IMPLEMENTASI DIRECT CORRECTION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA IKIP-PGRI PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Pendahuluan. Kharisma et all, Peningkatan Keterampilan Menulis Pengumuman...

EFEKTIVITAS DIRECT CORRECTION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN TASK BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN STRATEGI BUKU BERGAMBAR MINIM KATA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 IMOGIRI, BANTUL

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP KOREKSI TERTULIS DOSEN DALAM MENINGKATKAN KETELITIAN MENULIS

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA SEMESTER V MELALUI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN PROGRAM STUDI PPKN IKIP PGRI PONTIANAK

Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Magister. Disusun oleh: Ferdillasari Prima Kurniawati Sukarno S

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

EFEKTIVITAS CAROUSEL ACTIVITY DALAM SPEAKING CLASS

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

Journal of Physical Education, Health and Sport

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

SKRIPSI. Oleh: KUKUH FAJAR TRAWOCO (K ) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 commit to user

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Manib Absari SMP Negeri 2 Gatak

MENINGKATAKN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh Rita Arianti Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Rokania

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN TENDANGAN BELAKANG MELALUI ALAT BANTU BOLA DIGANTUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

MENINGKATKAN KREATIVITAS MEMODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN MICRO TEACHING PENJAS DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II PADA POKOK BAHASAN ASET TETAP

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii

Pendahuluan. Rizkya et al., Peningkatan Kemampuan Menyusun Kata menjadi Kalimat Tanya...

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENGARUH IMPLEMENTASI ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INGGRIS DITINJAU DARI KECEMASAN SISWA

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI STRATEGI DWA (DIRECTED WRITING ACTIVITY) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PERBANDINGAN PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN DENGAN TEKNIK MIND MAPPING DALAM MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 PADANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE DILENGKAPI DENGAN CHART TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 3 September 2012 Halaman 73-80

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS V

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Pendahuluan. Asyiyah et al., Penerapan Pembelajaran Berbasis Multikultural dengan Model Kooperatif Time Token...

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARATAN MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING (GNT) BERBASIS MULTIMEDIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK

Joyful Learning Journal

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SDN 21 PONTIANAK UTARA ARTIKEL PENELITIAN

Abstract. Setyo Mulyaningsih Guru Bahasa Inggris SMA N 7 Purworejo Kabupaten Purworejo. CLLT 2017 Conference on Language and Language Teaching

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL. Oleh : NI NENGAH TIRTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS RECOUNT

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

MENGAJAR BERBICARA MENGGUNAKAN METODE WAWANCARA TIGA LANGKAH DI SEMESTER TIGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGGUNAAN MEDIA INFOGRAFIS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Transkripsi:

Jurnal Edukasi, Vol. 15, No. 1, Juni 2017 IMPLEMENTASI DIRECT CORRECTION DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA IKIP-PGRI PONTIANAK Dayat Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Pontianak, Jalan Ampera No. 88 Pontianak 78116 e-mail: littledyt@gmail.com Abstrak Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) implementasi koreksi tertulis tipe direct correction dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa; dan (2) peningkatan kemampuan menulis mahasiswa setelah diterapkannya koreksi tertulis tipe direct correction. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas dengan jumlah mahasiswa sebanyak 36 orang, semester II kelas A Pagi IKIP PGRI Pontianak tahun akademik 2015/2016. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan pengukuran. Analisis kritis dan analisis komparatif digunakan untuk menganalisis data. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama, kemampuan menulis mahasiswa masih dikatakan kurang dari apa yang diharapkan peneliti, yaitu hanya ada 17 orang atau 47,2% mencapai nilai 70 atau ke atas. Selanjutnya, pada siklus kedua diperoleh 70% atau 25 mahasiswa mencapai nilai 70 atau keatas, dengan rata-rata kelas sebesar 71 lebih besar dari sebelumnya (siklus I) sebesar 67. Kata Kunci: direct correction, kemampuan menulis. Abstract The purpose of research was to describe: (1) the implementation of written direct correction direct in improving writing skill in the second semester students of A Morning Class academic year 2015/2016; and (2) an improvement writing ability after written direct correction applied to the second semester students of class A Morning IKIP PGRI Pontianak academic year 2015/2016. This classroom action research took 36 students. Data collection techniques used observation, interview, and measurements. Then, critical and comparative analysis were used to analyze the data. The research results showed that the first cycle, students' writing ability was less than what was expected, that there were only 17 students or 47.2% to reach a score of 70 or above. Subsequently, the second cycle was obtained 70% or 25 students achieving score of 70 or above, with an average grade of 71, greater than before by 67. Keywords: direct correction, writing skill. PENDAHULUAN Menulis merupakan kegiatan yang sangat kompleks dan memerlukan keterampilan yang khusus agar tulisan menjadi baik dan menarik. Tidaklah mudah dapat menghasilkan karya tulis yang baik, diperlukan latihan serta bimbingan dari pakar. Seperti yang disampaikan oleh Craig (2013: 1) yang menyatakan bahwa 11

untuk menghasilkan tulisan yang baik tidak dapat dikuasai dalam satu mata kuliah, akan tetapi menulis merupakan proses pengembangan yang membutuhkan waktu dan perhatian. Kurikulum di IKIP PGRI Pontianak, mata kuliah Menulis (writing) diberikan sejak mahasiswa pertama kali mengikuti perkulihan (semester satu) sampai dengan semester akhir (semester enam). Pada semester awal, mahasiswa dibekali dengan penguasaan materi tentang karya tulis ilmiah yang meliputi Basic Writing dan Academic Writing. Basic Writing diberikan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa IKIP PGRI Pontianak konsep dasar menulis seperti pengenalan jenis kata dalam bahasa Inggris (part of speech), menyusun kata menjadi kalimat yang baik dan benar (structure) sampai dengan penulisan teks (paragaraf). Pada semester awal, mahasiswa juga diperkenalkan bagaimana membuat tugas seperti pembuatan makalah (paper) untuk mata kuliah yang berbasis bahasa Inggris. Sehingga hasil karya mahasiswa dapat menghubungkan ide atau isi dari buah pikir dengan dosen dan koleganya. Seperti yang dikemukakan oleh Lieberman dan Wood (2003: 30-31) yang menyatakan bahwa menulis merupakan jembatan yang dapat menghubungkan pelajar dengan guru dan koleganya. Menulis merupakan skill yang paling sulit diantara skill yang ada dalam bahasa Inggris menurut Harris dan Graham (2012: 3) menulis adalah sangat sulit baik diajarkan atau dipelajari, dan menulis juga bisa membuat gila, frustasi, aktivitas yang sangat kompleks yang didalamnya terdapat komponen-komponen atau proses. Untuk menghasilkan karya tulis yang baik, paling tidak beberapa komponen yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Broad (2003: 6) menyebutkan bahwa komponen dalam menulis meliputi: (1) ideas: relevansinya, kejelasannya, jumlahnya, pengembangannya, serta bujuknnya; (2) form: organisasi dan analisis; (3) flavor: gaya bahasa, minat, dan ketulusan; (4) mechanics: tanda baca, tata bahasa, dan sebagainya; dan (5) wording: pilihan dan pengaturan kata. Dalam pengajaran menulis di kampus, paling tidak dosen memberikan pemahaman kepada mahasiswa akan pentingnya dan sulitnya menghasilkan karya tulis yang baik. Dalam proses pembelajaran di kelas, mahasiswa menjadi pusat pembelajaran 12

Jurnal Edukasi, Vol. 15, No. 1, Juni 2017 dalam memenuhi tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum. Dalam proses pembelajaran, masih terdapat banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menulis mulai dari penggunaan atau pemilihan kosa kata yang tepat, tata bahasa yang digunakan, dan sebagainya. Hanya 10 orang atau 28,6% yang memiliki kategori tulisan yang baik dari 35 mahasiswa. Data tersebut diperoleh ketika peneliti mengajar dan menugaskan mahasiswa untuk menulis recount text dengan topik tentang pengalaman yang paling mengesankan pada saat di SMA dulu. Setelah peneliti melakukan tanya jawab dengan di kelas, hampir semua mahasiswa mengatakan menulis merupakan pekerjaan yang sulit. Alasan adalah bahwa masih lemah kemampuan berbahasa Inggrisnya. Belum pernah menulis di waktu masih SMA. Dengan kata lain, input dari mahasiswa masih kurang dan merupakan masalah yang serius untuk perlu segera ditangani. Menurut hemat peneliti (dosen mata kuliah Academic Writing di IKIP PGRI Pontianak), penggunaan metode yang tepat tidaklah cukup dalam proses pembelajaran mata kuliah Academic Writing, akan tetapi mahasiswa juga membutuhkan koreksi tertulis (KT) dari dosen. Dengan adanya KT akan sangat terbantu (mahasiswa) dalam mempelajari kesalahan-kesalahan yang telah mahasiswa lakukan. Adler-Kassner dan O Neill (2010: 61) mengatakan bahwa interaksi antara guru dan mahasiswa dalam penggunaan bahasa dan pembelajaran menjadi penting dalam menulis karena feedback dari dosen tidak lepas dengan adanya revisi dari mahasiswa dan juga pemahaman menulis secara keseluruhan. Dengan alasan tersebut, peneliti melakukan pengajaran dengan mengimplementasikan koreksi tertulis. Untuk mengatasi permasalahan menulis yang dialami oleh mahasiswa, peneliti menggunakan koreksi tertulis dengan tipe direct correction. Hal tersebut dilakukan karena mahasiswa masih memerlukan pengkoreksian langsung dari dosen, mengingat kemampuan bahasa Inggris masih lemah. Direct correction merupakan koreksi yang jelas terhadap kesalahan mahasiswa, dimana dosen memberi tanda dan mengoreksi kesalahan untuk mahasiswa. Dosen menyediakan koreksi yang benar (Ellis, 2009: 99). Penelitian tentang direct correction telah menunjukkan bahwa tipe koreksi cukup efektif dalam dalam meningkatkan 13

kemampuan menulis (Kao, 2013; Farid dan Abdul Samad, 2012; dan Dayat, dkk., 2015). Seperti penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti dilakukan untuk menjawab tentang implementasi koreksi tertulis tipe direct correction dalam meningkatkan kemampuan menulis pada mahasiswa semester II kelas A Pagi IKIP PGRI Pontianak tahun akademik 2015/2016 dan peningkatan kemampuan menulis setelah diterapkannya koreksi tertulis tipe direct correction pada mahasiswa semester II kelas A Pagi IKIP-PGRI Pontianak tahun akademik 2015/2016. METODE Bentuk penelitian dalam penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Yuliawati, dkk. (2012: 21) penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang dilakukan. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas dalam penelitian karena sejalan dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa dalam recount text. Menurut Lewin (Yuliawati, dkk., 2012: 23) konsep pokok dalam penelitian tindakan kelas ada 4 komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Dalam memperoleh data yang diharapkan, teknik observasi digunakan. Teknik observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Kunandar, 2008: 143). Dalam penelitian yang dilakukan, pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan daftar cek (observation checklist) untuk merekam aktivitas guru dan siswa di kelas. Observasi langsung dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran Creative Writing serta bagaimana dosen memberikan koreksi tertulis kepada hasil karya tulis mahasiswa dengan tipe direct correction. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah panduan observasi. Selanjutnya, teknik komunikasi langsung digunakan juga dalam memperoleh data. Teknik komunikasi langsung adalah cara mengumpulkan data 14

Jurnal Edukasi, Vol. 15, No. 1, Juni 2017 yang mengharuskan seseorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka (face to face) dengan sumber data, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang sengaja dibuat untuk keperluan tersebut (Nawawi, 2012: 101). Teknik tersebut digunakan untuk menemukan tanggapan mahasiswa terhadap koreksi tertulis yang dilakukan dosen terhadap karya tulis mahasiswa. Adapun instrumen yang digunakan adalah panduan wawancara. Yang terakhir adalah teknik pengukuran. Teknik pengukuran digunakan untuk melihat kemampuan menulis mahasiswa tentang recount text. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti akan menggunakan tes tulis berupa karangan berbentuk esai. Sebelum menyajikan data hasil penelitian, diperlukan pengujian validitas data, sehingga data yang diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan sebagai dasar yang kuat untuk mengambil kesimpulan. Teknik yang dipergunakan untuk uji validitas data dalam penelitian adalah triangulasi. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Dalam kaitannya dengan triangulasi sumber data, peneliti mengutamakan mahasiswa sebagai sumber utama dan peneliti sendiri. Sedangkan triangulasi metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan tes. Untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan dua pendekatan, yaitu analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data kualitatif diperuntukkan menjawab pertanyaan tentang implementasi direct correction dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa yang berasal dari hasil observasi dan wawancara (komunikasi langsung). Yang dimaksud analisis data kualitatif adalah cara mengelola yang sudah diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis kritis dan analisis komparatif. Teknik analisis kritis yang dimaksud dalam penelitian mencakup kegiatan mengungkap kelemahan kelebihan mahasiswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria. Hasil analisis kritis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Berkaitan dengan kemampuan menulis pengalaman, analisis kritis mencakup hasil menulis pengalaman yang dilakukan saat prasuarsi. Hal tersebut untuk mengetahui kondisi awal mengenai 15

keterampilan menulis pengalaman mahasiswa. Setelah kondisi awal menulis mahasiswa diketahui, peneliti megimplementasikan beberapa siklus tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Setiap siklus berakhir, hasilnya dianalisis apa saja kekurangan dan kelebihannya sehingga diketahui peningkatan kemampuan menulis mahasiswa. Analisis kritis terhadap kemampuan menulis mencakup indikator yang telah ditentukan dalam setiap pembelajaran. Teknik komparatif yang dimaksud dalam penelitian adalah memadukan hasil penelitian siklus pertama dan kedua, kedua dan ketiga. Hasil komparasi tersebut untuk mengetahui indikator yang belum berhasil/tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya. Sehingga kekurangan-kekurangan yang telah diperbaiki pada siklus berikutnya dapat meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa. Sedangkan untuk menjawab pertanyaan tentang peningkatan kemampuan menulis mahasiswa, peneliti menggunakan rubrik penilaian menulis kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif, yaitu nilai rata-rata kelas dengan rentangan kategori nilai seperti yang disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Kategori Perolehan Skor Menulis Rentang Kategori 90-100 Sangat baik 80-89 Baik 70-79 Cukup baik 60-69 Kurang baik HASIL DAN PEMBAHASAN Data Awal Menulis merupakan pekerjaan yang sangat komplek karena menciptakan idea kemudian dituangkan dalam teks sangat sulit apalagi bagi mahasiswa baru yang masih jarang sekali latihan menulis. Untuk menciptakan tulisan yang baik paling tidak mahasiswa banyak membaca serta latihan. Dalam konteks penelitian dimaksudkan untuk memaparkan kemampuan awal mahasiswa dalam 16

Jurnal Edukasi, Vol. 15, No. 1, Juni 2017 menciptakan sebuah tulisan, yang kemudian dinilai dari beberapa aspek (writing aspects) yaitu, content/idea, organization, vocabulary, language use, dan mechanics. Pada awal perkuliahan, mahasiswa diberikan tugas untuk menulis pengalaman yang paling mengesankan pada waktu masih SMA (jenis teks recount), yang terdiri dari orientation, events, dan reorientation. Pada bagian orientation, mahasiswa menulis cerita dengan mengenalkan latar belakang informasi yang menjawab kapan, dimana kejadian atau peristiwa terjadi pada masa lampau. Selanjutnya bagian event, mahasiswa menceritakan identtitas dirinya, setting (tempat dan waktu), kemudian mahasiswa memulai menceritakan jalannya cerita secara urut atau kronologis. Di bagian akhir yaitu reorientation, mahasiswa mengekspresikan pendapat pribadi tentang kejadian yang telah diceritakan. Adapun hasil penilaian kemampuan awal mahasiswa baru dalam menulis sangat buruk. Dari perhitungan rata-rata kelas diketahui bahwa kemampuan mahasiswa dalam menulis adalah 51 dan semua mahasiswa (36 orang) yang tidak mencapai kriteria nilai yang sudah ditentukan. Angka tersebut jauh dari apa yang diharapkan oleh peneliti selaku dosen. Perolehan nilai tersebut disebabkan salah satunya kurangnya latihan menulis ketika mahasiswa masih duduk di SMA. Penyebab lainnya adalah rendahnya minat menulis. Mahasiswa belum tertarik untuk menulis karena belum tahu kaidah-kaidah menulis. Kemudian, menurut mahasiswa menulis merupakan hal yang membosankan (hasil wawancara di kelas). Siklus 1 Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan 4) refleksi. Kegiatan dilaksanakan pada semester genap, yaitu bulan Mei sampai dengan Juni 2016. Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan satuan acara perkuliahan 17

(SAP) berdiskusi dengan kolaborator (dosen Writing lainnya), penyusunan SAP dilakukan sebagai langkah strategis agar perkuliahan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Di dalam SAP memuat langkah-langkah pembelajaran yang mengarah kepada proses menulis (preparing to write drafting, dan revising). Sebelum melakukan tindakan, tulisan mahasiswa dikoreksi bersama (peneliti dan kolaborator), kemudian hasil koreksian tersebut dibagikan kepada mahasiswa yang bersangkutan. Tindakan Sebelumnya, mahasiswa diminta untuk menulis recount text dengan tema pengalaman yang mengesankan selama di SMA. Kemudian, mahasiswa mengumpulkan hasil tulisan kepada peneliti. Setelah peneliti menerima karya mahasiswa, peneliti mengoreksi tulisan mahasiswa satu persatu. Untuk memastikan koreksian peneliti bagus, peneliti dibantu kolaborator untuk mengecek (konfirmasi) apakah ada koreksian yang terlewati. Peranan kolaborator ini sangat membantu peneliti dalam memberikan koreksian, sehingga kecil kemungkanan terjadi kesalahan dalam proses pengoreksian. Setelah mahasiswa menerima karya tulis mahasiswa (sudah koreksi), mahasiswa diminta untuk membaca serta memahami kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan pada saat memulai penulisan. Peneliti mempersilakan mahasiswa untuk bertanya terkait dengan kesalahan yang mahasiswa perbuat. Kemudian, peneliti menjawab pertanyaan-pertanyaan mahasiswa dengan menjelaskan permasalahan yang terjadi dalam tulisan mahasiswa. Peneliti juga menjelaskan kesalahan umum yang terjadi di kelas. Misalnya kesalahan pada grammar, contoh penggunaan tenses, S+V agreement, penggunaan kalimat aktif dan pasif, dan sebagainya. Berkenaan materi mata kuliah, peneliti melanjutkan perkuliahan dengan memberikan materi tentang recount text secara umum. Selanjutnya para mahasiswa diminta menulis kembali atau menceritakan kembali pengalaman yang paling mengesankan dengan konsep yang sudah dijelaskan sebelumnya. Mahasiswa diminta untuk menulis yang diawali dengan orientation, kemudian 18

Jurnal Edukasi, Vol. 15, No. 1, Juni 2017 diminta menulis tentang event, dan reorientation. Orientation merupakan pengenalan yang menceritakan menceritakan siapa saja yang terlibat dalam cerita, apa yang terjadi, di mana tempat peristiwa terjadi, dan kapan terjadi peristiwanya. Pada bagian event, mahasiswa menulis alur dan urutan cerita yang terjadi pada saat mahasiswa duduk bangku SMA. Selanjutnya, reorientation, merupakan pernyataan komentar mahasiswa tentang cerita tersebut. Setelah menulis, mahasiswa diminta mengumpulkan hasil karya mahasiswa dan sebelum menutup, ada salah satu mahasiswa bertanya terkait dengan materi pembelajaran. Setelah hasil karya tulis mahasiswa dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengoreksinya. Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang membutuh tenaga dan akurasi karena dengan jumlah mahasiswa yang relatif banyak (36 orang). Pekerjaan tersebut membutuhkan waktu yang. Oleh karenanya, peneliti selaku dosen harus bekerja ekstra agar tulisan bisa terkoreksi semuanya. Pengamatan Semua permulaan sulit, hal tersebut tepat diungkapkan ketika peneliti dan kolaborator melaksanakan penelitian pada saat pertama kali mengimplementasikan direct correction. Hasil pengamatan di dalam kelas menunjukkan mahasiswa masih terdapat 3 orang yang bertanya seputar kesalahan yang telah mahasiswa perbuat. Hal tersebut berarti mahasiswa masih dikatakan pasif dalam memberikan response terhadap apa yang mahasiswa lakukan (karya tulis), sehingga menyulitkan bagi peneliti dalam memberikan feedback. Agar penjelasan tidak melebar, maka peneliti langsung menjawab dengan singkat dan terarah. Mahasiswa tersebut menjalar kemana-kemana (topik yang dibahas), hal tersebut sebenarnya menarik karena sebuah implikasi bahwa mahasiswa yang kritis. Kemudian, ada salah satu mahasiswa penanya yang sangat detail, terutama tentang kesalahan grammar, punctuation, dan sebagainya. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan menambah wawasan bagi mahasiswa di kelas. Refleksi Hasil refleksi terhadap hasil pengamatan tentang tindak pembelajaran yang dilakukan kolaborator, dan reaksi mahasiswa, peneliti memutuskan untuk 19

mengubah tindakan awal menjadi: (1) penyampaian informasi langkah-langkah penulisan draft agar bisa direvisi di tindakan berikutnya (siklus kedua) oleh mahasiswa; (2) untuk mengatasi tidak optimalnya pengkoreksian draft, peneliti meminta bantuan kepada kolaborator dalam mengoreksi; (3) penyampaian feedback secara lisan perlu dilakukan untuk menambah pemahaman mahasiswa terhadap kesalahan yang sudah diperbuat; dan (4) menunjukkan contoh recount text secara online kepada mahasiswa sebagai salah satu bentuk perbaikan bahasa (sesuai dengan Standard English). Siklus 2 Perencanaan Berdasarkan siklus 1, peneliti dan kolaborator merencanakan perkuliahan, sebagai langkah strategis dalam mencapai indikator pencapaian. Peneliti memulai pembelajaran dengan memberikan penjelasan kepada seluruh mahasiswa terkait kesalahan umum yang terdapat di draft mahasiswa. Kesalahan umum tersebut meliputi, S+V agreement, verbtenses, punctuation, penggunaan active dan passive voice, dan pronouns. Atas dasar temuan tersebut, peneliti berencana untuk menjelaskan lebih detail mengenai permasalahan yang dialami oleh mahasiswa. Bekerja sama dengan kolaborator, peneliti merancang perkuliahan agar semua materi bisa tersampaikan sebagai berikut: Tabel 2. Rancangan Perkuliahan Siklus 2 Pertemuan I II III Materi S+V agreement, verb tenses, dan punctuation Active dan Passive voice, dan pronouns Writing final draft dan submission Tindakan Sebelum memulai perkuliahan, peneliti mengkonfirmasi kembali apakah mahasiswa telah memahami apa yang sudah dijelaskan pada pertemuan 20

Jurnal Edukasi, Vol. 15, No. 1, Juni 2017 sebelumnya. Kemudian, mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang tiga materi, yaitu S+V agreement, verb tenses, dan punctuation. Hal tersebut dilakukan karena mahasiswa juga melakukan kesalahan pada materi S+V agreement, verb tenses, dan punc. Peneliti meminta mahasiswa untuk membuka serta membaca tulisan mahasiswa dengan memahami koreksian yang sudah peneliti berikan. Dengan berbekal hasil koreksian tersebut, mahasiswa bisa mempelajari serta serta memahami kesalahan yang sudah mahasiswa lakukan, serta dengan begitu, peneliti bisa lebih fokus untuk menjelaskan materi di dalam kelas. Setelah mahasiswa tidak mengajukan pertanyaan lagi peneliti menerangkan materi yang yang belum dibahas sampai berakhir jam perkuliahan. Pengamatan Dari hasil pengamatan yang dilakukan langsung dan dibantu oleh kolaborator, menunjukkan bahwa antusias pertanyaan yang dilontarkan mahasiswa walaupun tidak sebagian besar namun paling tidak mahasiswa lain dapat mendengarkan serta memerhatikan jawaban pertanyaan yang disampaikan oleh dosen. Kemudian, setelah perkuliahan selesai, para mahasiwa kembali menulis tentang pengalaman mahasiswa waktu SMA. Pada saat yang bersamaan, dosen memerhatikan mahasiswa dan memberikan arahan ketika ada pertanyaan dari mahasiswa. Refleksi Pada siklus 2, terlihat adanya perbedaan khususnya situasi pembelajaran. Antusias mahasiswa bertanya mulai muncul walaupun tidak 100%. Namun, dilihat dari aktivitas belajar, mahasiswa lebih semangat dalam memperbaiki hasil karya tulis mahasiswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa semakin mengerti atau memahami keselahan-kesalahan yang sudah mahasiswa lakukan sehingga mahasiswa tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di masa yang akan datang. Peningkatan Kemampuan Menulis mahasiswa Pelaksanaan proses pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas dilakukan 21

dengan subyek saja, yaitu kelas A sore dalam mata kuliah Writing for Spesific Paper. Penilaian yang digunakan dalam penelitian yaitu dalam hal indikator kinerja menetapkan 70% mahasiswa mencapai kriteria ketuntasan. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, pelaksanaan proses pembelajaran masih terdapat kelemahan, diantaranya penggunaan waktu yang kurang efektif dan penjelasan dari terhadap materi (kesalahan mahasiswa dalam penulisan) belum sepenuhnya dijelaskan. Dari mahasiswa minat belajar terlihat kurang aktif sehingga mahasiswa kesulitan dalam menciptakan ide dan dosen juga kurang memicu keterlibatan mahasiswa dalam belajar sehingga mahasiswa cenderung tidak disiplin dan kurang memerhatikan dosen. Hal tersebut dibukttikan dengan pertanyaan dari mahasiswa setelah menerima hasil koreksian dari dosen sehingga pencapaian tidak sesuai dengan harapan yaitu 47,2% dari 36 mahasiswa dan nilai rata-rata 67, dan hanya ada 17 orang mencapai nilai 70 atau ke atas. Berangkat dari pengalaman dari siklus 1, perlu adanya strategi bagi dosen, terutama memberikan motivasi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Seperti yang sudah dijelaskan pada pelaksanaan dan hasil pengamatan, terbukti bahwa dosen dalam memperbaiki pembalajaran membuahkan hasil yang baik, yaitu pencapaian kemampuan mahasiswa dalam menulis sebesar 70%. Mahasiswa yang mencapai nilai 70 atau keatas sebanyak 25 orang, dengan rata-rata kelas sebesar 71. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pembalajaran sudah membaik. Pembahasan Koreksi tertulis (KT) dilakukan untuk menyajikan Standard English kepada mahasiswa karena masih memerlukan pengetahuan tentang aturan yang benar, atau mungkin, tidak teliti dalam menggunakan tata bahasa. Namun, dengan tata bahasa analitik (analitic grammar) yang eksplisit, pengetahuan sehingga mahasiswa dapat menggunakan tata bahasa dengan benar (Greenbaum dan Nelson, 2002: 1). Banyak mahasiswa yang hasil karya tulisnya ditandai (koreksi) di atas kertas, dengan begitu dapat mengetahui kesalahan tata bahasa. Misalnya, kata kerja, kata modal + konstruksi verba, kata ganti pribadi, genitive 's, yang "menjadi" penggunaan, penggunaan artikel, penambahan -ed dan -ing bentuk, 22

Jurnal Edukasi, Vol. 15, No. 1, Juni 2017 penggunaan preposisi, pluralisasi dari kata benda, perangkat kohesif (ditemukan dari lembar kerja). Koreksi tata bahasa sangat penting dengan memahami kesalahan yang telah mahasiswa perbuat dan belajar dari hal tersebut, dan ketelitian mahasiswa untuk menulis bisa meningkatkan. Namun, Truscott sangat tidak sependapat terhadap KT pada tata bahasa (Ferris dan Hedgcock, 2005: 262). Kehadiran artikel oleh Truscott menyebabkan perdebatan. Namun demikian, masalahnya adalah bahwa jika dosen tidak memperbaiki kesalahan tata bahasa mahasiswa, akan terjadi fosilisasi (kesalahan yang terus-menurus) dan akan menjadi sangat sulit untuk dihilangkan. Oleh karenanya, koreksi tata bahasa diperlukan untuk membantu mahasiswa untuk lebih memahami tata bahasa sehingg mahasiswa dapat meningkatkan ketelitian dan kualitas tulisan. Tidak hanya tata bahasa, pengoreksian terhadap isi tulisan (writing content) juga penting karena pernyataan dari Coffin, et al. (2003: 105) yang menyatakan bahwa pengoreksian tentang isi dari penulisan esai adalah bentuk perhatian dosen di universitas tertentu. Sudah selayaknya dosen memberikan KT. Salah satu cara pemberian KT adalah berkenaan dengan teknik koreksi tertulis menyebutkan salah satunya adalah Direct Correction (DC) (Ellis, 2009). DC merupakan teknik pengkoreksian dimana dosen tidak hanya memberikan tanda (coretan) pada tulisan yang salah, tetap juga pembetulannya. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa upaya dosen dalam memberikan KT tipe DC ingin secara intensif mengoreksi kesalahan tulisan mahasiswa sehingga mengetahui kesalahan serta pembetulannya. Hal serupa juga dilakukan oleh studi sebelumnya, yaitu Kao (2013), serta Farid dan Samad (2012). Hasil penelitian eksperimen menunjukkan bahwa koreksi langsung (DC) efektif dalam menulis artikel berbahasa Inggris. Pentingnya koreksi tertulis penting diterapkan oleh dosen dalam membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuannya dalam menciptkan karya tulis yang baik. Akan tetapi, penerapan KT harus benar-benar memerhatikan konsep yang ada, misalnya Ferris dan Hedgcock s (2005: 197) yang menyatakan bahwa koreksi (feedback) pada awal penulisan draft merupakan formative, yang membantu 23

mahasiswa melihat dimana pengembangan teks yang ditulis dapat meningkat atau koreksi diberikan pada akhir menulis (final draft). Dalam penelitian tindakan yang dilakukan, paling tidak ada beberapa hal yang menjadi kelemahan yang memungkinkan perlu adanya penelitian berikutnya, diantaranya adalah: (1) penerapan pengoreksian ini memerlukan waktu yang sangat lama, untuk perlunya ada bantuan dari dosen yang lain; (2) keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran kurang karena tidak banyak mahasiswa yang bertanya terkait dengan kesalahan yang sudah mahasiswa lakukan; dan (3) perlu energi yang lebih, karena dalam pengoreksian dosen harus teliti dan benar mengoreksi segala aspek dalam tulisan mahasiswa. Dari kelemahan tersebut, tidak hal ini sebagai pertimbangan atau langkah konstruktif sehingga kelemahan tersebut bisa diminimalisir. SIMPULAN Penerapan KT yang dikemas dalam penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya dosen dalam meningkatkan pembelajaran writing berdasarkan hasil penelitian terutama hasil group discussion di kelas, semua mahasiswa sepakat bahwa mahasiswa membutuhkan koreksi dari dosen. Hal tersebut yang menjadikan dasar dilakukannya penelitian. Implementasi DC dilakukan dengan cara mengoreksi karya tulis mahasiswa setelah menulis teks berupa recount text. Kemudian, dosen mengoreksinya dengan menggunakan DC. Setelah semua karya tulis mahasiswa dikoreksi, kemudian diserahkan kepada mahasiswa untuk dibaca, dipahami serta direvisi. Diskusi dengan mahasiswa juga dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya hal-hal yang masih belum dipahami, dan dosenpun menjelaskan secara mendalam materi atau kesalahan yang sudah dilakukan oleh mahasiswa. Pada pertemuan berikutnya, mahasiswa mengumpulkan kembali karya tulis yang sudah direvisi, kemudian dosen membawa pulang untuk dikoreksi kembali, dan diserahkan kembali kepada mahasiswa pada pertemuan berikutnya, begitu seterusnya sampai materi kuliah selesai. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus 1, kemampuan 24

Jurnal Edukasi, Vol. 15, No. 1, Juni 2017 menulis mahasiswa masih dikatakan kurang dari apa yang diaharapakan peneliti, yaitu hanya ada 17 orang atau 47,2% mencapai nilai 70 atau keatas. Peneliti berusaha memperbaiki kekurangan tersebut pada siklus 2. Adapun hasil dari siklus 2 menunjukkan bahwa ada 70% atau ada 25 orang mahasiswa yang mencapai nilai 70 atau keatas, dengan rata-rata kelas sebesar 71 yang sebelumnya (siklus I) sebesar 67. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah membaik dan tidak perlu lagi ada siklus berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Adler-Kassner, L. & O Neill, P. 2010. Reframing Writing Assessment to Improve Teaching and Learning. Utah: Utah State University Press. Broad, B. 2003. What We Really Value, Beyond Rubrics in Teaching and Assessing Writing. Utah: Utah State University Press. Coffin, C., Curry, M. J., Goodman, S., Hewings, A., Lilis, T. M., & Swann, J. 2003. Teaching Academic Writing: A Toolkit for Higher Education. London: Routledge. Craig, J. N. 2013. Integrating Writing Strategies in EFL/ESL University Contexts: A Writing-Across-the Curriculum Approach. New York: Routledge. Dayat, Shinta, D., & Syahadati, E. 2015. Efektivitas Direct Corretion dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Bahasa, 4 (2): 188-197. Ellis, R. 2009. A Tyopology of Written Correction Feedback Types. Oxford University Press: ELT J, 63 (2). Farid, S., Samad, A., & Adlina. 2012. Effects of Different Kind of Direct Feedback on Students Writing. Kuala Lumpur. Language Academy, Universiti Teknologi Malaysia: The 8th International Language for Specific Purposes (LSP) Seminar-Aligning Theoretical Knowledge with Professional Practice. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 66: 232 239. Ferris, D. R. & Hedgcock, J. S. 2005. Teaching ESL Composition; Purpose, Process, and Practice: Second Edition. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Fitri, Y., dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Tenaga Pendidik Profesional. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Greenbaum, S. & Nelson, G. 2002. An Introduction to English Grammar (2nd ed.). Edinburgh. Pearson Education Limited. Harris, K. R. & Graham, S. 2012. Teacher s Guide to Effective Sentence Writing. New York: The Guilford Press. Kao, C. W. 2013. Effects of Focused Feedback on the Acquisition of Two English Articles. The Electronic Journal for English as a Second Language. 17 (1). Available: http://www.tesl-ej.org/wordpress/issues/volume17/ej65/ ej65a3/. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai 25

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Lieberman, A. & Wood, D. R. 2003. Inside National Writing Project; Connecting Network Learning and Classroom Teaching. New York: Teacher College Press. Nawawi, H. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 26