 2011). Dari penelitian tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa problem solving cocok untuk diterapkan pada pembelajaran yang membutuhkan pemahaman mendalam dan keaktifan bagi siswa. Penelitian ini penting dilaksanakan sebagai upaya untuk mengembangkan suatu perangkat pembelajaran yang memiliki ciri khusus dengan memuat langkah-langkah pembelajaran yang berkarakteristikan pendekatan saintifik kurikulum 2013. Melalui penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan proses pembelajaran siswa SMK, menambah wawasan serta pengetahuan pembaca akan kurikulum 2013 dan menumbuhkan minat pihak-pihak terkait untuk terus mengembangkan perangkat pembelajaran yang bercirikan kurikulum 2013. B. Identifikasi Masalah Penelitian Pergantian kurikulum menjadi kurikulum 2013 membuat pembaharuan pada kurikulum. Pembaharuan proses pembelajaran kurikulum 2013 terletak pada pembelajaran yang menekankan pada pendekatan saintifik (scientific approach). Ketersediaan perangkat pembelajaran yang berkarakteristikan kurikulum 2013 terutama di SMK masih dirasa sangat minim. Pengadaan perangkat pembelajaran terutama bahan ajar merupakan tuntutan kurikulum yang harus dipenuhi tentunya. Sampai saat ini banyak para peneliti yang melakukan pengembangan produk pembelajaran termasuk bahan ajar seperti pengembangan model buku ajar membaca berdasarkan pendekatan proses bagi siswa SMP (Kastam dkk, 2013), pengembangan bahan ajar berpidato untuk siswa SMP/MTs (Sriwijayanti, 2012), dan model penyusunan bahan ajar membaca berbasis pendidikan multikultural dan e-learning (Endah Tri dkk, 2012), serta dan pengembangan perangkat pembelajaran fisika menggunakan model guided inquiry yang dilengkapi penilaian portofolio pada materi gerak melingkar (Siti, dkk, 2012). Sangat disayangkan hanya sedikit sekali peneliti yang melakukan penelitian dan pengembangan terhadap bahan ajar yang

9 berkarakteristikan kurikulum 2013 untuk siswa SMK. Dengan demikian, dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran teori semikonduktor yang diperuntukkan untuk peserta didik SMK kelas X semester I pada peminatan Teknik Mekatronika. Berikut identifikasi masalah yang akan dikaji : 1. Banyak guru yang belum mengaplikasikan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik dengan berbagai kendala. 2. Perangkat pembelajaran berkurikulum 2013 masih kurang bahkan belum ada untuk mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik di SMK sehingga guru menggunakan perangkat pembelajaran seadanya untuk mengajar. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, agar pembahasan menjadi lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian dan kelayakan grafik dari produk pengembangan perangkat pembelajaran teori semikonduktor yang penulis kembangkan? D. Batasan Masalah Penelitian Mengingat terlalu luasnya ruang lingkup penelitian, maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini tepat menuju sasaran dan tidak menyimpang. Dalam penelitian ini peneliti membuat batasan sebagai berikut: 1. Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu pada silabus yang bersumber dari peminatan Teknik Mekatronika SMK Negeri 2 Cimahi. 2. Penelitian hanya difokuskan pada pengembangan perangkat pembelajaran mata pelajaran dasar dan pengukuran besaran listrik.

10 3. Materi penelitian dibatasi hanya pada Kompetensi Dasar mengenai bilangan teori semikonduktor, dioda semikonduktor, dan bipolar junction transistor. 4. Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan hanya terkait bahan ajar. Penyusunan RPP guna menjawab kebutuhan dan pelengkap, selain itu RPP tidak melalui expert judgment. 5. Penelitian ini dilakukan hanya sampai pada tahap uji dan revisi produk, tidak sampai pada tahap uji lapangan dan penyebarluasan produk. 6. Uji validasi produk yang dilakukan oleh para pengguna diterapkan pada siswa kelas XI, hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa siswa kelas XI dirasa mampu untuk menilai kelayakan bahan ajar berdasarkan pengalaman pembelajaran sewaktu di kelas X. E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penulisan skripsi ini memiliki tujuan. Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang dapat digunakan sebagai penunjang pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah. Tujuan yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah mengetahui kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian dan kelayakan grafik dari produk pengembangan perangkat pembelajaran teori semikonduktor yang penulis kembangkan. F. Manfaat Penelitian Setiap penelitian tentunya diharapkan mampu mendatangkan beberapa manfaat bagi perkembangan pengetahuan dan wawasan pendidikan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan diantaranya: 1. Bagi siswa, hasil pengembangan perangkat pembelajaran berupa bahan ajar khususnya dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam menggali segala pengetahuan yang ada dalam proses pembelajaran. Manfaat lain yang dapat dirasakan oleh siswa dari hasil pengembangan perangkat

11 pembelajaran tersebut adalah siswa memperoleh materi pembelajaran yang terbaru disesuiakan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. 2. Bagi guru, sebagai bahan pembanding, rujukan serta pegangan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang berkarakteristikan kurikulum 2013. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari penelelitian ini adalah para guru lebih termotivasi lagi untuk terus mengembangkan perangkat pembelajaran kurikulum 2013. Melalui pengembangan perangkat pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berkarakteristikan kurikulum 2013 di sekolah tersebut. 4. Bagi lembaga yang mempersiapkan guru, khususnya guru SMK, sebagai bahan masukan guna membekali para lulusannya dengan kemampuan terkait pengembangan perangkat pembelajaran berkarakteristikan kurikulum 2013. 5. Bagi departemen pendidikan nasional, hasil penelitian diharapkan dapat berkonstribusi terhadap terwujudnya implementasi kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). 6. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang penelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran yang berkarakteristikan kurikulum 2013. G. Struktur Organisasi Skripsi Untuk memudahkan pemahaman isi dari laporan penulisan skripsi ini, maka laporan ini dibagi ke dalam 5 bab. Adapun kelima bab tersebut adalah : Bab I : Pendahuluan

12 Bab ini berisikan pemaparan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Kajian Pustaka Bab ini menguraikan teori-teori yang menjadi kajian dalam pembahasan masalah dan teori pendukung lainnya berdasarkan referensi yang berkaitan dengan judul. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang metode penelitian apa yang dipakai, teknik pengumpulan data, objek penelitian serta analisa data yang digunakan. Bab IV : Temuan dan Pembahasan Bab ini menguraikan tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, serta pembahasan mengenai temuan tersebut. Bab V : Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian. Implikasi dan rekomendasi ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.