BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memanfaatkan sumber dana yang ada pada pengendaliannya. Untuk menjalankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. keras dan persyaratan lingkungan yang diterapkan juga semakin lama semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 304)

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Resimen IndukV/Brawijaya Malang tahun Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

Bab 4 Manajemen Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja sangat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Samryn (2011:30) secara umum laporan keuangan meliputi ikhtisarikhtisar

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didalam melaksanakan kegiatannya mempunyai tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Aktivitas Perusahaan Aktivitas perusahaan dapat mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber dana yang ada pada pengendaliannya. Untuk menjalankan aktivitas suatu perusahaan harus menjalankan fungsinya secara baik, karena dalam pelaksanaannya masing-masing fungsi, mempunyai keterkaitan satu sama lain. Aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada perusahaan yang sebaiknya terdapat suatu keseimbangan yang layak. Aktivitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari sehingga dapat mengukur kinerja perusahaan (Kasmir, 2015:172). Aktivitas perusahaan menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan dengan sumber dana yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi-operasi perusahaan. Aktivitas perusahaan juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun jangka panjang). Tingginya aktivitas perusahaan mencerminkan kemampuan dana yang tertanam dalam perputaran seluruh aktivitasnya pada suatu periode tertentu. Aktivitas perusahaan yang menjadi fokus penelitian ini dapat diproksikan pada perputaran kas (cash turnover), perputaran piutang usaha (account receivable turnover), perputaran persediaan (inventory turnover). 10

11 2.1.2 Modal Kerja 1. Definisi Modal Kerja Suatu aktivitas perusahaan selalu membutuhkan dana harian. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam waktu kurang dari satu tahun. Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya disebut modal kerja (Sutrisno, 2009:39). Modal kerja merupakan manajemen dari elemen-elemen aktiva lancar dan elemenelemen hutang lancar (Harjito dan Martono, 2014:74). Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek yang melekat pada aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan (Yamit, 2010:117). Pengertian modal kerja secara mendalam terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam (Gitosudarmo dan Basri, 2008:33), yaitu: 1. Konsep Kuantitatif Dalam konsep kuantitatif pengertian modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar (kas, piutang, persediaan, persekot biaya). Dana yang tertanam dalam aktiva lancar akan mengalami perputaran dalam waktu yang pendek. Jadi besarnya modal kerja adalah sejumlah aktiva lancar. 2. Konsep Kualitatif Dalam konsep kualitatif pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya utang lancar atau utang yang harus dibayar segera dalam jangka pendek. Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar

12 yang benar-benar dapat dipergunakan untuk membiayai operasional perusahaan atau sesudah dikurangi besarnya utang lancar. 3. Konsep Fungsional Dalam konsep ini, besarnya modal kerja adalah didasarkan pada fungsi dari dana untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan dalam satu periode accounting (current income) bukan pada periode-periode berikutnya (future income). Dari pengertian tersebut maka terdapat sejumlah dana yang tidak menghasilkan current income, jika menghasilkan tidak sesuai dengan misi perusahaan disebut nonworking capital. 2. Menentukan Kebutuhan Modal Kerja Besarnya modal kerja baik yang bersifat permanen maupun variabel perlu ditentukan dengan baik agar efektif dan efisien. Penggunaan modal kerja yang tidak direncanakan dengan baik mengakibatkan modal kerja yang tidak digunakan sesuai dengan kebijakan yang ada. Untuk menentukan kebutuhan modal kerja dapat digunakan 2 metode (Harjito dan Martono, 2014:81-83) yaitu: 1. Metode Keterikatan Dana Untuk menentukan kebutuhan modal kerja dengan metode ini, maka perlu diketahui dua faktor yang mempengaruhinya, yaitu: Periode terikatnya modal kerja dan Pengeluaran kas setiap hari. Periode terikatnya modal kerja merupakan waktu yang diperlukan mulai dari kas yang ditanamkan pada komponen-komponen modal kerja sampai menjadi kas kembali.

13 2. Metode Perputaran Modal Kerja Berdasarkan metode ini maka besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen-komponen (elemen-elemen) modal kerja yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan karena adanya perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan yang terlalu besar. Maka dengan mengetahui perputaran komponen modal kerja akan dapat diketahui penyebab dari kenaikan atau penurunan tingkat perputaran modal kerja tersebut. 2.1.3 Manajemen Kas 1.Pengertian Kas Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi (Harjito dan Martono, 2014:121). Transaksi tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap, membayar hutang, membayar deviden dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan. Kas merupakan seluruh uang tunai yang ada di tangan dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito, rekening koran (Sartono, 2010:415). Kas ini merupakan aktiva yang tidak dapat menghasilkan laba, dalam arti tidak bisa untuk mendapatkan laba secara langsung dalam operasi perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha pengelolaan (manajemen) kas yang efektif dan efisien sehingga pemanfaatan kas tersebut dapat optimal.

14 Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat menurut Harahap (2007:258) sebagai berikut: Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. Tanggal jatuh temponya sangat dekat. Kecil risiko perubahan nilai disebabkan perubahan tingkat bunga. Kas juga merupakan aktiva yang paling lancar di dalam neraca, dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas adalah aktiva yang tidak produktif, oleh karena itu harus dijaga supaya jumlah kas tidak terlalu besar. Daya beli uang bisa berubah-ubah mungkin naik atau turun tetapi kenaikan atau penurunan daya beli ini tidak akan mengakibatkan penilaian kembali terhadap kas. 2. Sumber dan Penggunaan Kas Kas sangat berperan penting dalam menentukan kelancaran kegiatan aktivitas perusahaan, oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik-baik penerimaannnya (sumber-sumbernya) maupun penggunaannya (pengeluarannya). Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari (Munawir, 2002:159) sebagai berikut: 1. Hasil penjualan investasi jangka panjang 2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal 3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang 4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar 5. Adanya penerimaan kas

15 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah kas Menurut Manullang dan Sinaga (2005:25-26), adalah: a. Tersedianya kredit jangka pendek dari bank. Bila perusahaan mendapat izin dari bank untuk meminjam dana jangka pendek sewaktu-waktu maka kas tidak perlu tersedia dalam jumlah besar. b. Tingkat suku bunga pasar. Jika jumlah uang yang tersedia banyak, maka tingkat suku bunga rendah dan begitu juga sebaliknya. c. Variasi dan fluktuasi aliran kas. Bila aliran kas itu selalu salah arah dan berfluktuasi, maka jumlah kas yang harus tersedia juga turut terpengaruhi. d. Compensating Balance merupakan saldo minimum yang ditentukan oleh bank. Jadi, bank tempat perusahaan tersebut menjadi nasabah juga dapat mempengaruhi jumlah kas yang harus tersedia. e. Persediaan besi kas. Faktor yang perlu diperhatikan untuk menjaga keterikatan kas menurut Tampubolon (2013:83) antara lain: Posisi manajemen kas. Posisi aset-aset yang likuid. Manajemen risiko likuiditas pada setiap keadaan. Penjadwalan tagihan yang segera jatuh tempo. Kemampuan dari korporasi untuk melakukan pinjaman. Melakukan forcasting jangka pendek dan panjang dari Cash Flow. Membandingkan setiap probabilita cash flow ketika menghadapi setiap perubahan kondisi.

16 Selain itu, strategi yang harus digunakan perusahaan dalam mengalokasikan kas menurut Syamsuddin (2004:234) adalah: Membayar hutang dasar selambat mungkin. Mengatur perputaran persediaan secepat mungkin. Mengumpulkan piutang secepat mungkin. 3. Aliran Kas dalam Perusahaan Aliran kas masuk (cash inflow) merupakan aliran sumber-sumber dari mana kas diperoleh seperti pada aliran kas keluar, aliran kas masuk juga ada yang sifatnya terus menerus (rutin) dan tidak terus menerus (tidak rutin). Aliran kas masuk yang kontinyu (rutin) sebagian besar berasal dari penjualan produk utama perusahaan yang dijual secara tunai. Adapun penerimaan kas yang tidak rutin antara lain penerimaan dari uang sewa gedung, penjualan aktiva yang tidak terpakai, penerimaan modal saham dari para investor, penerimaan hutang atau kredit dari bank, dan penerimaan bunga (Harjito dan Martono, 2014:122). Dengan adanya aliran kas masuk dan aliran kas keluar yang kontinyu dan tidak kontinyu, maka sangat penting usaha pengelolaan kas ini. Pertimbangan pengeluaran dan penerimaan kas harus disesuaikan dengan kepentingan aktivitas perusahaan. Aktivitas perusahaan harus menentukan berapa besarnya kas minimal yang harus ada di perusahaan, dan berapa kas yang ideal boleh disimpan oleh perusahaan sehingga aktivitas perusahaan tidak terganggu dan kas yang ada tidak menganggur terlalu lama.

17 4. Perputaran Kas Perputaran kas merupakan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu pereode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya dan sebaliknya semakin rendah tingkat perputaranya semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan. Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan perubahan kembali aktiva lancar menjadi kas. Perputaran kas (cash turnover) adalah perbandingan antara Sales dengan jumlah kas rata-rata menurut Riyanto (2008:95). Perputaran kas adalah perputaran sejumlah modal kerja yang tertanam dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas diketahui dengan membandingkan antara jumlah pendapatan dan pemberian pinjaman dengan jumlah kas rata-rata. Dengan demikian tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan. Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Dalam mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Oleh karena itu, sumber kas dalam penelitian ini adalah berasal dari aktivitas penjualan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

18 Tingkat perputaran kas dapat diukur dengan menggunakan rumus : 2.1.4 Manajemen Piutang 1. Pengertian Piutang Kebanyakan perusahaan menjual hasil produksinya dengan cara kredit dalam usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan volume penjualannya. Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul akibat dilaksanakannya penjualan kredit dan akan berubah menjadi kas pada hari jatuh temponya. Piutang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan / pembeli yang menjual produk perusahaan secara kredit (Harjito dan Martono, 2014:98). Piutang juga merupakan suatu tagihan yang tidak disertai janji tertulis, dan timbul karena adanya transaksi penjualan barang dan jasa yang dilakukan secara kredit, serta memiliki masa atau tanggal jatuh tempo dengan jumlah tertentu sesuai dengan nilai saat terjadinya transaksi (Sudarwanto, 2012:217). Piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya praktik penjualan kredit (Gitosudarmo dan Basri, 2008:81). Pemberian kredit berdampak positif bagi aktivitas perusahaan, akan tetapi ada beban atau resiko yang akan ditanggung. Adapun berbagai jenis beban dan biaya yang timbul karena perusahaan menjual secara kredit, antara lain berupa: Biaya modal, Biaya administrasi piutang, Piutang tak tertagih.

19 Politik penjualan kredit dilakukan oleh aktivitas perusahaan dalam rangka merangsang minat para pelanggan. Politik ini merupakan kesengajaan perusahaan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. 2. Macam-macam Piutang Piutang merupakan klaim uang pada perusahaan maupun individu. Klaim tersebut biasanya didapatkan dari penjualan barang atau jasa ataupun dari peminjaman uang. Terdapat dua jenis piutang menurut (Munawir, 2002:15) yaitu: 1. Piutang Dagang Merupakan tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. Pada dasarnya piutang bisa timbul tidak hanya karena penjualan barang dagangan secara kredit, tetapi dapat karena hal-hal lain, misalnya piutang kepada pegawai, piutang karena penjualan aktiva tetap secara kredit, piutang karena adanya penjualan saham secara angsuran, atau adanya uang muka untuk pembelian atau kontrak kerja lainnya. Piutang-piutang yang dimiliki oleh suatu aktivitas perusahaan harus disajikan dalam neraca secara informatif. Piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barangbarang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan perusahaan yang normal, biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. 2. Piutang Wesel Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam undang-undang. Karena wesel pembuatannya

20 diatur dengan undang-undang. Maka wesel ini lebih mempunyai kekuatan hukum dan lebih terjamin pelunasannya, dan piutang wesel ini dapat diperjual belikan atau didiskontokan. Dengan didiskontokannya piutang wesel tersebut timbullah contingent liability, yaitu hutang yang mungkin akan terjadi di masa mendatang pada saat jatuh tempo wesel yang bersangkutan karena pembuat wesel tersebut tidak mampu membayar wesel yang bersangkutan. Piutang lain-lain terdiri dari bermacam ragam, biasanya merupakan pinjaman yang diberikan kepada pegawai ataupun cabang dari perusahaan. Biasanya piutang ini bersifat jangka panjang, tetapi piutang tersebut dapat dikategorikan sebagai aktiva lancar apabila piutang tersebut akan jatuh tempo dalam waktu satu atau kurang dari satu tahun. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Piutang Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang Menurut Riyanto (2008:85), sebagai berikut: 1. Volume Penjualan Kredit Semakin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, maka semakin besar pula jumlah investasi dalam piutang dan sebaliknya semakin kecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah piutang. 2. Syarat Pembayaran Bagi Penjualan Kredit Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya dan sebaliknya semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang.

21 3. Ketentuan Tentang Batas Volume Penjualan Kredit Apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya piutang juga semakin besar, dan sebaliknya bila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif kecil maka besarnya piutang juga semakin kecil. 4. Kebiasaan Membayar Para Pelanggan Kredit, Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang relatif besar. 5. Kegiatan Penagihan Piutang dari Pihak Perusahaan Apabila kegiatan penagihan piutang perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif maka besarnya piutang relatif besar. Besarnya investasi pada piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor (Harjito dan Martono, 2014:99) yaitu: Besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total, Kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu penagihan piutang. Kebijakan ini dipengaruhi oleh jangka waktu penjualan kredit, kualitas pelanggan dan usaha pengumpulan piutang. 4. Perputaran Piutang Perputaran piutang merupakan kemampuan aktivitas perusahaan dalam menangani penjualan kredit dan kebijakannya (Prihadi, 2010:122). Dengan penjualan kredit diharapkan total pendapatan meningkat, laba meningkat dengan resiko juga meningkat. Penjualan kredit menciptakan piutang usaha. Risiko terjadi

22 pada saat pembeli tidak mampu membayar atau menunda pembayaran. Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode (Kasmir, 2015:176). Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan tentunya perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio ini rendah ada over investment dalam piutang. Rasio Perputaran piutang biasanya digunakan dalam hubungannya dengan analisis terhadap modal kerja, karena memberikan ukuran besar tentang seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari piutang ini menggambarkan lamanya suatu piutang bisa ditagih dalam jangka waktu pelunasan / penagihan piutang (Prastowo dan Juliaty, 2008:86). Dengan diketahuinya tingkat perputaran piutang, maka akan diketahui pula hari rata-rata pengembalian piutang yaitu dengan membagi hari dalam satu tahun dengan perputaran piutangnya. Hari rata-rata pengembalian piutang digunakan untuk menilai efisiensi aktivitas perusahaan dalam pengumpulan piutang. Untuk menilai efisiensi piutang maka perlu diperbandingkan dengan syarat pembayarannya. Dengan demikian dikatakan belum efisien apabila hari rata-rata pengembalian piutang tersebut lebih besar dari pada syarat pembayarannya. Perputaran piutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

23 2.1.5 Manajemen Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja yang merupakan aktiva pada setiap saat mengalami perubahan (Gitosudarmo dan Basri, 2008:93). Persediaan yang cukup maka akan mendukung proses produksi yang direncanakan serta dapat memenuhi pesanan dari pihak pelanggan dengan cepat. Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi (Assauri, 2008:16). Persediaan merupakan semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai pada tanggal neraca masih digudang atau belum laku dijual (Munawir, 2002:16). Untuk perusahaan manufaktur (perusahaan yang memproduksi barang), meliputi persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Pengertian persediaan mencakup pengertian yang sangat luas karena sangat tergantung kepada sifat, jenis dan bidang usaha perusahaan. 2. Jenis Dan Posisi Persediaan Pada umumnya jenis persediaan menurut Assauri (2008:171) yaitu: 1. Persediaan Bahan Baku Merupakan persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, yang diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari

24 supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya. 2. Persediaan Barang-Barang Pembantu Merupakan persediaan bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi. 3. Persediaan Barang dalam Proses Merupakan persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah di olah menjadi suatu bentuk, tetapi diproses kembali untuk kemudiaan menjadi barang jadi. 4. Persediaan Barang Jadi Merupakan persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual pada pelanggan dan perusahaan lain. Jadi kesimpulannya bahwa apapun bentuk dari suatu barang tersimpan yang akan dilakukan suatu tindakan lebih lanjut atau pun barang yang tersimpan dan siap untuk digunakan tetapi belum sampai pada pemegang akhir (customer), maka barang tersebut masih terkategori dalam barang persediaan perusahaan. 3. Fungsi Dan Faktor Dalam Menentukan Tingkat Persediaan Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan aktivitas perusahaan (Herjanto, 2007:238) yaitu: a. Menghilangkan risiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan.

25 b. Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. c. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi. d. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di pasaran. e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas. f. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya barang yang diperlukan. Dalam menentukan kebijaksanaan tingkat persediaan barang secara optimal perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya (Tampubolon, 2013:95). Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Biaya persediaan barang (Inventory Cost). 2. Seberapa besar permintaan barang oleh pelanggan dapat diketahui. 3. Lama penyerahan barang antara saat dipesan dengan barang tiba, atau disebut sebagai lead time atau delivery time. 4. Terdapat atau tidak ada kemungkinan untuk menunda pemenuhan pesanan dari pembeli atau disebut sebagai backlogging. 5. Kemungkinan diperolehnya diskon atas pembelian dalam jumlah yang besar. 4. Perputaran Persediaan Perputaran persediaan merupakan indikasi perusahaan untuk menyediakan persediaan dalam mendukung tercapainya penjualan (Prihadi, 2010:120). Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi. Besar kecilnya persediaan

26 umumnya dipengaruhi oleh harapan-harapan akan volume penjualan dan tingkat harga dimasa datang. Harapan dapat menjual lebih banyak barang, mendorong perusahaan untuk memperbanyak persediaan barang (Jumingan, 2009:128). Rasio ini mengukur berapa lama rata-rata barang berada di gudang (Husnan dan Pudjiastuti, 2004:75). Kenaikan persediaan disebabkan oleh peningkatan aktivitas perusahaan, atau karena perubahan kebijakan persediaan. Kalau terjadi kenaikan persediaan yang tidak proporsional dengan peningkatan aktivitas, maka berarti terjadi pemborosan dalam pengelolaan persediaan. Apabila rasio yang diperoleh tinggi, menunjukkan aktivitas perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik. Dan sebaliknya apabila perputaran persediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk. Hal ini mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah (Kasmir, 2015:180). Tentu saja rasio ini cocok untuk perusahaan yang menjual barang. Dua jenis usaha yang biasa diukur perputaran persediaannya adalah perusahaan perdagangan dan manufaktur. Untuk mengevaluasi posisi persediaan barang dagangan, maka perlu dihitung tingkat perputaran persediaannya. Tingkat perputaran persediaan barang dagangan merupakan ratio antara jumlah harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Ratio perputaran persediaan dan jumlah hari persediaan ini dihitung dengan cara sebagai berikut (Prastowo D dan Juliaty, 2008:87):

27 2.1.6 Rentabilitas Ekonomi Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir, 2002:33). Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapakan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Harahap, 2007:304). Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian penganalisa di dalam menilai rentabilitas perusahaan. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel (memberi keuntungan). Pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan hutang-hutangnya. Rentabilitas Ekonomis adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut (Harjito dan Martono, 2014:62). Rentabilitas Ekonomi merupakan perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang

28 dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2008:36). Rentabilitas ekonomi juga merupakan rasio mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan (Husnan dan Pudjiasturi, 2004:72-73). Karena hasil operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan memperoleh laba operasi (aktiva operasional). Kalau perusahaan mempunyai aktiva non-operasional, aktiva ini perlu dikeluarkan dari perhitungan. Masalah yang timbul dalam perhitungan rentabilitas ekonomi adalah apakah kita akan menggunakan aktiva perusahaan pada awal tahun, pada akhir tahun, atau rata-rata. Apabila dimungkinkan sebaiknya digunakan angka rata-rata. Rentabilitas Ekonomi ini dihitung dengan membagi laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva sebagai berikut: 2.1.7 Hubungan Antar Variabel 1. Hubungan Perputaran Kas Terhadap Rentabilitas Ekonomi Perputaran kas dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya dan sebaliknya semakin rendah tingkat perputaranya semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan (Riyanto, 2008:95). Hal ini menunjukkan bahwa perputaran kas menunjukkan kecepatan perubahan kembali aktiva lancar menjadi kas yang nantinya akan digunakan oleh aktivitas perusahaan dalam jangka waktu satu tahun yang dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja, sehingga

29 dampaknya dapat berpengaruh pada Rentabilitas Ekonomi. Pernyataan ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2016) bahwa perputaran kas memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap Rentabilitas Ekonomi. 2. Hubungan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang berputar dalam satu periode. Semakin tinggi perputaran piutang menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan tentunya perusahaan semakin baik, sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over investment dalam piutang. Hal ini berarti semakin tinggi perputaran piutang maka semakin cepat tagihan yang masuk sehingga aktivitas perusahaan dapat mengkonversikan tagihan yang masuk menjadi kas (Kasmir, 2015:177). Kas ini digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional dan membayar pengeluaran dan kewajiban lainnya sehingga tampaknya dapat berpengaruh pada Rentabilitas ekonomi. Pernyataan ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Maghfiroh et al (2012) bahwa perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap Rentabilitas. 3. Hubungan Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan yang diganti dalam satu tahun. Semakin tinggi tingkat perputarannya atau semakin cepat perputarannya berarti semakin pendek tingkatnya dana dalam persediaan hingga dibutuhkan dana yang relatif kecil serta

30 sebaliknya semakin rendah tingkat perputarannya atau semakin lambat perputarannya berarti semakin panjang terikatnya dana dalam persediaan. Dalam hal ini juga akan berpengaruh pemenuhan dana berasal dari luar aktivitas perusahaan yang harus menanggung biaya bunga dan besarnya bunga akan ditentukan lama pendeknya pengembalian pinjamannya (Gitosudarmo dan Basri, 2008:93). Hal ini berarti jika perputaran persediaan cepat maka persediaan tersebut cepat pula menjadi produk yang dapat dijual dan disisi lain tidak menimbulkan biaya untuk menjaga kualitas persediaan tersebut yang dampaknya akan mengurangi perolehan laba. Pernyataan ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2016) bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap Rentabilitas Ekonomi. 2.1.8 Penelitian Terdahulu Tabel 1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Peneliti Penelitian 1. Komang Pengaruh Variabel Perputaran kas berpengaruh Dewi Susanti Perputaran Kas dan independen: signifikan positif terhadap (2016) Piutang terhadap Perputaran rentabilitas ekonomis. Rentabilitas Kas dan Perputaran piutang tidak Ekonomis pada Piutang berpengaruh signifikan positif Koperasi Simpan Variabel terhadap rentabilitas ekonomis. Pinjam Swasthi dependen: Secara simultan, Perputaran Mandiri Singaraja Rentabilitas kas dan piutang berpengaruh Tahun 2012-2015 Ekonomis signifikan terhadap rentabilitas ekonomis.

31 2 Maghfiroh, Pengaruh Tingkat Variabel Secara parsial, perputaran kas Norita Citra Perputaran Kas, independen: dan perputaran persediaan Y dan Didik Perputaran Piutang Tingkat tidak berpengaruh signifikan Eko P (2012) dan Perputaran Perputaran positif terhadap rentabilitas, Persediaan Kas, perputaran piutang terhadap Perputaran berpengaruh signifikan positif Rentabilitas Piutang dan terhadap rentabilitas Perputaran perusahaan. Secara simultan, Persediaan perputaran kas, perputaran Variabel piutang dan perputaran dependen: persediaan berpengaruh Rentabilitas signifikan terhadap rentabilitas. 3 R.M. Riadi Analisis Pengaruh Variabel Secara parsial dan simultan (2006) Rasio Aktivitas independen: variabel perputaran piutang terhadap Rasio dan perputaran persediaan Rentabilitas Aktivitas tidak mempunyai pengaruh Ekonomi pada Variabel yang signifikan negatif Perusahaan dependen: terhadap rentabilitas ekonomis. Plastics and Glass Rentabilitas Products yang Go Ekonomi Publik di Bursa Efek Jakarta selama Tahun 2002-2005 4 Hj. Arna Analisis Pengaruh Variabel uji secara parsial dan simultan Suryani Tingkat Perputaran independen: tingkat perputaran piutang dan (2016) Piutang dan Tingkat tingkat perputaran persediaan Tingkat Perputaran Perputaran terhadap rentabilitas ekonomi Persediaan Piutang dan memiliki hubungan dan terhadap Tingkat berpengaruh signifikan positif.

32 Rentabilitas Perputaran Ekonomi pada PT. Persediaan Afresh Indonesia Variabel Jambi dependen: Rentabilitas Ekonomi Sumber: Susanti (2016), Maghfiroh et al (2012), Riadi (2006), Suryani (2016) Dari tabel di atas dapat di jabarkan mengenai persamaan dan perbedaan dari penelitian terdahulu, antara lain: 1. Persamaan Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menggunakan objek penelitian dalam menguji variabel terikat yaitu rentabilitas. Dan teknis analisis data yang digunakan untuk menganalisis variabel bebas dan terikat yaitu analisis regresi linier berganda. 2. Perbedaan Perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu terletak pada periode data laporan keuangan yang digunakan. Penelitian kali ini menggunakan data laporan keuangan dari tahun 2011 sampai tahun 2015, sedangkan pada penelitian terdahulu obyek peneliti oleh Susanti (2016) menggunakan Koperasi Simpan Pinjam tahun 2012-2015. Maghfiroh et al (2012) menggunakan obyek penelitian perusahaan Dagang yang terdaftar di BEI periode 2010-2011. Riadi (2006) menggunakan Perusahaan Plastics and Glass Products yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta selama Tahun 2002-2005. Suryani (2016) menggunakan perusahaan PT. Afresh Indonesia Jambi periode 2012-2014.

33 2.2 Rerangka Pemikiran Berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas serta telah didukung oleh bukti empiris berupa penelitian yang terdahulu, maka peneliti menyusun rerangka pemikiran untuk mengetahui masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yang merupakan landasan dari masalah yang memiliki tujuan untuk menguji kebenaran dalam suatu penelitian. Dalam rerangka pemikiran ini menjelaskan bagaimana pengaruh aktivitas perusahaan menunjukkan seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (modal kerja) yang ditentukan oleh perputaran dari komponen-komponen (elemenelemen) modal kerja yaitu: perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi. Untuk menjelaskan konsep rerangka pemikiran, maka peneliti memberikan dalam bentuk gambar sebagai berikut: Aktivitas Perusahaan Efektivitas Sumber Dana (Modal Kerja) Perputaran Modal Kerja Perputaran Kas Perputaran Piutang Perputaran Persediaan Rentabilitas Ekonomi Gambar 1 Konsep Rerangka Pemikiran

34 2.3 Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian diatas maka dapat juga digambarkan suatu kerangka konseptual yang menyatakan bahwa aktivitas perusahaan yang diproksikan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan yang merupakan pengaruh rentabilitas ekonomi. Maka dapat digambarkan paradigma dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Perputaran Kas Perputaran Piutang Rentabilitas Ekonomi Perputaran Persediaan Gambar 2 Kerangka Konseptual 2.4 Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah peneliti, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiono, 2014:134). Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: H1: Perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan industri pulp dan kertas yang terdaftar di BEI. H2: Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan industri pulp dan kertas yang terdaftar di BEI. H3: Perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan industri pulp dan kertas yang terdaftar di BEI.