BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diangkakan (Sugiyono, 2003). Maka jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

deskriptif korelation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif korelasional dan menggunakan rancangan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional,

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah. penelitian kuantitatif dengan tipe pendekatan model observasi

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode eksperimen semu (quasy-experiment design) dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif non eksperimental. Metode yang digunakan adalah descriptive

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kuantatif dengan metode komparatif menggunakan pendekatan retrospektif. Penelitian komparatif merupakan rancangan penelitian dengan membandingkan faktor-faktor dari fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau (Moh.Nazir, 1988). Pendekatan retrospektif berarti perjalanan waktu dimulai dari identifikasi faktor resiko sampai terjadinya outcome, namun seluruh kejadian terjadinya dimasa lalu (Dharma, 2011). Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui perbandingan jenis pekerjaan dan kebiasaan merokok pada pria dan wanita yang menderita penyakit TB paru di RSPAW Salatiga. 3.2. VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Dalam 31

32 penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Menurut (Sugiyono, 2010) variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Variabel bebas : Kondisi jenis pekerjaan, kebiasaan merokok. b. Variabel terikat : Pria dan wanita yang menderita TB paru. 3.3. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007).

33 Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian No Variabel Definisi Operasional Alat dan Cara Ukur Hasil Ukur Skala JENIS PEKERJAAN 1. Pekerjaan Pekerjaan yang dimiliki respondenya ng memberikan hasil secara ekonomis Kuesioner dengan 7 pertanyaan mengenai jenis pekerjaan dengan jawaban: - Pegawai negeri atau Anggota TNI/Polri -Pegawai swasta - Wiraswasta -Buruh -Tidak bekerja Bekerja dan tidak bekerja Nominal 2. Kebiasaan merokok KEBIASAAN MEROKOK Kuesioner dengan 9 pertanyaan mengenai kebiasaan merokok dengan jawaban: Perilaku merokok yang yang dilakukan oleh responden Ya : skor 1 Tidak : skor 0 Pada hasil ukur kebiasaan merokok didapatkan nilai rentangnya yaitu: Merokok : 4,5-9 Tidak merokok : 0-4,4 Nominal

34 3, Jenis Kelamin VARIABEL COUNFOUNDING Gender yang dibagi menjadi lakilaki dan perempuan. Responden mengisi jenis kelamin pada kuesioner 1. Laki-laki 2. Peremp uan 1. laki-laki 2. perempuan Nominal 3.4. POPULASI DAN SAMPEL 3.4.1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah pasien penderita tuberkulosis di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. 3.4.2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

35 maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan teknik total sampling atau sampling jenuh, yaitu teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2007). Adapun besarnya sampel dalam penelitian ini harus representatif bagi populasi, maka penentuan besar sampel menggunakan rumus Slovin (Winarsunu, 2004). n = N 1 + N(d 2 ) Keterangan : n = besar sampel N = besar populasi d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang digunakan yaitu 10% atau 0,1 n = 49 1 + 49 (0,12) 49 1 + 49 0.01 49 1,49 n = 33

36 Besar sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 33 responden. Dengan mengambil nilai rata-rata pasien TB paru pada bulan Januari-Maret 2012 adalah adalah 49 pasien TB paru. Maka sampelnya adalah pasien penderita Tuberkulosis paru di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga berjumlah 33 responden. 3.4.3. Kriteria Sampel Penelitian Kriteria inklusi merupakan subjek penelitan mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam, 2003). Kriteria inklusi responden dalam penelitian ini yaitu : pasien penderita tuberkulosis paru, usia 15 tahun, bisa membaca dan menulis dan bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Hidayat, 2007). Kriteria ekslusi dalam penelitian ini yaitu : pasien mengalami penurunan kesadaran dan komplikasi.

37 3.5. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Penelitian ini berlangsung pada tanggal 4 Agustus-19 Agustus 2012. Alasan pemilihan tempat penelitian di RSPAW Salatiga adalah lokasi penelitian yang tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal peneliti, mempermudah pelaksanaan penelitian dari segi waktu, tenaga dan biaya. Terdapat kasus TB Paru yang cukup banyak di RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. 3.6. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 3.6.1. Instrumen Pengumpulan Data Teknik yang dipergunakan adalah menyebar kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang dia ketahui (Arikunto, 2006). Bentuk kuesioner yang dipilh adalah kuesioner langsung tertutup. Kuesioner dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden yang telah tertera di kuesioner tersebut (Burhan Bungin,

38 2006). Kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah dimodifikasi dari kuesioner penelitian sebelumnya (Apriani, 2001). Lembar kuesioner pencatatan untuk mengumpulkan data mengenai jenis pekerjaan dan kebiasaan merokok pada pasien penderita TB paru di RSPAW Salatiga. Jumlah item ini sebanyak 15 soal dengan menggunakan skala Guttman, yang terdiri dari 2 pilihan jawaban yaitu ya dan tidak. Kemudian hasil pengukuran dikategorikan sebagaimana telah ditulis dalam definisi operasional antara lain untuk nilai rentang jenis pekerjaan adalah beresiko: 3,5-7 dan tidak beresiko: 0-3,4. Sedangkan nilai rentang kebiasaan merokok adalah merokok: 4,5-9 dan tidak merokok: 0-4,4. Perhitungan rentang skor didapatkan melalui rumus sebagai berikut: i = Skor tertinggi Skor terendah Banyaknya Kategori Keterangan : Skor tertinggi : Banyaknya soal x Skor kategori tertinggi Skor terendah : Banyaknya soal x Skor kategori terendah

39 Banyaknya kategori : Jumlah skor kategori (Azwar, 2008). Tabel 3.2 : Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Variabel Indikator No. Item Favorable Unfavorable Jenis Pekerjaan 2,7,8, 9,1 3, 4, 5, 6 pekerjaan Kebiasaan merokok Merokok 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 3.7. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Beberapa hal yang dilakukan pada tahap persiapan adalah proses perijinan. Peneliti meminta surat pengantar dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana yang ditujukan kepada Kepala Direktur RS. Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Untuk memohon ijin melakukan penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan yaitu:

40 a. Melakukan pengambilan data Peneliti mengambil sampel dan membagikan kuesioner kepada responden penelitian. b. Mengumpulkan dan menyiapkan data untuk diolah Peneliti melakukan pengumpulan data melalui kuesioner dan menyiapkannya untuk diolah ke dalam komputer. 3. Tahap Akhir Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap akhir yaitu: a. Mengecek kembali data yang telah dikumpulkan. b. Memberikan skoring pada data dari kedua instrumen. c. Memasukkan data ke software komputer untuk dilakukan pengolahan data. d. Mengecek ulang data kuesioner dengan data yang telah dimasukkan kedalam software komputer. e. Menginterpretasikan hasil analisis statistik berdasarkan tinjauan teori yang telah disusun sebelumnya. f. Melakukan analisa dan pembahasan berdasarkan data yang telah diproses. g. Menarik kesimpulan. h. Mengajukan saran tindak lanjut.

41 3.8. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Instrumen atau alat pengumpulan data sebelum digunakan dalam pengumpulan data, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji kuesioner yaitu uji validitas dan reliabilitas di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga pada tanggal 19 Juli-3 Agustus 2012. Uji kuesioner ini diadakan selama 2 minggu. Peneliti melakukan perijinan untuk melakukan uji kuesioner yaitu dengan memberikan surat ijin uji validitas dan reliabilitas yang dibuat oleh Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW kepada Direktur Utama RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. 3.8.1. Uji Validitas Uji Validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat digunakan dalam suatu pengukuran. Validitas menunjukkan ketepatan pengukuran suatu instrumen, artinya suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Dharma, 2011). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan corrected item correlation. Menurut Syarifudin (2009), untuk suatu instrumen dianggap valid jika nilai corrected item total correlation (r hitung) lebih besar dari r tabel. Uji validitas pertama dan kedua dilakukan pada 15 responden,

42 maka diperoleh r tabel N=15 dengan signifikansi 5% sebesar 0,514. (Riduwan & Akdon, 2009). Jika nilai r tabel terlalu tinggi maka dapat menurunkan koefisiensi korelasinya menjadi 0,30 (Azwar, 1999). Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas angket menggunakan rumus Person Product Moment, setelah itu dilihat penafsiran dari indeks korelasinya (r tabel ). Rumus Person Product Moment: r xy = N XY-( X) ( Y) {(N X 2 ) ( X 2 )} {N Y 2 ( Y 2 ) } Keterangan : r xy = koefisiensi korelasi X = jumlah skor item Y = jumlah skor total N = jumlah responden Pengujian validitas dengan bantuan program SPSS For Windows menghasilkan nilai korelasi dan signifikansi. Suatu item pertanyaan dikatakan tidak valid apabila memiliki nilai rhitung>rtabel (sesuai dengan nilai ketetapan r Person Product Moment) (Hidayat, 2007).

43 Dari hasil perhitungan hasil uji validitas tahap pertama terlihat bahwa 16 item jenis pekerjaan dan kebiasaan merokok yang telah di uji dengan corrected item to total correlation (r hitung) dan kemudian dibandingkan nilai dengan r tabel N=15 dengan signifikasi 5% (0,30) terdapat 4 item yang tidak valid, yaitu nomor 2(r= -0,336), nomor 3(r=-0,082), nomor 5(r=0,182 ), nomor 9 (r=0,259). Dengan 4 item yang tidak valid tersebut diganti redaksional pertanyaannya sehingga lebih fokus dan jelas. Selanjutnya dilakukan uji validitas tahap kedua terlihat bahwa dari 16 item jenis pekerjaan, kebiasaan merokok yang telah diuji dengan dengan corrected item to total correlation (r hitung) dan kemudian dibandingkan nilainya dengan r tabel N=15 dengan signifikansi 5% (0,30) terdapat 1 item yang tidak valid, yaitu nomor2 (r= -0,369). Kemudian item yang memiliki koefisien validitas minimal 0,30 berdasarkan pedoman (Azwar, 1999), yaitu item 1 dibuang. Sehingga 15 item yang dapat digunakan pada variabel jenis pekerjaan, kebiasaan merokok. 3.8.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran. Reliabilitas menunjukkan apakah

44 pengukuran menghasilkan data yang konsisten jika instrumen digunakan kembali secara berulang (Dharma, 2011). Pada penelitian ini uji instrumen dilakukan di RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga pada pasien sesuai kriteria inklusi dengan sampel yang berjumlah 15 pasien. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Croncbrach: r = (k) (1- σ b 2 ) (k-1) σ 2 t Keterangan : r = koefisiensi reliabilitas alpha cronbach K = banyaknya butir pertanyaan dan banyaknya soal σ b 2 = jumlah varians butir σ 2 t = varians total (Arikunto, 2006) Untuk menentukan reabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh George & Mallery (1995) sebagai berikut: α 0,7 α<α 0,8 : tidak dapat diterima : dapat diterima 0,8 <α 0,9 : reabilitas bagus α > 0,9 : reabilitas memuaskan

45 Nilai Alpha Croncbrach untuk jenis pekerjaan, kebiasaan merokok sebesar 0.898 dan termaksud pada kategori reliabilitas memuaskan, sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 3.9. PROSES PENGOLAHAN DATA 3.9.1. Editing data Memastikan kelengkapan dan kejelasan setiap aspek yang diteliti, yaitu dengan melakukan pengecekan terhadap kuesioner untuk memastikan bahwa kuesioner telah lengkap dan jelas. 3.9.2. Coding data Pengkodean dilakukan untuk memudahkan analisis. Kegiatan pengubahan data lebih ringkas dengan menggunakan kode yang dirumuskan untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisis data. 3.9.3. Tabulasi Memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.

46 3.9.4. Entry data Data dari kuesioner dimasukkan ke dalam program computerize SPSS. 3.10. ANALISIS DATA Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan dengan sistem komputerisasi dengan program SPSS. 3.10.1. Analisa Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoadmojo, 2010). Analisa univariat pada penelitian menggunakan jumlah dan proporsi karena jenis data untuk variabel dependen dan independenya adalah kategorik. 3.10.2. Analisa Bivariat Analisa Bivariat adalah analisis untuk mengetahui hubungan antara dua variabel untuk mengetahui hubungan antara data dari variabel bebas dengan variabel terikat (Dahlan, 2011).

47 Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan sampel independen (tidak berkorelasi). Jenis uji statistik yang digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan jenis data. Pada penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square, untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan data berbentuk nominal dan sampelnya besar adalah Chi Square dapat digunakan untuk mengestimasi atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi untuk mengetahui, apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan antara jenis pekerjaan dan kebiasaan merokok pada pria dan wanita yang menderita TB paru. Dengan nilai α 0,05 akan di uji apakah terdapat hubungan antara variabel independen dan dependen. Apabila hasil uji (Pvalue) <α maka hasilnya ada hubungan atau perbedaan antara jenis pekerjaan, kebiasaan merokok pada pria dan wanita yang menderita TB paru (Dharma, 2011). 3.11. ETIKA PENELITIAN Dalam melakukan penelitian perlu mendapatkan adanya rekomendasi dari institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi atau lembaga terkait tempat penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan dari RSPAW Salatiga,

48 akan memulai penelitian dengan menekankan masalah etika. Etika penelitian menurut (Kelana, 2011). 3.11.1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignitiy) Penelitian harus dilakukan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukkan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak boleh ada paksaan atau penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam penelitian. Subjek dalam penelitian juga berhak mendapatkan informasi yang terbuka dan terlengkap tentang pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat penelitian, prosedur penelitian, resiko penelitian, keuntungan yang mungkin didapat dan kerahasiaan informasi. Peneliti melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan informed consent antara lain : a. Mempersiapkan formulir persetujuan yang akan ditandatangani oleh subjek penelitian b. Memberikan penjelasan langsung kepada subjek mencangkup seluruh penjelasan yang tertulis dalam formulir informed consent dan penjelasan lain yang diperlukan untuk memperjelas pemahaman subjek tentang pelaksanaan penelitian.

49 c. Memberikan kesempatan kepada subjek untuk bertanya tentang aspek-aspek yang belum dipahami dari penjelasan peneliti dan menjawab seluruh pertanyaan subjek dengan terbuka. d. Memberikan waktu yang cukup kepada subjek untuk menentukkan pilihan mengikuti atau menolak ikut serta sebagai subjek penelitian. e. Meminta subjek untuk menandatangani formulir informed consent, jika ia menyetujui ikut serta dalam penelitian. 3.11.2. Menghormati privasi dan kerahasian subjek (respect for privacy and confidentiality) Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa penelitian menyebabkan terbukanya informasi tentang subjek. Sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu dengan demikian segala informasi yang menyangkut identitas subjek tidak terekspos secara luas.

50 3.11.3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness) Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan secara profesional. Sedangkan prinsip keadilan mengandung bahwa penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek. 3.11.4. Menghitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm and benefits) Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus mempertimbangkan manfaat yang sebesarbesarnya bagi subjek penelitian dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan (beneficience). Kemudian meminimalisir resiko atau dampak yang merugikan bagi subjek penelitian (nonmaleficience).