BAB I PENDAHULUAN. program yang dapat melahirkan mahasiswa mahasiswa yang terampil,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada pemerintah pusat maupun pada pemerintah daerah dengan ditetapkannya paket undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkannya paket undangundang bidang keuangan negara, yaitu undangundang

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan daerah semua sumber keuangan yang akan digunakan oleh daerah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber Daya Manusia merupakan aset yang penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 yang mengatur tentang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintahan daerah dan DPRD

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah.

BAB I PENDAHULUAN. pagu anggaran yang dapat direalisasikan dapat mencerminkan berjalannya fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan yang cukup kepada daerah. Semua sumber keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksana Pengelolaan Keuangan Daerah dan Penatausahaan

BAB I PENDAHULUAN. rangka membantu pemerintah daerah melaksanakan pembangunan, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Kementerian Daerah yang mempunyai kewenangan dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. dialami lulusan lulusan perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena adanya ketimpangan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana. merupakan rencana kerja tahunan untuk mewujudkan kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar, tujuan, dan pedomannya (UUD 1945 alinea ke-empat). Dari amanat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang seperti Negara Indonesia ini. Ditambah dengan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan ( SAP ) yang telah diterima secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, tiap daerah-daerah yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. transparansi kinerja akan pengelolaan lembaga-lembaga publik, baik pusat maupun

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, pemerintah daerah harus dapat melakukan optimalisasi sumbersumber. pemasukan yang potensial bagi kas daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menjadi perhatian

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Andalas sebagai salah satu penghasil

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sistem yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Dengan bertambah

BAB I PENDAHULUAN. Bersih dan Bebas dari KKN. (Meidyah Indreswari, 2011). Salah satu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. turunan undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun

BAB II GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paket undang-undang bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bidang dalam akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah akan lebih banyak berhasil apabila disusun dengan kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan oleh setiap instansi. Humas mengambil bagian penting dalam proses penetapan

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai suatu proses yang secara terus menerus akan membawa peningkatan

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi. Ini berarti berkembang atau tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah diberikan wewenang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelembagaan karena penganggaran berguna untuk membuat. dan aktivitas SKPD dan kelembagaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N

3 P a g e BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. negara/daerah dimulai dengan diterbitkannya 2 (dua) undang-undang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu manajemen diperlukan dalam pengelolaan setiap organisasi, baik organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN), disamping barang-barang inventaris kekayaan negara

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan dengan baik, sehingga organisasi dapat mencapai tujuannya secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyusunannya berupa pendekatan penganggaran terpadu (Unified Budget),

BAB I PENDAHULUAN. dan terkadang dominan dalam berbagai kegiatan. Hal tersebut erat kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDATAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok dan/atau masyarakat. Sifat bantuan ini, tidak secara terus menerus

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. administratif diserahkan kepada Kementerian Negara/Lembaga (K/L), dan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah daerah sepenuhnya dilaksanakan oleh daerah. Untuk

Proses Persiapan Pelaporan Keuangan pada Dinas Koperasi, UMKM, dan Pasar Kota Depok. : Tri Agung Laksono NPM :

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 102 TAHUN 2016 TENT ANG

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sejak ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia. ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dituntut kerjasama dari semua pihak khususnya masyarakat yang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi. Salah satu informasi ekonomi yang di

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipertanggungjawabkan pemakainnya. Hubungan administrasi keuangan

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR : 0 /TAHUH 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dibidang perencanaan pembangunan di daerah serta penilaian dan. pembangunan, khususnya di Bidang Pemerintah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Diploma III membuat peraturan akademis terhadap studi kuliahnya yang mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan magang sebagai persyaratan untuk kelulusannya. Dimana kegiatan magang tersebut dilaksanakan dalam 40 hari kerja, yang mana kegiatan magang ini dilaksanakan di suatu Instansi Pemerintahan. Magang merupakan mata kuliah wajib, yang merupakan syarat untuk mengakhiri studi Diploma III di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Kegiatan magang merupakan program yang dapat melahirkan mahasiswa mahasiswa yang terampil, handal dan memiliki pengetahuan yang berkualitas agar dapat dipraktekkan dalam dunia kerja yang ketat akan persaingan. Dengan adanya kegiatan magang, diharapkan setelah mengikuti kegiatan magang tersebut penulis dapat mengambil ilmu dan pengalaman dalam dunia kerja yang tidak penulis dapatkan sebelumnya. Dalam Undang-Undang mengenai keuangan negara terdapat penegasan dibidang pengelolaan keuangan, penegasan tersebut menyatakan bahwa penguasaan pengelolaan keuangan negara adalah kekuasaan pengelolaan keuangan negara dari Presiden dan sebagian diserahkan kepada Gubernur/Walikota/Bupati selaku kepala pemerintahan di daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintahan pusat. 1

Ruang lingkup pengelolaan keuangan daerah mencakup keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Keuangan daerah ialah hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Pemerintah telah melakukan perubahan atau reformasi dibidang keuangan pada tahun 2003 yang ditandai dengan berlakunya Undangundang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 55 tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Serta Cara Penyampaiannya. Dengan berlakunya peraturan-peraturan tersebut diharapkan pengelolaan keuangan negara/daerah dapat lebih efektif dan efisien serta tercapainya transparansi dalam pengelolaan keuangan tersebut. Oleh karena itu dokumen anggaran di suatu SKPD telah disatukan kedalam sebuah dokumen yang dinamakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) yang pelaksanaannya menyangkut akuntabilitas yang tinggi dari Kepala Dinas selaku kuasa pengguna anggaran. Pada dasarnya, penatausahaan keuangan di SKPD dipegang oleh seorang bendahara penerimaan dan seorang bendahara pengeluaran yang bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran SKPD. 2

Dalam penyelenggara keuangan pada bendahara Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat, bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan dari uraian diatas penulis mencoba mempelajari tentang penatausahaan pada bendahara pengeluaran dengan melakukan kegiatan magang sebagai penerapan teori yang telah penulis dapatkan di bangku perkuliahan dan menuangkannya dalam bentuk Laporan Magang dengan judul Mekanisme Penatausahaan Keuangan Daerah pada Bendahara Pengeluaran Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah yang ingin penulis angkat dalam laporan magang ini adalah : Bagaimanakah mekanisme penatausahaan keuangan pada bendahara pengeluaran Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat? 1.3 Tujuan Magang Tujuan magang ini terbagi dua yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus dengan penjelasan sebagai berikut: 3

1.3.1 Tujuan Umum 1. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Diploma III di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. 2. Dengan adanya kegiatan magang akan menambah keterampilan yang tidak mahasiswa dapatkan selama di bangku perkuliahan. 3. Memperkenalkan peserta magang pada dunia kerja sehingga dapat memiliki wawasan dan pengalaman. 4. Sebagai salah satu usaha mempersiapkan SDM yang berkualitas dalam menghadapi persaingan kerja di masa akan datang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui mekanisme penatausahaan keuangan pada bendahara pengeluaran Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat. 2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) pada Bendahara Pengeluaran Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat. 1.4 Manfaat Magang Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dari penulisan ini, antara lain: 1. Bagi Instansi a. Diharapkan dapat memberi manfaat bagi instansi yaitu dengan adanya mahasiswa magang dapat membantu meringankan pekerjaan karyawan di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat. 4

2. Bagi Penulis Adapun manfaat magang bagi penulis yaitu: a. Untuk mengetahui mekanisme penatausahaan keuangan pada bendahara pengeluaran Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat. b. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dunia kerja dan menerapkan ilmu ilmu yang telah diperoleh penulis di bangku perkuliahan. c. Menambah ilmu dan kemampuan untuk memahami dunia kerja yang tidak penulis dapatkan di bangku perkuliahan. 1.5 Tempat dan Waktu Magang Penulis melaksanakan magang di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat selama 40 hari kerja. Penulis melaksanakan kegiatan magang di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat dari bulan Januari sampai Februari 2015. 1.6 Sistematika Laporan Magang Sistematika laporan magang ini nantinya akan dikelompokan atas: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Magang, Manfaat Magang, Tempat dan Waktu magang, Sistematika Laporan Magang. 5

BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memaparkan tentang Landasan Teori yang terdiri dari : Asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah, Pengertian Penatausahaan Pengeluaran, Mekanisme Penatausahaan Pengeluaran, Pejabat Pelaksanaan Penatausahaan Pengeluaran, Dokumen Penatausahaan Pengeluaran. BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menggambarkan tentang : Gambaran Umum Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat, Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat, Struktur Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat, Tupoksi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat. BAB IV MEKANISME PENATAUSAHAAN KEUANGAN PADA BENDAHARA PENGELUARAN DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA BARAT Bab ini berisikan, tentang hasil yang telah penulis dapatkan saat mengikuti kegiatan magang yang berkenaan tentang Mekanisme Penatausahaan Pengeluaran Uang Persediaan Pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat, Mekanisme Penatausahaan Pengeluaran Ganti Uang Pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat, Mekanisme Penatausahaan Pengeluaran Pembayaran Langsung Gaji & Tunjangan Pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat, dan Mekanisme Penatausahaan Pengeluaran 6

Pembayaran Langsung Barang dan Jasa pada Dinas Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat BAB V PENUTUP Bab ini berisikan, kesimpulan dari laporan yang terkait dengan tujuan pembuatan laporan dan saran yang dapat diberikan sehingga memberikan pemasukan bagi instasi dan pihak-pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang. 7