BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota.

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tranportasi darat saat ini khususnya di jalan raya, dirasakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh pula pada pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaturan lampu lalu lintas di Indonesia masih bersifat kaku dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entah jabatan strukturalnya atau lebih rendah keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan pesat teknologi yang terjadi saat ini telah. memberi banyak kenyamanan dan kemudahan bagi kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dengan ruas jalan lain, yang disebut persimpangan. Jalan Letnan Jendral M. T. Haryono, Jalan Serangan Umum 1 Maret (Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

RANCANGAN SISTEM KENDALI TRAFFIC LIGHT SMPANG 3 MENGGUNAKAN KONTAKTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Algoritma Greedy pada Optimasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Sederhana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi seperti kemacetan, polusi udara, kecelakaan, antrian maupun

PENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan dengan pejalan kaki (Abubakar I, 1995).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya jumlah kendaraan di daerah perkotaan menyebabkan

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. simpang terutama di perkotaan membutuhkan pengaturan. Ada banyak tujuan dilakukannya pengaturan simpang sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. jalan sebagai alat untuk mengatur kelancaran lalu lintas. Cara kerja dari lampu

BAB I PENDAHULUAN. volume lalu lintas tinggi. Lalu lintas lancar dan teratur dapat menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SIMPANG BER-APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

simpang. Pada sistem transportasi jalan dikenal tiga macam simpang yaitu pertemuan sebidang, pertemuan jalan tak sebidang, dan kombinasi keduanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masing-masing arah untuk berjalan secara bergantian. Kemajuan ilmu pengetahuan dari tahun ke tahun terus berkembang dan

BAB III METODE PENELITIAN. Rencana pelaksanaan tugas akhir Analisa Simpang Bersinyal di Jl.Cideng dimulai

I. Bab I Persyaratan Produk

BAB I PENDAHULUAN. kaki. Sebuah kota yang memiliki jumlah penduduk dan jumlah kendaraan yang. jalan tersebut akan merasa aman dan nyaman.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum memulai penelitian perlu dibuat langkah-langkah penelitian, dimana langkah- langkah penelitian tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Traffic light merupakan sebuah teknologi yang mana kegunaannya adalah untuk mengatasi antrian dan dapat mempelancar arus lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. instansi swasta, pemerintahan, pendidikkan, dan perbelanjaan yang memiliki

TUGAS TRAFFIC LIGHT SIMPANG 4 DAGO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

5. Konsep Urban Design Guidelines yang Memperhatikan Kebutuhan Pejalan Kaki Usia Kanak-Kanak dan Usia Lanjut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

TINJAUAN EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALULINTAS PADA PERSIMPANGAN PAAL DUA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. Lampu lalu lintas sering kita jumpai terutama di jalan-jalan raya yang

BAB V PENUTUP. Kesimpulan Evaluasi dibuat berdasarkan pada tujuan Evaluasi, pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lalu lintas adalah dengan membangun median. Median sebagai

STUDI TUNDAAN PADA PUTARAN DI DEPAN GERBANG TOL CILEUNYI

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan lalu lintas yang sering terjadi khususnya daerah simpang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Simpang jalan adalah simpul jalan raya yang terbentuk dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PERENCANAAN TRAFFIC LIGHT SIMPANG JALAN AMBE NONA OPU TO SAPPAILE BATARA, KOTA PALOPO

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan sehari-hari dikota-kota besar di Indonesia. Dalam suatu sistem jaringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Ya Survei Pendahuluan

PROYEK AKHIR EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT JL. URIP SUMOHARJO JL. RAYA DARMO JL. PANDEGILING SURABAYA

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

Pengaturan Sistem Lampu Lalu Lintas dengan Algoritma Branch and Bound dengan Waktu Tunggu Menggunakan Algoritma Greedy

BAB III METODE Tahapan Studi Adapun diagram alur (flowchart) dari studi ini sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi yang baik dan ideal antara komponen komponen transportasi

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

EVALUASI PENERAPAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SINMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TIGA SUPRIYADI)

c. Pada tahun 2014 (5 tahun setelah Paragon City beroperasi), baik saat akhir pekan maupun hari kerja, terutama pada saat jam-jam puncak, simpang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Mulai. Pengamatan Daerah Studi. Studi Literatur. Hipotesis ::

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasar AASHTO 2001 dalam Khisty and Kent, persimpangan jalan dapat didefinisikan sebagai daerah umum di

2. Meningkatkan kapasitas lalu lintas pada persimpangan jalan.

PENGEMBANGAN SISTEM TRAFFIC LIGHTS BERDASARKAN KEPADATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN PLC

RANCANGAN SISTEM KENDALI TRAFFIC LIGHTS SIMPANG 3 MENGGUNAKAN KONTAKTOR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI TRAFFIC LIGHT CONTROL SYSTEM BERDASARKAN WAKTU KANTOR (STUDI KASUS PEREMPATAN TOMANG)

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA 4.1. Umum Pada bab ini, akan dibahas mengenai hasil pengujian penelitian yang telah dilakukan dan analisa terhadap hasil penelitian Disain Kontrol Mikroprosessor Pada Lampu Lalu Lintas Simpang Lima yang diperoleh. Untuk setiap simpang jalan maka lampu lalu lintas (lampu merah, kuning dan hijau) akan menyala secara bergantian selama 24 jam. Urutan aktifnya lampu lalu lintas untuk satu periode di setiap simpang jalan adalah diawali dengan lampu merah, lampu kuning, lampu hijau dan lampu merah kembali, demikian seterusnya. Lampu merah akan aktif berdasarkan lama waktu hidupnya lampu hijau. Lampu kuning aktif selama 3 detik untuk setiap putaran aktifnya lampu lalu lintas. Lampu hijau akan aktif selama selang waktu yang ditentukan, berdasarkan kondisi kepadatan jalan raya pada saat itu. Untuk setiap simpang jalan, sebelum lampu hijau aktif di urutan jalan berikutnya, diberi waktu tunda selama tiga detik untuk transisi perubahan waktu aktif dari lampu merah yang mulai aktif di jalan sebelumnya. 4.2. Hasil Penelitian Lama aktifnya setiap lampu lalu lintas di setiap simpang jalan dari lima simpang yang ada, tergantung dari kondisi kemacetan jalan yang terjadi dan waktu-waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, ada saat-saat dimana kemacetan jalan raya berjalan normal, amat padat ataupun lengang. Hal ini merupakan salah satu faktor untuk penentuan pengaturan lama waktu hidupnya lampu lalu lintas di setiap simpang jalan. Berdasarkan tingkat kemacetan di jalan raya, pengaturan lama waktu hidupnya lampu lalu lintas ini dibagi dalam tiga kategori yaitu waktu saat jalan raya masih lengang, waktu saat kondisi kepadatan arus lalu lintas masih normal dan waktu saat kondisi jalan raya penuh dengan kendaraan sehingga terjadi antrian yang panjang di setiap simpang jalan. Jika jalan raya masih lengang (kosong) maka lampu lalu lintas yang hidup hanya warna kuning saja untuk kelima simpang jalan, sampai waktu yang ditentukan. Jika kondisi kepadatan jalan raya masih normal maka waktu hidup lampu hijau diatur selama 20 detik untuk setiap simpang. Tetapi jika kondisi jalan raya begitu padat (antrian kendaraan panjang) maka lampu hijau diatur aktif selama 20 detik pada tiga simpang jalan dan 30 detik pada dua 14

simpang jalan. Kedua simpang jalan ini, diasumsikan sebagai jalan utama atau jalan yang paling sering menunjukkan tingkat kemacetan yang lebih panjang dibanding tiga simpang lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi intensitas kemacetan yang lebih sering terjadi di dua jalan utama tersebut. Kondisi lampu lalu lintas di simpang lima, ditunjukkan gambar 4.1. SJ 3 SJ 2 SJ 4 SJ 1 SJ 5 Dimana : SJ = Simpang Jalan Gambar 4.1. Kondisi lampu lalu lintas di simpang lima Berdasarkan aktivitas manusia yang dilakukan sehari-hari, menyebabkan ada tiga kondisi waktu yang diatur untuk memperlancar arus kendaraan di jalan raya yaitu : 1. Kondisi Siaga/Lengang Kondisi Siaga adalah kondisi dimana saat jalan raya sepi dari jumlah kendaraan yang melintas. Jadi, lampu lalu lintas akan aktif siaga (berwarna kuning) pada jam 23.00 06.00. 2. Kondisi Normal Kondisi Normal adalah kondisi saat jumlah kendaraan yang ada di jalan raya masih dalam batas yang wajar dan belum menimbulkan antrian yang panjang. Pada saat ini, masingmasing lampu lalu lintas simpang lima aktif selama 20 detik untuk lampu hijau, 100 detik aktif untuk lampu merah dan lampu kuning aktif selama 3 detik. Kondisi Normal ini berlaku pada jam : 06.00 07.00 09.00 12.00 14.00 16.00 19.00 23.00 15

3. Kondisi Padat/Ramai Kondisi Padat adalah kondisi yang terjadi saat jumlah kendaraan di jalan tinggi dan antrian panjang di simpang jalan tertentu sehingga menimbulkan kemacetan pada simpang jalan tertentu. Dalam hal ini, diasumsikan ada dua simpang jalan (Simpang jalan 1 dan simpang jalan 3) yang mendapat waktu lebih untuk aktifnya lampu hijau. Pada saat ini, maka lampu hijau akan aktif selama 30 detik di dua jalan tersebut dan lampu merah akan aktif selama 110 detik di kedua simpang ini. Untuk tiga simpang lainnya, lampu hijau akan aktif selama 20 detik dan lampu merah akan aktif selama 120 detik. Kondisi Ramai ini berlaku pada jam : 07.00 09.00-12.00 14.00-16.00 19.00 Berdasarkan kondisi kemacetan atau lengangnya jalan raya maka diperoleh data tentang keadaan jalan raya pada saat-saat tertentu dan lama aktifnya lampu lalu lintas di setiap simpang, ditunjukkan Tabel 4.1. Tabel 4.1. Kondisi jalan dan waktu aktif lampu lalu lintas Kondisi Jam Lama aktif lampu lalu lintas di setiap simpang (detik) Jalan (24 jam) Jalan1 Jalan 2 Jalan 3 Jalan 4 Jalan 5 M K H M K H M K H M K H M K H Siaga 00.00 06.00 OFF ON OFF OFF ON OFF OFF ON OFF OFF ON OFF OFF ON OFF Normal 06.00 07.00 100 3 20 100 3 20 100 3 20 100 3 20 100 3 20 Padat 07.00 09.00 110 3 30 120 3 20 110 3 30 120 3 20 120 3 20 Normal 09.00 12.00 100 3 20 100 3 20 100 3 20 100 3 20 100 3 20 Padat 12.00 14.00 110 3 30 120 3 20 110 3 30 120 3 20 120 3 20 Normal 14.00 16.00 100 3 20 100 3 20 100 3 20 100 3 20 100 3 20 Padat 16.00 19.00 110 3 30 120 3 20 110 3 30 120 3 20 120 3 20 Normal 19.00 23.00 100 3 20 100 3 20 100 3 20 100 3 20 100 3 20 Siaga 23.00 00.00 OFF ON OFF OFF ON OFF OFF ON OFF OFF ON OFF OFF ON OFF Dimana : - M = Lampu Merah - K = Lampu Kuning - H = Lampu Hijau - ON = Kondisi lampu aktif sampai batas waktu yang ditentukan - OFF = Kondisi lampu tidak aktif (mati) sampai batas waktu yang ditentukan 16

4.3. Analisa Hasil Penelitian Panjangnya antrian di simpang jalan dan tingginya tingkat kemacetan yang terjadi pada jam-jam tertentu, merupakan faktor-faktor yang menentukan lamanya waktu aktif lampu hijau lalu lintas. Pada simpang jalan raya tertentu, uruan lampu lalu lintas yang aktif adalah merah, kuning, hijau, kuning dan merah kembali, demikian seterusnya. Pengaturan urutan aktifnya lampu lalu lintas untuk satu periode di setiap simpang jalan, yang diawali dengan aktifnya lampu merah terlebih dahulu dan disusul dengan aktifnya lampu kuning dan lampu hijau secara berurutan, serta kembali kepada aktifnya lampu merah kembali, dan seterusnya pada penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan di jalan raya. Hal ini dilakukan karena seringnya terjadi kemacetan yang terjadi, akibat pengendara yang tetap saja melaju di jalan raya meskipun lampu lalu lintas di tempat mereka berada telah berubah menjadi warna kuning sebelum kemudian menjadi berwarna merah. Demikian juga yang terjadi di simpang jalan yang berlawanan, dimana pengendara tetap melaju walaupun lampu lalu lintas di tempat dia berada, masih berwarna kuning atau merah, sebelum berwarna hijau. Sebagai contoh, jika di simpang jalan 1, yang baru saja aktif lampu hijau ke lampu kuning dan lampu merah. Sementara itu, di simpang jalan 2, masih lampu merah (akan berakhir) dan berubah menjadi kuning, sebelum aktif lampu hijaunya. Pengendara dari simpang jalan 1 sering memanfaatkan kondisi perubahan lampu lalu lintas dari lampu hijau ke lampu kuning dan lampu merah dengan tetap melanjutkan perjalanannya, walaupun lampu lalu lintas sudah menunjukkan warna kuning sebelum lampu merah berikutnya yang aktif. Sementara itu di sisi lain, pengendara di simpang jalan 2, langsung melaju walaupun lampu lalu lintas di tempat dia berada baru berubah dari merah menjadi kuning. Hal ini bisa menyebabkan kemacetan atau tabrakan di titik pertemuan kedua simpang jalan tersebut karena lama waktu perubahan lampu dari merah ke kuning, sebelum menjadi hijau maupun dari hijau ke kuning, sebelum menjadi merah, hanya 3 detik. Oleh karena itu, dilakukanlah pengaturan lampu lalu lintas di kelima simpang jalan ini berupa merah, hijau, kuning, merah dan seterusnya. Selain itu, untuk setiap perubahan dari lampu kuning menjadi merah di simpang 1, diberi waktu tunda selama 3 detik setelah lampu merah di simpang 1 aktif dan sebelum lampu hijau di simpang 2 aktif. Hal ini dilakukan untuk memberi jedah bagi pengendara di simpang jalan 1 untuk melintas terlebih dahulu, sebelum diikuti oleh pengendara di simpang jalan lampu 2 karena telah aktifnya lampu hijau. Begitu juga untuk urutan lampu tiga, empat dan lima berikutnya. Diharapkan hal ini dapat mengurangi kemacetan atau tabrakan yang bisa terjadi di titik pertemuan dari kedua simpang jalan tersebut. 17

Berdasarkan aktivitas manusia yang dilakukan sehari-hari, menyebabkan ada tiga kondisi waktu yang diatur/dipilih untuk memperlancar arus kendaraan di jalan raya berdasarkan lama waktu aktifnya lampu hijau yang telah ditentukan yaitu : 1. Kondisi Siaga/Lengang Kondisi ini dipilih untuk diatur pada jam 00.00 06.00 wib dan jam 23.00 00.00 wib karena pada umumnya, kegiatan manusia sudah sangat banyak dilakukan di rumah/ruang tertutup, bukan di jalan raya. Jadi, kondisi jalan pada saat-saat ini menjadi sunyi bahkan cenderung lengang karena waktu ini dipakai untuk beristirahat atau berhenti dari segala aktivitas di dalam rumah, apalagi di luar rumah. Oleh karena itu, hanya lampu lalu lintas aktif berwarna kuning saja pada jam 23.00 06.00 wib ini, sedangkan lampu lalu lintas berwarna merah dan hijau, tidak aktif samasekali. Hal ini dilakukan sebagai tanda siaga (hati-hati) di jalan raya karena kondisi gelap dan lengangnya jalan, menyebabkan pengendara kurang waspada akan kondisi jalan yang dilaluinya. 2. Kondisi Normal Kondisi adalah kondisi saat jumlah kendaraan yang ada di jalan raya masih dalam batas yang wajar dan belum menimbulkan antrian yang panjang. Pada saat ini, masing-masing lampu lalu lintas simpang lima aktif selama 20 detik untuk lampu hijau, 100 detik aktif untuk lampu merah dan lampu kuning aktif selama 3 detik. Kondisi Normal diberlakukan pada jam 06.00 07.00 wib karena masyarakat baru memulai kegiatan baru di saat ini. Bisa saja kegiatan yang dilakukan masih banyak di lingkungan tempat tinggal, jadi jalan raya belum terlalu ramai karena itu, waktu aktif lampu hijau juga diatur normal untuk setiap simpang jalan yaitu selama 20 detik saja, 100 detik aktif untuk lampu merah dan lampu kuning aktif selama 3 detik. Waktu Normal lainnya, ditentukan pada jam 09.00 12.00 wib dan jam 14.00 16.00 wib. Hal ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa biasanya kemacetan sudah berkurang pada waktu-waktu ini karena semua orang yang bersekolah, kuliah maupun kerja sudah ada pada tempat mereka beraktivitas masing-masing, bukan di jalan raya. Hal ini berkaitan dengan jam masuk sekolah, kuliah atau kerja, diperkirakan dimulai jam 07.00 wib sampai jam 8.30 wib. Jadi diperkirakan jika jalan raya tidak terlalu ramai dipenuhi pengendara kendaraan karena lebih dari separuh penduduk pada suatu tempat, sudah tidak ada di jalan raya lagi. 18

Demikian juga untuk waktu jam 19.00 23.00 wib, dikategorikan menjadi kondisi normal di jalan raya karena pada saat ini, semua orang sudah ada di rumah dan sedang beristirahat setelah seharian beraktivitas. Jadi, kondisi jalan raya biasanya tidak terlalu padat (normal) pada saat ini. Pada kondisi ini, maka diaturlah lampu hijau aktif selama 20 detik dan lampu merah akan aktif selama 100 detik untuk semua simpang jalan 1, 2, 3, 4 dan 5. Hal ini dilakukan karena jumlah kendaraan di jalan raya dan panjang antrian yang terjadi, belum menyebabkan kemacetan di setiap simpang jalan. 3. Kondisi Padat/Ramai Kondisi padat ini ditentukan pada jam 07.00 09.00 wib karena pada saat ini, banyak orang akan/sedang menuju sekolah, kampus, tempat kerja ataupun pasar. Jadi, diperkirakan pada saat ini merupakan tingkat kemacetan yang paling tinggi karena hampir semua orang mempunyai kegiatan di luar rumah atau jalan raya. Jam 12.00 14.00 wib juga merupakan bagian kondisi ramai karena pada saat ini merupakan jam makan siang bagi semua orang. Jadi, para pekerja, mahasiswa, pelajar akan menyediakan waktu untuk mencari tempat menikmati makan siang. Kondisi ini merupakan waktu dimana lalu lintas menjadi sangat padat karena banyak orang akan meluangkan waktunya di jalan raya untuk mencari tempat yang diinginkan untuk bersantap siang. Pukul 16.00 19.00 wib juga ditentukan sebagai waktu padatnya kondisi di jalan raya karena pada saat ini, sebagian besar orang telah selesai beraktivitas dan akan bersiap pulang ke rumah. Oleh karena itu, pada waktu ini juga merupakan waktu ramainya pengguna jalan raya yang akan muncul dan memenuhi jalan sehingga bisa menimbulkan kemacetan yang panjang. Pada kondisi ini, maka diaturlah lampu hijau aktif selama 20 detik dan lampu merah akan aktif selama 120 detik untuk simpang jalan 2, 4 dan 5. Namun, di simpang jalan 1 dan simpang jalan 3, ditetapkan lampu hijau aktif selama 30 detik dan lampu merah akan aktif selama 110 detik. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa simpang jalan 2, 4, dan 5 sebagai jalan yang lebih kecil. Di sisi lain, simpang jalan 1 dan 3 merupakan simpang jalan utama, yang lebih lebar/besar dan biasanya antrian kendaraan cukup tinggi di kedua jalan ini. Jadi, diberikan prioritas utama untuk kedua jalan ini sehingga mendapat waktu lebih untuk aktifnya lampu hijau. Dengan cara ini, diharapkan dapat mengurangi tingkat kemacetan yang terjadi di simpang jalan 1 dan 3, jika dibandingkan dengan di ketiga simpang lainnya. 19