BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah sebagai perantara di bidang keuangan (financial intermediary)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan saat ini cukup pesat, dilihat dari volume

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. (surplus dana) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit dana) serta

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Outlook Perbankan Syariah 2011

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. 1 /perkembangan-perbankan-syariah. Diunduh pada tanggal 24 Desember 2013.

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian


UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraaan masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dari pengertian ini, diketahui bahwa bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi yang memberikan jasa kepada unit surplus maupun unit defisit. Unit surplus adalah pihak yang memiliki kelebihan dana, sementara unit defisit adalah pihak yang membutuhkan dana. Peranan perbankan yang sangat penting dalam perekonomian terutama perbankan syariah sebagai perantara di bidang keuangan (financial intermediary) semakin meningkatkan kebutuhan masyarakat maupun pemerintah akan keberadaan bank tersebut, yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara. 1 Setelah munculnya Undang-Undang no. 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah, perkembangan yang terjadi semakin signifikan. Hal ini tak terlepas dari kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh bank syariah. 1 Yuke Rahmawati, Konsep Keseimbangan dalam Ekonomi Islam, dalam http://yukerahmawati.wordpress.com/2008/12/12/konsep-keseimbangan-dalam-ekonomi-islam/ (9 November 2012 ) 1

2 Perkembangan bisnis perbankan syariah memaksa bank syariah untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber dana. Terbukti dengan semakin tumbuhnya jumlah bank syariah di Indonesia, berdasarkan data yang didapat dari Bank Indonesia per Desember 2010 yang mencapai 11 unit Bank Umum Syariah (BUS) dan 23 unit Unit Usaha Syariah (UUS), menyebabkan persaingan untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat. Setiap bank, tak terkecuali bank syariah berlomba untuk menarik dana dari masyarakat sebanyak-banyaknya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal ini dilakukan karena jika hanya mengandalkan modal yang dimiliki, maka secara tidak langsung juga akan mempengaruhi keuntungan yang didapat dan juga tidak dapat memenuhi ekspektasi masyarakat yang ingin menyimpan uangnya ataupun membutuhkan bantuan dana. Tabel 1.1 Pembiayaan yang diberikan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia (dalam milyar) Des Des Des Des Des Des 2011 Sep 2012 2006 2007 2008 2009 2010 UUS 20.445 27.944 38.195 46.886 68.181 102.655 130.357 BUS BPRS 615 886 1.257 1.587 2.060 2.676 3.405 Sumber: Direktori Bank Indonesia, per September 2012 (data diolah kembali) Dewasa ini bank syariah menjadi salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya aset perbankan

3 syariah di Indonesia yang kini sudah mencapai Rp 168 triliun pada September 2012. Angka tersebut ternyata telah tumbuh 37% secara tahunan. 2 Dengan semakin berkembangnya aset perbankan syariah setiap tahunnya, bukan tidak mungkin juga akan menumbuhkan kesejahteraan masyarakat dalam negeri sendiri dengan memaksimalkan peran dari bank syariah dengan melihat bertumbuhnya pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat. Karena kesenjangan pendapatan dan kekayaan alam yang ada dalam masyarakat, berlawanan dengan semangat serta komitmen Islam terhadap persaudaraan dan keadilan sosial-ekonomi. Kesenjangan harus diatasi dengan menggunakan cara yang ditekankan Islam salah satunya melaksanakan amanah at-takaful al-ijtima I atau social economic security insurance dimana artinya ialah yang mampu menanggung dan membantu yang tidak mampu. 3 Melihat pentingnya peran bank syariah dalam melaksanakan fungsinya, maka perlu diatur secara baik dan benar. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap aktivitas perbankan. Salah satu peraturan yang perlu dibuat untuk mengatur perbankan syariah adalah peraturan mengenai permodalan bank syariah yang berfungsi sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian. Sudah menjadi lazim bagi masyarakat untuk melihat kesehatan bank melalui aspek permodalan dan atas dasar itulah masyarakat dapat membangun kepercayaan 2 Herdaru Purnomo, Aset Perbankan Syariah Capai Rp 168 Triliun, dalam http://finance.detik.com/read/2012/10/28/165139/2074360/5/aset-perbankan-syariah-capai-rp-168- triliun (9 November 2012) 2007), 15-16. 3 M. Syafi I Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

4 untuk menyerahkan dananya pada perbankan. Mengingat citra perbankan nasional yang semakin pudar di mata masyarakat dikarenakan banyaknya kasus-kasus penyelewengan dana nasabah oleh pihak manajemen bank, sehingga hal ini menambah daftar ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank. Oleh karena itu, dengan adanya laporan keuangan yang dikeluarkan Bank Indonesia berdasarkan laporan kinerja setiap bank, maka diharapkan mampu menjaga kepercayaan masyarakat yang sempat memudar tersebut. Modal merupakan salah satu faktor penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko, tetapi juga sebagai sumber utama dana bank dalam memproteksi para deposannya. Indikator modal merupakan urat nadi perbankan oleh karenanya kriteria pengukuran kesehatan dan kinerja bank menjadi hal yang esensial untuk diperhatikan oleh pihak manajemen. Kriteria rasio modal haruslah di kedepankan mengingat industri perbankan adalah industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat. 4 Mengingat pentingnya modal pada bank, pada tahun 1988 Bank for International Settlements (BIS) mengeluarkan suatu konsep kerangka permodalan yang lebih dikenal dengan The 1988 Accord (Basel I). Sistem ini dibuat sebagai penerapan kerangka pengukuran bagi risiko kredit atau pembiayaan, dengan 4 Ahza Anwari, Permodalan Bank, dalam http://bankirnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=95:permodalan bank&catid=73:akuntansi&itemid=106 (5 November 2012)

5 mensyaratkan standar modal minimum adalah 8%. 5 Sejalan dengan semakin berkembangnya produk-produk yang ada di dunia perbankan, BIS kembali menyempurnakan kerangka permodalan yang ada pada The 1988 Accord dengan mengeluarkan konsep permodalan baru yaitu The New Basel Capital Accord/Agreement yang lebih dikenal dengan Basel II. Basel II di Indonesia merupakan bagian dari tahapan Arsitektur Perbankan Indonesia yang dijalankan untuk periode tahun 2004-2013. 6 Kinerja bank yang menurun akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat karena pada dasarnya bank merupakan industri yang dalam menjalankan usahanya memerlukan kepercayaan masyarakat sehingga kesehatan bank harus diperhatikan. Dengan adanya peraturan mengenai permodalan diharapkan bank syariah dapat mengatur permasalahan kecukupan modal dan menjaga kepercayaan masyarakat ketika melakukan penarikan dananya. Beberapa aspek yang sering diperhatikan masyarakat sebelum menggunakan jasa suatu bank ialah mengukur tingkat kesehatan bank dengan melihat laporan keuangan bank. Laporan keuangan bank disusun sebagai bentuk dari 5 R. Nugroho Purwantoro, Standardisasi Kesehatan Bank Model Basel (Bagian III), dalam http://m.wartaekonomi.co.id/berita5943/standardisasi-kesehatan-bank-model-basel-bagian-iii.html (28 Oktober 2012) 6 Saragih, Arsitektur Perbankan Indonesia (API), dalam http://saragihingin.blogspot.com/2012/02/arsitektur-perbankan-indonesia-api.html (28 Oktober 2012)

6 pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu. 7 Pengukuran kinerja bank dapat dilakukan dengan berbagai cara dan yang paling utama adalah dengan menggunakan analisa rasio keuangan untuk mengetahui beberapa aspek yang berpengarauh terhadap posisi keuangan serta perkembangan bank tersebut. 8 Penilaian terhadap rasio permodalan yang lazim digunakan untuk mengukur kesehatan bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang menurut Resiko (ATMR). Persyaratan besaran minimum CAR telah ditingkatkan secara bertahap dan sejak awal tahun 2001, Bank Indonesia menetapkan CAR melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/13/PBI/2005 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yaitu sebesar 8%. 9 Dana merupakan alat utama bagi bank syariah untuk dapat melakukan kegiatannya. Dana bank syariah dapat berasal dari modal sendiri dan juga dana yang Press, 2007), 29. 7 Taswan, Akuntansi Perbankan, Edisi Revisi, (Yogyakarta: AMP YKPN, 2003), 37. 8 Muhammad Ghafur W., Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini, (Yogyakarta: Biruni 9 Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), 264.

7 berhasil dihimpun dari masyarakat yang biasanya disimpan dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan. Dana ini sebagian besar bersifat sementara yang setiap saat dapat ditarik oleh masyarakat. Dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat sebagian besar dialokasikan bank syariah dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan merupakan rangkaian kegiatan utama suatu bank yang memberikan pendapatan terbesar bagi bank. Penempatan dana yang berhasil dihimpun bank syariah dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan menimbulkan conflict of interest (perbedaan kepentingan) antara likuiditas dengan profitabilitas. Pada waktu bank menyalurkan pembiayaan bank juga harus tetap menjaga kemampuan likuiditasnya agar senantiasa dapat memenuhi penarikan yang dilakukan oleh nasabah penyandang dana. Menurut Horne prinsip dasar keuangan ada dua yaitu: kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas, serta kemampuan memperoleh laba bergerak searah dengan risiko. 10 Perbedaan kepentingan antara likuiditas dan profitabilitas ini mendorong terjadinya pembagian dalam aset perbankan yaitu cash assets dan earning assets. Cash assets adalah aset yang disimpan dalam bentuk alat likuid, dan apabila jumlahnya menumpuk menyebabkan penurunan profit karena dana yang digunakan untuk menghasilkan laba semakin berkurang. Earning assets adalah aset bank yang 10 James C. Van Horne, Wachowicz & Jhon M. Jr, Prinsip-prinsip Managemen Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 2005), 313.

8 dialokasikan dalam bentuk kredit dan investasi. Earning assets ini merupakan aset yang memberikan penghasilan bagi bank. 11 Profitabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Seperti halnya perusahaan atau lembaga keuangan, tujuan akhir dari pembiayaan adalah mendapatkan keuntungan dan dapat meneruskan serta mempertahankan usaha. Apabila laba suatu bank syariah meningkat maka akan meningkatkan modal bank (dengan asumsi besarnya laba yang diperoleh ditanamkan kembali ke dalam modal bank dalam bentuk laba ditahan) dan meminimumkan tingkat risikonya sehingga laba yang tinggi akan meningkatkan CAR. Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas antara lain dengan ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity). ROE (Return on Equity) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas total modal untuk menghasilkan keuntungan. Sedangkan ROA (Return on Assets) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Sedangkan likuiditas bank adalah kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo serta 11 Moh. Ramly Faud dan M. Rustam DM, Akuntansi Perbankan: Petunjuk Praktis Operasional Bank, (Jakarta: Graha Ilmu, 2005), 156.

9 memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan. 12 Aspek likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. Likuiditas yang tercermin pada Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam bank konvensional dan Financing to Deposit Ratio (FDR) dalam bank syariah merupakan posisi likuiditas untuk menjaga kesehatan bank, terutama dalam posisi jangka pendek. Bahkan bagi dunia perbankan likuiditas merupakan faktor fundamental. Sebesar apapun aset suatu bank jika kondisi likuiditasnya terancam, maka pada saat itu juga bank akan mengalami kesulitan dalam penarikan dana yang dilakukan oleh pihak deposan. Terlebih dalam menghadapi rush (penarikan dana serentak oleh para deposan), bank harus menyiapkan dana likuiditas. Semakin tinggi FDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah FDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan, sehingga semakin tinggi FDR maka CAR semakin menurun. Tabel 1.2 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia (dalam persen) Sep 2012 Rasio Des 2006 Des 2007 Des 2008 Des 2009 Des 2010 Des 2011 CAR 13.73 10.67 12.81 10.77 16.25 16.63 14.98 ROA 1.55 2.07 1.42 1.48 1.67 1.79 2.04 ROE 28.45 40.38 38.79 26.09 17.58 15.73 24.27 FDR 98.90 99.76 103.65 89.70 89.67 88.94 101.03 Sumber: Direktori Bank Indonesia, per September 2012 (data diolah kembali) 113. 12 Sofiniyah Ghufron, Konsep dan Implementasi Bank Syari ah, (Jakarta: Renaisan, 2005),

10 Potensi masalah yang ditemukan ialah Bank Indonesia mencatat total pembiayaan bank syariah yang mencakup Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah sampai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) mencapai Rp 134 triliun atau naik 40% dalam setahunan. Sementara dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 31% dalam setahunan menjadi Rp 130,4 triliun. 13 Sementara itu, rata-rata tingkat FDR di Bank Tabungan Negara Syariah melebihi harapan wajar BI yang hanya 78-105%. 14 Hal ini akan berdampak pada bank itu sendiri jika terjadi krisis baik dari faktor eksternal maupun internal semisal terjadi penurunan nilai mata uang rupiah terhadap dollar Amerika. Secara tidak langsung juga akan berdampak bagi perekonomian dalam negeri dan bisa saja terjadi kredit macet dari para nasabah yang usahanya dipengaruhi oleh pergerakan kurs rupiah. Karena bank tidak mendapatkan profit yang diharapkan dari perhitungan sebelumnya, maka bank akan mengalami masalah dalam hal cash asset dan akan mempengaruhi bagi hasil yang diberikan kepada nasabah. Selain itu, masyarakat dapat juga menarik dana yang ada di bank sebagai akibat dari ketidakmampuan bank memberikan bagi hasil yang diharapkan. Likuiditas merupakan jantung utama bagi bank karena menyangkut kepercayaan masyarakat, mengingat dana bank sebagai alat operasinya lebih didominasi oleh dana yang berasal dari masyarakat. Apabila masyarakat penyandang 13 Herdaru Purnomo, Aset Perbankan Syariah Capai Rp 168 Triliun, dalam http://finance.detik.com/read/2012/10/28/165139/2074360/5/aset-perbankan-syariah-capai-rp-168- triliun (9 November 2012) 14 Peraturan Bank Indonesia nomor: 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing

11 dana tidak dapat mengambil uang yang disimpan dalam bank akan menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap bank. Jika ini diketahui oleh penyandang dana lainnya kemungkinan rush (penarikan dana besar-besaran) akan terjadi yang tentunya akan mengganggu kegiatan operasional bank. Sehingga bisa saja akan membuat bank menjadi bangkrut dan dinyatakan kolaps. 15 Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Tingkat Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Kecukupan Modal pada Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Diponegoro Surabaya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dan berbagai macam faktor yang berpengaruh terhadap CAR antara lain adalah rasio rentabilitas yang terinci dalam Return on Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) serta rasio likuiditas yang terinci dalam Financing to Deposit Ratio (FDR), maka dalam penyusunan penelitian ini, penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan yaitu. 1. Bagaimana pengaruh Return on Assets (ROA) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)? 15 Iskandar Simorangkir, Penyebab Bank Runs di Indonesia: Bad Luck atau Fundamental, dalam www.bi.go.id/nr/rdonlyres/aa4d2448.../iskandarsimorangkir.pdf (1 November 2012)

12 2. Bagaimana pengaruh Return On Equity (ROE) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)? 3. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)? 4. Bagaimana pengaruh ROA, ROE, dan FDR secara simultan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas yang terinci dalam ROA terhadap rasio kecukupan modal yang terinci dalam CAR pada Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Surabaya secara parsial. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas yang terinci dalam ROE terhadap rasio kecukupan modal yang terinci dalam CAR pada Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Surabaya secara parsial. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio likuiditas yang terinci dalam FDR terhadap rasio kecukupan modal yang terinci dalam CAR pada Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Surabaya secara parsial. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap kecukupan modal yang terinci dalam CAR pada Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Surabaya secara simultan.

13 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis yaitu: 1. Sebagai sumbangan kepemikiran kepustakaan pemikiran ekonomi Islam. 2. Penelitian ini dapat dijadikan informasi pembanding bagi pihak yang terkait. 3. Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang. Secara praktis yaitu: 1. Memberikan gambaran umum mengenai beberapa rasio keuangan yang saling berpengaruh. 2. Digunakan sebagai dasar pengelolaan dana dalam rangka menjaga dan menilai tingkat kesehatan bank melalui rasio kecukupan modal. E. Identifikasi dan Batasan Masalah Dari permasalahan di atas penulis mengidentifikasi beberapa masalah diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam menggunakan jasa perbankan syariah. 2. Fungsi dan peran perbankan syariah dalam perekonomian Indonesia. 3. Fungsi utama modal sebagai alat untuk mengukur tingkat kesehatan bank syariah.

14 4. Perbedaan antara Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) 5. Laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. 6. Pengaruh aspek profitabilitas terhadap kecukupan modal pada BTN Syariah Cabang Diponegoro Surabaya 7. Pengaruh aspek likuiditas terhadap kecukupan modal pada BTN Syariah Cabang Diponegoro Surabaya Agar penulisan ini tidak menyimpang dari apa yang telah dijadikan sebuah permasalahan, maka perlu kiranya untuk memberi batasan diantaranya: 1. Mengukur pengaruh rasio profitabilitas yang terinci dalam Return on Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap rasio kecukupan modal yang terinci dalam Capital Adequacy Ratio (CAR). 2. Mengukur pengaruh rasio likuiditas yang terinci dalam Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap rasio kecukupan modal yang terinci dalam Capital Adequacy Ratio (CAR). 3. Mengukur pengaruh rasio profitabilitas dan likuiditas secara bersamaan terhadap rasio kecukupan modal. Pemilihan variabel CAR sebagai variabel dependen dikarenakan CAR merupakan indikator yang paling penting menurut Bank Indonesia dalam menjaga tingkat kesehatan bank. Melihat sangat pekanya pengaruh kebijakan pemerintah

15 maupun perubahan makro ekonomi terhadap dunia perbankan, juga beberapa hasil penelitian dari para peneliti terdahulu yang berbeda, untuk itu dirasa perlu untuk lebih jauh mengupas tentang pengaruh rasio rentabilitas dan likuiditas terhadap rasio kecukupan modal bank syariah. F. Definisi Operasional 1. Profitabilitas Aspek profitabilitas merupakan kemampuan suatu bank syariah untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 16 Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengambilan yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Rasio profitabilitas yang digunakan ada dua, yaitu: a. ROA (Return on Asset) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva / asets yang dimilikinya. 17 ROA = laba sebelum pajak x 100% total aktiva b. ROE (Return on Equity) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas total modal untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini 16 O.P.Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan, (Bogor: Ghalia Indonesia 2000), 152. 17 Veithzal Rivai dan Arvian Arifin, Islamic Banking : Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 866.

16 digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya, terutama pembiayaan. 18 ROE = margin laba bersih x 100% modal 2. Likuiditas Pengertian likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas. 19 Financing to Deposit Ratio (FDR) dalam bank syariah menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan masyarakat dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. 20 FDR = total pembiayaan x 100% total dana pihak ketiga 3. Kecukupan Modal Kecukupan modal adalah suatu regulasi perbankan yang menetapkan 18 Ibid, 867-868. 19 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisia Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Garfindo, 2004), 112. 20 Veithzal Rivai dan Arvian Arifin, Islamic Banking : Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 559-560.

17 suatu kerangka kerja mengenai bagaimana bank dan lembaga penyimpanan harus menangani permodalan mereka. 21 Rasio kecukupan modal suatu cara untuk mengukur modal bank, yang ditunjukkan sebagai pembukaan pembiayaan berbobot risiko bank. Rasio ini digunakan untuk melindungi depositor dan menaikkan stabilitas dan efisiensi sistem keuangan di seluruh dunia. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. 22 CAR = modal bank x 100% aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) G. Sistematika Pembahasan Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi lima bab yang sistematis. Bab-bab ini merupakan bagian dari penjelasan dari penelitian ini sebagaimana yang diuraikan dalam rangkaian sebagai berikut: BAB I : Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, identifikasi dan batasan masalah, definisi 21 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/15/PBI/2008 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum 22 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), 121.

18 operasional dan sistematika pembahasan. BAB II : Bab ini merupakan landasan teori tentang permodalan bank syariah, profitabilitas dan likuiditas dalam perbankan syariah. Selain itu terdapat juga penelitian terdahulu yang relevan dengan judul skripsi kali ini. BAB III : Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi kali ini. Penjelasan pada bab ini meliputi jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, hipotesis, data dan sumber data serta teknik analisa data. BAB IV : Bab ini berisi mengenai hasil analisis penelitian dan pembahasan yakni mengenai pengaruh tingkat profitabilitas dan likuiditas terhadap kecukupan modal dari Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Diponegoro Surabaya dalam periode tiga tahun terakhir. serta pembahasan tentang gambaran umum objek penelitan. BAB V : Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran. Dengan demikian bab kelima ini merupakan sarana untuk menjawab rumusan masalah.