A. PENDAHULUAN. Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

SP-36 PADA ULTISOL UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Z

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

Elfayetti 1 dan Rohani 1. Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan Telp.(061)

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

BAHAN DAN METODE. sifat-sifat tanah dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,

BAHAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1. Bagan penelitian

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

Lampiran 1. Hasil Analisis Sampel Tanah Awal

PENGARUH PENGGUNAAN CACING TANAH (Lumbricus rubellus) SEBAGAI AKTIVATOR TERHADAP BENTUK FISIK DAN HARA VERMIKOMPOS DARI FESES SAPI BALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Lampiran I. Bagan Penelitian Menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) Vol. Volll. Vol! Villi. V,ll. Villi. Vdll V.I. Keterangan : Vi V2V3V4V5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

I. PENDHULUAN. pertanian dalam pembangun suatu perekonomian adalah menghasilkan bahan pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

PENINGKATAN KEMAMPUAN TANAH MEMEGANG AIR SEBAGAI RESPON PERLAKUAN BAHAN ORGANIK ENCENG GONDOK

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

JURNAL SAINS AGRO

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

I. PENDAHULUAN. yang termasuk ke dalam kelompok legum merambat (cover crop). Legum pakan

ANALISIS KADAR HARA PUPUK ORGANIK KASCING DARI LIMBAH KANGKUNG DAN BAYAM. Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, Indonesia

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

KAJIAN MACAM BAHAN BAKU DAN DOSIS KASCING NABATI TERHADAP PARAMETER KUALITAS TANAH DAN PERTUMBUHAN KAILAN KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK N, P, K BUATAN PADA ULTISOL TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS L) Oleh : Dra.Elfayetti,MP ABSTRAK Ultisol mempunyai sifat kimia yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan dan hasil tanaman karena miskin unsur hara N,P,K,Ca,Mg disamping itu kadar Al-dd dapat ditukar yang tinggi sehingga meracun bagi tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh kasing terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan serta produksi jagung pada Ultisol. 2).Untuk menentukan pengaruh N,P,K buatan terhadap pertumbuhan serta produksi jagung pada Ultisol. 3). Untuk menemukan pengaruh interaksi kascing dan N,P,K buatan terhadap kadar hara dan pertumbuhan serta produksi jagung pada Ultisol Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan rancang acak lengkap 5 x 5 perlakuan dan 3 kali ulangan Perlakuan yang digunakan adalah kascing dengan dosis 0, 5, 10, 15, 20 ton/ha dan pupuk N, P K buatan dengan dosis 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Inkubasi tanah dilakukan dengan pemberian kascing sesuai dengan dosis anjuran dengan cara diaduk secara merata dengan tanah, kemudian tanah disiram sampai kapasitas lapang, lalu diinkubasi selama dua minggu. Setelah itu dilakukan penanaman biji jagung varietas C-7 pada setiap poly bag. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian kascing dan pupuk N, P, K buatan mampu meningkatkan kandungan hara tanah dan kandungan hara tanaman. Kata Kunci : Sifat Kimia Tanah, Kascing dan pupuk NPK buatan, Ultisol, Hasil Tanaman Jagung A. PENDAHULUAN Latar belakang Ultisol mempunyai sifat kimia yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan dan hasil tanaman karena miskin unsur hara N, P, K, Ca, Mg,, disamping itu kadar Al dapat ditukar (Al-dd) yang tinggi sehingga dapat meracun bagi tanaman. Tanah ini merupakan tanah dengan produksi yang rendah bila tanpa dilakukan pemupukan dan pengelolaan yang tepat. Pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus berakibat menurunnya kemampuan tanah untuk kelangsugan budi daya tanaman berikutnya. Disamping itu terdapat kecendrungan permintaan akan produk pertanian yang sama sekali tidak menggunakan pupuk anorganik dan pestisida. Alasan utama mereka adalah mendapatkan produk yang lebih sehat dan tidak ada efek sampingnya. Dari beberapa penelitian terbukti bahwa pupuk organik yang dihasilkan cacing mengandung unsur seperti N, P, K, Ca, Mg, Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus 2009 51

S dan unsur hara lainnya yang dibutuhkan tanaman ( Eti Farda Husien dkk, 1999). Kascing mengandung berbagai bahan atau komponen yang bersifat biologis, fisika maupun kimia yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Adapun komponen biologis yang terkandung dalam kascing diantaranya hormon pengatur tumbuh seperti gibberelin, sitokinin dan auxin. Kebutuhan terhadap pangan karbohidrat semakin meningkat akibat pertambahan penduduk. Jagung merupakan bahan pangan karbohidrat yang dapat membantu pencapaian dan pelestarian swasembada pangan. Disamping itu jagung merupakan bahan pakan ternak, bahan ekspor non migas dan bahan industri. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh kascing terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan serta produksi jagung pada Ultisol. 2. Untuk menentukan pengaruh N, P, K buatan terhadap pertumbuhan serta produksi jagung pada Ultisol 3. Untuk menemukan pengaruh interaksi kascing dan N. P, K buatanterhadap kadar hara dan pertumbuhan serta produksi jagung pada Ultisol Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan teknologi alternatif pemupukan pada Ultisol, yang berguna terutama untuk menekan kebutuhan pupuk buatan dengan menggantikannya sebagian unsur hara N, P, K melalui pemanfaatan kascing B. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan percobaan pot telah dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang pada tahun 2002. Bahan dan Alat Contoh tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ultisol yang diambil dari desa Limau Manis Padang. Kascing yang digunakan diproduksi oleh Eti Farda Husin (jurusan tanah Fakultas Pertanian Unand) dan benih jagung yang dipakai adalah varietas C-7. Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (Ral) 5 x 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia Tanah Setelah Pemberian Kascing Nilai ph tanah meningkat dari 5,30 (masam) pada taraf 0 ton/ha menjadi 6,3 mendekati netral pada taraf 20 ton/ha, jadi kascing dapat menaikan ph sebesar 1,01 satuan. Ini disebabkan oleh ph kascing yang netral dan asam asam organik yang dihasilkan saat dekomposisi bahan organik. Pemberian kascing mampu menurunkan Al dd 1,4 me/100g pada taraf 0 ton/ha menurun menjadi tidak terukur pada taraf 15ton/ha, hal ini disebabkan karena kascing mengandung asam asam organik yang memegang peranan penting dalam pengkhelatan Al, sehingga Al menjadi tidak terukur.ini sesuai dengan pendapat Tan (1998) mengatakan bahwa gugus asam organik memegang peranan penting dalam pengikatan Al. Kandungan K dd 0,46 me/100 gr (rendah) pada taraf kascing 0 ton/ha naik menjadi 3,85 me/00 gr (sangat tinggi) pada taraf 20 ton/ha, hal ini disebabkan rtingginya kandungan K pada kascing. Nilai KTK tanah 19,59 me/100gr (sedang) pada taraf 0 ton/ha naik menjadi 38,42 me/100 gr(tinggi), hal ini disebabkan bahan organik dirombak menjadi bahan humik seperti asam fulfat dan asam humat. Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus 2009 52

Pemberian kascing dapat menaikkan kandungan C- organik tanah dari 1,60% pada taraf 0 ton/ha menjadi 3,00% (sedang pada taraf 20 ton/ha, ini disebabkan karena tingginya kandungan C- organik kascing (34,69%). Hal sesuai apa yang dikemukan Nursyamsi dkk pemberian bahan organik berupa jerami dan kotoran sapi dengan takaran 20 ton/ha mampu meningkatkan C- organik tanah 17% dan 26%. Penurunan kandungan C/N tanah dari 13,27 (sedang) pada taraf 0 ton/ha menjadi 5,60 (rendah) pada taraf 20 ton/ha, ini menunjukan bahwa bahan kascing telah terdekomposisi lanjut. Dengan kata lain bahwa dengan pamberian kascing nampaknya tidak akan terjadi immobilisasi hara terutama N, sehingga pertumbuhan tanaman tidak akan terganggu. Semakin tinggi taraf kascing yang diberikan semakin tinggi pula P-tersedia dan P-potensial tanah ini disebabkan oleh pengaruh dari asam asam organik dalam kascing memegang peranan penting dalam pengkelatan Al dan Fe sehingga P menjadi tersedia. Hal ini hampir sama juga yang dilaporkan Nurhayati Hakim (1982) bahwa pemberian bahan organik ke dalam tanah selain menyumbangkan hara juga dapat melarutkan unsur hara dan mineral oleh asam humus, sehingga tersedia bagi tanaman. Pengaruh Interaksi Kascing dan Pupuk N, P, K Buatan Terhadap Pertumbuhan Tinggi Tanaman Jagung. Hasil sidik ragam memperlihatkan bahwa pemberian kascing dan pupuk N, P, K buatan berpengaruh sangat nyata dan terdapat interaksi diantara keduanya terhadap tinggi tanaman jagung, pada uji DNMRT pada taraf 5%, semakin tinggi taraf kascing dan pupuk N, P, K buatan semakin tinggi pula tinggi tanaman. Pemberian kascing mrningkatkan tinggi tanaman disebabkan karena kascing dapat memperbaiki sifat kimia tanah dengan meningkatnya unsur unsur hara yang tersedia pada tanah akaibat makin tingginya hara yang diberikan seperti N, P, K. Kenaikan ini disebabkan karena kascing mengandung hormon tumbuh berupa auxin, sitokinin, terutama gibberilin (Palungkun, 1999) yang memungkinkan terjadinya pemanjangan ruas ruas. Disamping itu pengaruh pupuk N, P, K buatan yang berguna untuk pertumbuhan vegetatif, perkembangan akar, kualitas tanaman, pembentukan enzim, penyusunan jaringan tanaman dan proses fisiologi tanaman. Kombinasi pemberian kascing dan pupuk N, P, K buatan terhadap tinggi tanaman dihasilkan pertumbuhan terbaik tinggi jagung pada taraf kascing 20 ton/ha dan pupuk N, P, K buatan 100% dengan tinggi tanaman 189,67 cm atau naik 136,34 cm (255,65%) terhadap perlakuan tanpa kascing dan pupuk N, P, K buatan. Kadar Hara N Tanaman Jagung Terdapat interaksi pemberian kascing dan pupuk N, P, K buatan terhadap serapan hara N tanaman jagung pada uji DNMRT 5%, dimana semakin tinggi taraf kascing dan pupuk N, P, K buatan semakin tinggi pula kadar hara N. Dimana kadar hara N tertinggi dicapai pada pemberian kascing sampai 15 ton/ha dan takaran pupuk N, P, K buatan pada dosis 100%. Naiknya kandungan kadar hara N daun jagung, hal ini disebabkan tingginya kandungan N dalam kascing serta membaiknya perkembangan akar sehingga meningkatkan kandungan N dalam tanah, disamping itu fungsi pupuk N yang berguna untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukan protein. Kadar Hara P Tanaman Jagung Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh utama pemberian kascing dan pupuk N, P,K buatan sangat nyata terhadap kadar hara P tanaman jagung, tetapi tidak Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus 2009 53

terdapat pengaruh interaksi antara kedua faktor tersebut. yang nyata Pengaruh utama kascing nyata terhadap hara P tanaman jagung dimana peningkatan tertinggi terdapat pada pemberian kascing 20 ton/ha, hal ini disebabkan karena kandungan P - tersedia kascing tinggi dn juga peningkatan P tanah akibat pemberian kascing sehingga dapat meningkatkan serapan P tanaman. Maya Damayani (1994) melaporkan, terjadi peningkatan serapan P tanaman kedelai dengan peningkatan pemberian kascing pada taraf 22,5 ton/ha sebesar 39,00 mg/pot, selanjutnya Hasnelly (2001) mengatakan bahwa dengan pemberian 150 kg N krinyuh/ha dapat menaikan kadar hara P tanaman jagung sebesar 0,50%. Semakin tinggi taraf kascing dan pupuk N, P, K buatan semakin tinggi pula kadar hara P tanaman jagung. Kadar hara P tertinggi terdapat pada taraf 20 ton/ha kascing dan pupuk N, P, K buatan pada taraf 100% Kadar Hara K Tanaman Jagung Pemberian kascing dan pupuk N, P, K buatan berpengaruh sangat nyata dan terdapat interaksi keduanya terhadap kadar hara K tanaman jagung pada Uji DNMRT 5%. Pemberian kascing samapi 10 ton/ha sudah dapat menaikan kadar hara K menjadi 2,52% (berlebihan ), jika takaran pupuk N, P, K buatan 50%. Dengan kata lain bahwa ditinjau dari kebutuhan hara K nampaknya sudah dicukupi dengan pemberian hascing 10 ton/ha dan 50% rekomendasi pupuk N, P, K buatan, Tingginya kandungan kadar hara K tanaman jagung, disebabkan karena tingginya kandungan K dalam kascing, sehingga jumlah K dalam tanah bertambah, ini sejalan dengan penelitian Maya Damayani (1994) makin tinggi taraf kascing semakin banyak serapan K oleh tanaman kedelai. D. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan pengaruhkascing terhadap sifat ki mia tanahdan pupuk N, P, K buatan terhadap pertumbuahan serta produksi jagung dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemberian kascing dapat memperbaiki sifat kimia tanah. Selain sebagai sumber hara N P dan K kascing juga dapat menurunkan Al dd tanah, meningkatkan ph tanah. Pemberian kascing 20 ton/ha disbanding tanpa kascing dapat meningkatkan C-organik tanah 1,60% menjadi 3%, N- total tanah dari 0,12% menjadi 0,58%, P tersedia tanah dari 11,47 ppm menjadi 20,60 ppm, P potensial dari 257,47 ppm menjadi 393,65 ppm, K dd tanah dari 0,46 me/1100gr menjadi 3,85 me/100gr dan menurunkan Al = dd pada takaran 15 ton/ha sampai tidak terukur. 2. Peningkatan tertinggi diperoleh pemberian kascing 20 ton/ha dan 100% pupuk N, P, K buatan dapat meningkatkan tinggi tanaman setinggi 136,34 cm, kadar hara N sebesar 1,56%, kadar hara P 0,30%, kadar hara K sebesar 0,99%, berat kering batang dan daun seberat 115,5 g, berat kering akar seberat 9,49 g dan bera biji pada KA 14% seberat 60,08 g. 3. Pemberian kascing dan pupuk N, P, K buatan berintekrasi sangat nyata terhadap tinggi tanamna pada takaran kascing 5 ton/ha pada takaran pupuk N P, K buatan 0 % dan 25%, kadar hara N pada takaran kascing 5 ton/ha pada takaran pupuk N, P, K buatan 25% dan 100%, kadar hara K pada takaran kascing 5 ton/ha pada takaran pupuk N, P, K buatan 25% dan 10 ton/ha pada takaran 50 % pupuk N, P, K buatan, berat kering batang dan daun jagung pada takaran 5 ton/ha pada takaran 75% pupukn, P, K buatan dan 20 ton/ha kascing pada takaran 100% pupuk N, P, K buatan, berat kering biji jagung pada Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus 2009 54

KA 14% pada takaran 5 ton/ha kascing pada takaran 50% dan 100% pupuk N, P, K buatan, serta tidak terdapat interaksi terhadap kadar hara P dan berat kering akar jagung. 4. Kombinasi terbaik antara kascing dan pupuk N, P, K buatan adalah pada dosis 1565 ton/ha kascing dan 100% N, P, K buatan. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini maka dapat disarankan untuk memberikan kascing dengan dosis 16 ton/ha dan pupuk N, P, K buatan pada dosis 100% sesuai dengan dosis anjuran, dengan ko,binasi perlakuan diatas lapangan agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kondisi lapangan. Podzolik Merah Kuning terhadap ketersediaan Fospor dan produksi tanaman jagung, FakultasPasca Sarjana IPB. Palungkun. 1999. Sukses beternak cacing tanah Lumbricus Rubellus. Penebar Swadaya. Setyamidjaya, D. 1986. Pupuk Dan Pemupukan. CV Simplek Jakarta Sudirjo. 1999. Budi Daya cacing tanah. Pusat studi cacing tanah. Jati Nagor Bogor. Tan, K.H. 1998. Prinsiple of soil chemestri. Marcel Dekker, Inc, New York. DAFTAR PUSTAKA Husen E. F, 1992. Perbaikan Sifat Kimia Tanah Podzolik melalui pemanfaatan Sesbania Rostrata dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan serapan Nitrogen Tanaman jagung. Pusat Penelitian Unand. Husein E. F, Habazar T, dkk, 1999. Daur Ulang sampah kota dengan pemanfaatan cacing tanah untuk menghasilkan pupuk biologis dan pakan ternak unggas. PP- PSL Direktorat Jendral Pendidikan dan Kebudayaan. Hardjowigeno,S. 1987. Ilmu Tanah. Melton Putra Jakarta. Hasnelly, 2001. Konstribusi nitrogen tanaman Krinyuh (Eupatorium odoratum) terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Tesis S2 Unand Maya Damayani, 1994. Usaha perbaikan beberapa sifat kimia tanah Ultisol, serapan hara dan hasil kedelai dengan pemberian kapur dan kascing. Nurhayati Hakim. 1982. Pengaruh pemberian pupuk hijau dan kapur pada Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus 2009 55

Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus 2009 56