Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Sekolah dan Mutu Sekolah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkualitas dapat diwujudkan melalui tingkat satuan pendidikan.

Judul BAB I PENDAHULUAN

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

KATA PENGANTAR. menengah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bahwa gambaran kepemimpinan transformasional kepala bidang di

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. salah satu aspek yang dominan adalah budaya organisasi. Keberhasilan suatu negara

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya diukur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

PEN G ARU H K EP EM IM PIN A N T R A N SFO R M A SIO N A L K E P A L A SE K O L A H DAN B U D A Y A SE K O LA H T ER H A D A P MUTU SE K O L A H DI SM P NEG E R I DAN S W A S T A W ILAYAH KO TA BAN D U N G Oleh: Cucun Su n a e n gsih Abstrak Persoalan tentang kepemimpinan belum berjalan secara profesioanal akibat masih banyaknya kepala sekolah yang masih menjadi instrumen kepala dinas (persoalan the m an behind Ih e gun), adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai hubungan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap mutu sekolah. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transfomasional kepala sekolah dan budaya sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap mutu sekolah. Ada pun rekomendasi yang ingin disampaikan penulis yaitu agar kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat memberikan dampak yang nyata, maka kepala sekolah lebih aktif memberikan pembinaan terhadap warganya dan aktif menggali informasi terbaru. Begitu pun supaya budaya sekolah dapat lebih kondusif, maka guru dan staff TU untuk lebih menyesuaikan diri dengan sistem sekolah yang terus mengarah pada arah perbaikan. Dengan begitu maka sekolah bermutu akan mudah terwujud. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Sekolah dan Mutu Sekolah. A. PENDAHULUAN Sekolah merupakan salah satu faktor penentu mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui lembaga ini para peserta didik baik secara mental maupun intelektual digembleng, untuk dapat mencapai sesuai dengan target yang ditetapkan oleh sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan tempat berlangsungnya kegiatan belajar harus dapat memenuhi kepuasan seluruh warganya, terutama

kepuasan belajar peserta didik, sebab merekalah yang menjadi konsumen penting dalam pemberian jasa layanan pendidikan. Semua sarana dan fasilitas maupun program disusun untuk kepentingan dan kemudahan peserta didik belajar. Termasuk anggaran pendidikan yang sudah dinaikkan menjadi 20%. Sementara itu apabila kita amati kondisi S D M kita, kualitas manusia Indonesia yang belum begitu memuaskan telah menjadi berita rutin. Atas dasar kenyatan itu, maka membangun sekolah bermutu sangat mendesak. Seperti apa yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangannya potensi peserta didik agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.* Pendapat Wayne K. Hoy dan Miskel (2008) menyatakan sekolah yang bermutu harus didahului oleh efektifitas semua program yang dijalankannya kedalam sistem yang terorganisasi dan terintegrasi". Selanjutnya, sekolah bermutu harus tersedia guru yang berkualitas, tersedia kelengkapan sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, kurikulum, kedisiplinan sekolah dan lain-lain. Akan tetapi jika semua itu telah tercukupi, apakah secara otomatis sekolah itu bisa dikategorikan bermutu. Mutu sekolah pun dapat dipetakan melalui penilaian hasil belajar oleh pemerintah atau ujian nasional, seperti yang tercantum dalam P P No. 19 tahun 2005 pasal 68 bahwa hasil ujian nasional dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam

upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Akan tetapi organisasi sekolah merupakan sebuah sistem yang terbuka yang harus mampu memanfaatkan dan merefleksikan lingkungan sekitarnya. Organisasi sekolah merupakan sebuah sistem yang dinamis, dan begitu menjadi besar, kebutuhannya semakin kompleks, sehingga tidak mungkin didefinisikan hanya melalui sejumlah kecil tujuan organisasi seperti prestasi murid semata. Keefektifan suatu sekolah diukur pada proses organisasional termasuk di dalamnya proses pembelajaran. Kewajiban sekolah adalah menyelenggarakan pendidikan dan menciptakan kondisi dengan sebaik-baiknya. Sekolah harus memberikan penjaminan mutu dalam proses pendidikannya. Asum sinya adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara proses dengan hasil atau antara proses pendidikan dengan prestasi murid, walaupun disadari prestasi murid tidak sepenuhnya ditentukan oleh proses pendidikan di sekolah. Memang terdapat variabel lain yang ikut mempengaruhi prestasi belajar murid yang tidak dapat sepenuhnya dikontrol oleh sekolah seperti perhatian orangtua, pergaulan murid di luar jam sekolah, kecerdasan intelektual (intellectual intelligence), kecerdasan emosional (emotional intelligence) dan kecerdasan spiritual (spiritual intelligence). Untuk itu, seorang kepala sekolah dituntut mampu memiliki kesiapan dalam mengelola sekolah. Kesiapan yang dimaksud adalah berkenaan dengan kemampuan manajerial sebagai seorang pimpinan. Kemampuan managerial yang dimaksudkan disini adalah berkenaan dengan kemampuannya dalam membuat perencanaan (planning), mengorganisasikan (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Dengan kemampuan semacam itu, diharapkan setiap pimpinan mampu menjadi pendorong dan penegak disiplin bagi para karyawannya agar mereka mampu menunjukkan produktivitas kerjanya dengan baik.

Mengacu pada keadaan empirik lapangan, masih banyaknya sekolah yang yang diselenggarakan secara asal-asalan dan belum mampu memberikan kepuasan layanan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, hanya akan mengantarkan lulusannya menjadi orang yang setengah-setengah atau tidak berkualitas. Maka dari itu tinjauan lapangan mengenai bagaimana kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah diaplikasikan. Tanpa bermaksud menghakimi apalagi menggurui, ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana aplikasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah diaplikasikan serta pengaruhnya terhadap mutu sekolah, tentunya semua itu akan berjalan setelah ada dukungan penuh dari manajemen sekolah yang bermutu pula sebagai kontrol mutu terhadap aplikasi yang sesuai dengan kapasitas masing-masing personel dan prosedur yang berlaku. B. HASIL PENELITIAN Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data dari penelitian yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Di S M P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung, maka penulis mendapatkan hasil yang tentunya merujuk pada rumusan masalah yang telah diajukan pada penelitian ini, yang terperinci sebagai berikut 1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah di S M P Negeri dan Swasta Wilyah Kota Bandung secara keseluruhan berkriteria sangat baik. Ini menunjukkan bahwa setidaknya kepala sekolah di S M P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung mampu meningkatkan intelegensia seluruh warga sekolah dengan cara memberikan wawasan serta kesadaran akan visi dan misi disamping memberikan perhatian tanpa melupakan rasionalitas yang cukup tinggi dalam melaksanakan kepemimpinannya. Selain itu pula kepala sekolah berusaha memfokuskan diri pada

usaha dengan cara membimbing, membina serta melatih setiap guru secara khusus dan pribadi namun tetap memberikan kepercayaan kepada bawahannya. Dengan cara demikian kepala sekolah mampu membangkitkan kebanggaan, menumbuhkan sikap hormat serta menumbuhkan ekspektasi para bawahannya. Sehingga kepala sekolah dapat dengan mudah melakukan inovasi untuk pemecahan masalah dan mampu mengkomunikasikan tujuan-tujuan penting tanpa adanya silang pendapat yang dapat merusak integritas sekolah. Digambarkan sebagai berikut: Memberikan Wawasan sertof&skfaran a k» visi dmws* Nilai gambaran Umum i'* - Menumbuhkan Sikap ^ hermaib v Memberikan - Kepercayaan Kepada Bawvahan Kepemimpinan Transfermask>naf Kepala Sek<4ah Grafik Gambaran Umum Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah 2. Budaya Sekolah di SM P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung berada pada kategori sangat baik, ini berarti budaya sekolah telah kondusif untuk mewujudkan sekolah yang bermutu. Tercermin dari keyakinan yang dimiliki sekolah seperti keyakinan tentang siswa untuk mampu tumbuh dan berkembang, keyakinan tentang staf untuk terus memperbaiki kinerja serta keyakinan tentang seluruh komponen sekolah untuk terus belajar dan menyesuaikan diri dengan perubahan untuk menciptakan mutu sekolah telah positif. Begitu pula dengan norma-norma yang telah dijalankan oleh

sekolah telah mampu mengarahkan seluruh warga sekolah kedalam budaya yang kondusif untuk mewujudkan sekolah yang bermutu. Selain itu sekolah di S M P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung mempunyai ritual tertentu yang memperkuat budaya inti berdasarkan nilai-nilai yang mereka anut seperti keterbukaan, kepercayaan, kooperasi, keakraban, serta kerjasama kelompok untuk mewujudkan sekolah harapan mereka. Yang terakhir sekolah-sekolah ini pun mempunyai asumsi tertentu yang diwujudkan dalam kegiatan serimoniai sekolah seperti upacara-upacara kenegaraan, keagamaan dan kebudayaan di sekolah, yang turut pula ditunjukkan dalam simbol dan sejarah yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Digambarkan sebagai berikut: Grafik Gambaran Umum Budaya Sekolah 3. Mutu Sekolah di S M P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung berkriteria san gat baik. Dengan kata lain bahwa mutu sekolah yang mencakup Output Siswa, Output staf Tata Usaha (TU), dan Output Guru yang sangat baik sudah dimiliki oleh siswa-siswa yang ada di S M P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung. Terlihat dari Output Sisw a seperti prestasi akademik, kreativitas, percaya diri, aspirasi, harapan, tingkat kehadiran, dan kegiatan wisuda sudah sangat baik, dengan tingkat drop-out yang rendah. Begitu

pula dengan Output staf Tata Usaha (TU), mereka telah memiliki kepuasan kerja dan komitmen terhadap sekolah yang sangat baik, terlihat dari bagaimana mereka mampu menjalankan tugas dengan sangat baik pula sehingga balanced anggaran pun dapat dilaksanakan dengan baik pula. Tidak kalah dengan Output staf TU, Output Guru yang ada di S M P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung telah baik, terlihat dari kepuasan kerja yang mereka rasakan sangat baik sehingga disiplin kehadiran pun baik, ini berarti perekrutan dan tingkat retensi yang dijalankan oleh sekolah pun sangat baik. Grafik Gambaran Umum Mutu Sekolah 4. Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah yang ada Di S M P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tingkat hubungan sedang dan memberikan pengaruh 18 % terhadap mutu sekolah. 5. Pengaruh budaya sekolah terhadap mutu sekolah yang ada Di S M P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung berdasarkan hasil penelitian lapangan tingkat sedang. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara Budaya Sekolah dalam mewujudkan Mutu

Sekolah dengan kontribusi sebesar 25.41 % yang berarti sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. 6. Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap budaya sekolah Di S M P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung berada pada tingkat sedang dengan hasil koefisien determinasi sebesar 32.08 % sedangkan sisanya 67.92 % dipengaruhi oleh faktor lain. 7. Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap mutu sekolah yang ada Di S M P Negeri dan Swasta Wilayah Kota Bandung, dari hasil penelitian berada pada tingkat sed ang dan determinasi sebesar 25.45 % sedangkan sisanya 74.55% dipengaruhi oleh faktor lain, seperti sarana dan prasarana sekolah, kurikulum yang diterapkan di sekolah, pengelolaan sekolah dan sebagainya. REKOMENDASI 1. Pada variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah ada beberapa temuan penelitian menunjukkan bahwa subindikator inovasi untuk pemecahan masalah, menumbuhkan ekspektasi, mengkomunikasikan tujuan-tujuan penting, simbol dan sejarah dikategorikan masih rendah, padahal menurut B a ss dan Avolio (1994) kepala sekolah yang transformasional adalah kepala sekolah yang mempunyai indikator idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individual consideration termasuk subindikator didalamnya. 2. Pada variabel budaya sekolah hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa sub indikator yang mendapatkan skor terendah dibandingkan dengan sub indikator lainnya seperti simbol, sejarah, output guru dan output staf TU padahal apabila disesuaikan dengan pendapat Wayne K. Hoy dan Miskel (2008)

yang menyatakan bahwa sekolah yang bermutu dapat dilihat dari bagaimana sistem organisasi yang ada didalammya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya yang tertarik meneliti tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap mutu sekolah hendaknya mengkaji kembali secara mendalam mengenai permasalahan ketiga variabel tersebut. Kemudian hendaknya peneliti meneliti faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan mutu sekolah, sehingga bermanfaat dalam pengembangan disiplin ilmu administrasi pendidikan terutama dalam peningkatan mutu sekolah serta dapat menambah wawasan dan pengatahuan penulis dalam memahami disiplin ilmu administrasi pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Arcaro, Jarome S. (2006). Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bass, Bemaid M. dan Ronald E. Riggio. (2006). Transformational Leadership Second Ed'ition. Mahwah, New Jersey London: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Hoy, Wayne K. dan Miskel, Cecil G. (2008). Educational Administration Theory, Research, And PracticeGP ed., International Edition, Singapore: McGraw-Hill Co. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 45 Tahun 2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Peraturan Mendiknas Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah Saltis, Edward. (2008). Total Quality Management in Education Manajemen Mutu Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD Syukur, Syukur Dkk. (2005). Peta Kompetensi Guru Seni (Seni Rupa, Seni Tari, Seni Musik). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Syafruddin. (2005). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Ciputat: Ciputat Press. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2005). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Restindo Mediatama. Undang-Ündang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.