JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL PADA PROGRAM KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PT ELNUSA DRILLING SERVICES

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan

IDENTIFIKASI PERAN-PERAN INDIVIDU DALAM JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL DAN MODEL JARINGAN KOMUNIKASI PT. ENVIRONMENTAL INDOKARYA SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

Komunikasi Organisasi

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Komunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Komunikasi Grapevine Pt. Jasa Raharja (Studi Analisis Jaringan Komunikasi Di Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena organisasi tidak akan dapat berjalan tanpa adanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA INTRA GARUDA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI KARYAWAN PT. GARUDA INDONESIA PERSERO DI CENGKARENG SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

II. LANDASAN TEORI. seluruh faktor yang terdapat di perusahaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif yaitu mengukur berupa angka - angka. Jenis penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. R. Wayne Pace dan Don F. Faules (2013 :31-32) mengemukakan. penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kerangka Teori Komunikasi

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia.

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyamakan persepsi antar sesama manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

I. PENDAHULUAN. karyawan dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Komunikasi merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pesan dalam komunikasi organisasi menurut Muhammad (2009:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

ABSTRAK. Petrus Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

DAFTAR PUSTAKA. Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan

PERTEMUAN 11: KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Litwin dan Stringer (1968) juga Pritchard dan Karasick (1973) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

IDENTIFIKASI JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL DALAM MASALAH KEDISIPLINAN KERJA. DI BIRO UMUM dan HUMAS. BADAN PENGKAJIAN dan PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT)

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012 (ISSN : ) PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Rahmi yuliana. Dosen Tetep STIE Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sangat luas. Manusia di dalam hidupnya harus berkomunikasi, karena

Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. oleh komunikasi sebesar 22,22% dan 77,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

Transkripsi:

JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL PADA PROGRAM KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PT ELNUSA DRILLING SERVICES SKRIPSI Diajukan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Disusun Oleh: Nama : RACHMA SUCHIYANTI Nim : 0420311-034 Jurusan : Public Relations FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama : RACHMA SUCHIYANTI Nim : 0420311-034 Fakultas Bidang Studi Judul Skripsi : Ilmu Komunikasi : Public Relations : Jaringan Komunikasi Informal Pada Program Kedisiplinan Kerja Karyawan PT Elnusa Drilling Services Jakarta, Oktober 2008 Mengetahui, Pembimbing (Drs. Ervan Ismail, M.Si) Menyetujui, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Ketua Bidang Public Relations (Dra. Diah Wardhani, M.Si) (Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI Nama : RACHMA SUCHIYANTI Nim : 0420311-034 Fakultas Bidang Studi Judul Skripsi : Ilmu Komunikasi : Public Relations : Jaringan Komunikasi Informal Pada Program Kedisiplinan Kerja Karyawan PT Elnusa Drilling Services Jakarta, 30 Agustus 2008 1. Ketua Sidang Heri Budianto, S.Sos, M.Si ( ) 2. Penguji Ahli Dra. Endri Listiani, M.Si ( ) 3. Pembimbing Drs. Ervan Ismail, M.Si ( )

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana ABSTRAKSI RACHMA SUCHIYANTI (0420311-034) Jaringan Komunikasi Informal Pada Program Kedisiplinan Kerja Karyawan PT Elnusa Drilling Services Bibliografi: 5 Bab + 117 Halaman + 3 Lampiran + 27 Tabel + 10 Gambar Komunikasi adalah bagian terpenting dalam keseharian tiap tiap individu. Khususnya bagi individu yang bekerja dalam sebuah organisasi, dimana masing masing individu dituntut untuk saling berinteraksi satu sama lain, untuk bekerjasama dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dalam pencapaian tujuan perusahaan, tidak hanya dengan jaringan formal yaitu komunikasi secara formal suatu perusahan dapat berjalan dengan baik untuk menyampaikan informasi, khususnya mengenai kedisiplinan kerja karyawan, namun peran komunikasi informal dengan jaringan komunikasi informal dapat pula membantu dalam penyampaian informasi itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah jaringan komunikasi informal yang terjadi pada program kedisiplinan kerja karyawan PT Elnusa Drilling Services. Kerangka Pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengertian komunikasi, fungsi komunikasi, organisasi, komunikasi organisasi, fungsi dan tujuan komunikasi organisasi, arus dan aliran komunikasi didalam organisasi, komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, komunikasi diagonal, jaringan komunikasi informal dan pengertian kedisiplinan. Tipe atau sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada para karyawan PT Elnusa Drilling Services khususnya yang berada di pusat TB. Simatupang, Jakarta. Dengan menggunakan metode survey, dimana memiliki populasi sebanyak 85 orang hingga tahun 2007, dan dengan sampel sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menggambarkan bahwa terlihat terdapatnya pola jaringan komunikasi informal pada perusahaan yang tergambarkan pada gambar pola jaringan, yang menemukan adanya klik antara karyawan dengan tergambarkannya enam peran dalam jaringan komunikasi yaitu Opinion Leader, Cosmopolite, Bridge, Liaison dan Gate Keepers yang didominasi oleh HRD dan beberapa departemen lainnya setelah HRD, seperti Marketing, Sekretaris dan Admin. Sedangkan untuk Isolate ada terdapat Accounting, Office Boy dan Driver. Penulis menyarankan adanya penelitian lebih lanjut yang dapat menjelaskan bentuk bentuk hubungan antar karyawan baik secara formal maupun informal, dnegan menggunakan pendekatan eksplanatif (Sebab Akibat). Sehingga dapat menjelaskan lebih baik, komunikasi yang di dalam PT Elnusa Drilling Services, maupun perusahaan lain.

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PEBAIKAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah / Penelitian... 1 1.2 Pokok Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 - Manfaat Akademis... 7 - Manfaat Praktis... 8 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi... 9 2.2 Fungsi Komunikasi... 10

2.3 Organisasi... 11 2.4 Komunikasi Organisasi... 13 2.5 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Organisasi... 15 2.6 Arus dan Aliran Komunikasi di Dalam Organisasi... 17 2.6.1 Arus komunikasi...17 2.6.1.1 Komunikasi Vertikal... 17 2.6.1.1.1 Komunikasi Downward...17 2.6.1.1.2 Komunikasi Upward...18 2.6.1.2 Komunikasi Horizontal... 18 2.6.1.3 Komunikasi Diagonal...19 2.6.2 Aliran Komunikasi... 20 2.7 Jaringan Komunikasi Informal... 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Sifat Penelitian... 31 3.2 Metode Penelitian... 31 3.3 Tehnik Pengumpulan Data... 32 - Data Primer... 32 - Data Sekunder... 33 3.4 Populasi dan Sampel... 33 - Populasi... 33 - Sampel... 33 3.5 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep... 34 1. Definisi Konsep... 34

2. Operasionalisasi Konsep... 36 3.6 Tehnik Analisis Data... 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 42 4.1.1 Visi Perusahaan... 42 4.1.2 Misi Perusahaan... 42 4.1.3 Struktur Organisasi... 43 4.1.4 Maksud dan Tujuan Perusahaan... 44 4.1.5 Hak dan Kewajiban Perusahaan dan Pekerja... 45 4.2 Hasil Penelitian... 46 4.2.1 Identitas Responden... 47 4.3 Pembahasan Komunikasi Informal... 106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 114 5.2 Saran... 115 DAFTAR PUSTAKA BIOGRAFI

DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Izin Penelitian Universitas Mercu Buana 2. Surat Konfirmasi Izin Penelitian PT Elnusa Drilling Services 3. Form Kuesioner

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Jenis Kelamin... 47 Tabel 4.2 Usia... 48 Tabel 4.3 Agama... 49 Tabel 4.4 Status Perkawinan... 50 Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Responden... 51 Tabel 4.6 Lama Bekerja... 52 Tabel 4.7 Jabatan / Bagian Dept.... 53 Tabel 4.8 Pembicaraan Permasalahan Kedisiplinan Kerja Karyawan Dalam Pelaksanaan Peraturan Perusahaan dengan Rekan Kerja... 54 Tabel 4.9 Mencari Tahu Ketidakjelasan Informasi Peraturan Perusahaan Lebih Lanjut... 55 Tabel 4.10 Kebiasaan yang Terjadi Bila Rekan Kerja Mengalami Penurunan Kualitas... 56 Tabel 4.11 Adakah Teman yang Biasanya Membicarakan Issue, Gosip Ataupun Informasi yang Berhubungan dengan Masalah Kedisiplinan... 57 Tabel 4.12 Jumlah Orang-orang Terdekat dalam Sebuah Kelompok... 58 Tabel 4.13 Dengan Adanya Kelompok Dapat Membantu Menyelesaikan Masalah-masalah Dalam Perusahaan... 59 Tabel 4.14 Penyebab yang Menjadi Faktor Seseorang Kurang

Berkomunikasi dengan Rekan Kerja Lain... 60 Tabel 4.15 Waktu Yang Sering Dilakukan Dalam Melakukan Komunikasi Setiap Waktunya... 61 Tabel 4.16 Tempat Dimana Sering Berkomunikasi dengan Rekan-rekan Kantor... 69 Tabel 4.17 Rutinitas Komunikasi Kepada Siapa Responden Utama Sering Membicaakan Masalah-Masalah Kedisiplinan Dalam Menjalani Peraturan Perusahaan... 70 Tabel 4.18 Mengapa Memilih Orang-orang Di Atas (Pada Tabel 4.17) Untuk Sering Diajak Membicarakan Masalah-masalah Peraturan Perusahaan... 75 Tabel 4.19 Topik yang Lebih Dominan untuk Dibicarakan... 77 Tabel 4.20 Orang yang Dominan Mengetahui Informasi Mengenai Masalah-masalah Kedisiplinan Kerja Karyawan... 78 Tabel 4.21 Orang yang Dapat Mempengaruhi Anggota Kelompok Lainnya (Opinion Leader)... 80 Tabel 4.22 Orang yang Dapat Berperan untuk Menampung dan Menyampaikan setiap Informasi yang Masuk atau Informasi yang Keluar Khususnya Mengenai Masalah-masalah Kedisiplinan Kerja di Perusahaan... 84 Tabel 4.23 Orang yang Dapat Menjembatani Antara Anda dengan rekan Kerja Lainnya Khususnya Mengenai Masalah-masalah Kedisiplinan Kerja di Perusahaan... 88

Tabel 4.24 Orang-orang yang Mampu Menyampaikan Informasi Kepada rekan-rekan Kerja Lainnya... 92 Tabel 4.25 Orang-orang Yang jarang Berinteraksi dengan Rekan Kerja Lainnya... 97 Tabel 4.26 Orang-orang yang Dalam Lingkungan Anda Bekerja yang Dapat Menghubungkan Antara Kelompok di Dalam Internal Perusahaan dengan Kelompok Di Luar Internal Perusahaan Dalam Penyebaran Pesan Mengenai Program Kedisiplinan Dalam Pengaturan Kerja di Perusahaan... 101 Tabel 4.27 Peran Jaringan Komunikasi Yang Terbentuk... 101

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Sebuah Contoh Tentang Komunikasi Ke Bawah dan Ke Atas Melalui Jalur Komando... 18 Gambar 2.2 Contoh Komunikasi Horizontal... 19 Gambar 2.3 Contoh Komunikasi Diagonal... 20 Gambar 2.4 Jaringan yang Menunjukkan Peranan Jaringan Kerja Komunikasi... 38 Gambar 4.1 Gambar Struktur Organisasi... 43 Gambar 4.2 Pola Jaringan Penggunaan Waktu... 67 Gambar 4.3 Pola Jaringan Opinion Leader... 82 Gambar 4.4 Pola Jaringan Gate Keeper... 86 Gambar 4.5 Pola Jaringan Bridge... 90 Gambar 4.6 Pola Jaringan Liason... 95 Gambar 4.7 Pola Jaringan Isolate... 99 Gambar 4.8 Pola Jaringan Cosmopolites... 104 Gambar 4.9 Model Roda Wheel... 112 Gambar 4.10 Model Saluran Bebas (All Channel)... 112

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan dalam suatu organisasi, dalam pergaulan di dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dimungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi 1. Organisasi merupakan suatu sistem yang mapan dari orang orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui jenjang kepangkatan dan pembagian kerja 2. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi, maka organisasi dapat terhambat dan berantakan. Untuk mencapai tujuan bersama itu maka didalam organisasi diperlukan komunikasi yang baik antara karyawan dan atasan, karena tanpa adanya komunikasi yang baik maka tidak akan tercapai tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut. Komunikasi yang efektif sangat menentukan kelangsungan hidup dan kesehatan setiap organisasi. 1 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta 2007, Hal. 1 2 Onong U Effendy, Human Relations dan Public Relations, CV. Mandar Maju, Bandung 1993, Hal 3 1

2 Bentuk komunikasi di dalam organisasi dapat terjadi secara formal dan informal. Di dalam komunikasi formal biasanya pesan yang disampaikan berupa instruksi, pemberitahuan yang menyangkut tentang pekerjaan baik berupa tulisan atau pemberitahuan yang menyangkut tentang pekerjaan baik berupa tulisan atau pemberitahuan secara langsung sesuai dengan prosedur yang berlaku. Komunikasi formal ini terjadi secara downward communication (dari atasan kepada bawahan) ini berupa perintah atau upward communication (dari bawahan kepada atasan) ini berupa masukan, saran dan secara horizontal communication. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang tidak berhubungan dengan struktur organisasi, jadi lebih menyangkut pribadi biasanya komunikasi ini terjadi tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi dan komunikasi ini lebih memerlukan aspek human relations didalamnya. Komunikasi informal ini berupa selentingan yang bebas bergerak kesegala arah, melewati tingkat wewenang dan kemungkinan besar memenuhi kebutuhan sosial anggota kelompok karena mempermudah penyelesaian tugas. Suatu jaringan komunikasi ini mencakup dua orang, beberapa orang atau keseluruhan organisasi. Analisa jaringan juga dapat menunjukkan apakah kelompok kerja terlalu besar atau terlalu kurang terpadu untuk bekerja secara efektif. Di dalam suatu organisasi tidak hanya diperlukan komunikasi yang terjadi secara formal tapi lebih dibutuhkan komunikasi yang bersifat informal, karena dari komunikasi informal ini dapat menimbulkan kepuasan bekerja bagi para karyawan dan dari komunikasi informal yang terjadi secara pribadi tersebut akan dapat meningkatkan hubungan yang baik di dalam organisasi sehingga

3 menciptakan situasi yang sinergis serta kondusif di organisasi / perusahaan dalam peningkatan efektifitas kerja karyawan. Jaringan komunikasi informal lebih dikenal dengan desas desus (Grapevine) atau kabar angin. Melalui desas desus inilah maka terbentuk jaringan komunikasi informal, dimana didalamnya akan terjadi pertukaran pesan dan akan membuat mereka saling berinteraksi antara orang yang satu dengan orang yang lainnya. Dalam istilah grapevine dikatakan sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari individu ke individu yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal. Dalam jaringan komunikasi informal responden diminta untuk berfikir mengenai keterlibatan dalam struktur komunikasi obrolan seperti percakapan, pertemuan spontan tanpa terencana, nota pribadi dan telepon pribadi. Komunikasi informal terjadi diantara orang orang dalam suatu organisasi yang hubungannya satu sama lain tidak bergantungan kepada otoritas dan fungsi fungsi pekerjaan mereka. Komunikasi informal terjadi sebagai akibat keinginan keinginan mereka untuk mensosialisasikan dan untuk menceritakan informasi yang mereka menganggap teman teman mungkin tidak memilikinya. Komunikasi informal dapat menyebabkan informasi pribadi muncul dari interaksi di antara orang orang dan mengalir keseluruh organisasi tanpa diperkirakan. Komunikasi informal cenderung berisi laporan rahasia mengenai orang dan kejadian kejadian yang tidak mengalir secara resmi. Aktvitas grapevine dalam organisasi bukanlah tanda tanda ketidaksehatan organisasi tetapi merupakan gejala yang normal.

4 Permasalahan program kedisiplinan inilah yang dijadikan sebagai topik yang menarik untuk dibicarakan diantara mereka karyawan karyawan yang bekerja, karena sering kali masalah kedisiplinan seperti secara informal dapat menjadi tolak ukur penilaian perusahaan terhadap karyawan yang mematuhi peraturan perusahaan dengan baik, dan sebaliknya pula bagi yang tidak melaksanakan kedisiplinan dalam menjalani peraturan perusahaan. Dimana disini penulis ingin melihat peran dari jaringan komunikasi yang terjadi pada perusahaan PT Elnusa Drilling Services, dari masing masing responden utama yang memiliki hubungan komunikasi dengan rekan rekan divisinya yang lain, yang terdiri dari divisi: HRD, Marketing, Accounting, Asset, Procurement, Secretary, Securtiy, Office Boy dan Driver. Dengan siapa masing masing individu berinteraksi satu dengan yang lainnya, teruta dalam jaringan informal dalam sebuah perusahaan. Penulis memfokuskan penelitian komunikasi organisasi pada perusahaan PT. Elnusa Drilling Services yang bergerak pada bidang industri energi khususnya di bidang pengeboran minyak dan gas bumi yang berlokasi di Graha Elnusa Building, Jl. TB. Simatupang Kav. 1B, Cilandak, Jakarta, 12560, Indonesia. 3 Sebagai anak perusahaan PT PERTAMINA (Persero) dan dibawah naungan PT. ELNUSA, PT. Elnusa Drilling Services memiliki dasar umum dalam pelaksanaan kedisiplinan kerja karyawan, dimana PT. Elnusa Drilling Services mengacu pada ketetapan peraturan perusahaan itu sendiri, terdapat dimana perusahaan berkewajiban membangun dan mempertahankan disiplin pekerja yang tinggi dan 3 Company Profile, PT. Elnusa Drilling Services, hal. 1

5 mengembangkan perasaan saling hormat menghormati serta penuh pengertian sesama pekerja dan antara pimpinan perusahaaan dengan pekerja. perusahaan perlu memberikan petunjuk, bimbingan dan instruksi Pimpinan (melalui berbagai tingkatan manager lini) kepada pekerja supaya dapat menjalankan tanggung jawabnya secara berdisiplin serta menurut ketentuan kerja dan peraturan perusahaan. 4 Dimana bagi pekerja yang melanggar peraturan pada dasarnya selalu diberikan kesempatan untuk memperbaiki sikapnya. Adapun bentuk tindakan disiplin dapat berbentuk; teguran lisan, peringatan tertulis, pencabutan fasilitas, penundaan kenaikan upah, penundaan kenaikan golongan jabatan, penurunan upah, demosi (penurunan golongan jabatan) dan pemecatan (pemutusan hubungan kerja). 5 Pelanggaran pelanggaran tersebut bisa saja seperti; kekurangan dalam prestasi (seperti tidak melaksanakan perintah dengan sebagaimana mestinya), sering datang terlambat tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan kurang bertanggungjawab menjalankan kewajibannya dapat berupa penggunaan barang barang perusahaan untuk kepentingan pribadi. Departemen Sumber Daya memegang peranan penting dalam membantu pencapaian sasaran dan visi PT. Elnusa Drilling Services. Departemen SDM secara konsisten melakukan program-program yang dapat mendorong upayaupaya pencapaian sasaran strategik perusahaan, diantaranya melalui: 1. Membangun SDM yang kompetitif melalui program pelatihan dan 4 Peraturan Perusahaan, PT. Elnusa Drilling Services, 2005 2007, hal.66 5 Peraturan Perusahaan, Op.Cit, 2005 2007, hal. 67

6 pengembangan yang terencana, terintegrasi dan tepat sasaran. 2. Membangun lingkungan kerja yang kondusif melalui pembentukan budaya perusahaan dan komunikasi yang terbuka. 3. Memberikan bantuan yang optimal bagi manajemen dan karyawan dalam membantu pencapaian kinerjanya melalui program pengelolaan kinerja dan reward manajemen. Untuk itu, departemen SDM secara terus-menerus membuat programprogram untuk meningkatkan kompetensi SDM dan perusahaan. Program berbasis kompetensi menjadi pilihan dalam pengembangan organisasi dan SDM. Sinergi yang telah terjadi di antara anak-anak perusahaan berserta PT. Elnusa Drilling Services sebagai anak perusahan dari PT. ELNUSA adalah dalam membuat analisa kebutuhan, membuat dan mengevaluasi program menguatkan dukungan atas teridentifikasinya kompetensi yang dibutuhkan dan pemastian pencapaian tingkat kompetensi yang mendukung pencapaian hasil yang maksimal. 1.2 Pokok Masalah Permasalahan yang akan diangkat berdasarkan judul penelitian yaitu Jaringan Komunikasi Informal Pada Program Kedisiplinan Kerja Karyawan PT. Elnusa Drilling Services yaitu: - Bagaimana jaringan komunikasi informal dalam perusahaan PT. Elnusa Drilling Services berperan dalam program kedisiplinan kerja karyawan. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan:

7 - Mengetahui jaringan komunikasi informal PT. Elnusa Drilling Services dalam program kedisiplinan kerja karyawan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi perusahaan PT. Elnusa Drilling Services khususnya pada divisi Sumber Daya Manusia dan Humas disamping untuk mengetahui apakah komunikasi yang dilaksanakan dalam proses penyampaian pesan / informasi dari manajemen hingga kepada karyawan di dalam suatu divisi sudah dapat diterima dengan baik atau tidak dan apakah bentuk komunikasi informal dapat mempengaruhi hubungan komunikasi terhadap kediplinan kerja karyawan kepada perusahaan. Serta menjadi masukan bagi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, yang lebih rincinya manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis. - Penelitian ini relevan memberikan masukan untuk ilmu komunikasi dan diharapkan dapat memberikan kontribusi upaya pengembangan jaringan komunikasi informal dalam organisasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pola jaringan komunikasi informal yang terdapat didalam organisasi, suatu lingkungan dan peran individu individu di dalam jaringan tersebut sehingga dapat menjadi masukan masukan bagi penelitian sejenis dan pengembangan aspek aspek yang diteliti.

8 2. Manfaat Praktis. - Sebagai masukan saran dan referensi bagi Pengelola Manajemen PT. Elnusa Drilling Services untuk lebih meningkatkan kegiatan hubungan komunikasi yang baik, baik secara verbal maupun non verbal, secara formal ataupun informal dengan karyawan di dalam internal organisasi dalam kelangsungan kedisiplinan kerja karyawan. Dimana dengan peran jaringan komunikasi informal dapat membantu proses hubungan komunikasi yang tidak berstruktur diluar hubungan jaringan komunikasi formal.

9 BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses yang fital dalam organisasi, karena komunikasi penting sekali bagi semua proses organisasi. Jaringan jaringan komunikasi dalam organisasi mendapatkan dan membagikan informasi untuk pusat pusat pemrosesan informasi dan pembuatan keputusan. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil. Begitupun sebaliknya apabila kurangnya atau tidak adanya komunikasi, organisasi dapat tidak berjalan atau berantakan. Pengertian Komunikasi dapat diartikan sebagai berikut: 1. Pengertian Komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli sosiologi Amerika, mengatakan bahwa: Communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individuals. Dengan kata lain Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal. 2. Sedangkan menurut Louis Forsdale (1981) seorang ahli komunikasi dan pendidikan mengatakan bahwa komunikasi yaitu: 9

10 Communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules. Dengan kata lain Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara dan diubah. 3. Menurut William J. Seller (1988) memberikan definisi Komunikasi yaitu; Komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan non verbal dikirimkan, diterima dan diberi arti. Dari beberapa definisi diatas, terlihat pada dasarnya pengertian dari para ahli tersebut adalah sama mengenai komunikasi. Hanya sudut pandang nya saja yang berbeda. Selain definisi diatas, Muhammad Arni dalam bukunya menyatakan bahwa komunikasi merupakan pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. 2.2 Fungsi Komunikasi Komunikasi di dalam organisasi penting sekali dan dapat dipakai untuk melaksanakan fungsi fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi Kontrol. - Komunikasi dapat dipakai untuk mengontrol atau mengendalikan perilaku anggota organisasi dalam berbagai cara. Organisasi memiliki hirarki wewenang dan pedoman yang diikuti oleh pekerja. Manakala para pekerja diminta untuk melaporkan hasil kerja atau keluhannya, menjalankan tugas sesuai dengan deskripsi, maka komunikasi sebagai pengontrol.

11 2. Fungsi Motivasi. - Komunikasi dapat juga dipakai sebagai cara untuk menjelaskan bagaimana pekerja seharusnya bekerja agar dapat meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. Dalam hal seperti ini, komunikasi berfungsi sebagai motivasi. 3. Fungsi Informasi. - Pengambilan keputusandalam organisasi memerlukan informasi. Komunikasi berfungsi menyediakan informasi yang berguna bagi individu atau kelompok untuk membuat keputusan yang dikehendaki. 6 Ketiga fungsi diatas sama pentingnya bagi organisasi. Tak ada satu fungsi pun yang bisa dikatakan lebih penting dari yang lainnya. Sebab, untuk dapat menghasilkan kinerja yang efektif, kelompok atau organisasi perlu mengontrol perilku anggotanya, memotivasi, mewadahi ekspresi perasaan angggota dan membuat keputusan. 7 2.3 Organisasi Komunikasi dilakukan oleh semua individunya di semua bidang kehidupan. Termasuk dalam kehidupan berorganisasi. Organisasi memiliki pengertian dari beberapa ahli, yaitu : 1. Schein mengatakan, organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain (suatu sistem) dan tergantung 6 Sofyandi Herman dan Garniwa Iwa, Perilaku Organisasional, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007, Hal. 158 7 Sofyandi Herman dan Garniwa Iwa, Ibid, Hal. 158

12 kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. 2. Kohler mengatakan, Organisasi adalah hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. 3. Wright mengatakan, Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dari ketiga pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa organisasi merupakan suatu sistem yang mapan dari orang orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui jenjang kepangkatan dan pembagian kerjanya. 8 Organisasi memiliki karakteristik yang spesifik sebagai suatu aktivitas, hal ini terlihat dari penjabaran berikut 9 : 1. Dinamis Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus mengalami perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya dan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah tersebut. 2. Memerlukan Informasi Semua Organisasi memerlukan informasi. Dengan adanya informasi, bahan mentah dapat diolah menjadi hasil produksi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. 8 Onong U Effendy, Op.Cit, 1993 Hal. 3 9 Arni. Muhammad. Op. Cit. 2007 Hal. 29-31

13 3. Mempunyai Tujuan Organisasi merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap organisasi memiliki tujuannya sendiri, berbeda dengan tujuan dari organisasi lainnya. 4. Berstruktur Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat aturan aturan, undang undang dan hierarki hubungan dalam organisasi. Hal inilah yang dinamakan Struktur Organisasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dimungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan 2.4 Komunikasi Organisasi Ada beberapa persepsi mengenai pengertian dari komunikasi organisasi itu sendiri, diantaranya yaitu sebagai berikut 10 : 1. Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang orang yang sama 10 Arni Muhammad, Ibid, Hal. 65-67

14 level atau tingkatan dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program. 2. Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan. 3. Menurut Thayer, komunikasi organisasi adalah suatu arus data yang melayani komunikasi organisasi dan proses interkomunikasi dalam beberapa cara. 4. Greenbaum mengatakan bahwa bidang komunikasi organisasi termasuk dalam komunikasi formal dan informal dalam organisasi Dia membedakan komunikasi internal dan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas. Meskipun bermacam macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi ini tapi dari semuanya itu ada beberapa hal yang umum yang dapat disimpulkan yaitu: 1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. 2. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media. 3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan / skill-nya.

15 2.5 Fungsi Dan Tujuan Komunikasi Organisasi Fungsi dan tujuan komunikasi dalam Organisasi merupakan faktor faktor terpenting dalam usaha mempertahankan kesatuan dalam kelompok organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi komunikasi dalam organisasi menurut A.W Widjaja dirumuskan sebagai berikut 11 : 1. Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang benar. 2. Sosialisasi, yakni menyediakan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif hingga sadar fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif dalam masyarakat. 3. Motivasi, yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginan serta mendorong kegiatan individu. 4. Diskusi, yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk persetujuan. Dengan adanya komunikasi di dalam organisasi, maka akan terjadi interaksi diantara mereka, dimana mereka dapat saling bertukar informasi, berdiskusi dan melalui komunikasi dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja. 11 A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. 1993 Hal.64

16 Komunikasi dalam organisasi dapat berjalan efektif bila setiap individu dalam organisasi dapat memahami tujuan dari komunikasi organisasi itu sendiri. Tujuan komunikasi organisasi menurut Joseph A. Devito dirumuskan menjadi 4 hal yaitu 12 : 1. Untuk Penemuan Diri (Personal Discovery) Maksudnya dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak berkomunikasi, tetapi dengan berkomunikasi juga bias memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang tidak sepenuhnya terjangkau oleh kita sebelumnya. 2. Untuk Berhubungan Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain, membina dan memelihara hubungan dengan orang lain. Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi kita untuk membina dan memelihara hubungan sosial. 3. Untuk Meyakinkan Komunikasi digunakan untuk mengubah diri seseorang agar mau mengikuti seperti yang diinginkan, untuk merubah sikap itu kita harus bisa meyakinkan orang yang akan diajak berbicara. 4. Untuk Bermain Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri. Kita banyak mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik dan film sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula banyak dari perilaku 12 Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Profesional Books, Jakarta. 1997, Hal 31-32

17 komunikasi dirancang untuk menghibur orang lain. Tanpa memahami benar- benar mengenai fungsi dan tujuan komunikasi dalam organisasi, setiap individu organisasi tidak akan mampu berkerja sama secara optimal dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. 2.6 Arus Dan Aliran Komunikasi Di Dalam Organisasi 2.6.1 Arus Komunikasi Dalam Organisasi yang efektif, komunikasi mengalir berbagai arah. Arus komunikasi dalam organisasi meliputi : 2.6.1.1 Komunikasi Vertikal Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya. Dalam Komunikasi vertikal memiliki 2 karakteristik pula, yaitu Komunikasi Downward dan Upward. 2.6.1.1.1 Komunikasi Downward Komunikasi Downward terjadi dari atasan kepada bawahan melalui suatu hierarki, biasanya berbentuk perintah, larangan atau petunjuk. Jenis komunikasi lisan kebawah dapat berupa instruksi, pidato, dan rapat. Sedangkan komunikasi tulisan kebawah dapat berupa surat, pamflet dan papan pengumuman.

18 2.6.1.1.2 Komunikasi Upward Komunikasi Upward terjadi dari bawahan kepada atasan melalui struktur hierarki, biasanya memuat tentang laporan laporan / usulan-usulan. Namun umunya dalam suatu struktur hierarki, komunikasi upward sangat jarang terjadi. Presiden Komunikasi ke bawah Wk. Presiden Manajer Dept. Komunikasi ke atas Pengawas Seksi Pekerja - Pekerja Gambar 2 1. Sebuah Contoh Tentang Komunikasi Ke Bawah Dan ke Atas Melalui Jalur Komando. 13 2.6.1.2 Komunikasi Horizontal Yaitu Komunikasi antara karyawan pada tingkat jabatan yang kurang lebih sejajar. Aliran informasi didalam suatu organisasi adalah suatu proses dinamika, 13 Wexley Kenneth N. and Yuki Gary A, Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005, Hal. 78

19 dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan diinterprestasikan. Proses ini berlangsung terus dan berubah secara konstan, yang artinya komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti tapi komunikasi terjadi sepanjang waktu. Wk. Presiden Poduksi Manajer Departemen Manajer Departemen Pengawas Seksi Pengawas Seksi Gambar 2 2. Contoh Komunikasi Horizontal 14 2.6.1.3 Komunikasi Diagonal Yaitu komunikasi antara orang orang pada jenjang berbeda yang tidak memiliki kekuasaan langsung atas satu dengan lainnya. Komunikasi terjadi secara teratur diantara para pekerja yang bekerja sama sebagai satu tim, diantara anggota dari kelompok keja yang berbeda dengan ketergantungan pekerjaan, antara anggota departemen departemen fungsional yang terpisah, dan antara personalia lini dengan staff. 14 Wexley Kenneth N. and Yuki Gary A, Ibid, Hal. 80

20 Wk. Presiden Poduksi Manajer Departemen Manajer Departemen Pengawas Seksi Pengawas Seksi Gambar 2 3. Contoh Komunikasi Diagonal 15 2.6.2 Aliran Komunikasi Aliran informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu : secara serentak, secara berurutan atau kombinasi dari kedua cara ini 16. Dalam suatu komunikasi, tidak dapat ditentukan alirannya apalagi dalam komunikasi informal, Aliran dalam komunikasi terjadi sendirinya dan akan terbentuk dengan sendirinya pula tanpa ada yang mengarahkan. 2.7 Jaringan Komunikasi Informal Organisasi adalah komposisi sejumlah orang-orang yang menduduki posisi atau peran tertentu, diantara orang-orang ini saling terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan terjadi melalui jalan tertentu yang dinamakan Jaringan Komunikasi 17. Secara umum, jaringan komunikasi terbagi dua, yaitu Jaringan 15 Wexley Kenneth N. and Yuki Gary A, Op. Cit, Hal. 80 16 Pace Wayne and Don Faules, Komunikasi Organisasi Strategi meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT. Rosda Remaja, Bandung 1993. Hal. 170-171 17 Muhammad. Arni, Loc Cit. 2000. Hal. 102

21 Komunikasi Formal (posisional) dan Jaringan Komunikasi Informal (pribadi). Jaringan komunikasi formal megalir melalui jalur resmi yang ditentukan secara hierarki dalam organisasi atau oleh fungsi pekerjaan. Sedangkan jaringan komunikasi informal adalah komunikasi yang tidak melalui jalur resmi dan komunikasi ini terjadi tanpa melihat kedudukan atau posisi mereka dalam organisasi 18. Terbentuknya jaringan komunikasi informal karena adanya berbagai maksud yaitu 19 : 1. Pemuasan kebutuhan manusiawi. 2. Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton dan membosankan. 3. Keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain. 4. Sumber Informasi hubungan kerja. Jaringan komunikasi informal itu terbentuk karena adanya informasi yang belum tentu kebenarannya ada di dalam organisasi. Komunikasi informal ini merupakan suatu desas desus atau kabar angin yang belum tentu benar keberadaannya. Karakteristik jaringan komunikasi informal yaitu 20 : 1. Jaringan komunikasi informal umumnya bebas dari kendala-kendala organisasi dan posisi jaringan kerja komunikai informal digambarkan sebagai suatu rantai kelompok, karena setiap orang yang menyampaikan selentingan cenderung mengabarkannya kepada sekelompok orang daripada hanya kepada satu orang saja. 2. Semakin cepat seseorang mengetahui suatu peristiwa yang baru saja terjadi, 18 Pace Wayne and Don Faules, Loc cit, 1993. Hal 199 19 Andre Handjana, Audit Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Grasindo Jakarta.2001.Hal.67-68 20 Pace Wayne and Don Faules, LocCit. 1993. Hal 200

22 semakin besar kemungkinan ia menceritakannya kepada orang-orang lainnya. 3. Bila suatu informasi yang disampaikan pada seseorang menyangkut sesuatu yang menarik perhatiannya, semakin besar kemungkinan ia menyampaikan informasi tersebut kepada orang orang lainnya. Komunikasi informal ini sering dilakukan individu dalam organisasi, apalagi menyangkut tentang permasalahan yang ada di organisasi tersebut. Komunikasi informal ini berguna untuk menyeimbangi komunikasi formal yang beredar. Jaringan komunikasi informal bersifat universal yang dalam arti komunikasi sering berkisar seputar organisasinya ( pekerjaanya ). Meskipun tidak terbentuk secara formal namun, jaringan komunikasi informal mempunyai beberapa kegunaan atau fungsi, yaitu 21 : 1. Jaringan Komunikasi informal dapat memuaskan salah satu kebutuhan karyawan, yaitu dapat memelihara dan menikmati hubungan persahabatan dengan rekan sekerjanya. 2. Jaringan komunikasi dapat membantu karyawan dalam memahami lingkungan kerjanya, terutama dalam menginterprestasikan perintah perintah yang kurang jelas dari atasannya. 3. Jaringan komunikasi dapat berfungsi sebagai katup pengaman pada orang orang yang sedang bingung atau kurang jelas dengan apa yang sedang terjadi pada mereka. Mereka dapat menggunakan jaringan komunikasi ini untuk memperbesar rasa keingintahuan mereka atau untuk mengurangi kegelisahan mereka. Setiap individu akan merasa gelisah apabila ada suatu ketidakpastian 21 Hal. 77 Jack Halloran, Applied Human Relations Organisational Approach, New York. USA

23 maka dengan komunikasi informal ini ketidakpastian itu akan terjawab. 4. Ketika orang orang menggosipkan seseorang yang tidak ada, mereka sering mengadili. Beberapa orang menghakimi orang lain tentang keberadaannya. Ini merupakan suatu cara dalam menghadapi keraguan, ketidaknyamanan dan kebingungan. Dari fungsi inilah mereka senang dalam melakukan komunikasi informal, dimana mereka dapat berinteraksi. Melalui komunikasi informal inilah seseorang dapat mengatasi rasa kebingungan, ketidaknyamanan dan keraguan. Di dalam Jaringan komunikasi setiap orang memainkan peran tertentu sesuai dengan kedudukannya. Ada enam peran di dalam jaringan komunikasi informal, yaitu 22 : 1. Opinion Leader Adalah pimpinan informal dalam organisasi. Mereka tidaklah selalu orang orang yang mempunyai otoritas formal dalam organisasi, tetapi membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka. 2. Gate Keepers Adalah individu yang mengontrol arus informasi diantara anggota organisasi. Mereka berada di tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi. Gate keepers dapat menolong anggota penting dari organisasi seperti pimpinan, menghindarkan informasi yang terlampau banyak dengan jalan hanya memberikan informasi yang penting penting saja terhadap mereka. Dalam hal ini gate keepers 22 Pace Wayne and Don Faules, Loc Cit. 1993 Hal. 102-103

24 mempunyai kekuasaaan dalam memutusakan apakah suatu informasi penting atau tidak. Jika gate keepers memutuskan bahwa informasi tertentu tidak penting, kemudian seseorang harus mendapatkan informasi tersebut, maka mungkin informasi tersebut tidak di berikan. Nyatanya bahwa peranan gate keepers ini sangat penting dalam jaringan komunikasi. 3. Cosmopolites Adalah individu yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Mereka ini mengumpulkan informasi dari sumber sumber yang ada dalam lingkungan dan memberikan informasi mengenai organisasi kepada orang orang tertentu dalam lingkungannya. 4. Bridge Adalah anggota kelompok atau klik dalam satu organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lainnya. Individu ini membantu saling memberi informasi di antara kelompok kelompok dan mengkoordinasi kelompok 5. Liaison Adalah sama peranannya dengan bridge, tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok saja tetapi dia merupakan penghubung diantara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi yang relevan diantara kelompok-kelompok dalam organisasi.

25 6. Isolate Adalah anggota organisasi yang mempunya kontak minimal dengan orang lain dalam organisasi. Orang orang ini menyembunyikan diri dalam organisasi atau diasingkan oleh teman-temannya. Dalam jaringan komunikasi informal, peranan setiap individu nantinya akan membentuk model model jaringan komunikasi. Ada lima model jaringan komunikasi yaitu 23 : 1. Model Lingkaran ( circle ) Model Lingkaran ini tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok klik lain. Setiap anggota klik bisa berkomunikasi dengan dua anggota klik lain disisinya. A E B D C 2. Model Roda ( wheel ) Model roda memiliki pemimpin klik yang jelas, yaitu posisinya dipusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota klik. Oleh karena itu, jika seorang anggota klik ingin berkomunikasi dengan anggota klik lain, maka pesannya harus disampaikan 23 Joseph A. Devito, Loc Cit, 1997. Hal. 345

26 melalui pemimpin kliennya. 3. Model Huruf Y Model Y relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan struktur roda tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan model lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas. Tetapi satu anggota klik lainnya berperan sebagai pemimpin klik yang kedua. Anggota klik ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang klik lainnya. Komunikasi ketiga anggota klik lainnya terbatas hanya dengan satu orang klik lain saja. A B C D E

27 4. Model Rantai ( chain ) Model rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota klik yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disisi ini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain. A B C D 5. Model Saluran Bebas ( all channel ) Model semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan struktur lingkaran dalam arti semua anggota klik adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam model semua saluran, setiap anggota klik bisa berkomunikasi dengan setiap anggota klik lainnya. Model ini memungkinkan adanya partisipasi anggota klik secara optimum. E B A C D

28 Berdasarkan penjelasan sebelumnya, terlihat jelas bagaimana posisi peran jaringan komunikasi formal dalam suatu organisasi. Pemetaan dini peran setiap individu di suatu organisasi dalam jaringan komunikasi informal akan sangat menguntungkan organisasi. Hal ini menjadi kekuatan dan informasi penting bagi organisasi dalam membuat kebijakan baru. Pentingnya pemahaman secara detail mengenai jaringan komunikasi informal ini, juga akan membantu organisasi dalam menyelesaikan masalah masalah internal yang dihadapinya. 2.8 Pengertian Kedisiplinan Kedisplinan adalah fungsi operatif Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan peusahaan, karyawan dan masyarakat. Kedispilinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma norma sosial yang berlaku. 24 Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya: 1. Tujuan dan Kemampuan. 24 Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara, 2006, Hal. 194

29 - Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. 2. Teladan Pimpinan. - Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. 3. Balas Jasa. - Balas Jasa (Gaji dan Kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan / pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. 4. Keadilan. - Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. 5. Waskat - Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan efektif untuk

30 mencegah / mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif, serta menciptakan sistem internal kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. 6. Sanksi Hukuman - Sanski hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karywan akan semakin takut melanggar peraturan peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. 7. Ketegasan - Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan ssanksi hukuman yang telah ditetapkan. 8. Hubungan Kemanusiaan - Hubungan kemanusiaan yang harmonis dianatara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship dan cross relationship hendaknya harmonis. 25 25 Hasibuan Malayu S.P, Ibid, Hal. 194-198

31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Sifat Penelitian Tipe Penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian untuk menggambarkan tentang karakteristik (ciri ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu. 26 Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuantitatif, maksudnya dalam menjawab permasalahan diperlukan pemahaman secara mendalam dan menyeluruh mengenai objek yang di teliti, yang menghasilkan kesimpulan-kesimpulan dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. 27 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode Survey yaitu informasi tentang sekelompok orang / manusia dimana suatu hubungan langsung dengan obyek yang dipelajari seperti individu, organisasi, masyarakat dan 26 27 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations & Komunikasi, PT. Rajagrafindo Persada, 2003, Hal. 12 Burhan Bungin, Metodologi Penelitan Kuantitatif, Prenada Media, Jakarta, 2005, Hal, 36 31

32 sebagainya, diadakan melalui suatu cara yang sistematis seperti wawancara 28. Dalam metode survey juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan terhadap hal hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah serupa dan hasilnya dapat dipergunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit baik secara sensus ataupun dengan menggunakan sample. 3.3 Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan: 1. Data Primer Data Primer adalah data yang akan didapatkan secara langsung untuk mendapatkan data-data yang akurat. Adapun cara pengambilan data primer adalah: 29 - Survey dengan kuesioner merupakan pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden menyangkut hal yang akan diteliti. Melalui angket inilah responden mengisi keteranganketerangan yang diharapkan penulis dapat memperkuat hasil penelitian. 2. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) 30. Data data tersebut pada umumnya berbentuk: 28 29 30 Suparmoko, M, Metode Penelitian Praktik BPFE, Yogyakarta, 1998, Hal. 20 Jalaludin Rahmat, Op. Cit, Hal. 29 Rosady Ruslan, Op. Cit, Hal.21-22

33 - Penelaah Studi Dokumentasi Merupakan pengumpulan data data dari berkas berkas perusahaan yang sudah ada. Misalnya : Company Profile, Peraturan Perusahaan, Job Description, dsb. 3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang dimiliki satu atau beberapa ciri dan karakteristik yang sama. Populasi dapat terdiri dari lembaga, manusia, individu, kelompok, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai-nilai, konsep atau peristiwaperistiwa yang ingin kita ketahui sebagai sumber data 31. Populasi merupakan kumpulan dari objek penelitian 32 Populasi pada penelitian ini adalah terbatas pada karyawan perusahaan PT. Enusa Drilling Services di Head Office (Kantor Pusat) Jakarta yang berjumlah lebih kurang 85 orang. 3.4.2 Sampel Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. 33 Minimum ukuran pengambilan sampling yang memadai yaitu 0.10 atau 0.20. 34 Sedangkan presentase sample yang di ambil 35% dari populasi yang ada. 31 Anto Dajan, Pengantar Metode Statistik, LP3ES, Jilid II, 1986, Hal. 110 32 Jalaludin Rahkmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rodakarya Bandung, 1998 Hal.25 33 Prasetya dkk, Metode Penelitian, Universitas Terbuka, modul4, 2001, Hal. 4 34 Jalaludin Rahmat, Op Cit, Hal.81

34 Maka jumlah sample yang akan diambil yaitu sebanyak 30 sample dari total 85 populasi. Pengambilan sample sebanyak 30 orang dengan presentase 35% diambil dari populasi 85 orang, dikarenakan sudah cukup mewakili dari tingkatan level leval jabatan yang ada. Tehnik penarikan sample menggunakan Simple Random Sampling, maksudnya adalah pengambilan sample anggota populasi dengan peluang yang sama dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi, dengan demikian dilakukan pada anggota populasi yang dianggap heterogen 35. 3.5 Definisi Konsep Dan Operasionalisasi Konsep 1. Definisi Konsep a. Jaringan komunikasi adalah pesan yang dilakukan melalui jalan tertentu oleh sekelompok orang orang. 36 Peran yang ada di dalam jaringan komunikasi terdiri dari Opinion Leader, Bridge, Cosmopolite, liason, Gate Keepers dan Isolate. Kemudian terdapat model jaringan komunikasi dan arus dalam jaringan komunikasi. b. Jaringan komunikasi informal adalah terdiri dari individu individu yang saling berhubungan melalui arus pola komunikasi yang bersifat informal; (informally) yang berada diluar struktur formal yang dimotivasi oleh kebutuhan individu untuk berinteraksi menjadi 35 36 Rosady Ruslan, Op cit,2003, Hal.151 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta 2007, Hal. 102