BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia dan memiliki peranan pokok dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan negara. Pendididkan memiliki peranan yang sangat penting pada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebab penduduk di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia dari zaman dahulu sampai zaman

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. untuk membelajarkan siswa. Kemampuan pengelolaan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang memilki peranan penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dan memiliki peranan pokok dalam membentuk karakteristik manusia. Dengan pendidikan diharapkan dapat mempersiapkan manusia sehingga dapat bersaing dalam segala bidang di masa yang akan datang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan di Indonesia memang mengalami situasi yang terus berkembang. Hal ini dapat kita lihat melalui perkembangan kurikulum yang berlaku di Indonesia. Perubahan kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia menurut Eveline Siregar dkk (2010.hlm.70) kurikulum 1968 menjadi kurikulum P) 1975 atau kurikulum 1984 menjadi kurikulum 1994 dan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 2004 menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTS2006. Sedangkan sekarang pemerintah memberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013, perubahan-perubahan yang dilakukan untuk upaya 1

2 peningkatan mutu pendidikan, memperlihatkan relevansi pendidikan, perubahan paradigm pendidikan hal tersebut dilakukan demi keberhasilan pendidikan di Indonesia. Untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia bukan hanya perubahan kurikulum saja yang harus di lakukan tetapi haruslah melakukan perubahan pada kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa, sesuai dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sikdinas yaitu Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Guru sebagai salah satu komponen dalam pembelajaran yang merupakan pemegang peran yang sangat penting. Pada umumnya kegiatan pembelajaran di dalam kelas didominasi oleh guru sehingga siswa di dalam kelas hanya duduk, diam, dan mendengarkan (teacher centred) hal tersebut membuat siswa menjadi pasif di dalam kelas dan siswa hanya mendapat pengetahuan dari apa yang guru berikan saja. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam kegiatan pembelajaran yang semula membuat siswa pasif di kelas (teacher centred) menjadi siswa lebih aktif di dalam kelas (student sentered). Dalam student centered siswa dituntut untuk selalu aktif dalam setiap pembelajaran. Selain siswa guru pun dituntut untuk kreatif dalam setiap pembelajaran. Guru sebagai pendidik harus mampu menciptakan pembelajaran yang baik dalam rangka membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Keaktifan siswa merupakan hal penting dan perlu diperhatikan guru agar proses pembelajaran

3 yang ditempuh benar-benar meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran di kelas. Keaktifan siswa di kelas dapat berkembang dengan baik apabila siswa paham mengenai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswa merupakan subyek utama dalam belajar. Hal ini menunjukan betapa pentingnya keterampilan mengorganisasikan siswa agar kondusif saat belajar. Cara yang dilakukan guru antara lain adalah dengan cara membimbing siswa belajar, menyediakan media dan sumber belajar, memberikan penguat dalam pembelajaran, menjadi teman dalam mengevaluasi pelaksanaan, pemilihan model pembelajaran yang tepat, memberikan kesempatan pada siswa untuk memperbaiki diri. Berdasarkan hasil observasi di SDN Tegallega terdapat permasalahan dalam hasil belajar siswa. Nilai siswa kelas III C cenderung rendah, dengan hasil belajar yang cukup rendah ini siswa kelas III C belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan di SDN Tegallega yaitu 70. Selain hasil belajar yang rendah ada satu hal yang kurang mendapatkan perhatian yaitu situasi kelas pada proses pengajaran yang bersifat pasif dan verbalistis, yaitu siswa hanya diberi atau menerima, jarang di jumpai keaktifan siswa dalam kegiatan belajar, kurangnya komunikasi antar individu (siswa-siswa atau guru-siswa) dalam proses

4 pengajaran, sehingga kurang terlihat adanya hubungan timbal balik baik anatara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Guru mendominasi kegiatan di dalam kelas serta dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Guru memegang peran sentral dalam proses pembelajaran dalam konteks ini guru seharusnya menjadi fasilitator penunjang ketercapaiannya hasil belajar siswa. Selain itu hal ini akan berdampak sangat besar kepada siswa karena model pembelajaran konvensional membuat siswa menjadi kurang bersosialisasi di dalam kelas. Hal ini disebabkan oleh kurangnya komunikasi dalam kelas dan rasa takut siswa untuk bertanya kepada guru maupun siswa lainnya. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa model yang digunakan oleh guru kurang tepat. Selain itu kurangnya penggunaan media sebagai alat untuk membimbing siswa kepada tujuan pembelajaran juga tidak digunakan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan mengganti model pembelajaran yang lama dengan model Examples Non Examples. Adang Heriawan dkk (2012.hlm.112) mengemukakan bahwa Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contohcontoh. Dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa diminta untuk berkelompok dan setiap kelompok berdiskusi menganalisa gambar dan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Model pembelajaran Examples Non Examples dirasa sangat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa sekolah dasar. Karena model ini membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dan membuat siswa lebih mengetahui

5 aplikasi dari materi yang akan disampaikan melalui gambar. Selain itu juga pembelajaran ini akan lebih bermakna bagi siswa karena siswa terlibat dalam proses penemuan bagi pengetahuan mereka. Pada Model Examples Non Examples siswa diminta untuk berpartisipasi dalam setiap skenario yang telah disedikan guru dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Mahrim (2010.hlm.16) mengemukakan bahwa model Examples non Examples memiliki beberapa keunggulan, yaitu: 1) Mendorong siswa agar mampu menumbuhkan memotivasi diri untuk bisa membangun pengetahuan sendiri yang sudah berada di dalam diri mereka sendiri, 2) Membangun kerjasama antar sesama siswa sehingga mereka bisa saling mengemukakan dan meluruskan kompetensi pembelajaran. 3) Dengan contoh-contoh dan media gambar akan bisa menimbulkan daya tarik, mempermudah pemahaman yang bersifat abstrak sehingga bisa mempercepat peserta didik membentuk pemahaman diri terhadap suatu konsep. Tidak sedikit orang yang telah menggunakan model Examples Non Examples untuk penelitiannya, salah satunya adalah Anggita Prian Irawanti dan Desmalelah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggita Prian Irawanti (2013) yang berjudul Keefektifan Model Examples Non Examples terhadap Hasil Belajar Materi Pengelolaan Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Toyareka Purbalingga menyatakan bahwa setelah menerapkan model Examples Non Examples hasil belajar materi pengelolaan sumber daya alam pada siswa kelas IV SDN Toyareka Purbalingga meningkat. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Desmalelah (2014) yang berjudul Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Dengan Penerapan Pendekatan Scientifik Melalui Model Pembelajaran Examples Non Examples pada

6 siswa kelas V SD Negeri 94 Seluma menyatakan bahwa selelah menerapkan Scientifik melalui model pembelajaran Examples Non Examples keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan latar belakang di atas dan hasil penelitian terdahulu yang pernah penulis baca maka peneliti akan mengajukan penelitian berjudul Penerapan Model Examples Non Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Subtema Pelestarian Hewan dan Tumbuhan Langka. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat teridentifikasi sebagai berikut : 1. Tingkat keaktifan siswa di dalam kelas rendah. 2. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran rendah. 3. Proses pembelajaran cenderung pasif dan berpusat pada guru. 4. Kurangnya kerjasama siswa dalam kegiatan pembelajaran secara kerkelompok. 5. Kurangnya komunikasi antar individu (siswa-siswa atau guru-siswa) dalam proses pengajaran 6. Metode yang di gunakan bersifat konvensional. 7. Suasana kelas yang kurang kondusif. 8. Kurangnya penggunaan media. 9. Rendahnya wawasan siswa. 10. Rendahnya hasil belajar siswa.

7 C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti merumuskan suatu batasan masalah agar ruang lingkup yang akan diteliti tidak meluas. Adapun batasan masalah, sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Tegallega. 2. Penelitian akan dilakukan pada siswa kelas III SDN Tegallega semester I tahun ajaran 2016/2017. 3. Model pembelajaran yang akan di teliti adalah model pembelajaran Examples Non Examples. 4. Masalah yang diteliti pada penilaian aktivitas dan hasil belajar siswa pada sub tema pelestarian hewan dan tumbuhan langka. D. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah penggunaan model Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III C pada subtema pelestarian hewan dan tumbuhan langka. Rumusan masalah tersebut selanjutnya dijabarkan dalam rumusan masalah secara khusus yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan penerapan model Examples Non Examples agar hasil belajar pada sub tema pelestarian hewan dan tumbuhan langka di kelas III C SDN Tegallega meningkat?

8 2. Mampukah aktifitas belajar siswa meningkat setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Examples Non Examples pada belajar pada subtema pelestarian hewan dan tumbuhan langka di kelas III C SDN Tegallega? 3. Adakah peningkatan hasil belajar siswa pada subtema pelestarian hewan dan tumbuhan langka di kelas III C SDN Tegallega setelah melakukan pembelajaran menggunakan model Examples Non Examples? 4. Apa hambatan dalam kegitan pembelajaran pada subtema pelestarian hewan dan tumbuhan langka di kelas III C SDN Tegallega setelah melakukan pembelajaran menggunakan model Examples Non Examples? 5. Apa upaya yang dilakukan dalam menghadapi hambatan pada kegitan pembelajaran subtema pelestarian hewan dan tumbuhan langka di kelas III CSDN Tegallega setelah melakukan pembelajaran menggunakan model Examples Non Examples? E. Tujuan Penelitian Secara umun tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III C SDN Tegallega melalui model Examples Non Examples pada subtema pelestarian hewan dan tumbuhan langka. Adapun tujuan khusus dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan model Examples Non Examples pada subtema pelestarian hewan dan tumbuhan langka di kelas III C SDN Tegallega.

9 2. Untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model Examples Non Examples pada belajar pada subtema pelestarian hewan dan tumbuhan langka di kelas III C SDN Tegallega. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada subtema pelestarian hewan dan tumbuhan langka di kelas III C SDN Tegallega setelah melakukan pembelajaran menggunakan model Examples Non Examples. 4. Untuk mengetahui hambatan dalam kegitan pembelajaran pada subtema pelestarian hewan dan tumbuhan langka di kelas III C SDN Tegallega setelah melakukan pembelajaran menggunakan model Examples Non Examples. 5. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam menghadapi hambatan pada kegitan pembelajaran sub tema pelestarian hewan dan tumbuhan langka di kelas III C SDN Tegallega setelah melakukan pembelajaran menggunakan model Examples Non Examples. F. Manfaat Penelitian Penelitian terhadap peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model Examples Non Examples di kelas III SDN Tegallega, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait dalam penelitian.

10 1. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan masukan terhadap dunia pendidikan tentang penggunaan model Examples Non Examples yang mendukung pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait dalam pendidikan terutama bagi guru dan siswa yang langsung terlibat dalam proses pembelajaran. a. Bagi Guru Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, salah satunya adalah manfaat bagi guru, diantaranya yaitu: 1) Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman pembelajaran di sekolah. 2) Menambah wawasan bagi guru tentang alternatif model pembelajaran di sekolah dasar yaitu dengan menerapkan model Examples Non Examples, sehingga cara penyampaian materi lebih variatif, inovatif dan efektif. 3) Meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan pembelajaran di kelas.

11 b. Bagi Siswa Penelitian ini selain bermanfaat bagi guru, juga memiliki manfaat bagi siswa, diantaranya yaitu: 1) Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan sub tema pelestarian hewan dan tumbuhan langka. 2) Memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan bermakna. 3) Meningkatkan daya ingat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi. c. Bagi Sekolah Dalam penelitian ini selain memiliki manfaat bagi guru dan siswa, juga memiliki manfaat bagi sekolah. Manfaat bagi sekolah yaitu: 1) Meningkatkan mutu pengajaran di sekolah dan khususnya untuk lebih meningkatkan mutu SDN Tegallega secara keseluruhan. 2) Diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan kerjasama antara guru dengan warga sekolah. d. Bagi Peneliti Manfaat yang terakhir dalam penelitian ini adalah manfaat bagi peneliti. Manfaat bagi peneliti, diantaranya yaitu: Hasil penelitian ini diharapkan agar peneliti selanjutnya mendapatkan pengalaman nyata dan dapat menerapkan model Examples Non Examples dalam pembelajaran di kelas.

12 G. Struktur Organisasi BAB I pendahuluan, merupakan bagian awal skripsi yang menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat masalah, dan struktur organisasi skripsi. BAB II kajian teroritis, merupakan bagian yang berisi tentang kajian teoriteori dalam skripsi, menkaji teori-teori yang terdiri dari model Examples Non Examples, meningkatkan hasil belajar, serta analisis dan pengembangan materi pembelajaran yang akan di teliti pada subtema pelestarian hewan dan tumbuhan langka yang meliputi : keluasan dan kedalaman materi, karakteristik materi, bahan dan media pembelajaran, dan system evalusi. Selaian mengkaji teori-teori pada BAB II ini berisi tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan variable penelitian yang akan di teliti, kerangka pemikiran dan diagram/skema paradigma penelitian, serta terdapat asumsi dan hipotesis penelitian atau pertanyaan penelitian. BAB III metode penelitian, meliputi setting penelitian, subjek dan objek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, operasionalisasi variable, rancangan pengumpulan data, pengembangan instrument penelitian, rancangan analisis data dan indicator keberhasilan. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan, bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah di capai meliputi deskripsi hasil dan temuan penelitian serta pembahasan penelitian.

13 BAB V simpulan dan saran, bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.