PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Knee joint atau sendi lutut adalah salah satu sendi yang mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS (OA) GENU BILATERAL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR FEMUR 1/3 PROXIMAL DEXTRA DI PUSKESMAS KARTASURA

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

Oleh: ANANG RAFIK SETIYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS GENU BILLATERAL DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usia 56 tahun dengan kondisi Hernia Nucleus Pulposus (HNP) pada L5-S1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT DEKSTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS. KNEE SINISTRA DI RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Diajukan Oleh: : LINA WULANINGSIH

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

DI RS,AL RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS VETEBRA THORACAL 7 LUMBAL 1 DI RSAL DR.RAMELAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Sendi Lutut. Fanny Aliwarga Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI NYERI PUNGGUNG BAWAH MYOGENIK DI RSUD SRAGEN

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

OSTEOARTHRITIS GENU (

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN DENGAN KONDISI OSTEOARTHRITIS GENUE SINISTRA DI RSU AISYIYAH PONOROGO

PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot.

LAPORAN STATUS KLINIK Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi D III Fisioterapi

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU RI, NO 36 Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keluhan dan gangguan. Hal ini terjadi karena kurangnya

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO Disusun oleh : YUYUN KURNIATI PAMUNGKAS NIM : J00 090 0 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 0

HALAMAN PENGESAHAN Dipertahankan di depan Dosen Penguji Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan diterima untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III Fisioterapi. Hari : Rabu Tanggal : 8 Juli 0 Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Nama terang Penguji I Penguji II Penguji III : Wahyuni, SST.Ft, M.Kes : Umi Budi Rahayu S.Pd, SST.Ft, M.Kes : Sugiono, SST.Ft

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO (Yuyun Kurniati Pamungkas, 0, 76 halaman) ABSTRAK Latar Belakang : Kejadian penyakit ostearthritis di Jawa Tengah sebesar 5,% dari semua penduduk dan umumnya mengenai usia diatas 50 tahun. Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam pengurangan nyeri, peningkatan kekuatan otot, peningkatan Lingkup Gerak Sendi (LGS), dan peningkatan kemampuan fungsional pada kondisi osteoarthritis lutut Terapi : Modalitas yang digunakan pada kasus osteoarthritis lutut ini adalah Infra Red (IR), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan terapi latihan menggunakan statik kontraksi, free active movement, hold relax, dan resisited active movement. Hasil : Hasil yang diperoleh setelah dilaksanakan terapi sebanyak 6 kali dengan modalitas IR, TENS dan Terapi Latihan adalah sebagai berikut: nyeri diam lutut kanan dan kiri T = 0 mm menjadi T6 = 0 mm, nyeri tekan lutut kanan dan kiri T = 45 mm menjadi T6 = 0 mm, nyeri gerak lutut kanan T = 50 mm menjadi T6 = 40 mm dan lutut kiri T = 65 mm menjadi T6 = 50 mm, kekuatan otot fleksor lutut kanan dan kiri masih tetap T&T6 = 4, otot ekstensor lutut kanan dan kiri T = 4 menjadi T6 = 4+, LGS aktif lutut kanan dan kiri T = S : 0-0-0 menjadi T6 = S : 0-0-5, LGS pasif lutut kanan T = S : 0-0-0 menjadi T6 = S : 0-0-5, adanya peningkatan kemampuan fungsional. Kesimpulan : IR dan TENS dapat mengurangi nyeri tekan dan gerak, terapi latihan dapat meningkatkan LGS, kekuatan otot dan kemampuan fungsional pada kondisi osteoarthritis lutut. Kata kunci : Osteoarthritis lutut, IR, TENS dan terapi latihan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar aktifitas yang dilakukan oleh seseorang melibatkan anggota tubuh bagian bawah, seperti berjalan. Komponen penting pada aktifitas tubuh bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama penggerak pada tungkai dan berfungsi sebagai tumpuan berat badan. Oleh karena itu, apabila terdapat gangguan pada lutut maka aktifitas fungsional seseorang dapat terganggu pula. Pada saat ini sering dijumpai masyarakat yang mengalami penyakit degeneratif diantaranya peradangan yang mengenai persendian atau disebut arthritis. Salah satu jenis arthritis adalah osteoarthritis. Lutut sebagai sendi penumpu berat badan merupakan sendi yang paling sering terserang osteoarthritis dari sekian banyak sendi yang dapat terserang osteoarthritis (Maharani, 007). Osteoarthritis merupakan penyakit degenaratif non inflamasi yang ditandai dengan degenerasi tulang rawan sendi, hipertopi tulang pada tepiannya, dan perubahan pada membran sinovial, di sertai dengan nyeri dan kekakuan (Dorland, 998). Di Indonesia, osteoarthritis merupakan penyakit reumatik yang paling banyak ditemui dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 004, penduduk yang mengalami gangguan osteoarthritis di Indonesia tercatat 8,% dari total penduduk. Sebanyak

9% di antaranya melakukan pemeriksaan dokter, dan sisanya atau 7% mengonsumsi obat bebas pereda nyeri. Di Jawa Tengah, kejadian penyakit ostearthritis sebesar 5,% dari semua penduduk (Maharani, 007). Osteoarthritis dapat mengenai segala usia, umumnya mengenai usia diatas 50 tahun. Laki - laki dan wanita sama-sama dapat terkena penyakit ini, meskipun pada usia sebelum 45 tahun lebih sering terjadi pada laki-laki, tetapi setelah usia 45 tahun lebih banyak terjadi pada wanita dengan perbandingan ± 4 : (Hudaya, 00). Osteoarthritis lutut menyebabkan munculnya gangguan di tingkat impairment, functional limitation dan disability. Impairment yang muncul antara lain () nyeri yang dirasakan di sekitar sendi lutut dan nyeri saat menekuk lutut, () kelemahan otot-otot penggerak sendi lutut, () keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) lutut. Functional limitation berupa gangguan dalam melaksanakan fungsional dasar seperti bangkit dari duduk/ jongkok, berjalan lama, naik turun tangga atau aktifitas fungsional yang membebani lutut. Sedangkan disability berupa ketidakmampuan melaksanakan kegiatan tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan atau aktivitas bersosialisasi dengan masyarakat seperti kegiatan pengajian, arisan dan sebagainya. Modalitas fisioterapi yang digunakan pada kasus ini adalah Infra Red (IR), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan terapi latihan. Infra Red (IR) dapat menimbulkan efek panas yang bermanfaat mengurangi nyeri, melancarkan sirkulasi darah dan relaksasi otot. Sedangkan Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) akan mengaktivasi serabut saraf yang

berdiameter besar dan menghasilkan impuls antidromik yang berdampak mengurangi nyeri (Parjoto, 006). Pemberian modalitas terapi latihan pada kasus osteoarthritis lutut secara aktif maupun pasif, dengan bantuan maupun tanpa bantuan akan memberi efek pemenambah kekuatan otot penggerak sendi lutut, sehingga dapat mempertahankan stabilitas sendi dan menambah lingkup gerak sendi lutut (Kisner, 007). Berdasarkan gambaran di atas maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Osteoarthritis Lutut Bilateral di RSUD Sukoharjo. B. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka karya tulis ilmiah ini mempunyai tujuan :. Mengetahui pengaruh Infra Red (IR) dan Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) terhadap pengurangan nyeri pada kasus osteoarthritis lutut bilateral.. Mengetahui pengaruh terapi latihan terhadap peningkatan lingkup gerak sendi (LGS), peningkatan kekuatan otot dan peningkatkan kemampuan fungsional pada kasus osteoarthritis lutut bilateral.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Osteoarthritis merupakan penyakit degenaratif non inflamasi yang ditandai dengan degenerasi tulang rawan sendi, hipertopi tulang pada tepiannya, dan perubahan pada membran sinovial, di sertai dengan nyeri dan kekakuan (Dorland, 998). Osteoartritis diklasifikasikan menjadi kelompok, yaitu osteoarthritis primer dan osteoarthritis sekunder. Osteoartritis primer disebut idiopatik, disebabkan faktor genetik, yaitu adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak. Sedangkan osteoarthritis sekunder adalah osteoarthritis yang didasari kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti obesitas dan sebagainya (Maharani, 007). Etiologi / penyebab dari osteoarthritis pada sebagian besar penderita tidak diketahui atau idiopatik (Hudaya, 00). Beberapa faktor resiko yang dapat menimbulkan penyakit ini antara lain () jenis kelamin, () usia, () obesitas, (4) aktivitas fisik, (5) faktor hormonal dan metabolisme, (6) faktor genetik, (7) trauma. Tanda dan gejala yang muncul pada osteoarthritis lutut antara lain () nyeri, () kaku sendi, () krepitasi, (4) keterbatasan lingkup gerak sendi, (5) bengkak, (6) kelemahan otot.

Menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases (NIAMS) tahun 00 dikutip oleh Kurnia (009), bahwa pada osteoarthritis, permukaan kartilagonya terkikis dan aus. Hal ini menyebabkan tulang-tulang di bawah kartilago bergesekan satu sama lain, sehingga menyebabkan nyeri, bengkak, dan keterbatasan gerak sendi. Beberapa waktu kemudian sendi bisa kehilangan bentuk normalnya. Selain itu terjadi juga deposit tulang kecil yang disebut osteofit yang tumbuh di tepi-tepi sendi dan pada osteoarthritis sendi lutut ini terjadi pengikisan kartilago. Modalitas yang digunakan pada kasus osteoarthritis bilateral ini antara lain Infra Red (IR), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan terapi latihan. IR merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang mempunyai frekuensi 7 x 0 4 400 x 0 4 Hz dan panjang gelombang 700 5.000 nm (Sujatno, 00). Efek terapeutik yang ditimbulkan IR antara lain () mengurangi / menghilangkan rasa nyeri, () rilaksasi otot, () meningkatkan suplai darah, (4) menghilangkan sisa-sisa metabolisme. TENS adalah suatu cara penggunaan energi listrik untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit (Alon, 987 dikutip oleh Parjoto, 006). Mekanisme TENS yang digunakan adalah mekanisme segmental yang mengacu pada teori gerbang kontrol (Gate Control Theory) yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall, 995 dikutip oleh Parjoto, 006. Jika serabut berdiameter besar (A beta) maupun kecil (A alfa), mengaktisifasi sel T dan pada saat yang bersamaan impuls tersebut dapat memicu sel subtansi gelatinosa yang berdampak pada penutupan gerbang sehingga transmisi nyeri tidak disampaikan ke otak

mengakibatkan nyeri berkurang atau menghilang (Sjolund, 985 dikutip oleh Parjoto, 006). Sedangkan terapi latihan yang digunakan adalah statik kontraksi, free active movement, hold relax, dan resisted active movement. Statik kontraksi memberikan tekanan ringan pada sendi dan ditoleransi baik oleh penderita osteoarthritis dengan pembengkakan dan nyeri sendi (Ambardini, 0). Free active exercise merupakan bagian dari active exercise yang dihasilkan oleh kontraksi otot yang melawan gaya gravitasi, tanpa bantuan atau tenaga baik dari luar tubuh ataupun dari dalam tubuh itu sendiri (Kisner, 007). Masih menurut Kisner (007), hold relax adalah teknik yang menggunakan kontraksi optimal secara isometrik (tanpa terjadi gerakan) kelompok otot antagonis yang dilanjutkan dengan rileksasi kelompok otot tersebut (prinsip reciprocal inhibition dengan mengulur dan menambah LGS lutut pada arah berlawanan dengan otot tersebut). Sedangkan resisted active movement adalah latihan dengan memberikan kekuatan dari luar (resistance) baik secara manual atau mekanik terhadap otot-otot yang sedang berkontraksi dalam membentuk suatu gerakan (Kisner, 007).

BAB III PROSES FISIOTERAPI Berdasarkan anamnesis yang dilakukan pada 7 Maret 0, pasien dengan inisial Ny. I berumur 56 tahun dengan diagnosa medis osteoarthritis genu bilateral mengeluh nyeri pada dengkul kiri dan kanan saat ditekuk terutama saat sholat gerakan atahiyat selama setahun terakhir ini. Dalam pemeriksaan didapatkan hasil tampak postur tubuh pasien kegemukan / obesitas, tidak tampak tropic change, tampak terdapat deformitas ke arah varus, tidak tampak adanya odema, ada nyeri tekan pada sisi medial pada kedua lutut, suhu lokal pada kedua lutut teraba sama dengan daerah sekitar, tidak ada pitting oedem, dan pemeriksaan stabilitas sendi kedua lutut berupa hipermobilitas varus adalah positif. Permasalahan fisioterapi pada kasus ini adalah adanya nyeri saat gerakan fleksi dan nyeri tekan pada medial kedua lutut, adanya penurunan LGS kedua lutut pada gerakan fleksi, adanya penurunan kekuatan otot penggerak kedua lutut, dan penurunan kemampuan fungsional. Intervensi yang digunakan pada kasus ini adalah IR, TENS, terapi latihan berupa statik kontraksi, free active movement, hold relax, dan resisted active movement. Tindakan fisioterapi dilakukan sebanyak 6 kali.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penurunan Nyeri Tabel 4. Hasil Evaluasi Nyeri pada Lutut Kanan Nyeri T T T T4 T5 T6 Diam 0 mm 0mm 0 mm 0 mm 0 mm 0 mm Tekan 45 mm 45 mm 5 mm 40 mm 5 mm 0 mm Gerak 50 mm 50 mm 40 mm 40 mm 40 mm 40 mm Tabel 4. Hasil Evaluasi Nyeri pada Lutut Kiri Nyeri T T T T4 T5 T6 Diam 0 mm 0 mm 0 mm 0 mm 0 mm 0 mm Tekan 45 mm 45 mm 45 mm 0 mm 0 mm 0 mm Gerak 65 mm 65 mm 65 mm 60 mm 55 mm 50 mm Tabel 4. dan 4. menunjukkan terdapat penurunan nyeri tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan pada lutut kanan dan kiri dari T=45 mm menjadi T6=0 mm dan nyeri gerak pada lutut kanan dari T=50 mm menjadi T6=40 mm, lutut kiri dari T=65 mm menjadi T6=50 mm. B. Peningkatan Kekuatan Otot Tabel 4. Hasil Evaluasi Kekuatan Otot Lutut Kanan Group otot T T T T4 T5 T6 Fleksor 4 4 4 4 4 4 Ekstensor 4 4 4 4+ 4+ 4+

Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Kekuatan Otot Lutut Kiri Group otot T T T T4 T5 T6 Fleksor 4 4 4 4 4 4 Ekstensor 4 4 4 4 4+ 4+ Tabel 4. dan 4.4 menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot ekstensor pada kedua lutut dari T=4 menjadi T6=4+. C. Peningkatan Lingkup Gerak Sendi (LGS) Tabel 4.5 Hasil Evaluasi LGS Lutut Kanan LGS T T T T4 T5 T6 Aktif S 0-0-0 S 0-0-0 S 0-0-5 S 0-0-5 S 0-0-5 S 0-0-5 Pasif S 0-0-0 S 0-0-0 S 0-0-5 S 0-0-5 S 0-0-5 S 0-0-5 Tabel 4.6 Hasil Evaluasi LGS Lutut Kiri LGS T T T T4 T5 T6 Aktif S 0-0-0 S 0-0-0 S 0-0-0 S 0-0-5 S 0-0-5 S 0-0-5 Pasif S 0-0-5 S 0-0-5 S 0-0-5 S 0-0-0 S 0-0-0 S 0-0-0 Tabel 4.5 dan 4.6 menunjukkan adanya peningkatan LGS kedua lutut pada gerakan fleksi aktif maupun pasif. Pada gerak aktif kedua lutut dari T=S 0-0-0 menjadi T6=S 0-0-5, gerak pasif lutut kanan dari T=S 0-0-0 menjadi T6=S 0-0-5, lutut kiri dari T=S 0-0-5 menjadi T6= S 0-0-0.

D. Peningkatan Kemampuan Fungsional Tabel 4.7 Hasil Evaluasi Kemampuan Fungsional Aktivitas T T T T4 T5 T6 Berdiri dari posisi duduk - Nyeri - Kesulitan - Ketergantungan Berjalan 5 meter - Nyeri - Kesulitan - Ketergantungan Naik tangga trap - Nyeri - Kesulitan - Ketergantungan 4 4 Tabel 4.7 menunjukkan adanya peningkatan kemampuan fungsional pada aktivitas berjalan 5 meter pada segmen nyeri dari T= menjadi T6= dan kesulitan dari T= menjadi T6=. Aktivitas naik tangga trap pada segmen nyeri dari T= menjadi T6= dan kesulitan dari T=4 menjadi T6=. 4

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Dari uraian bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa osteoarthritis lutut bilateral yang mengakibatkan beberapa problem fisioterapi di antaranya nyeri, penurunan LGS, penurunan kekuatan otot, dan penurunan kemampuan fungsional. Sesuai dengan problematika di atas, maka fisioterapi dapat berperan dengan pemberian modalitas IR, TENS dan terapi latihan. Setelah dilakukan terapi latihan sebanyak enam kali didapatkan hasil berupa penurunan nyeri, peningkatan LGS, peningkatan kekuatan otot dan peningkatan kemampuan fungsional. B. SARAN Saran yang diberikan kepada pasien antara lain () menggunakan knee decker saat beraktivitas yang membebani sendi lutut, () mengatur pola makan untuk mengurangi kegemukan sehingga beban lutut dapat berkurang, () melakukan latihan di rumah seperti yang telah diajarkan oleh terapis, (4) mengurangi aktivitas yang membebani lutut secara berlebihan, (5) shalat dapat dengan cara duduk di kursi atau duduk dengan kedua kaki lurus.

DAFTAR PUSTAKA Ambardini, Rachmah L. 0. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu Osteoarthritis. Diakses : 04/06/0. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/5604/latihan%0fisik- Manajemen%0Osteoartritis.pdf Dorland. 998. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta: ECG Hudaya, Prasetya. 00. Rematologi. Surakarta: Jurusan Fisioterapi Politeknik Kesehatan Kisner, C and Colby, L. A. 007. Therapeutik Exercise Foundation and Thecniques. 5 th ed. Philadelphia: F. A. Davis Company Kurnia, Dewi Syamsumin. 009. Osteoarthtritis : Diagnosa, Penanganan dan Perawatan di Rumah. Yogyakarta: Fitramaya Maharani,E.P. 007. Tesis Faktor-faktor Risiko Osteoartritis Lutut. Semarang: Universitas Diponegoro Parjoto, Slamet. 006. Electrical Stimulation. Semarang: IFI Subroto, Wisnu. 00. Terapi Latihan. Diakses : 0/06/0. http://wishnusubroto.blogspot.com/00/0/terapi-latihan-definisidikemukakan.html Sujatno, dkk, 00. Sumber Fisis. Surakarta: Poltekkes Surakarta Jurusan Fisioterapi