Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

dokumen-dokumen yang mirip
Modul 7 PERKEMBANGAN JIWA AGAMA PADA USIA DEWASA

Modul 2 SEJARAH PSIKOLOGI AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

Modul 3 OBYEK DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah dalam dua dimensi untuk melakukan hal-hal positif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

PERAN AGAMA DI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Yuliandre

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB II LANDASAN TEORI. dengan murabbi, mu alim dan muaddib. Kata murabi berasal dari kata

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. dikaji, pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pentingnya hidup beragama (Daradjat, 1990 : 35).

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

1 Mahmud Yunus, Pedoman Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1980), hal. 127.

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB II PERILAKU KEAGAMAAN DAN NILAI-NILAI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Dan Aku (Allah ) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. (QS. Adz- Dzariyat: 56)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

Modul 5 PERKEMBANGAN JIWA AGAMA MASA ANAK-ANAK

Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat istimewa, karena manusia berbeda dengan makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. perkembangan modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral keimanan

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

HaidarPputra Daulay, Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2004, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. perasaan untuk menanggapi bahwa terdapat kekuatan lain yang maha besar

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional begitu cepat dan dekat. Sekat-sekat geografis menjadi lebih cair.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Suroso Abdussalam, Arah & Asas Pendidikan Islam, Sukses Publising, Bekasi Barat, 2011, hlm. 38.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

Landasan Agama Bimbingan dan Konseling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengalaman Beragama. Pengalaman beragama menurut Glock & Stark (Hayes, 1980) adalah

Disebarluaskan melalui: website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (supernatural) (Jalaluddin, 2002). Manusia di mana pun berada dan bagaimana pun

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kuantitas lembaga. sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Toleransi beragama harus tercermin pada tindakan-tindakan atau

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Islam Kontemporer, 1999), hal Muhammad Zuhali, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini,

Pendidikan Pancasila. Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dewasa. Remaja memiliki beberapa karakter yang khas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS. Berdasarkan data yang telah disajikan berkenan dengan persepsi psikolog

Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhanya. Khususnya

Transkripsi:

Pengertian dan manfaat Psikologi Agama Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa memahami perkembangan jiwa keagamaan manusia mulai dari masa kanak-kanak sampai lanjut usia, dimana perkembangan jiwa keagamaan tersebut dipengaruhi oleh dinamika kejiwaan. Hal ini penting untuk diketahui karena mahasiswa PAI disiapkan untuk menjadi guru agama yang bukan hanya bertugas untuk memahamkan materi pelajaraan keagamaan, namun tugas yang lebih berat adalah membentuk jiwa keagamaan anak didiknya agar menjadi lebih baik. Pada modul 1 ini, mahasiswa akan diajak untuk memahami tentang pengertian Psikologi Agama dan manfaatnya dalam proses pembelajaran dan pembentukan karakter kepribadian peserta didik. Untuk membantu pemahaman tersebut, maka pada Modul 1 ini akan dibagi menjadi: Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Psikologi Agama Kegiatan Belajar 2 : Manfaat mempelajari Psikologi Agama Setelah mempelajari Modul 1, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian Psikologi Agama 2. Menjelaskan tentang manfaat mempelajari Psikologi Agama 3. Mengidentifikasi perkembangan jiwa keagamaan. Untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari modul 1 ini, ada baiknya diperhatikan petunjuk berikut ini: 1. Lakukan diskusi dengan teman 2. Baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan 3. Kerjakan latihan yang disediakan. Selamat Belajar 1

Modul Psikologi Agama A. Pengantar Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini telah dibekali berbagai potensi diri. Dengan mengembangkan potensi tersebut diharapkan manusia mampu menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah dan khalifah Allah. Di antara potensi tersebut adalah potensi beragama. Fitrah beragama pada diri manusia merupakan naluri yang menggerakkan hatinya untuk melakukan perbuatan suci yang diilhami oleh Tuhan Yang maha Esa. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Ruum ayat 30: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebnayakan manusia tidak mengetahui, Ayat diatas menjelaskan bahwa menurut fitrahnya, manusia adalah makhluk beragama. Dalam istilah lain disebut sebagai Homo Religion atau Homo Dividian (makhluk yang bertuhan), karena secara naluri manusia pada hakikatnya selalu meyakini adanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Manusia pada dasarnya adalah homo religious (mahluk beragama). Agama merupakan pengalaman dunia-dalam diri seseorang tentang ketuhanan disertai keimanan dan peribadatan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 1 Selain itu, agama menjadi ikatan suci yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu 1 Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung: Sinar Baru, 1991), h.46 2

Pengertian dan manfaat Psikologi Agama kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan pancaindera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali dalam kehidupan sehari-hari 2. Agama juga membawa peraturanperaturan yang merupakan hukum yang harus dipatuhi penganutnya. Lebih lanjut, agama memang menguasai diri seseorang dan membuat mereka tunduk dan patuh terhadap Tuhan dengan menjalankan ajaran-ajaran agama dan meninggalkan larangan-nya 3. Ahmad Yamani mengemukakan bahwa tatkala Allah membekali manusia dengan nikmat berpikir dan daya penelitian, diberi-nya pula rasa bingung dan bimbang untuk memahami dan belajar mengenali alam sekitarnya sebagai perimbangan dari rasa takut terhadap keganasan dan dahsyatnya kekuatan alam. Hal inilah yang mendorong manusia untuk mencari suatu kekuatan yang dapat melindungi dan membimbingnya di saat yang mengkhawatirkan kehidupan mereka. Dalam ajaran agama Islam bahwa adanya kebutuhan terhadap agama disebabkan oleh karena manusia sebagai mahluk Tuhan dengan berbagai fitrah yang dibawa sejak lahir. Salah satu fitrah tersebut adalah kecenderungan terhadap agama. Hasan Langgulung mengatakan: salah satu cirri fitrah manusia ialah: manusia menerima Allah sebagai Tuhan, dengan kata lain manusia itu dari asalnya mempunyai kecenderungan beragama, sebab agama itu sebagaian dari fitrahnya. Pengaruh agama terhadap sikap dan perilaku seseorang cukup besar, karena cara berpikir, bersikap, bereaksi dan bertingkah laku seorang individu tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya. Dan keyakinan tersebut akan masuk kedalam konstruksi kepribadiannya 4. Kesadaran beragama sebagai 2 Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Beberapa Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1979), h.8 3 Ibid, h.9 4 Zakiah Darajat, Peranan Agama dalam Keseshatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1971), h.2 3

Modul Psikologi Agama manifestasi dari keyakinan seseorang terhadap agama akan mempengaruhi cara berpikir, menghayati setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup, dan bersikap atau berperilaku. Hal ini berarti, bahwa baik tidaknya-kesadaran beragama akan mempengaruhi baik tidaknya-perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran beragama merupakan bagian atau segi yang hadir (terasa) dalam pikiran yang dapat diuji melalui instropeksi atau dapat dikatakan bahwa ia adalah aspek mental dan aktivitas kejiwaan dalam beragama 5. Jalaluddin Rahmat 6 menyatakan bahwa, kesadaran orang untuk beragama merupakan kemantapan jiwa seseorang untuk memberikan gambaran tentang bagaimana sikap keberagamaan mereka. Sedangkan menurut Abdul Aziz Ahyadi 7 kesadaran beragama meliputi rasa keagamaan, pengalaman ketuhanan, keimanan, sikap, dan tingkahlaku keagamaan yang terorganisasi dalam sistem mental dan kepribadian. Keadaan ini dapat dilihat dari sikap keberagamaan yang terdeferensiasi dengan baik, motivasi kehidupan yang dinamis, pandangan hidup yang komprehensif, adanya semangat dalam pencarian dan pengabdian kepada Tuhan, dan adanya kemauan untuk melaksanakan perintah agama secara konsisten. Orang yang memiliki kesadaran beragama yang mantap akan mampu menunjukkan kepribadian yang mantap pula. Hal ini terjadi karena kesadaran beragama merupakan dinamika psikologis seseorang yang meliputi pengetahuan agama, rasa keagamaan, pengalaman ketuhanan, keimanan, sikap dan tingkah laku keagamaan, yang semuanya terorganisasi dalam sistem mental dan kepribadian 8. Karena agama melibatkan seluruh fungsi jiwa raga manusia, maka kesadaran beragamapun mencakup aspek kognitif 5 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h.3-4 6 Jalaluddin Rahmat, Psikologi Agama, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h.106 7 Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung: Sinar Baru, 1991), h.47 8 Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), h.98 4

Pengertian dan manfaat Psikologi Agama (pengetahuan agama), afektif (rasa keberagamaan yang muncul dalam motivasi beragama), dan psikomotor (perilaku keagamaan) 9. Pembentukan kesadaran beragama dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama: faktor internal, yaitu segala sesuatu yang dibawanya sejak lahir dimana seseorang yang baru lahir tersebut memiliki kesucian (fitrah) dan bersih dari segala dosa serta fitrah untuk beragama. Kedua: faktor eksternal, yaitu faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan dan pembinaan, serta lingkungan masyarakat 10. B. Pengertian Psikologi Agama Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan, atau tingkah laku yang nyata. Obyek kajian psikologi adalah tingkah laku (perilaku) nyata yang dapat diobservasi secara langsung, bukan sesuatu yang bersifat ruhaniah (kejiwaan) dan abstrak. Oleh karena itu obyek kajian psikologi bersifat obyektif empiris. Para ahli psikologi memberikan definisi yang beragam tentang ilmu psikologi, diantaranya adalah: 1. Woordworth dan Marquis: Psychology is the sciencetific studies of the individual activities relation to environment. 2. Verbeek: Psikologi adalah ilmu yang menyelidiki penghayatan dan perubahan manusia ditinjau dari fungsinya sebagai subyek. 3. Bimo Walgito: psikologi merupakan suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari tentang tingkah laku serta aktivitas seseorang, dimana tingkah laku dan aktivitas tersebut merupakan manifestasi dari jiwa yang hidup/ aktif. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan dan 9 E. Koswara, Teori-teori Kepribadian, (Bandung: Eresco, 1991), h.125 10 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkemangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h.136 5

Modul Psikologi Agama tingkah laku seseorang. Munculnya tingkah laku tersebut sebagai manifestasi dari kondisi kepribadiannya yang dibentuk oleh faktor lingkungan, budaya, pendidikan, dan agama. Sedangkan pengertian agama menurut Harun Nasution, secara harfiah agama berasal dari kata al-diin, religi (relegere, religare). al- Diin dalam bahasa Semit berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab, mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, dan balasan. Pada dasarnya agama membawa peraturan-peraturan yang merupakan hukum yang harus dipatuhi penganutnya. Agama memang menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menjalankan ajaran-ajaran agama (Nasution, 1987). Selain itu kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu a berarti tidak, gam artinya pergi, sedangkan akhiran a merupakan kata sifat yang menguatkan yang kekal. Sehingga kata agama secara umum berarti pedoman hidup yang kekal. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa agama mengandung arti ikatan atau pedoman hidup yang kekal dan harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksudkan berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan pancaindera, namun mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Betitik tolak dari pengertian Psikologi dan Agama yang telah dijabarkan diatas, maka pengertian psikologi agama dapat dirumuskan. Menurut Zakiah Darajat, Psikologi agama adalah suatu cabang ilmu yang meneliti tentang pengaruh agama terhadap sikap dan tingkah laku manusia atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang, karena cara berpikir, bersikap, bereaksi, dan bertingkah laku seseorang tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadiannya. 6

Pengertian dan manfaat Psikologi Agama Sementara itu Jalaluddin Rahmat (1996), mendefinisikan psikilogi agama sebagai cabang ilmu yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan tersebut dilakukan melalui pendekatan psikologi. Berdasarkan pada definisis tersebut diatas, dapat diketahui adanya suatu pengertian yang bersifat umum, yaitu masalah proses kejiwaan terhadap agama serta pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengertian ini, paling tidak akan diperoleh gambaran tentang bagaimana fungsi dan pengaruh keyakinan terhadap suatu agama kepada sikap dan tingkah laku lahir (sikap dan bereaksi) dan batin (cara berpikir, merasa dan sikap emosi) seseorang. Gambaran tentang pengertian psikologi agama dapat dijelaskan dengan bagan berikut ini: Aspek-aspek Pembentuk Mental/ Kepribadian: 1.Lingkungan 2.Budaya 3.Kebiasaan-kebiasaan 4.Pendidikan 5.Agama Mental/ Kepribadian: Menjadi penggerak munculnya perilaku seseorang Perilaku yang tampak dan bisa diamati sebagai manifestasi dari kondisi mental/ kepribadian seseorang Bagan 1 Pengaruh agama terhadap pembentukan perilaku Sedangkan penulis menyimpulkan, bahwa psikologi agama adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mengkaji tentang gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku seseorang yang dapat diamati secara langsung, dimana gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku tersebut dibentuk dan dipengaruhi oleh aspek-aspek keagamaan yang dia yakini. Psikologi agama membatasi wilayah kajiannya hanya pada proses kejiwaan manusia yang dihayati secara sadar dalam kondisi normal, dan manusia 7

Modul Psikologi Agama yang memiliki norma-norma kehidupan luhur dan berperadaban. Psikologi agama tidak membahas masalah ajaran atau pokok-pokok keyakinan suatu agama, seperti sifat-sifat Tuhan, masalah surga dan neraka serta masalah gaib lainnya. Jadi, psikologi agama dalam kajiannya tidak menjangkau/ menyentuh bidang khusus yang menjadi wilayah kajian penelitian ilmu-ilmu agama. Adapun masalah-masalah yang mampu dijangkau dalam kajian psikologi agama adalah disekitar: bagaimana sikap batin seseorang dalam kaitannya dengan kepercayaannya kepada Tuhannya, adanya surga dan neraka, alam akhirat dan sebagainya. Selanjutnya, bagaimana keyakinan tersebut mempengaruhi dirinya atau sikap mentalnya, sehingga menimbulkan semangat berkorban dan beribadah yang sungguh-sungguh. Selain itu, timbul pula dari dalam dirinya macam-macam perasaan, seperti: rasa tenang, tenteram, sabar, dan tawakkal. C. Manfaat Psikologi Agama Psikologi agama sebagai salah satu cabang dari psikologi juga merupakan ilmu terapan. Psikologi agama sejalan dengan ruang lingkup pembahasannya telah banyak memberi sumbangan dalam memecahkan persoalan kehidupan manusia dalam kaitannya dengan agama yang mereka anut. Kemudian, bagaimana rasa keagamaan itu tumbuh dan berkembang pada diri seseorang dalam tingkat usia tertentu; bagaimana perasaan keagamaan itu dapat mempengaruhi ketentraman batinnya, dan berbagai konflik yang terjadi dalam diri seseorang hingga ia menjadi lebih taat menjalankan ajaran agamanya atau meninggalkan ajaran itu sama sekali. Hasil kajian psikologi agama dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Namun secara lebih spesifik ada tiga manfaat dalam mengkaji psikologi agama, yaitu: 1. Manfaat secara teoritis, yaitu: (1) mengkaji tentang perilaku-perilaku jiwa keagamaan; (2) mengakomodasi dan mengembangkan pemikiranpemikiran perilaku kegamaan. 8

Pengertian dan manfaat Psikologi Agama 2. Manfaat secara praktis, yaitu: dapat memahami perilaku-perilaku keagamaan yang didukung oleh motif-motif tertentu. Sehingga kita dapat membimbing orang yang berperilaku keagamaan tersebut. 3. Manfaat secara normatif, yaitu: dapat melihat perilaku keagamaan secara proporsional, yang mendorong masyarakat dapat hidup saling menghormati antar pemeluk agama sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama dan antar umat seagama. Selain itu, manfaat lain melakukan pengkajian psikologi agama bagi para tokoh agama, mubaligh, dan juru dakwah maupun guru agama adalah: (1) dapat mengetahui bahwa berbagai perilaku keagamaan tidak semuanya didasarkan pada keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi juga didorong oleh motif yang ada pada diri masing-masing individu. (2) motif setiap orang bisa berbedabeda, dimana bisa jadi dengan motif yang sama namun perilaku kegamaannya berbeda atau dengan perilaku keagamaan yang sama namun motifnya berbeda. (3) mampu memahami bahwa perubahan perilaku kegamaan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dirinya. (4) mampu membimbing peilaku keagamaan seseorang secara efektif dan efisien. D. Rangkuman Psikologi agama adalah suatu cabang ilmu yang meneliti tentang pengaruh agama terhadap sikap dan tingkah laku manusia atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang, karena cara berpikir, bersikap, bereaksi, dan bertingkah laku seseorang tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadiannya. Ada tiga manfaat dalam mengkaji psikologi agama, yaitu: 1. Manfaat secara teoritis, yaitu: (1) mengkaji tentang perilaku-perilaku jiwa keagamaan; (2) mengakomodasi dan mengembangkan pemikiranpemikiran perilaku kegamaan. 9

Modul Psikologi Agama 2. Manfaat secara praktis, yaitu: dapat memahami perilaku-perilaku keagamaan yang didukung oleh motif-motif tertentu. Sehingga kita dapat membimbing orang yang berperilaku keagamaan tersebut. 3. Manfaat secara 10ormative, yaitu: dapat melihat perilaku keagamaan secara proporsional, yang mendorong masyarakat dapat hidup saling menghormati antar pemeluk agama sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama dan antar umat seagama. E. Latihan 1 Psikologi Agama adalah salah satu cabang dari Psikologi. Jelaskan definisi dari Psikologi Agama menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat dan Dr. Jalaluddin Rahmat. 2 Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, secara harfiah agama berasal dari kata al- Diin dan juga dari bahasa Sansekerta a-gam-a. Jelaskan pengertian dari Agama dan mengapa manusia butuh beragama? 3 Ada lima aspek utama pembentuk Mental/ Kepribadian seseorang. Salah satu dari lima aspek tersebut adalah Agama. Jelaskan bagaimana peran Agama dalam pembentukan mental/ kepribadian seseorang. 4 Jelaskan manfaat Psikologi Agama secara teoritis, praktis, dan normatif. 10