BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang lain dan mengabstraksikan ciri-ciri yang sama dari objek-objek tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Maua malah adalah kegiatan yang mengatur hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari mempunyai keperluan yang bermacam-macam untuk mempertahankan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Siamat Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2001, hlm. 22

BAB I PENDAHULUAN. mubarok.html.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB IV DENGAN UANG DI DESA LAJU KIDUL KECAMATAN SINGGAHAN KABUPATEN TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya, manusia melakukan usaha sesuai bidang

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULULOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi sekarang ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara satu manusia dengan manusia yang lain. Didalam

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri,

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

Pengantar SISTEM EKONOMI ISLAM

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini. Selain itu sebagai mahluk sosial manusia yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

Dan juga dalam Q.S An-Nisa;

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan/degresi dan mempengaruhi sektor lainnya

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai daya atur yang universal, meliputi segenap aspek dalam

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan penghasilan. Setiap usaha tidak dapat dilakukan sendiri tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

KATA PENGANTAR. taufiq dan hidayah-nya, skripsi ini telah dapat dirampungkan. Selanjutnya

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI SEMBAKO KREDIT. (Studi Kasus di Desa Mataram Udik, Kec. Bandar Mataram, Lampung Tengah) SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TIJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI PERHIASAN EMAS

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qardhawi, Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishadil Islami, Maktabah Wahbah, Kairo, Mesir, 1995, hal. 117.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1976, hlm Jakarta, 1997, hlm. 5. Utama, Jakarta, 2011, hlm. 1496

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran Islam merupakan ajaran yang lengkap dan sempurna, sehingga. dalam masalah muamalah (hubungan antar makhluk) dibahas secara

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

place, product, process, physical evidence

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup didalam bermuamalat seperti jual beli (al-ba i wa alijarah),

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. suatu fakta yang tidak mungkin dihindari. Perdagangan internasional sangat

BAB I PENDAHULUAN. skripsi ini dijelaskan dengan lugas. Skripsi ini berjudul Pengaruh Harga dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

HILMAN FAJRI ( )

KONSEP & KAEDAH DASAR FIQIH MUAMMALAH MAALIYAH SESI II : ACHMAD ZAKY

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern manusia dituntut untuk berpikir kritis, dinamis, dan sistematis mengikuti derasnya arus modernisasi, dinamika tersebut mempengaruhi perkembangan ilmu yang begitu pesat serta pengaruhnya yang cukup signifikan terhadap kehidupan manusia. Manusia merupakan makhluk sosial yang saling bergantung atau membutuhkan dengan lainnya, didalam sebuah aktivitas kehidupan manusia, masyarakat melakukan hal-hal yang menjadi sebuah kebiasaan dalam masyarakat tersebut sehingga munculah sebuah tradisi. Tradisi merupakan mekanisme yang dapat membantu memperlancar perkembangan pribadi anggota masyarakat. Namun jika tradisi mulai bersifat absolut, nilainya sebagai pembimbing akan merosot. Jika tradisi mulai absolut bukan lagi sebagai pembimbing, melainkan merupakan penghalang kemajuan. Oleh karena itu tradisi yang kita terima perlu kita renungkan kembali dan kita sesuaikan dengan zamannya.1 Dalam Islam tradisi dikenal dengan istilah `urf yaitu Sesuatu yang tidak asing lagi bagi suatu masyarakat karena telah menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perbuatan atau perkataan.2 Tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan masyarakat dalam hal apa saja, salah satunya tradisi mengenai bab bermuamalah antara satu dengan lainnya, dalam prosesnya jual beli sendiri sudah lama dikenal oleh masyarakat dengan istilah barter atau muqayyadhah yaitu menukar barang dengan barang.3 Menurut istilah (terminologi), yang dimaksud jual beli adalah menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar 1 Mardimin Johanes, Jangan Tangisi Tradisi, Kanisius, Yogyakata, 1994, hlm. 12-13 Satria Effendi, M. Zein, Ushul fiqih, kencana, Jakarta, 2005, hlm. 153 3 Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90. 2 1

2 saling merelakan.4 Dalam transaksi jual beli yang dulu hanya istilah bater mengalami perubahan dengan adanya adat yaitu sebuah akad, Namun dalam perkembangannya jual beli mengalami perubahan yang kurang memperhatikan hukum syah dan kehalalannya, hal tersebut juga tidak dapat diselaraskan dengan prinsip-prinsip jual beli dalam Islam yaitu tidak boleh merugikan salah satu pihak baik penjual maupun pembeli, berdasarkan surah Al- Baqarah ayat 275 Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 5 Perdagangan adalah jual beli dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Penjualan merupakan transaksi paling kuat dalam dunia perniagaan bahkan secara umum adalah bagian yang terpenting dalam aktivitas usaha.6 Seorang pengusaha seharusnya memperhatikan mana usaha yang kegiatannya sesuai syariat Islam atau tidak dan mengenal mana 4 Solikhul Hadi, Fiqh Muamalah, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm.58. Al Qur`an, Al Qur`an Al Karim dan Terjemahan Bahasa Indonesia (Ayat Pojok), Menara Kudus, Kudus, 2006, hlm. 47. 6 Abdullah Al-Mushlih, Op.Cit, hlm. 89. 5

3 yang halal dan haram. Seperti jual beli yang dalam prosesnya melakukan praktik pembiayaan yang tidak sesuai dengan teori pembiayaan. Pembiayaan secara luas berarti finansial atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Sedangkan, dalam arti sempit pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan.7 Berikut deskripsi tradisi pembiayaan dalam proses jual beli yang dilakukan oleh pengrajin, pengepul, dan pemilik modal sebagai pihak ketiga dalam hal pembiayaan antara pengrajin dan pengepul dalam usaha monel di desa Robayan kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara yang tidak tahu kejelasan sah tidaknya transaksi jual beli tersebut, berikut deskripsinya pengrajin menjual barang dagangannya kepada pengepul, namun pengepul tidak memberikan uang tunai melainkan memberi nota (struk pembelian) kepada pengrajin dalam jangka waktu minimal 1 bulan dan nota tersebut minimal sejumlah Rp. 1.000.000,- kemudian dengan alasan untuk mendapatkan uang tunai secara cepat, pengrajin menjual nota tersebut kepada pemilik modal kemudian pemilik modal membiayai transaksi yang telah dilakukan antara pengrajin dan pengepul yang kemudiaan biaya pembiayaan dibebankan kepada pengrajin dengan dipotong 5 % per Rp. 1.000.000,- per 1 bulan jika perjanjian dengan pengepul 2 (dua) bulan maka potongannya 10 % dan seterusnya tentu saja pemilik modal membeli nota tersebut dengan keuntungan yang cukup besar sedangkan pengrajin jelas merugi, kemudian setelah terjadi kesepakatan antara pengrajin dan pemilik modal maka pemodal akan membeli nota dengan membayar secara tunai kepada pengrajin (pedagang), dan pemodal menyimpan nota tersebut untuk pengepul sesuai perjanjian antara pengrajin dan pengepul yang telah diketahui pemodal sebelumnya praktik pembiayaan dalam hal jual beli tersebut tidak jelas 7 Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm. 260.

4 dan merugikan pengrajin karena biaya-biaya pembiayaan yang seharusnya dibebankan kepada pengepul dibebankan kepada pengrajin, hal inilah yang mengakibatkan pengrajin rugi, padahal sudah jelas pada prinsip jual beli dimana tidak boleh ada pihak yang dirugikan, masyarakat sendiri melakukan praktik jual beli tersebut tidak memahami jelas prinsip dan hukum jual beli. Meskipun praktik pembiayaan dalam jual beli dengan menggunakan alat transaksi berupa nota tersebut dilakukan secara suka sama suka dalam arti lain merelakan atas penjualan nota tersebut untuk pemenuhan modal usaha. Tetapi di sisi lain sebenarnya bagi pihak pengrajin merasa keberatan dengan pemotongan 5 % per bulan dari nominal tercantum dan dengan pemilik modal yang merasa diuntungkan. Maka yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana praktik pembiayaan dalam jual beli dengan menggunakan alat transaksi berupa nota di desa Robayan, kecamatan Kalinyamatan, kabupaten Jepara jika ditinjau dari teori maslahah. Fenomena dan realitas inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut tentang hal tersebut. Karena itu penulis ingin menuangkan dalam sebuah skripsi yang penulis beri judul TRADISI PEMBIAYAAN DALAM JUAL BELI DI DESA ROBAYAN KECAMATAN KALINYAMATAN KABUPATEN JEPARA DI TINJAU DARI PRESPEKTIF TEORI MASLAHAH B. Rumusan Masalah Untuk mempermudah dalam penyelesaian penulisan skripsi ini maka penulis akan merumuskan masalah sebagai awal langkah dari penelitian rumusan-rumusan dan pokok-pokok permaslahan sebagai berikut 1. Bagaimana praktik pembiayaan jual beli di Desa Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara?

5 2. Mengapa terjadi praktik pembiayaan jual beli di Desa Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara yang tidak umum dalam teori pembiayaan? 3. Bagaimana analisis praktik pembiayaan jual beli di Desa Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara ditinjau dari prespektif teori maslahah? C. Fokus Penelitian Menurut sugiyono, fokus penelitian dilakukan agar dalam pembahasan sebuah penelitian dapat dilakukan dengan sederhana, tidak terlalu meluas dan penelitian yang dihasilkan bisa terfokus.8 Dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitian berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada, yaitu dalam masalah Tradisi Pembiayaan Dalam Jual Beli di Desa Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Ditinjau dari prespektif teori maslahah D. Tujuan Penelitian Suatu penelitian akan mempunyai nilai apabila penelitian itu mempunyai tujuan. Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut 1. Untuk mengetahui praktik pembiayaan jual beli di Desa Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara 2. Untuk Mengetahui terjadi praktik pembiayaan jual beli di Desa Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara yang tidak umum dalam teori pembiayaan 3. Untuk mengetahui analisis praktik pembiayaan jual beli di Desa Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara ditinjau dari prespektif teori maslahah 8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2005, hlm. 32.

6 E. Manfaat Penulisan Dalam setiap penelitian yang sudah diteliti oleh setiap manusia, pasti ada nilai sisi baiknya dan mempunyai manfaat yang baik. Penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan nilai-nilai yang positif dan bermanfaat bagi semua orang, baik secara praktis maupun teoritis. 1. Manfaat praktis a. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan bacaan diperpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus b. Sebagai bahan rujukan pada masyarakat dan para ilmuwan desa Robayan kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara dalam mengetahui praktik pembiayaan dalam jual beli di sebuah pedesaan. 2. Manfaat Teoritis Adapun secara teoritis penulisan ini diharapkan bisa digunakan untuk a. Menambah sumbangsih pemikiran terhadap khasanah keilmuan dibidang jual beli menurut ketentuan Islam b. Menambah khasanah teoritis tentang jual beli menurut hukum Islam baik bagi para mahasiswa mahasiswi di perguruan tinggi khususnya, masyarakat luas pada umumnya. F. Penegasan Istilah Pembiayaan Financing atau pembelanjaan yang berarti pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain.9 Jual Beli Akad pertukaran harta yang menyebabkan kepemilikan atas harta atau pemaanfaatan harta untuk selamanya.10 9 Muhammad, Loc. Cit., hlm. 304 Muhammad Rizqi Romdhon, Jual Beli Online Menurut Madzhab Asy- Syafi`i, Pustaka Cipasung, Tasikmalaya, 2015, hlm. 43 10

7 `Urf Suatu perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang menurut hukum akal (adat kebiasaan). 11 Maslahah Mendatangkan kebaikan atau yang membawa kemanfaatan dan menolak kerusakan.12 G. Sistematika Penulisan Mengenai penulisan dan alur pembuatan data skripsi ini, maka penulis dalam skripsi nanti akan memuat lima bab, yang pokok-pokoknya adalah sebagai berikut 1. Bagian Awal Bagian muka ini, terdiri dari, halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, halaman abstraksi, halaman daftar isi. 2. Bagian Isi, meliputi Pada bagian ini memuat garis besar yang terdiri dari lima bab, antara bab I dengan bab lainnya saling berhubungan karena merupakan satu kesatuan yang utuh, kelima bab itu adalah sebagai berikut BAB I Pendahuluan yang memuat antara lain latar belakang masalah, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Tinjauan Pustaka yang memuat antara lain pembiayaan terdiri dari definisi pembiayaan, prosedur pembiayaan, tujuan pembiayaan. Jual beli terdiri dari pengertian jual beli, landasan hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, macam-macam jual beli. `Urf terdiri dari pengertian `urf, macam-macam `urf, syarat penggunaan `urf, pertentangan `urf dengan dalil syara`. Maslahah terdiri dari pengertian maslahah, 11 12 hlm. 43. Chairul umam, Ushul Fiqh I, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1998, hlm. 159 Munawar Kholil, Kembali Kepada al-quran dan as-sunnah, Bulan Bintang, Semarang, 1955,

8 pembagian maslahah, tingkatan-tingkatan dalam maslahah. Dan penelitian terdahulu. BAB III Metode Penelitian berisi tentang Jenis penelitian, Pendekatan penelitian, Lokasi penelitian, Objek dan subjek penelitian, Sumber data, Instrumen penelitian, Metode pengumpulan data, Uji keabsahan data, Analisis data. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang gambaran sosial masyarakat desa Robayan kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara terdiri dari potensi sumber daya manusia, keadaan pendidikan, potensi kelembagaan. Data penelitian dan analisis data yang terdiri dari praktik pembiayaan jual beli di Desa Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara, praktik pembiayaan jual beli di Desa Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara yang tidak umum dalam teori pembiayaan, analisis praktik pembiayaan jual beli di Desa Robayan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara ditinjau dari prespektif teori maslahah. BAB V Penutup yang berisi simpulan, saran dan penutup.