BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hanya diperoleh dari guru yang profesional dan sekolah berkualitas.

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya mutu pendidikan yang dapat diartikan kurang efektifnya proses

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/Permentan/SM.240/8/2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KARYA ILMIAH BAGI TENAGA PENDIDIK

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

besar haluan negara (GBHN, ) adalah

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

ARAH PEMIKIRAN FILOSOFI, DAN URGENSI KARYA TULIS ILMIAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN. (Sutaryat Trisnamansyah, Prof., Dr.,M.A.)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II pasal 3 mengamanatkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia Indonesia menjadi isu yang sering dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan dianggap tidak mampu bersaing karena kulitasnya yang rendah. Sementara kualitas sumber daya manusia tentu saja berawal dari bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia. Banyak cara telah dilakukan misalnya pelatihan bagi guru, peningkatan kualitas guru, pengadaan buku alat-alat penunjang pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana, peningkatan kepemimpinan dan manajemen sekolah, tetapi ironisnya fluktuasi mutu pendidikan kita tetap jalan di tempat. Reformasi yang telah berlangsung sejak tahun 1998 memberikan kesempatan adanya keterlibatan langsung maupun tidak langsung dalam sektor pendidikan. Terlihat bahwa sumber-sumber belajar di sekolah lebih banyak mewarnai perilaku peserta didik, karena itu perilaku pendidikan perlu melakukan perubahan mendasar baik pada proses maupun output yang siap menghadapi tantangan internal dan eksternal globalisasi. Krisis yang berjalan sampai saat ini yang merupakan bagian dari lahirnya reformasi berhasil mempertegas keberadaan tantangan bangsa tentang arti penting sumber daya manusia yang tangguh, berwawasan luas, terampil, dan unggul. Sumber daya yang dimaksud hanya dapat dicapai melalui sistem 1

2 pembangunan pendidikan nasional yang mantap. Visi reformasi pembangunan dalam rangka penyelamatan dan reformasi kehidupan nasional yang tertera dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999 adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdayasaing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin. Dalam perjalanannya pendidikan nasional terus mengalami dinamika baik menyangkut guru, siswa, kurikulum, format materi, sarana dan prasarana, maupun sistem dengan penyempurnaan yang kontinyu. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional menurut Undang-undang adalah untuk melaksanakan sistem pendidikan Nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan Nasional, yaitu berkembangnnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertangggung jawab. Dalam hasanah pengembangan profesi guru dilakukan dengan pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelajutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi. Secara ideal guru sebagai figur yang dapat digugu dan ditiru, bukan saja dalam kegiatan

3 pembelajaran tetapi dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, menuju terciptanya masyarakat madani yang civil society, dalam mewujudkan Millenium Development Goals 2015. Pengembangan diri sebagai seorang guru dibutuhkan bagi aktualisasi diri dan pemantapan keprofesionalan guru dalam melaksanakan tugas mendidik. Menjadi tanggung jawab pendidikan untuk mewujudkan masyarakat berkualitas, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. Hal tersebut diperlukan, terutama untuk mengantisipasi era pasar bebas dilingkungan Asean maupun kawasan Asia Pasifik. Terbitnya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, tertanggal 10 November 2009 membawa berbagai perubahan yang mendasar berkaitan dengan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, dibanding Permenpan sebelumnya. Salah satu perbedaan penting adalah tentang sistem / pola pengembangan profesi guru. Pada aturan sebelumnya, yaitu Kepmenpan Nomor 084 tahun 1993 tentang Jabatan fungsional Guru dan Angka Kreditnya, dinyatakan bahwa kenaikan pangkat melalui pengembangan profesi dimulai pada pangkat Pembina IVa, dan salah satu syarat kenaikan pangkat guru madya dari golongan Pembina /IV a, ke golongan Pembina Tk.1 /IV b dan seterusnya, mewajibkan persyaratan 12 angka kredit dari kegiatan pengembangan profesi.

4 Sedangkan pada peraturan baru, kenaikan pangkat /jabatan melalui pengembangan profesi dimulai guru Pertama / III b. Pada akhirnya guru yang dituntut memiliki kompetensi dan profesionalisme yang lebih bersifat personal dan kompleks serta menggambarkan potensi yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai, yang dimiliki seseorang guru yang terkait dengan profesinya yang direpresentasikan dalam amalan dan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran di sekolah.hal-hal tersebut yang melandasi pola fikir dan budaya kerja guru, serta loyalitasnya terhadap profesi pendidikan. Kendala utama rendahnya guru pembina / IV a untuk naik ke jenjang lebih tinggi berdasarkan program lama (Permenpan 084 tahun 1993) adalah rendahnya pemahaman guru tentang pengertian pengembangan profesi. Akibatnya banyak karya tulis yang disusun tidak berkaitan dengan pengembangan profesinya. Menurut pemahaman guru karya pengembangan profesi adalah karya tulis ilmiah, dan karya tulis ilmiah hanya penelitian tindakan kelas (PTK), padahal ada 7 jenis karya tulis ilmiah. Permasalahan lagi adalah ketika penyusunan karya tulis ilmiah tidak dapat dinilai karena ada hal-hal yang tidak relevan diantaranya : tidak konsisten nama pada keaslian data, waktu pelaksanaan, permasalahan yang terlalu luas, permasalahan tidak keterkaitan kenyataan di sekolah atau kelas dan mungkin juga akibat dari penulisan tersebut tidak mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Oleh karena itulah dalam hal ini kami berusaha memberikan penjelasan mengenai karya tulis ilmiah yang mudah-mudahan dapat

5 menambah pengetahuan dan pemahaman tentang jenis-jenis karya tulis ilmiah / publikasi ilmiah. Walaupun Karya tulis ilmiah berbeda-beda tetapi memiliki pokok kajian sama yaitu : permasalahan yang diangkat adalah pengetahuan keilmuan, kebenaran dan keotentikan karya tulis ilmiah, menggunakan metode ilmiah dan menggunakan tatacara penulisan karya ilmiah. Tidak hanya sekedar penulisan karya laporan hasil penelitian, tetapi karya lain yang dapat dikuasai melalui publikasi karya ilmiah. Misi bangsa Indonesia antara lain menetapkan bahwa sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab, berteknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Pengembangan profesi guru adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan utuk peningkatan mutu baik bagi proses belajar belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan. Adapun kegiatan pengembangan profesi yang dimaksud adalah: 1. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan. 2. Menemukan teknologi di bidang pendidikan. 3. Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan 4. Menciptakan karya tulis ilmiah, dan mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum. (Depdiknas, 2001: 1-2).

6 Menulis karya ilmiah merupakan syarat mutlak bagi guru yang akan naik pangkat dan golongan tertentu. Tugas pokok guru dan tanggung jawab guru yang demikian berat dan menentukan dalam mencapai tujuan pembangunan bangsa dan negaranya. Oleh karena itu maka layaklah jika guru mendapatkan imbalan yang layak bagi kemanusiaan dan layak memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya. Namun usaha untuk memperbaiki kesejahteraan guru memang sudah dilakukan seperti kenaikanpangkat yang bisa dilakukan cukup 2 tahun tidak harus menunggu 4 tahun, juga tak terbatas hanya sampai Golongan IV a/pembina saja, namun bisa sampai golongan IV e/guru Utama asal dipenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Pada umumnya guru masih banyak yang kesulitan naik pangkat dan golongan IV a/pembina ke IV b/pembina Tingkat I keatas yang kendalanya adalah pembuatan karya tulis ilmiah yang disyaratkan harus dipenuhi angka kredit minimal 12 dari unsur pengembangan profesi yang antara lain meliputi melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dalam bidang pendidikan. Perlu dilakukan kegiatan pelatihan penulisan karya ilmiah bagi para guru, yang karena keterbatasan waktu, tenaga dan pengetahuan serta kemampuan guru-guru, dibatasi para guru PNS golongan IV b di Dinas Pendidikan Kecamatan Gemolong.Pelatihan difokuskan pada peningkatan kemauan dan kemampuan (motivasi) guru menulis karya tulis ilmiah berjenis makalah, diktat, modul dan penelitian tindakan kelas. Harapannya guru-guru menjadi produktif dalam menghasilkan karya tulis ilmiah.

7 Layanan pendidikan bermutu membutuhkan sosok guru profesional yang bertanggungjawab atas kemampuan profesionalnya. Salah satu strategi penyelenggaraan pendidikan yang bermutu adalah kemauan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan. Penelitian tindakan merupakan bentuk kreatif inovatif guru selama memberikan layanan belajar dan pembelajaran di kelas, sekaligus sebagai syarat penilaian angka kredit jabatan fungsional guru. Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 013/U/2002 tentang Petunjuk teknis penilaian angka kredit jabatan fungsional guru menjelaskan bahwa unsur pengembangan profesi dapat diperoleh guru melalui (1) karya tulis ilmiah, (2) penemuan teknologi tepat guna, (3) karya seni monumental, (4) keterlibatan dalam pengembangan kurikulum, (5) membuat alat peraga. Menurut Anah Suhaenah (dalam Kompas, 22 April, hal 14) Kemampuan menulis karya ilmiah ini penting bagi guru, karena saat menulis karya ilmiah guru dapat merefleksikan pengalamannya. Untuk itu guru harus dilatih, melalui penguatan kemampuan menulis karya ilmiah. Dengan demikian pelatihan penulisan karya ilmiah harus diprogramkan. Profesionalisme diharapkan dapat menjadi bagian dari kepribadian guru sehingga dapat mengembangkan diri sendiri secara otonom. Layanan pendidikan bermutu membutuhkan sosok guru profesional yang bertanggung jawab atas kemampuan profesionalnya. Salah satu strategi penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan pengembangan profesi guru adalah kemauan dan kesadaran guru untuk menulis karya ilmiah dan melaksanakan penelitian

8 tindakan kelas (PTK). Karya ilmiah merupakan bentuk kreatif guru dalam menuangkan ide-ide pemikiran secara konsepsional. Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk kreatif dan inovatif guru selama memberikan layanan belajar dan pembelajaran di kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa sekaligus sebagai syarat penilaian angka kredit jabatan fungsional guru. Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 013/U/2002 tentang petunjuk teknis penilaian angka kredit jabatan fungsional guru menjelaskan bahwa unsur pengembangan profesi dapat diperoleh guru melalui (1) karya tulis ilmiah, (2) penemuan tehnologi tepat guna, (3) karya seni monumental, (4) keterlibatan dalam pengembangan kurikulum, (5) membuat alat peraga. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pemahaman tentang penulisan karya ilmiah pada guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong? 2. Bagaimanakah sikap / tanggapan pada penulisan karya ilmiah guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong? 3. Bagaimanakah karakteristik kesulitan pada penulisan karya ilmiah bagi guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong? 4. Bagaimanakah upaya mengatasi kesulitan dalam penulisan karya ilmiah bagi guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong?

9 C. Tujuan Penelitian Mengacu pada permasalahan yang diajukan untuk dipecahkan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan pemahaman tentang penulisan karya ilmiah pada guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong. 2. Untuk mendeskripsikan karakteristik sikap / tanggapan pada penulisan karya ilmiah guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong. 3. Untuk mendiskripsikan karakteristik kesulitan pada penulisan karya ilmiah guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong. 4. Untuk mendeskripsikan upaya mengatasi kesulitan dalam penulisan karya ilmiah bagi guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis a. Bagi guru, dapat dipergunakan untuk perbaikan pembuatan karya tulis ilmiah sebagai syarat kenaikan pangkat. b. Bagi sekolah, dapat dipergunakan sebagai masukan untuk mengadakan perbaikan menyeluruh mengenai kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas siswa. c. Bagi peneliti, dapat mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai kesulitan guru dalam pebuatan karya tulis ilmiah sebagai syarat kenaikan pangkat.

10 2. Manfaat teoristis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dan guru lain tentang kesulitan guru dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah.