BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG PEMETAAN WILAYAH CALON DAERAH OTONOM BARU KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN, PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR NOMOR : : 118/BPPD-INFRA/06 B-01.1/PPKS/PU09/2014 Pada hari ini SENIN tanggal SATU bulan SEPTEMBER tahun DUA RIBU EMPAT BELAS, yang bertanda tangan di bawah ini: Mohd. Setioso : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bintan, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bintan, berkedudukan di Jalan Jenderal Ahmad Yani Km 5, Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, selanjutnya disebut PIHAK KESATU. F. Wahyutomo : Kepala Pusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama Badan Informasi Geospasial, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Badan Informasi Geospasial, di Jalan Raya Jakarta Bogor KM.46 Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, terlebih dahulu mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3693); Halaman 1 dan 8
2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Informasi Geospasial; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah; 7. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/JasaPemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya Tahun 2014; 9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 188 Tahun 2008 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 11 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2013 Nomor 11); dan Perubahan Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014; 11. Peraturan Bupati Bintan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bintan Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2013 Nomor 43). dan memperhatikan: 1. Surat Kepala Bappeda Kabupaten Bintan Nomor 050/BPPD-INFRA/122 tanggal 28 April 2014 tentang Fasilitasi dan Kerjasama Pengadaan Peta Pemekaran Kabupaten Bintan; 2. Surat Sekretaris Utama BIG Nomor B-26.4/SESMA/PL/05/2014 tanggal 26 Mei 2014 tentang Fasilitasi dan Kerjasama Pengadaan Peta Pemekaran Kabupaten Bintan. bersepakat untuk mengadakan kerja sama dalam Pekerjaan Pemetaan Wilayah Calon Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Bintan Kepulauan, Provinsi Kepulauan Riau dengan ketentuan sebagai berikut: Halaman 2 dari 8
PASAL1 MAKSUD Maksud Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk melaksanakan pekerjaan Pemetaan Wilayah Galon DOB Kabupaten Bintan Kepulauan, Provinsi Kepulauan Riau sesuai dengan kompetensi dan kewenangan PARA PIHAK. PASAL 2 OBYEK PERJANJIAN KERJA SAMA Obyek Perjanjian Kerja Sama ini adalah Peta Galon DOB Kabupaten Bintan Kepulauan, Provinsi Kepulauan Riau. PASAL 3 RUANG LINGKUP PARA PIHAK akan menjalin kerja sama yang efektif dan efisien dalam bidang Pemetaan Wilayah Galon DOB Kabupaten Bintan Kepulauan, Provinsi Kepulauan Riau dalam batas kemampuan keuangan dan teknis yang dimiliki pada bidang pekerjaan sebagai berikut: a. Persiapan. 1) Pengumpulan Data; 2) Review Data; dan 3) Kompilasi Data. b. Pembuatan peta cetakan dan softcopy. 1) Peta Galon DOB Kabupaten Bintan Kepulauan; 2) Peta Kabupaten Bintan sebelum pemekaran; dan 3) Peta Kabupaten Bintan setelah pemekaran. c. Laporan Akhir. PASAL 4 PENGATURAN TEKNIS Untuk memfasilitasi pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, PARA PIHAK membuat program atau rencana tindak sebagai satu kesatuan Perjanjian Kerja Sama ini yang meliputi bidang pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. PASAL 5 PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PEKERJAAN (1) Perencanaan pekerjaan Pemetaan Wilayah Galon DOB Kabupaten Bintan Kepulauan, Provinsi Kepulauan Riau dilakukan oleh PARA PIHAK. (2) Pengawasan pekerjaan Pemetaan Wilayah Galon DOB Kabupaten Bintan Kepulauan, Provinsi Kepulauan Riau dilakukan oleh PIHAK KESATU. Halaman 3 dari 8
PASAL 6 PELAKSANAAN (1) Perjanjian Kerja Sama ini dilaksanakan oleh PARA PIHAK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Dalam pelaksanaan pekerjaan Perjanjian Kerja Sama ini, PIHAK KESATU akan menyerahkan Kerangka Acuan Kerja kepada PIHAK KEDUA. (3) PARA PIHAK sepakat dalam pelaksanaan kerja sama ini akan menggunakan data-data dan kondisi yang ada sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. PASAL 7 JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan harus diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dan diterima oleh PIHAK KESATU dalam keadaan lengkap dan baik yang disertai dengan penyerahan pekerjaan yang dinyatakan dalam berita acara serah terima selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama. PASAL 8 PEMBIAYAAN (1) PARA PIHAK secara pasti (fixed) telah sepakat untuk menyetujui harga pekerjaan Pemetaan Wilayah Galon DOB Kabupaten Bintan Kepulauan, sebesar Rp 203.000.000,(Dua ratus tiga juta rupiah), dengan masing-masing rincian penggunaan sebagai berikut: 1) Persiapan; 2) Pembuatan Peta Cetak dan Softcopy; dan 3) Laporan Akhir. (2) Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2014 dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Bintan Perubahan Tahun 2014. (3) Jumlah biaya pekerjaan tersebut diatas sudah termasuk segala biaya pengeluaran Pajak dan biaya lain yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PASAL 9 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KESATU (1) PIHAK KESATU berhak : a. Menetapkan Kerangka Acuan Kerja yang diusulkan PIHAK KEDUA; b. Menetapkan Surat Tugas dan/atau Surat Perintah Kerja atas seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan yang merupakan ruang lingkup dari Perjanjian Kerja Sama ini yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA; Halaman 4 dari 8
c. Memperoleh hasil pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dengan sebaikbaiknya dalam bentuk peta dan Laporan Akhir Pemetaan Wilayah Galon DOB Kabupaten Bintan Kepulauan sebagaimana pasal 3 Perjanjian Kerja Sama ini; dan d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap setiap tahapan kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA. (2) PIHAK KESATU berkewajiban : a. Memberikan bahan dan data yang diperlukan oleh PIHAK KEDUA sehubungan pelaksanaan pekerjaan ini; dan b. Melaksanakan pembayaran atas hasil pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama ini dengan besaran dan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8, setelah adanya surat permintaan dari PIHAK KEDUA. PASAL 10 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA (1) PIHAK KEDUA berhak : a. Memperoleh bahan dan data yang dibutuhkan sehubungan dengan kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan; dan b. Menerima pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dan dengan besaran dan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8. (2) PIHAK KEDUA berkewajiban : a. Membuat Kerangka Acuan Kerja untuk mendapatkan penetapan dari PIHAK KESATU; b. Mengajukan usulan penawaran harga atas seluruh pelaksanaan pekerjaan; c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian ini; d. Melaksanakan pekerjaan secara profesional; e. Menyerahkan daftar nama-nama pejabat, pegawai atau tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan; dan f. Menyerahkan hasil pekerjaan berupa softcopy dan hardcopy. PASAL11 CARA PEMBAYARAN (1) Pembayaran dilakukan secara langsung transfer ke rekening PNBP BIG di Bank BNI 46 Cabang Bogor Nomor 0003889370 atas nama Bendahara Penerimaan Satker Sekretariat Utama BIG. (2) Pembayaran biaya pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dengan cara 1 (satu) kali pembayaran sebesar Rp 205.000.000,- (Dua ratus lima juta rupiah) dengan ketentuan dilaksanakan paling lambar 14 (empat belas) hari setelah penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ini. Halaman 5 dari 8
PASAL 12 SANKSI DAN DEN DA (1) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Perjanjian Kerja Sama ini, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari harga pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) untuk setiap hari keterlambatan. (2) Apabila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian kerja sama ini, dikenakan maksimum denda kumulatif ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari harga pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasat 8 ayat (1). (3) Apabila PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan tidak sesuai atau bertentangan dengan Perjanjian Kerja Sama ini dan mengakibatkan kerugian PIHAK KESATU, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kerugian tersebut, berupa pengembalian biaya yang telah diterima oleh PIHAK KEDUA. PASAL 13 FORCE MAJEURE (1) Yang dimaksud force majeure (keadaan memaksa) dalam Perjanjian Kerja Sama ini adalah peristiwa-peristiwa yang berada diluar kemampuan PARA PIHAK yang dapat mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan pekerjaan PARA PIHAK yaitu: a. Bencana alam (gempa, tanah longsor, badai dan banjir); b. Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan, kebakaran; dan c. Keadaan memaksa yang dinyatakan oleh pemerintah. (2) Apabila terjadi force majeure maka: a. PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK KESATU atau sebaliknya bahwa telah terjadi keadaan memaksa; b. PIHAK KESATU menyatakan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA atau sebaliknya bahwa telah terjadi keadaan memaksa; c. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya keadaan memaksa PIHAK KESATU tidak membuat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka PIHAK KEDUA berhak mengajukan keadaan memaksa kepada PIHAK KESATU untuk mendapatkan persetujuan tertulis; d. Jika dalam waktu 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU tentang keadaan memaksa tersebut, PIHAK KESATU tidak memberikan jawaban, maka PIHAK KESATU dianggap menyetujui terjadinya keadaan memaksa tersebut; e. PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat keadaan memaksa, setelah diperiksa oleh PIHAK KESATU; dan f. Pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dilakukan perhitungan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan kewajibannya. Halaman 6 dari 8
PASAL14 PENGAKHIRAN PERJANJIAN Perjanjian Kerja Sama ini dapat diakhiri oleh salah satu pihak sebelum Jangka Waktu Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, berdasarkan hal-hal sebagai berikut: a. Kesepakatan bersama PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian Kerja b. c. d. e. Sama ini; Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan berturut-turut terhitung dari tanggal ditandatangani Perjanjian Kerja Sama ini, tidak atau belum memulai tugas pekerjaannya; Atas permintaan sendiri oleh PIHAK KEDUA dengan pemberitahuan selambatlambatnya 1 (satu) bulan sebelumnya dan wajib menyerahkan pekerjaan yang selama ini telah dilaksanakan; Salah satu pihak tidak memenuhi atau melanggar salah satu atau lebih ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini (wanprestasi) dan tetap tidak memenuhi atau tidak berusaha untuk memperbaikinya setelah menerima surat teguran/ peringatan minimal 14 (empat belas) hari kalender; dan Pengakhiran berlaku efektif dari salah satu pihak secara seketika 7 (tujuh) hari terhitung dari tanggal teguran atau peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1d. PASAL 15 PENYELESAIAN PERSELISIHAN (1)Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK, maka akan diselesaikan secara musyawarah. (2) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan diselesaikan oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai mediator yang dibentuk dan diangkat oleh PARA PIHAK dan terdiri dari 3 (tiga) orang antara lain: a. Seseorang wakil dari PIHAK KESATU sebagai anggota; b. Seseorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota; dan c. Seorang diluar PARA PIHAK yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh PARA PIHAK. (3) Keputusan Panitia Pendamai ini mengikat PARA PIHAK dan biaya penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan ditanggung oleh PARA PIHAK. (4) Jika Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat diterima oleh salah satu pihak atau PARA PIHAK, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan Negeri Batam. PASAL16 LAIN-LAIN (1) Informasi geospasial yang dihasilkan dari kerjasama ini diselenggarakan sesuai kaidah teknis yang berlaku. Halaman 7 dari 8
(2) Dalam hal Informasi geospasial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan digunakan untuk keperluan pemekaran wilayah, pembentukan DOB, atau hal-hal lain yang mengikat secara hukum, maka informasi geospasial tersebut tidak mengikat kedudukan PIHAK KEDUA di dalam forum eksekutif dan/atau legislatif terkait pemekaran wilayah atau pembentukan DOB sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PASAL17 TRANSPARANSI Kerja sama ini akan dilaksanakan berlandaskan pada prinsip-prinsip kerja sama, keterbukaan informasi publik, transparansi dan anti korupsi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PASAL18 PERUBAHAN Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini atau perubahan-'perubahan yang dipandang perlu oleh PARA PIHAK, akan diatur lebih lanjut dalam Perjanjian Kerja Sama Tambahan (Addendum) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini. PASAL 19 PENUTUP Perjanjian Kerja sama ini dibuat rangkap 2 (dua) bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA serta tembusannya disampaikan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dan ada hubungannya dengan pekerjaan ini. -,xxpihak KESATU 3^ Halaman 8 dari 8