Kebijakan memperbolehkan Tenaga kesehatan (spesialis) bangsa asing

dokumen-dokumen yang mirip
BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro

BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro

Good Governance dan Sistem Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan

Diskusi Kebijakan Publik untuk RS swasta di Indonesia: Kontroversi UU RS

Peran Program Sister Hospital NTT. Puskesmas PONED dengan RS PONEK

Kepemimpinan dan perubahan budaya organisasi menuju budaya keselamatan pasien

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Dwi Handono Sulistyo Bapelkes Yogyakarta

Grand Design Pengembangan SDM Klinik melalui pendekatan Kontrak tenaga klinik. Oleh: Tim PMPK FK UGM

Skenario RS menghadapi era

Pemeliharaan Kesehatan. Masyarakat) & DOKTER KELUARGA

Pada Pertemuan Forum Nasional II Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia

Professional Development

PMPK Fakultas Kedokteran UGM menyelenggarakan seri pertemuan hasil penelitian tentang. Perkembangan RS Swasta Non- Profit dan tantangan masa depannya

ASPEK STRATEGIS MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Perkembangan RS. Sektor RS dan Ideologinya di Indonesia

Outlook Dalam konteks ideologi pemerintah

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PENDEKATAN PERENCANAAN KESEHATAN BERDASARKAN BUKTI SERTA ANALISA BOTTLENECK

Tinjauan akademik perubahan kebijakan kelembagaan RSD terhadap mutu layanan RSD

Ernawaty dan Tim AKK FKM UA

Diskusi. Kepemimpinan Dinas Kesehatan dalam usaha penurunan kematian ibu dan bayi

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Visi Pendidikan Spesialis dan Subspesialis: Menjadi bagian integral dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Visi RS PONEK di Jawa Tengah. Sebuah Hipotesis dalam rangka usaha penurunan angka kematian Ibu

Oleh: Laksono Trisnantoro Dwi Handono PKMK FK UGM

Perkembangan Kebijakan Otonomi Rumahsakit dan Pengawasan Rumahsakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional Laksono Trisnantoro

Kebijakan Desentralisasi Kesehatan dan Governance Sektor Kesehatan. Laksono Trisnantoro Dwi Handono Sulistyo KMPK FK UGM

Gedung Granadi, Kuningan Lantai 10 (seberang Departemen Kesehatan) Jakarta, Selasa 8 Februari 2011, pukul

Lustrum ke-13 FK-UGM Yogyakarta, 4 Maret 2011

Mencari RS Rujukan Nasional dalam era JKN. Pemetaan Motivasi Direksi dan Spesialis 6 Juni 2014

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

Sistem Kontrak dan Kewirausahaan dalam Kesehatan Masyarakat. Laksono Trisnantoro, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENCEGAHAN FRAUD DALAM PELAKSANAAN JKN KOMISI VIII

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAKSANAAN PONED. Terbitan : 01 No. Revisi : 00. Tgl. Mulai Berlaku : 16/5/2015. Halaman :

Perkembangan mutakhir sektor rumahsakit di Indonesia: Mengapa RS Non-Profit membutuhkan dana kemanusiaan

Studi Kasus Perkembangan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

Semiloka Revisi PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan dan NSPK:

TERM OF REFERENCE (TOR)

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes

TATA LAKSANA PENGELOLAAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

By: Dwi H a H ndono ndono Sulisty o Sulisty 1

Sesi 4 Kebijakan di Sistem Kesehatan, BPJS, dan hubungan antara unit penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Kedokteran.

Pengawasan dan Perijinan Tenaga Kesehatan: Peran berbagai stakeholder dengan studi kasus di Yogyakarta Konsultan Regulasi PHP-1, Bank Dunia

KEBIJAKAN OTONOMI DALAM MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Pengantar: Webinar & Workshop Pengembangan Semangat Kewirausahaan Calon Provider Kontrak dalam Kesehatan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Visi pengembangan ilmu melalui sistem jarak jauh - Program Pengembangan Ilmu FK UGM

FUNGSI RM DI RUMAH SAKIT MATERI MIK - 1 PRODI DIII RMIK F KES. UDINUS

Kepemimpinan Spesialis dalam MDG4 dan MDG5

Sekilas tentang : Sistem Kesehatan Indonesia. Dr Anhari Achadi Februari 2009

PANDUAN KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Laporan pelaksanaan Seminar Nasional Patient Safety dalam rangka Dies Ke-60 FK-UGM dan Dies Ke-24 RS Dr. Sardjito

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGALAMAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DI DINKES PROV DIY

KEBIJAKAN PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA (DOKTER GIGI SEBAGAI LAYANAN PRIMER) L A E L I A D W I A N G G R A I N I

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ikatan Dokter Indonesia Perjalanan,Tantangan dan Solusi untuk masa datang. Prijo Sidipratomo

Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT. PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono

MANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

(dalam) layanan primer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

viii Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi

Hubungan Dinas Kesehatan dan RS Daerah setelah adanya PP 38 dan PP 41 tahun 2007: Memperjelas posisi regulator

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Kegiatan Forum Nasional VII Jaringan Kebijakan Kesehatan Nasional (JKKI) Hari 1

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FK UGM

INDONESIA BEBAS PASUNG

Kerangka Acuan. Lokakarya Diseminasi Hasil Kegiatan Sister Hospital dan Performance Management Leadership Provinsi NTT: Periode Juni - Oktober 2012

BAB IV RUANG LINGKUP NASKAH AKADEMIK. c. Unsur yuridis. Belum ada peraturan perundang-undangan yang khusus mengatur mengenai pendidikan kedokteran.

KEKHAWATIRAN DAN HARAPAN RUMAH SAKIT PRIVAT TERHADAP PELAKSANAAN UU. SJSN/BPJS. Oleh: Mus Aida (Ketua ARSSI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

" Ideologi Jaminan Kesehatan di Indonesia: Apakah akan bertabrakan atau seiring dengan "ideologi dokter (spesialis) dan rumah sakit?

Diskusi Kebijakan Dilema profesi dokter dalam penentuan tarif di RS dan sistem asuransi kesehatan

Kerangka Acuan. Lokakarya Diseminasi Hasil Kegiatan Sister Hospital dan Performance Management Leadership Provinsi NTT: Periode Juni - Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Tingginya jumlah

Bimbingan Teknis PENYUSUNAN HOSPITAL BYLAWS, MEDICAL STAFF BYLAWS, NURSING STAFF BYLAWS DAN CLINICAL PRIVILEGES Bersama Dr. Sofwan Dahlan, Sp.

PERAN DINKES DALAM SISTEM JAMINAN KESEHATAN. Yulita Hendrartini

Aspek legal. untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Yustina Sri Hartini - PP IAI

Oleh : Dr. Hj.AHYANI RAKSANAGARA, M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung) 29 Agustus 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

Penelaahan RUU Pendidikan Kedokteran

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013

CURICULUM VITAE. Nama : dr. Luh Putu Sri Armini, M.Kes. Pendidikan : Dokter di FK Unud dan Magister Manajemen Kebijakan Pelayanan Kesehatan di FK UGM

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan Desentralisasi untuk pembangunan bangsa di sektor Kesehatan

Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan

Pendekatan Kebijakan di Hulu ke Hilir. dr. Sitti Noor Zaenab, M. Kes

Memperkuat Perlindungan Hukum bagi Residen Senior di RS Jejaring Pendidikan 1 : Sebagai Respon Keputusan MA terhadap Kasus dr.

Annual Scientific Meeting FK UGM 2012 Kampus UGM, Rabu 7 Maret 2012 pukul

Pokok-pokok pemikiran mengenai IDI dan Kolegium sebagai organisasi profesi yang terpisah

RANGKUMAN KELOMPOK 3 KOORDINASI SISTEM PEMBINAAN.

REGULASI DOKTER SPESIALIS

HARAPAN DIREKTUR TERHADAP PERILAKU DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER DI RSPI DALAM KONTEKS SISTEM KONTRAK KERJA

SEJARAH FILOSOFI DAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA. Disiapkan oleh: dr. FX. Suharto, M. Kes

Anggaran Sektor Kesehatan, Social Determinants of Health, Laksono Trisnantoro Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM

Transkripsi:

Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) Fakultas Kedokteran UGM Kebijakan memperbolehkan Tenaga kesehatan (spesialis) bangsa asing ke Indonesia Selasa 12 April, Kuningan, Jakarta

Isi: Pengantar Model sense making dalam kebijakan Konsep Tata Kelola l sektor spesialis ili berbasis b pendekatan good governance UU dan RUU terkait Formulasi kebijakan: Analisis Sistem Kontrak j dengan tenaga luar

Pengantar Reader Digest edisi Maret 2011 Penyebab: keberadaan spesialis yang sangat kurang dan tertutup. Berbagai negara Asia Tenggara membuka diri. Juga Cina.

Pertanyaan Kritis: Apakah perlu mengundang tenaga dokter asing atau lebih baik kebijakan menutup diri? Sektorlainmembukadiri: penerbangan, manajemen, rumahmakan, hospitality industry, sampai sepakbola, basket dan voli. Ada manfaat dan bahaya

Tujuan: Brainstorming kebijakan pembukaan pintu bagi dokter spesialis asing Mencari formulasi kebijakan dalam konsep sense making

Model Berfikir Sense Making dalam kebijakan Deteksi adanya Perubahan Pemahaman Mengenai Perubahan, termasuk aspek sejarah Penafsiran Melakukan formulasi kebijakan sebagai respons 6

Topik pembahasan 1. Tata Kelola sektor RS dan spesialis 2. UU dan RUU yang terkait tenaga kesehatan asing 3. Analisis Sistem kontrak tenaga asing.

1. Good dgovernance in Hospital sector 8

Kerangka Tata Kelola masyarakat (Governance) Pemerintah Di Indonesia: Usaha Tradisi Para Pelaku berinteraksi dengan menggunakan pendekatan pasar dan subsidi 9

masyarakat Pemerintah Di Indonesia: Usaha Saat ini subsidi meningkat 10

Siapa mereka? Pemerintah: KemenKes Dinas Kesehatan Propinsi Dinas Kesehatan Kab/kota Dan berbagai lembaga quasi- pemerintah (KKI) 11

Kelompok Usaha: RS,Laboratorium, Toko Obat, PBF, Perusahaan aa Asuransi s kesehatan, Surveyor, Firma Hukum, dll 12

Kelompok Usaha: Bagaimana dengan Salon yang memperkerjakan dokter, perawat, Bagaimana dengan pengobat tradisional dan alternatif? 13

Masyarakat: LSM, IDI, PDGI, IKABI, dll Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan, Pengacara dll 14

Berbagai iuu mencoba: Menata peran dan tata hubungan antar pemain/aktor di sektor kesehatan dengan dasar good governance. Ada pemegang fungsi kebijakan dan regulasi Ada pelaku usaha Ada komponen di masyarakat dll. 15

Aplikasi Kerangka Konsep di kegiatan sehari hari Profesional Pilot Spesialis Pelawak Lembaga Singapore Airlines Rumah Sakit Srimulat Lembaga Pengawas ICAO, Pemerintah KemenKes, DinKes, Profesi, lembaga quasi pemerintah seperti KKI??? 16

Good Clinical Governance Good Corporate Governance Good Governance Profesional Lembaga Regulatory Body Spesialis Rumah Sakit DepKes, DinKes, Ikatan Profesi.p.askes 17

Apa yang terjadi di sektor RS? Pengamatan: kekuatan dominandi di sektor spesialisasi adalah pada ikatan profesi Akibatnya: Menjadi sebuah sistem yang dikuasai oleh salahsatu lh pelaku lk kegiatan Pemerintah lemah dalam formulasi kebijakan dan pelaksanaan kebijakan.

Apakah Sehat? Fakta menunjukkan tidak sehat. Jumlah dokter spesialis kurang Terjadi jdigejala jl kartelisasi iikatan profesi Mengembangkan sistem pricing jasa medik sepihak Menurunkan daya saing rs Indonesia Sistem jaminan menjadi kurang berkembang

Lalu bagaimana agenda kebijakan saat ini dan di masa mendatang?

2. UU terkait UUPK UU Kesehatan UU RS UU SJSN (masih macet) RUU Pendidikan Kedokteran

Model konsepsual dalam industri RS yang berbasis pasar Pengeluaran rupiah oleh rumah tangga Pasar Produksi Barang dan jasa Pasokan yang dibutuhkan Barang Penerimaan Rumah tangga Firma Pemasukan rupiah dari produksi Pasokan input dari rumahtangga Input yang dibutuhkan firma Pasar Faktor-faktor Produksi Biaya Produksi yang dibayar firma

Kebijakan Intervensi Pemerintah Subsidi bagi rumahtangga: UUSJSN Membuka pintu untuk spesialis asing: UUPK, UU Kes, UU RS, RUU Pendidikan Kedokteran Pengeluaran rupiah oleh rumah tangga Rumah tangga Pemasukan rupiah dari produksi Pasar Produksi Barang dan jasa yang dibutuhkan Pasokan input dari rumahtangga Pasokan Barang Input yang dibutuhkan firma Pasar Faktor-faktor Produksi Penerimaan Firma Biaya Produksi yang dibayar firma Pengurangan Bea Masuk Subsidi bagi RS:UUKes dan RS Insentif Pajak: UU RS

Bagaimana risiko RS Indonesia di masa mendatang jika tidak ada pelaksanaan kebijakan membuka pintu bagi spesialis asing Persaingan Domestik RS semakin mahal Kekurangan pengembangan teknologi Terjadi kartel spesialis dan subspesialis Asuransi kesehatan semakin sulit diterapkan Persaingan internasional Jumlah orang Indonesia yang berobat ke LN semakin banyak Mutu pelayanan RS tidak berkembang

Dimana posisi lembaga anda berada? Strong Moderate Low indiffe Quite opposite Extremely support support support rent opposite opposite

Dimana posisi lembaga anda berada? Strong Moderate Low indiffe Quite opposite Extremely support support support rent opposite opposite

Dimana posisi lembaga anda berada? Strong Moderate Low indiffe Quite opposite Extremely support support support rent opposite opposite

Dimana posisi lembaga anda berada? Strong Moderate Low indiffe Quite opposite Extremely support support support rent opposite opposite

Dimana posisi lembaga anda berada? Strong Moderate Low indiffe Quite opposite Extremely support support support rent opposite opposite

Dimana posisi lembaga anda berada? Strong Moderate Low indiffe Quite opposite Extremely support support support rent opposite opposite

Dimana posisi lembaga anda berada? Strong Moderate Low indiffe Quite opposite Extremely support support support rent opposite opposite

3. Formulasi Kebijakan agar dokter asing dapat bekerja dengan baik biksesuai kebutuhan kb Indonesia: Kebijakan terbuka tanpa kendali Kebijakan terbuka dengan kendali Kebijakan tertutup dengan risiko ik akan dipaksa buka Tanpa kebijakan sama sekali.

Menggunakan model Sister Hospital NTT Merupakan jenis kebijakan k terbuka yang terkendali

Kegiatan Sister Hospital NTT Jenis kegiatan (1) Kegiatan Kontrak Pelayanan Klinik (Clinical Contracting) dengan RS mitra dalam konsep Hospital Partnership; dan (2) kegiatan pengiriman pendidikan spesialis. Kegiatan dilakukan secara paket. RS Daerah yang dibantu dengan pengiriman tenaga dan pembangunan sistem PONEKharusmengirimkan dokter sebagai residen. Pengiriman tenaga dari RS mitra bersifat sementara

1. Kegiatan Clinical Contracting Out Tujuan: Meningkatkan kemampuan rumah sakit dalam hal pelayanan kesehatan ibu dan anak PONEK melalui: 1. Pengiriman dokter spesialis obstetri ginekologi, dokter spesialis kesehatan anak, dan tenaga paramedis pendukung untuk melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak; 2. Peningkatan ketrampilan teknis staf di rumah sakit melalui pelatihan dan pembudayaan teknis kerja dalam kegiatan seharihari 3. Pelatihan tim tenaga di Puskesmas dalam rangka penguatan sistem rujukan kesehatan ibu dan anak (mengembangkan hubungan PONED dan PONEK)

2. Kegiatan Pengiriman Residensi Tujuan: menyediakan tenaga spesialis dalam waktu 4 tahun ke depan. Pendidikan dokter umum menjadi dokter spesialis ili dikembangkan k melalui llikerjasama dengan 4 perguruan tinggi: Universitas Hasannudin, Universitas i Airlangga, Universitas i Brawijaya, dan Universitas Udayana.

Analisis Sister Hospital Merupakan kerjasamayang terkendali. Kontrak tim (termasuk perawat yang dibutuhkan) Membutuhkan kontrak jelas dengan waktu yang jelas. Dokter spesialis langsung bekerja dan diharap memberikan dampak yang terukur untuk RS Apabila ada pelanggaran kontrak, dapat diputus. Mempunyai komponen alih teknologi yang kuat

Apakah formulasi kebijaka ini yang dicari?

Terimakasih