BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh nilai dari masingmasing variabel yang akan diuji pada penelitian ini. Nilai dari masingmasing variabel yang diujikan dapat dilihat pada lampiran. 2. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah bagian dari ilmu statistik yang hanya mengolah, menyajikan data tanpa mengambil keputusan. Dengan kata lain hanya melihat gambaran secara umum dari data yang didapatkan. Berdasarkan nilai- nilai pada masing- masing variabel dapat diketahui nilai maksimum dan minimum serta nilai dari masing- masing variabel. Dibawah ini merupakan statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan : 51
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptives Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CSRI 32.10 1.00.2611.17817 PRTB 32.01.41.1219.10190 SIZE 32 12.81 14.65 13.5827.61629 AGE 32 6.00 33.00 16.2500 7.40967 LEV 32-1.76 2.36.2401 1.33117 Valid N (listwise) 32 Sumber : data diolah SPSS 17 Pada tabel diatas, diketahui bahwa variabel CSRI mempunyai nilai ninimum sebesar 0,10, dengan nilai maksimum sebesar 1,00 dengan rata-rata yang didapat dari 32 observasi adalah sebesar 0,2611 dan standar deviasi sebesar 0,17817. Variabel profitabilitas mempunyai nilai ninimum sebesar 0,01, dengan nilai maksimum sebesar 0,41 dengan rata-rata yang didapat dari 32 observasi adalah sebesar 0,1219 dan standar deviasi sebesar 0,10190. Variabel SIZE mempunyai nilai ninimum sebesar 12,81 dengan nilai maksimum sebesar 14,65 serta rata-rata yang didapat dari 32 observasi adalah sebesar 13,5827 dan standar deviasi sebesar 0,61629. 52
Variabel AGE mempunyai nilai ninimum sebesar 6,00 dengan nilai maksimum sebesar 33,00 dengan rata-rata yang didapat dari 32 observasi adalah sebesar 16,2500 dan standar deviasi sebesar 7,40967. Variabel LEV mempunyai nilai minimum sebesar 1,76 dengan nilai maksimum sebesar 2,36 dengan rata-rata yang didapat dari 32 observasi sebesar 0,2401 dan standar deviasi sebesar 1.33117. B. Analisis dan Pembahasan 1. Pengujian Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian regresi terlebih dahulu dilakukan pengujian pelanggaran asumsi klasik untuk model yang digunakan dalam penelitian. Transformasi Data Data variabel LEV tidak lolos uji normalitas seperti tampilan pada tabel berikut : 53
Tabel 4.2. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CSRI PRTB SIZE AGE LEV N 32 32 32 32 32 Normal Parameters a,,b Mean.2611.1219 13.5827 16.2500 2.8363 Std. Deviation.17817.10190.61629 7.40967 3.58249 Most Extreme Differences Absolute.205.135.116.136.326 Positive.205.126.116.136.326 Negative -.185 -.135 -.108 -.083 -.229 Kolmogorov-Smirnov Z 1.161.763.655.768 1.844 Asymp. Sig. (2-tailed).135.605.783.597.002 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dasar pengambilan keputusan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test dengan melihat nilai signifikansi: apabila nilai siq > 5 %, maka ho diterima berarti data terdistribusi secara normal. Apabila nilai siq < 5 % maka ho ditolak berarti data terdistribusi tidak normal. Variabel LEV 0,002 < 0,05 dimana ho ditolak berarti data terdistribusi tidak normal dan memiliki gambar grafik seperti di bawah ini: 54
Gambar 4.1 Tingkat kemencengan DER LEV memiliki kemencengan ke kiri atau positive skewness yang dapat dinormalkan dengan mentransformasi data dalam bentuk Log 10 atau LN, pada penelitian ini untuk menormalkan data variabel LEV maka data LEV ditransformasi dengan LN. Setelah data LEV ditransformasi dan tetap diberi nama LEV maka langkah selanjutnya melakukan uji asumsi klasik. 55
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dilakukan dengan analisis Grafik Normal P-P Plot dan Kolmogorov-Smirnov Test. Jika berdasarkan Grafik Normal P-P Plot, uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan Grafik Normal P-P Plot: Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dasar pengambilan keputusan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test dengan melihat nilai signifikansi: apabila nilai siq > 5 %, maka ho diterima berarti data terdistribusi secara normal. Apabila nilai siq < 5 % maka ho ditolak berarti data terdistribusi tidak normal. 56
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 32 Normal Parameters a,,b Mean.0000000 Std. Deviation.12299750 Most Extreme Differences Absolute.170 Positive.170 Negative -.134 Kolmogorov-Smirnov Z.961 Asymp. Sig. (2-tailed).315 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : data diolah SPSS 17 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa normalitas model regresi memiliki nilai signifikan 0,315 > 0.05, maka H 0 diterima berarti data terdistribusi secara normal. 57
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Sumber : data diolah SPSS 17 Dari hasil uji normalitas diatas diketahui bahwa data di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 58
b. Uji Multikolonieritas Multikolonieritas menunjukkan bahwa antara variabel independen mempunyai hubungan langsung (korelasi) yang sangat kuat. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10 atau nilai Tolerance < 0,10 (Ghozali, 2005). Ho : tidak ada multikolonieritas Ha : ada multikolonieritas Pengambilan keputusan : Jika VIF < 10, maka Ho diterima (tidak ada multikolonieritas) Jika VIF > 10, maka Ho ditolak (ada multikolonieritas) Dari hasil pengolahan data statistik diperoleh tabel pengujian multikolonieritas sbb : Tabel 4.4 Pengujian Multikolonieritas Variabel Independen VIF Keputusan Profitabilitas 1,717 Tidak ada multikolonieritas size 5,147 Tidak ada multikolonieritas age 1.570 Tidak ada multikolonieritas LEV 3.885 Tidak ada multikolonieritas Sumber : data diolah SPSS 17 Dari tabel diatas, diketahui bahwa seluruh variabel independen mempunyai nilai VIF < 10. Sehingga H 0 diterima, yang berarti variabel independen yang digunakan pada model persamaan regresi tidak ada 59
multikolonieritas (tidak ada hubungan yang sangat kuat antara variabel independen). c. Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan bahwa ada korelasi antara error dengan error periode sebelumnya dimana pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson. Jika nilai Durbin Watson berkisar diantara nilai batas atas (d U ) maka diperkirakan tidak terjadi pelanggaran autokorelasi. Hipotesa Autokorelasi : Ho Ha : tidak ada Autokorelasi : ada Autokorelasi Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi lebih jelasnya ditampilkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.5 Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesa Nol (H 0 ) Keputusan Kriteria Tidak ada autokorelasi positif Ditolak 0 < dw <d L Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan d L dw d U Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Diterima d U < dw < 4-d U Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada keputusan 4-d U dw 4-d L Tidak ada autokorelasi negatif Ditolak 4-d L < dw < 4 Sumber : Ghozali (2005) 60
Berikut ini ditampilkan gambar hasil uji autokorelasi Gambar 4.3 Uji Autokorelasi Tidak Ada Autokorelasi Autokorelasi Autokorelasi positif Inconclusive Inconclusive negatif 0 d L d U 2 4-d U 4-d L 4 Hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi n κ dl du 4-du 4-dl Dw Kesimpulan 32 4 1,177 1,732 2,268 2,823 1.534 Tidak ada autokorelasi n =jumlah observasi. κ' =jumlah variable bebas tidak termasuk konstanta Sumber : data diolah SPSS 17 Dari hasil uji autokorelasi diatas diketahui bahwa model yang diteliti mempunyai jumlah observasi sebesar 32, dengan jumlah variable bebas sebesar 4. Maka didapat nilai batas bawah (dl) sebesar 1,177, dengan batas atas (du) sebesar 1,732. Hasil uji durbin watson statistik didapat sebesar 1,534 berada di area d L dw d U, atau berada diarea tidak ada autokorelasi. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi pada model regresi yang digunakan. 61
d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians dari setiap error bersifat heterogen yang berarti melanggar asumsi klasik yang mensyaratkan bahwa varians dari error harus bersifat homogen. Pengujian dilakukan dengan uji glejser. Hipotesa Heteroskedastisitas : Ho Ha : tidak ada Heteroskedastisitas : ada Heteroskedastisitas Dasar Pengambilan Keputusan : Jika probabilitas > 0,05, Ho diterima berarti tidak ada heteroskedastisitas. Jika probabilitas < 0,05, Ho ditolak berarti ada heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.7 Pengujian Heteroskedastisitas Variabel Sig. Keputusan Profitabilitas 0.090 Tidak ada heteroskedastisitas Size 0,338 Tidak ada heteroskedastisitas Age 0,401 Tidak ada heteroskedastisitas LEV 0,377 Tidak ada heteroskedastisitas Sumber : data diolah SPSS 17 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa seluruh variabel independen mempunyai nilai probabilitas siq > 0,05, maka H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan. 62
2. Analisis Regresi Berganda Hasil uji regresi berganda yang dilakukan dengan SPSS 17 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8 Hasil Regresi Berganda Model Unstandarized t sig keterangan Coefficient ( B) Constant 3,283 2,696 0,012 PRTB -0,051-0,168 0,868 H 01 diterima SIZE -0,205-2,355 0,026 H 02 diterima AGE -0,014-3,433 0,002 H 03 ditolak LEV -0,024-0,683 0,500 H 04 diterima Sumber : data diolah SPSS 17 Variabel dependen pada model regresi ini adalah CSRI ( Y ), sedangkan variabel independennya adalah PRTB, SIZE, AGE, dan LEV. Selanjutnya berdasarkan tabel 4.7, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut : Y = 3, 283 0,051 X 1 0,205 X 2 0,014 X 3 0, 024X 4 Berdasarkan tabel di atas terdapat 1 variabel bebas yang memiliki nilai yang signifikan, sedangkan 3 variabel lainnya tidak signifikan. Adapun intrepetasinya sebagai berikut : 63
1. b0 = 3,283 Dari persamaan di atas diketahui nilai konstantanya sebesar 3,283. Hal ini memberi gambaran bahwa pada saat variabel bebas memiliki nilai 0, maka nilai Y atau indeks pengungkapan CSRI adalah 3,283 satuan 2. b1 = -0,051 Dari pengujian regresi berganda dapat dilihat bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang negatif sebesar -0,051 terhadap CSRI. Hal ini berarti setiap kenaikan 1 satuan pada profitabilitas maka CSRI akan turun sebesar 0,051 satuan. 3. b2 = -0,205 Dari pengujian regresi berganda dapat dilihat bahwa size / ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif sebesar sebesar -0,205 terhadap CSRI. Hal ini berarti setiap kenaikan 1 satuan size maka CSRI akan turun sebesar 0,205 4. b 3 = 0,014 Dari pengujian regresi berganda dapat dilihat bahwa age mempunyai pengaruh yang negatif sebesar 0,014 terhadap CSRI. Hal ini berarti setiap kenaikan 1 satuan pada age maka CSRI akan turun sebesar 0,014 satuan. 5. b 4 = -0,024 Dari pengujian regresi berganda dapat dilihat bahwa LEV (leverage ) mempunyai pengaruh yang negatif sebesar 0,024 terhadap CSRI. Hal ini berarti 64
setiap kenaikan 1 satuan pada LEV atau leverage maka CSRI akan turun sebesar 0,024 satuan. 2.1.1. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. (Ghozali, Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, 2005). Berikut ini adalah tabel uji koefisien determinasi Tabel 4.9 Hasil Uji R 2 dan Adjusted R 2 Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.723 a.523.453.13179 1.534 a. Predictors: (Constant), LEV, AGE, PRTB, SIZE b. Dependent Variable: CSRI Sumber : data diolah SPSS 17 Dari hasil pengujian regresi didapat nilai adjusted R 2 adalah 0,453 Artinya seluruh variabel independen yang terdiri dari Profitability, Size perusahaan, AGE, dan leverage mampu menjelaskan variasi dari variabel 65
dependen yaitu CSRI sebesar 45,3% sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian. 2.1.2. Uji F (Pengujian Simultan) Uji F digunakan untuk menguji apakah secara bersama-sama seluruh variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent. Pengambilan keputusan : Jika Sig. < alpha 0,05 maka Ho ditolak. Jika Sig. > alpha 0,05 maka Ho diterima. Tabel 4.10 Hasil Uji F (Uji Serentak) ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression.515 4.129 7.413.000 a Residual.469 27.017 Total.984 31 a. Predictors: (Constant), LEV, AGE, PRTB, SIZE b. Dependent Variable: CSRI Sumber : data diolah SPSS 17 H 0 : tidak terdapat pengaruh antara seluruh variabel independen yaitu Profitability, Size perusahaan, AGE, dan leverage terhadap CSRI. 66
H a : terdapat pengaruh antara seluruh variabel independen yaitu Profitability, Size perusahaan, AGE, dan leverage terhadap CSRI. Dari hasil uji F diatas diketahui bahwa F-hitung sebesar 7,413 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < α 0,05. Maka H 0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh antara seluruh variable independen yaitu Profitability, size perusahaan, age dan leverage terhadap CSRI. 2.1.3. Uji t (Pengujian Hipotesa) Untuk menguji hipotesa dilakukan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan variabel lain adalah konstan. Dasar pengambilan keputusan Jika p-value < α 0,05 maka Ho ditolak. Jika p-value > α 0,05 maka Ho diterima. Tabel 4.11 Hasil Uji t (Uji Parsial) Variabel Koefisien Sig. Keputusan Profitabilitas -0,051 0,868 H 01 Diterima Size Perusahaan -0,205 0,026 H 02 Diterima Age -0,014 0,002 H 03 Ditolak LEV -0,024 0,500 H 04 Diterima Hipotesis 1 H 01 : H a1 : Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap CSRI. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap CSRI. 67
Dari pengujian regresi berganda dapat dilihat bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang negatif sebesar -0,051 terhadap CSRI. Hal ini berarti setiap kenaikan 1 satuan pada profitabilitas maka CSRI akan turun sebesar 0,051 satuan. Nilai probabilitas yang didapat dari pengujian adalah sebesar 0,868 > 0,05, maka H 01 diterima yang berarti Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap CSRI. Hipotesis 2 H 02 : H a2 : Size Perusahaan tidak berpengaruh terhadap CSRI. Size Perusahaan berpengaruh positif terhadap CSRI. Dari pengujian regresi berganda dapat dilihat bahwa Size perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif sebesar sebesar -0,205 terhadap CSRI. Hal ini berarti setiap kenaikan 1 satuan pada size perusahaan maka CSRI akan turun sebesar 0,026. Sedangkan nilai probabilitasnya adalah 0,026 > 0,05 yang didapat dari pengujian yang berarti H 02 diterima maka size Perusahaan tidak berpengaruh terhadap CSRI. Hipotesis 3 H 03 : H a3 : Age tidak berpengaruh terhadap CSRI. Age berpengaruh terhadap CSRI. 68
Dari pengujian regresi berganda dapat dilihat bahwa Age mempunyai pengaruh yang negatif sebesar -0,014 terhadap CSRI. Hal ini berarti setiap kenaikan 1 satuan pada age maka CSRI akan turun sebesar 0,014 satuan. Nilai probabilitas yang didapat dari pengujian adalah sebesar 0,002 < 0,05, maka H 03 ditolak yang berarti age berpengaruh positif terhadap CSRI. Hipotesis 4 H 04 : Leverage tidak berpengaruh terhadap CSRI. H a4 : Leverage berpengaruh terhadap CSRI. Dari pengujian regresi berganda dapat dilihat bahwa LEV atau Leverage mempunyai pengaruh yang negatif sebesar -0,024 terhadap CSRI. Hal ini berarti setiap kenaikan 1 satuan pada LEV maka CSRI akan turun sebesar 0,024 satuan. Nilai probabilitas yang didapat dari pengujian adalah sebesar 0,500 > 0,05, maka H 04 diterima yang berarti LEV tidak berpengaruh terhadap CSRI. 3. Pembahasan Hasil Hipotesis 3.1. Profitabilitas Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROA dan didapatkan hasil hipotesis yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal ini dimungkinkan karena perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) 69
menganggap tidak perlu melaporkan hal- hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca good news kinerja perusahaan. Tingkat profitabilitas tidak mempengaruhi kepatuhan untuk melaksanakan CSR akan tetapi pelaksanaan CSR lebih dipengaruhi oleh faktor faktor lainnya seperti kewajiban untuk melaksanakan UU No. 25 tahun 2007 pasal 15, pasal 17, pasal 34 dan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74. 3.2. Size atau ukuran perusahaan Dalam penelitian ini size atau ukuran perusahaan yang diukur dengan log total aktiva tidak berhasil menunjukkan pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, hal ini berbeda dari penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya pengaruh size terhadap CSR dan pada penelitian ini dimungkinkan karena size bukanlah faktor yang mempengaruhi kepatuhan perusahaan untuk melaksanakan CSR seperti halnya profitabilitas pelaksanaan CSR dipengaruhi oleh faktor faktor lainnya seperti kewajiban untuk melaksanakan UU No. 25 tahun 2007 pasal 15, pasal 17, pasal 34 dan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74. 70
3.3. Age atau lama perusahaan Go Public Dalam penelitian ini ditemukan adanya pengaruh positif lama perusahaan go public dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, hal ini dikarenakan lama perusahaan go public memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangannya dan lebih memahami kebutuhan stakeholdersnya akan informasi keuangan perusahaan. 3.4. Leverage Dalam penelitian ini, leverage yang diukur dengan tingkat DER ( Debt to Equity Ratio ) tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, hal ini karena ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai kegiatan operasinya tercermin dalam tingkat leverage. Perusahaan yang mempunyai tingkat hutang yang tinggi belum menyediakan dana untuk melaksanakan CSR dikarenakan dana tersebut digunakan untuk membayar hutang terlebih dahulu. 71