THE EFFECTS OF THE BRANDS OF LAMPS ON THE RADIATION HEAT AS THE HEAT SOURCE OF POULTRY HATCHERIES

dokumen-dokumen yang mirip
Penyiapan Mesin Tetas

BAB I PENDAHULUAN. khususnya akan kebutuhan daging unggas maupun telur yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN. efektif karena satu induk ayam kampung hanya mampu mengerami maksimal

1. Pendahuluan. 2. Kajian Pustaka RANCANG BANGUN ALAT PENETAS TELUR SEDERHANA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU DAN PENGGERAK RAK OTOMATIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya kebutuhan masyarakat akan daging ayam membuat proses

BAB II LANDASAN TEORI

DESAIN MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI SUHU INKUBATOR TELUR AYAM BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535. Skripsi

LEMBAR KERJA 1. Kalor berpindah karena perbedaan suhu

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN MESIN TETAS TELUR

I. PENDAHULUAN. serta meningkatnya kesadaran akan gizi dan kesehatan masyarakat. Akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan pada 28 Mei--28 Juni 2012,

PEMANFAATAN MODUL TERMOELEKTRIK SEBAGAI PEMANAS UNTUK ALAT PENETAS TELUR SEDERHANA

Perancangan Dan Realisasi Alat Penatas Telur Dengan Catu Daya Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis Arduino Uno R3

ANALISIS LAJU PERPINDAHAN PANAS RADIASI PADA INKUBATOR PENETASTELUR AYAM BERKAPASISTAS 30 BUTIR

PERBANDINGAN KINERJA MESIN PENETAS TELUR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL ON-OFF DAN KONTROL PWM

SISTEM KONTROL SUHU PADA MESIN TETAS TELUR AYAM BURAS HEMAT ENERGI DAYA TETAS OPTIMAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kasus hingga mengalami kebangkrutan. termometer. Dalam proses tersebut, seringkali operator melakukan kesalahan

TATALAKSANA PENETASAN TELUR ITIK

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya

PEMBIBITAN DAN PENETASAN

LAMPIRAN A TAMPILAN PERANGKAT LUNAK

I. PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kemajuan teknologi di dunia elektronika dan

LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR

BAB II DASAR TEORI. Sedangkan dalam penetasan telur itu sendiri selama ini dikenal ada dua cara, yakni: Cara alami Cara buatan

I. PENDAHULUAN. peternakan seperti telur dan daging dari tahun ke tahun semakin meningkat.

ALAT PENETAS TELUR OTOMATIS DENGAN KAMERA PEMANTAU

UNIVERSITAS MERCU BUANA

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

Pengendalian Suhu Berbasis Mikrokontroler Pada Ruang Penetas Telur

Kata kunci: penetasan, telur itik Tegal, dan mesin tetas

RANCANG BANGUN SISTEM INKUBATOR PENETAS TELUR AYAM MELALUI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN DENGAN KENDALI PID. Tugas Akhir

KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC. Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti

BAB I PENDAHULUAN. telur yang sudah ada sekarang menurut penulis masih kurang optimal, karena

RANCANG BANGUN ALAT PENETAS TELUR SEMI OTOMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga menetas, yang bertujuan untuk mendapatkan individu baru. Cara penetasan

MENGEFISIENSIKAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK : STUDI KASUS PADA MODEL ALIRAN PANAS PADA WATER COOKER (PEMANAS AIR ELEKTRIK)

PELUANG BISNIS PENETASAN TELUR ITIK

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

Heat and the Second Law of Thermodynamics

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3

Irawati Bachari, Iskandar Sembiring, dan Dedi Suranta Tarigan. Departemen Perternakan Fakultas Pertanian USU

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

UNIVERSITAS DIPONEGORO MESIN PENETAS TELUR BEBEK MENGGUNAKAN SOLAR SEL DAN MINYAK TUGAS AKHIR HELMI JULIANTO

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

RANCANG BANGUN INKUBATOR DENGAN MENGGUNAKAN LAMPU BOHLAM PADA BAGIAN ATAS DAN BAWAH NIKEN TRI HANDOYO

TINJAUAN PUSTAKA. Itik adalah salah satu jenis ungags air ( water fawls) yang termasuk dalam

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS

BAB I PENDAHULUAN. unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi

PENGARUH JUMLAH TELUR TERHADAP BOBOT TELUR, LAMA MENGERAM, FERTILITAS SERTA DAYA TETAS TELUR BURUNG KENARI

DESAIN SISTEM KONTROL PENGERING SURYA DAN HEATER

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9

Antiremed Kelas 11 Fisika

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

Sistem kendali suhu menggunakan sensor DS18B20 pada inkubator bayi

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

KARAKTERISTIK FISIK SARANG BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) DI SUAKA MARGASATWA PINJAN-TANJUNG MATOP, SULAWESI TENGAH

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

HATCH PERIOD AND WEIGHT AT HATCH OF LOCAL DUCK (Anas sp.) BASED ON DIFFERENCE OF INCUBATOR HUMIDITY SETTING AT HATCHER PERIOD

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

I. PENDAHULUAN. Pemanasan global (global warming) semakin terasa di zaman sekarang ini.

IMPLEMENTASI SISTEM KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO R3 UNTUK SISTEM PENETASAN TELUR AYAM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

PENDAHULUAN. penyediaan daging itik secara kontinu. Kendala yang dihadapi adalah kurang

RANCANG BANGUN INKUBATOR MENGGUNAKAN LAMPU BOHLAM SEBAGAI SUMBER PANAS ESHA ARDHIE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelompok Tani Ternak Rahayu merupakan suatu kelompok peternak yang ada di

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Indonesia 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu,

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

1. PENDAHULUAN. Salah satu produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi. menghasilkan telur sepanjang tahun yaitu ayam arab.

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

DAYA TETAS, HASIL TETAS DAN LAMA MENETAS TELUR ITIK YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat, pada khususnya akan kebutuhan

Rancang Bangun Alat Penetas Telur Ayam Otomatis Dengan Metode PID (Proportional Integral Derivative) Berbasis Energy Hybrid

RANCANG BANGUN PENGONTROL SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA PENETAS TELUR AYAM BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 DILENGKAPI UPS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

TINJAUAN PUSTAKA. Itik adalah salah satu jenis unggas air ( water fowls) yang termasuk dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dikenal dengan istilah susut tetas. Pengaruh perlakuan terhadap susut tetas

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Journal of Mechanical Engineering Learning

Transkripsi:

THE EFFECTS OF THE BRANDS OF LAMPS ON THE RADIATION HEAT AS THE HEAT SOURCE OF POULTRY HATCHERIES Lintang Griyanika, Indah Nurpriyanti, dkk. Mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Abstract This study aims to find out the influences of the various brands of the light radiation generated and find out brands that produce heat radiant of lamp which is effectively used in a poultry hatchery. The method used in this study was quantitative. This quantitative study was conducted by using an experiment. The study was carried out in Jogonalan, Klaten. The data were analyzed through a graphical method. The results of this study indicated that each brand lamp with the same type of heat radiation gave different results. The most effective brands used for hatching eggs was the lamp that had a high heat radiant lamp because by using lamps that produced more heat, the use of lights in a number of egg incubators could be minimized. Keyword: brands of the light, heat radiant, and egg incubators PENDAHULUAN Usaha peternakan unggas merupakan jenis usaha yang cukup menjanjikan. Hal ini didasari oleh jumlah permintaan produk hewani asal unggas baik telur maupun daging tiap tahun makin meningkat. Kebutuhan daging unggas di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data GPPU (Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas), konsumsi daging unggas nasional terus mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Konsumsi unggas nasional pada tahun 2010 adalah 5 kg/kapita, 6,2 kg/kapita pada tahun 2011, dan 7,4 kg/kapita pada tahun 2012. Selanjutnya, pada tahun 2012, diprediksi konsumsi unggas per kapita akan meningkat menjadi 8,6 kg/kapita pada tahun 2013 ini, 9,97 kg/kap pada tahun 2014; 11,45 kg/kap pada tahun 2015; 12,97 kg/kapita pada tahun 2016, dan 14,49 kg/kapita pada tahun 2017. Dilihat dari data permintaan tersebut prospek usaha agribisnis unggas yang salah satunya adalah ayam buras cukup potensial. Dalam upaya memacu usaha peternakan unggas perlu adanya sentuhan teknologi tepat dan mudah diterapkan oleh peternak. Dari sisi ketersediaan bibit, teknologi penetasan telur buatan dengan penggunaan mesin tetas telur 44

Universitas Negeri Yogyakarta 45 sangat cocok diterapkan. Keunggulan teknologi ini adalah menghilangkan periode mengeram pada induk sehingga induk mampu menghasilkan telur lebih banyak selama hidupnya. Selain itu, anak ayam dapat di produksi dalam jumlah yang besar pada waktu yang bersamaan. Mesin tetas yang banyak digunakan oleh peternak sekarang ini adalah mesin tetas elektrik dengan menggunakan listrik yang dihubungkan dengan lampu pijar sebagai sumber panas. Seperti yang kita ketahui bahwa di pasaran banyak merek-merek lampu pijar. Setiap lampu pijar memiliki tingkat suhu maksimal yang berbeda-beda. Kemampuan lampu untuk dapat mengubah sebagian energi listrik menjadi energi panas, sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pemanas ruangan seperti dalam proses penetasan telur. Dalam proses penetasan telur dengan inkubator, perambatan panas dari pijar bola lampu akan menghangatkan ruangan sehingga proses penetasan telur dapat berhasil dengan baik. Untuk itu, perlu diketahui merek lampu yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi panas yang paling efisien dan sesuai dengan suhu yang diperlukan dalam penetasan telur unggas. Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti pengaruh pemanasan lampu untuk proses penetasan telur agar berhasil dengang baik. KAJIAN PUSTAKA Radiasi Panas Menurut Frank Kreith (1991:215), jika suatu benda ditepatkan di dalam sebuah pengurung (wadah yang mengurungnya), dan suhu dinding-dinding pengurung lebih rendah dari pada suhu benda, maka suhu benda tersebut akan turun sekalipun ruangan di dalam kurungan tersebut hampa. Proses dimana perpindahan panas dari suatu benda terjadi berdasarkan suhunya, tanpa bantuan dari suatu zat perantara (medium), disebut radiasi termal. Pada perpindahan kalor dengan radiasi tidak memerlukan medium untuk perpindahan panasnya. Bahkan, radiasi dapat memancar melalui ruang vakum. Sebagai contoh yang nyata adalah panas matahari yang kita rasakan. Mesin Penetasan Telur Mesin tetas merupakan salah satu media yang berupa peti, lemari atau box dengan konstruksi yang sedemikian rupa sehingga panas di dalamnya tidak terbuang. Suhu di dalam peti/lemari/box dapat diatur sesuai ukuran derajat panas yang dibutuhkan selama periode penetasan. Prinsip kerja penetasan telur dengan mesin tetas ini sama dengan induk unggas. Cara kerja mesin atau alat ini melalaui proses pengeraman tanpa induk dengan menggunakan sebuah lampu The Effects of the Brands of Lamps on the Radiation Heat as the Heat Source of Poultry Hatcheries

46 Universitas Negeri Yogyakarta pijar berdaya 5 watt. Mesin ini dilengkapi dengan sistem rak berputar yang berfungsi untuk meratakan proses pemanasan telur agar bisa menetas secara maksimal. Umumnya, mesin ini hanya dapat digunakan untuk menetaskan telur unggas seperti telur ayam, bebek, puyuh, mentok. Alat tersebut dilengkapi dengan alat pengatur suhu yang disebut dengan thermostat. Suhu dan Perkembangan Embrio Unggas Embrio akan berkembang cepat selama suhu telur tetap di atas 900F (32, 220C) dan akan berhenti berkembang jika suhu dibawah 800F (26,6C), sesudah telur diletakan dalam alat penetasan atau mesin tetas, pembelahan sel segera berlangsung dan embrio akan terus berkembang sempurna dan menetas. Perlu diperhatikan bahwa suhu ruang penetasan harus sedikit diatas suhu telur yang dibutuhkan. Sehingga suhu yang diperlakukan untuk penetasan telur ayam menurut kondisi buatan dapat sedikit berbeda dengan suhu optimum telur untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Mulai hari pertama hingga hari kedelapan belas diperlukan suhu ruang penetasan antara 99 1000F (35 41, 110C), sedangkan pada hari kesembilan belas hingga menetas, sebaiknya suhu diturunkan sekitar 2 F (0,55 1, 110C). Adapun suhu yang umum untuk penetasan telur ayam adalah sekitar 101 10F (38,33,5C) atau rata rata sekitar 100,F. Cara ini bertujuan untuk mendapatkan suhu telur tetas yang diinginkan. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan eksperimen. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas, terikat dan kontrol. Variabel bebasnya adalah berbagai merk lampu pijar yang beredar di masyarakat. Variabel terikat adalah kenaikan suhu yang merupakan tingkat radiasi panas yang dihasilkan. Variabel control adalah jenis bahan pembuat box radiasi, ukuran box, lama waktu eksperimen, jenis lampu, suhu awal. Penelitian dilaksanakan di Jogonalan, Klaten pada bulan April sampai Juni 2013. Tahapan Pelaksanaan Disusun alat penelitian seperti pada gambar berikut. Diukur suhu di dalam kotak kayu sebelum lampu di nyalakan (T 0) dengan mengggunakan termometer. Dipasang lampu pijar merk A dengan daya 5 watt pada vitting yang berada di dalam kotak kayu. Disambungkan viting dengan sumber listrik PLN melalui kabel, sehingga lampu menyala. PELITA, Volume VIII, Nomor 1, April 2013

Universitas Negeri Yogyakarta 47 Merk Lampu A 80 B 70 0 20 80 100 waktu (menit) Diukur kembali suhu di dalam kotak kayu setiap 5 menit selama 1,5 jam (T n) dengan menggunakan termometer. Langkah 2 6 diulang kembali dengan mengganti lampu pijar 5 watt dengan merk lain yaitu B, C, dan D. Data hasil percobaan dimasukkan dalam tabel pengamatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berikut sajian data hasil pengumpulan data berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan seperti di bawah ini. Dalam grafik tersebut, terlihat bahwa pada saat menit ke-0 (sebelum lampu dinyalakan), suhu lingkungan di dalam kotak kayu adalah 29 C. Setelah lampu dinyalakan, suhu di dalam kotak kayu tersebut semakin meningkat sampai pada akhirnya mencapai suhu keseimbangannya pada menit ke-75, yaitu sebesar 73 C. Merk Lampu B 70 65 55 45 B 35 25 0 20 80 100 waktu (menit) The Effects of the Brands of Lamps on the Radiation Heat as the Heat Source of Poultry Hatcheries

48 Universitas Negeri Yogyakarta Dalam grafik tersebut terlihat bahwa pada saat menit ke-0 (sebelum lampu dinyalakan), suhu lingkungan di dalam kotak kayu adalah 29 C. Setelah lampu dinyalakan, suhu di dalam kotak kayu tersebut semakin meningkat sampai pada akhirnya mencapai suhu keseimbangannya pada menit ke-85, yaitu sebesar 67 C. Merk lampu C Merk Lampu D 65 55 45 35 B 25 B 0 20 80 100 waktu(menit) 55 45 35 25 0 20 80 100 waktu (menit) Dalam grafik tersebut terlihat bahwa pada saat menit ke-0 (sebelum lampu dinyalakan), suhu lingkungan di dalam kotak kayu adalah 29 C. Setelah lampu dinyalakan, suhu di dalam kotak kayu tersebut semakin meningkat sampai pada akhirnya mencapai suhu keseimbangannya pada menit ke-70, yaitu sebesar 59 C. Dalam grafik tersebut terlihat bahwa pada saat menit ke-0 (sebelum lampu dinyalakan), suhu lingkungan di dalam kotak kayu adalah 29 C. Setelah lampu dinyalakan, suhu di dalam kotak kayu tersebut semakin meningkat sampai pada akhirnya mencapai suhu keseimbangannya pada menit ke-75, yaitu sebesar 64 C. Pembahasan Dalam proses penelitian, kami menemukan bahwa ada 4 macam lampu pijar dengan daya 5 watt yang beredar di daerah Yogyakarta dan Klaten. Pada dasarnya, penelitian ini dilakukan dengan cara mencari lampu mana yang dapat mencapai suhu keseimbangan yang paling tinggi dengan suhu awal yang sama dan dalam rentang waktu yang sama pula. Untuk itu, peneliti menggunakan sebuah kotak kayu yang terbuat dari PELITA, Volume VIII, Nomor 1, April 2013

Universitas Negeri Yogyakarta 49 kayu jati dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 20 cm seperti terlihat pada Gambar 1 dalam hasil penelitian. Peneliti menggunakan kotak yang terbuat dari kayu jati karena kayu jati tergolong kayu yang cukup keras, dan mempunyai pori-pori yang lebih kecil dibandingkan kayu-kayu lain yang ditemui di pasaran. Peneliti menggunakan ukuran kotak sebesar 10 cm x 10 cm x 20 cm karena peneliti menginginkan kenaikan suhu yang lebih signifikan sehingga dapat teramati dengan jelas. Distribusi suhu pada sebuah ruangan yang lebih kecil akan lebih cepat sehingga kenaikan suhunya lebih tinggi dan lebih cepat. Suhu awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 29 C untuk masingmasing pengamatan. Pada masing-masing merk lampu pijar, peneliti melakukan pengamatan sebanyak 3 kali dalam waktu yang sama, yaitu 90 menit untuk setiap pengamatan. Kenaikan suhu pada penelitian ini diamati setiap 5 menit sekali. Hasil pengamatan suhu didalam kotak kayu dengan 4 merek lampu pijar yang berbeda tersebut tertuang pada grafik di bawah ini. 80 70 A B C D 0 20 80 100 waktu (menit) The Effects of the Brands of Lamps on the Radiation Heat as the Heat Source of Poultry Hatcheries

Universitas Negeri Yogyakarta Dari grafik tersebut terlihat bahwa lampu pijar A mencapai suhu kesetimbangan yang paling tinggi, yaitu 73 C. Lampu pijar B mencapai suhu kesetimbangan yang lebih rendah yaitu 67 C. Sedangkan lampu pijar D mencapai suhu kesetimbangan sebesar 64 C, dan lampu pijar C mencapai suhu kesetimbangan yang paling rendah yaitu 59 C. Dari hasil pengamatan di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa lampu pijar yang dapat mencapai suhu yang paling tinggi merupakan lampu yang paling efektif untuk digunakan dalam mesin penetas unggas. Dalam mesin penetas unggas, lampu yang digunakan untuk sumber panasnya terdiri lebih dari 1, tergantung ukuran inkubator yang digunakan sehingga inkubator tersebut dapat mencapai suhu yang diperlukan untuk menetaskan telur unggas. Semakin tinggi suhu yang dicapai sebuah bohlam lampu, maka akan semakin sedikit pula jumlah lampu yang diperlukan untuk memanasakan inkubator tersebut, sehingga peternak dapat menghemat daya listrik yang diperlukan mesin penetas telur tersebut. Hal ini lah yang mendasari peneliti untuk memilih lampu pijar merek A sebagai lampu pijar yang paling efektif untuk memanaskan mesin penetas telur. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mencari lampu mana yang dapat mencapai suhu yang paling optimal untuk penetasan telur, karena di dalam sebuah mesin penetas telur terdapat sebuah alat yang yang bernama Thermostat, dimana alat tersebut berguna untuk mengatur suhu inkubator untuk setiap fasenya sehingga peternak tidah mengukur suhu inkubator berdasarkan sumber panasnya. PENUTUP Simpulan Setiap merk lampu dengan jenis yang sama memberikan hasil radiasi panas yang berbeda. Merk ampu yang paling efektif digunakan untuk penetasan telur adalah lampu yang memiliki panas radiasi yang tinggi yaitu merk lampu A, karena dengan menggunakan lampu yang menghasilkan panas lebih banyak, maka hal ini dapat meminimalisir penggunaan jumlah lampu dalam sebuah mesin penetas telur Saran Diadakan penelitian lanjutan dengan variasi ukuran box, variasi sudut variasi jarak lampu terhadap letak telur. DAFTAR PUSTAKA BPTP Sulteng. 2009. Mesin Tetas Ayam. Diunduh dari www. sultra.litbang.- deptan.go.id/ind/index.mesin tetas ayam.com pada tanggal 1 Agustus 2013. PELITA, Volume VIII, Nomor 1, April 2013

51