2015 ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK MAKE-UP ROOM OLEH PESERTA DIDIK DI EDOTEL SMK NEGERI 9 BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENGUASAAN KOMPETENSI HOUSEKEEPING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indri Ayu Lestari, 2015 ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK GENERAL CLEANING PUBLIC AREA SECTION DI EDOTEL SMKN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Perkembangan pariwisata diindonesia tidak bisa dilepaskan dari peran

102 Indri Ayu Lestari, et al

BAB I PENDAHULUAN. kearah pemenuhan kebutuhan lainnya seperti makan, minum, rekreasi, olahraga,

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...4 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas yang tersedia. Linen merupakan salah satu departemen yang menangani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Hotel adalah salah satu badan

2016 ANALISIS PELAKSANAAN UNIT PRODUKSI LAUNDRYDI SMK NEGERI 3 KOTA CIMAHI

TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN

ISSN : e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.3 Desember 2015 Page 2504

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department.

Pengaruh Pendekatan Pelatihan Berbasis Kompetensi Terhadap Kemampuan Praktek Making Bed dalam Pembelajaran Room Section di SMK Akomodasi Perhotelan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK KEJURUAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagianfront office yang menawarkan fasiltas Hotel.Front

2015 KEMAMPUAN PRAKTIK PESERTA DIDIK SEBAGAI PUBLIC AREA ATTENDANT DI LABORATORIUM SMK NEGERI 15 BANDUNG

2016 PENDAPAT MAHASISWA TENTANG MANFAAT PRAKTIK PENATAAN KAMAR TAMU DI ISOLA RESORT MEETINGS SERVICE

2014 ANALISIS PEMAHAMAN MATERI MENYEDIAKAN ROOM SERVICE SISWA SMK NEGERI 9 BANDUNG SEBAGAI KESIAPAN MENJADI WAITER DI RESTORAN HOTEL

PENERAPAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR MAKE UP ROOM OLEH ROOMBOY DI HOTEL DAIMA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin oleh

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI

BAB I PENDAHULUAN. positf. Inilah mengapa bagian housekeeping di hotel atau akomodasi lain sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendapat Peserta Didik Tentang Pelaksanaan Praktek Room Section dengan Pendekatan Pelatihan Berbasis Kompetensi di SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. misalnya, Front Office, Housekeeping, Accounting, Enginering, Food and

KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL SERGUR 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AKOMODASI PERHOTELAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksitensinya agar tetap dapat bersaing dengan hotel-hotel lainnya di

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa akomodasi (kamar) yang dikelola

AKOMODASI PERHOTELAN JILID 3

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai perjalanan wisata yang bertitik tolak dari pemikiran bahwa

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MENGOLAH HIDANGAN SATE ATAU JENIS MAKANAN YANG DIPANGGANG PADA KESIAPAN MEMBUKA USAHA FOOD COURT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari manusia dan hanya dapat dikelola dan diselesaikan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian SMK Telkom Pariwisata Bandung (SMK TPB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk. menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang

Penguasaan Pengetahuan Vol II No.1 April

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di

PENGUASAAN PENGETAHUAN PROSEDUR PEMBERSIHANAREA UMUM PADA MATA PELAJARAN TATA GRAHAOLEH PESERTA DIDIK SMKN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga pengisi

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB II URAIAN TEROITIS. dekorasi dengan tujuan agar hotel tersebut tampak rapi, bersih, menarik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE MAKE UP OCCUPIED DIRTY ROOM DI HOTEL PANGERAN BEACH PADANG YAHDI AL GHURFAH

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebut penginapan. Hotel berasal dari kata hostel diambil dari bahasa Perancis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

PERANAN HOUSEKEEPING DEPARTEMEN DALAM UPAYA MENJAGA CITRA HOTEL PANORAMA JEMBER

TJETJEP RONY BUDIMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut akan diuraikan secara singkat, yang selajutnya penjelasan tersebut akan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dikembangkan untuk meningkatkan devisa Negara di luar minyak dan gas bumi.

2015 PENINGKATAN PENGUASAAN PENGETAHUAN PUBLIC AREA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PROYEKSI PADA PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 15 BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wisata, seperti pacu jalur, wisata alam, dan wisata budaya lainnya sangat potensial

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai model untuk mengembangkan industri pariwisata yang merupakan salah satu

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara berkembang yang terus berupaya untuk melaksanakan pembangunan dalam berbagai sektor kehidupannya. Keberhasilan suatu Negara, dapat diukur dari besar atau kecil suatu Negara, mendasari pembangunannya dengan pendidikan. Pendidikan dirancang secara sadar untuk menimbulkan perubahan tingkah laku, mempengaruhi peserta didik sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan menjadi manusia yang dapat mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan dapat diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, non formal, dan informal, sebagaimana yang ditegaskan dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB 1 Pasal 1, yaitu: 1. Pendidikan formal yaitu, pendidikan yang berstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi; 2. Pendidikan non formal adalah, jalur di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara berstruktur dan berjenjang; 3. Pendidikan in formal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu satuan pendidikan formal. SMK memiliki misi untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, inovatif, dan memiliki kemampuan profesionalisme kerja sesuai dengan tuntutan dunia industri. Bidang studi keahlian dalam kurikulum pendidikan SMK berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar, dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan / Madrasah Aliyah Kejuruan, dibagi menjadi sembilan kelompok bidang studi diantaranya adalah: (1) Teknologi dan Rekayasa, (2) Teknologi Informasi dan Komunikasi, (3) Kesehatan, (4) Agribisnis dan Agroteknologi, (5) Perikanan dan Kelautan, (6) Bisnis dan Manajemen, (7) Pariwisata, (8) Seni Rupa dan Kriya, dan (9) Seni Pertunjukan. SMK Negeri 9 Bandung termasuk ke dalam kelompok bidang studi keahlian Pariwisata. SMK Negeri 9 Bandung memiliki visi menjadi sekolah rujukan tingkat Internasional di bidang pariwisata yang berbasis lingkungan, budaya, dan 1

2 keunggulan lokal di tahun 2016 (SMK Negeri 9 Bandung, 2015). Salah satu kompetensi keahlian yang ditawarkan di SMK Negeri 9 Bandung adalah Akomodasi Perhotelan. Akomodasi Perhotelan merupakan kompetensi keahlian yang paling diminati, karena dikelola oleh manajemen yang profesional (SMKN 9 Bandung, 2015). Kompetensi yang dipelajari secara teori dan praktek meliputi: melakukan komunikasi melalui telepon, layanan porter, reservasi, layanan akomodasi reception, layanan kasir kantor depan, menyediakan rapat atau seminar, layanan housekeeping untuk tamu, menangani linen dan pakaian tamu, menyiapkan kamar tamu, melayani jasa valet, dan memproses data keuangan. Fasilitas praktek yang digunakan untuk meningkatkan kompetensi keahlian peserta didik berupa ruangan Edotel, dan ruangan laundry. Ruangan Edotel sebagaimana yang dijelaskan oleh Kurniawan (2014, hlm. 01) dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu: Edotel sebagai sumber belajar siswa dapat dilihat dari faktor input yaitu kelengkapan sarana dan prasarana Edotel, proses yaitu teknis pembelajaran di Edotel, dan output siswa melakukan tugasnya dalam Edotel. Kompetensi dasar mata pelajaran tata graha yang dilaksanakan di Edotel salah satunya adalah menyiapkan kamar tamu (make-up room), mempelajari bagaimana memelihara dan menciptakan kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan kamar, sehingga tamu merasa puas terhadap pelayanan hotel. Kompetensi yang dipelajari dalam menyiapkan kamar tamu (make-up room), sejalan dengan pendapat Setiawan (2009, hlm. 02), mengenai tugas dan tanggung jawab Housekeeping Departement, yang mempunyai peranan sangat penting dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan hotel, diantaranya yaitu: 1. Menciptakan suasana hotel yang bersih, nyaman, aman dan menarik di semua bagian hotel; 2. Memberikan pelayanan terbaik kepada tamu dalam pelayanan yang berhubungan dengan housekeeping; 3. Memelihara dan mempersiapkan peralatan yang menunjang inap tamu di kamar.

3 Prosedur make-up room berdasarkan Standard Operational Prosedur (SOP) hotel (Hotel Sutan Raja Soreang, 2015) dibagi menjadi lima langkah, meliputi: 1. Prepare trolley, tahap mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan dalam menata kamar; 2. Entering guest room, tahap memasuki kamar tamu untuk melakukan pelayanan; 3. Making bed, tahap mengganti dan merapihkan linen tempat tidur yang kotor dengan yang bersih; 4. Deep cleaning bedroom, merupakan tahap membersihkan kamar tidur, kamar mandi, dan mengganti semua aminities yang telah dipakai dengan yang baru, serta mengecek kembali semua pekerjaan yang telah dilakukan; 5. Deep cleaning trolley, merupakan tahap room attendant menutup kembali pintu kamar tamu, mendorong kembali trolley, dan perlatan yang telah dipakai ke room attendant office untuk dibersihkan dan disimpan kembali ke tempat semula. Prosedur make-up room dilaksanakan secara bertahap, langkah demi langkah berdasarkan SOP yang berlaku, sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal. Standar operasioanl prosedur merupakan sebuah standar dimana pengertian akan standar adalah suatu aturan khusus, prinsip atau tindakan yang diterapkan sebagai acuan untuk karyawan dalam menjalankan tugas secara konsisten (Kotschever & Luciani, 2007, p.188 dalam Tjitrokusmo & Tumbelaka, 2013, hlm. 02). Sebagaimana yang ditegaskan oleh Tjitrokusmo & Tumbelaka (2013, hlm. 02) bahwa kunci keberhasilan dalam menghasilkan kamar yang baik adalah dijalankannya Standar Operasional Prosedur pembersihan kamar yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh masing-masing hotel. Pelasanaan praktek make-up room di Edotel SMK Negeri 9 Bandung, dilaksanakan oleh peserta didik kelas XII yang telah mengikuti Praktek Kerja Industri di lapangan. Peserta didik melaksanakan praktek berdasarkan pengalaman selama prakerin dan arahan dari guru mata pelajarankarena belum adanya SOP baku yang berlaku di Edotel.

4 Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan Program Latihan Profesi (PLP) Kependidikan di SMK Negeri 9 Bandung pada bulan November dan Desember tahun 2015 ditemukan bahwa, proses pembelajaran make-up room yang dilakukan setelah prakerin, menimbulkan sedikit perbedaan antar peserta didik, karena perbedaan cara dan tahapan yang dilakukan pada saat melakukan prosedur praktek make-up room di Edotel. Perbedaan yang terjadi yaitu, peserta didik dalam melaksanakan praktek make-up room masih berdasarkan pengalaman selama prakerin dan arahan dari guru,belum sesuai SOP yang berlaku di Edotel. Pelaksanaan praktek yang berbeda-beda dan belum adanya SOP baku di Edotel, seringkali menyebabkan peserta didik dalam melaksanakan praktek tidak sesuai dengan tahapan-tahapan make-up room, tetapi lebih mengutamakan menyelesaikan prosedur kerja dengan cepat, sehingga pemahaman dalam pelaksanaan praktek maupun penguasaan materi make-up room setiap individunya berbeda. Selain itu, dalam pelaksanaan praktek masih banyak peserta didik yang kurang disiplin, hal ini menyebabkan peserta didik yang sedang melaksanakan praktek tidak fokus, hasil kerja kurang maksimal, dan kurang teramati secara optimal oleh guru. Pelaksanaan make-up room yang kurang maksimal sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawati, mengenai pelaksanaan prosedur kerja roomboy (2014, hlm. 12), yang menyebutkan bahwa: Pelaksanaan prosedur kerja roomboy masih terlihat rendah dan belum sesuai dengan prosedur kerja roomboy yang ditentukan, seperti: pada prosedur gooming, prosedur preparation routine trolley chart, prosedur striping, prosedur making bed, prosedur cleaning the bathroom, dan prosedur rechecking. Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Pelaksanaan Praktek Make-Up Room oleh Peserta Didik di Edotel SMK Negeri 9 Bandung yang dibandingkan dengan Standard Operasional Prosedur Hotel.

5 B. Rumusan Masalah Penelitian Identifikasi masalah digunapkan untuk memperjelas masalah yang diteliti mengenai analisis kompetensi praktek make-up room oleh peserta didik di Edotel SMK Negeri 9 Bandung. Masalah ini dapat di identifikasi sebagai berikut: a. Peserta didik perlu diamati secara optimal pada saat pelaksanaan praktek make-up room, dikarenakan pada saat praktek masih banyak peserta didik yang kurang disiplin, sehingga peserta didik yang sedang melaksanakan praktek tidak fokus dan kurang teramati secara optimal oleh guru. b. Pemahaman peserta didik dalam melaksanakan praktek make-up room setiap individunya berbeda, dikarenakan belum adanya SOP yang baku di Edotel. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah untuk skripsi ini adalah Bagaimana Analisis Pelaksanaan Praktek Make- Up Room Oleh Peserta Didik di Edotel SMK Negeri 9 Bandung? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis pelaksanaan praktek make-up room oleh peserta didik di Edotel SMK Negeri 9 Bandung. 2. Tujuan Khusus Secara khusus tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk memperoleh analisis pelaksanaan praktek make-up room oleh peserta didik di Edotel SMK Negeri 9 Bandung berdasarkan SOP Hotel, yang mencangkup: a. Menata peralatan (prepare trolley); b. Memasuki kamar untuk pelayanan (entering guest room); c. Menata tempat tidur (making bed); d. Membersihkan dan menata kamar (deep cleaning bedroom); e. Membersihkan dan menyimpan trolley beserta perlengkapannya (cleaning and putting trolley & equipment).

6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi pengembangan Ilmu Pariwisata, khususnya mata pelajaran Tata Graha dalam pelaksanaan praktek make-up roomdi Edotel. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat untuk berbagai pihak: a. Peneliti, memiliki pengalaman dalam melakukan penelitian mengenai analisis pelaksanaan praktek make-up room oleh peserta didik di Edotel SMK Negeri 9 Bandung. b. Guru mata pelajaran Tata Graha, sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan praktek make-up room oleh peserta didik di Edotel SMK Negeri 9 Bandung berdasarkan Standard Operational Prosedure. c. Peserta didik, memanfaatkan fasilitas yang ada di Edotel untuk memahami, dan meningkatkan kompetensi keahlian secara mandiri. E. Sistematika Penelitian Sistematika dalam penelitian skripsi ini disusun ke dalam lima bab, untuk memudahkan dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya. Peneliti membuat rangka penelitian yang diuraikan berdasarkan sistematika penelitian sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II Kajian Pustaka Bab ini berisi tentang penjabaran teori yang sedang dikaji mengenai gambaran kompetensi keahlian akomodasi perhotelan SMK Negeri 9 Bandung, dan standard operational prosedur hotel.

7 BAB III Metode Penelitian Bab ini berisikan penjabaran mengenai metode penelitian, lokasi, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. BAB IV Temuan dan Pembahasan Bab ini berisikan mengenai temuan dan pembahasan hasil analisis data penelitian. BAB V Simpulan dan Rekomendasi Bab ini berisikan simpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis data penelitian.