BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan pupuk anorganik dipasaran akhir-akhir ini menjadi langka.

Sri Arnita Abutani, Darlis, Yusrizal, Metha Monica dan M. Sugihartono 2

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan perkebunan ataupun pabrik biji kopi yang jika tidak dimanfaatkan akan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman (Syekfani,2000). Pupuk

BISNIS PETERNAKAN BEBEK

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu masalah lingkungan hidup teerutama masalah limbah. proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi dan bahkan

PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

: pendampingan, vokasi, kelompok keterampilan, peternakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyebar luas baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.limbah atau

PENGARUH PENGGUNAAN CACING TANAH (Lumbricus rubellus) SEBAGAI AKTIVATOR TERHADAP BENTUK FISIK DAN HARA VERMIKOMPOS DARI FESES SAPI BALI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

Pupuk Organik Cair AGRITECH

PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MOL LIMBAH ORGANIK Dini Rohmawati Jurdik Kimia, FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

VERMIKOMPOS (Kompos Cacing Tanah) PUPUK ORGANIK BERKUALITAS DAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia adalah

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

BAB I PENDAHULUAN. makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

I. PENDAHULUAN. sejak diterapkannya revolusi hijau ( ) menimbulkan dampak negatif yang berkaitan

@BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki

PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pergeseran dari sistem beternak ektensif menjadi intensif

Petunjuk Praktis Manajemen Umum Limbah Ternak untuk Kompos dan Biogas

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

PENDAHULUAN. dalam tiga dasawarsa terakhir telah mencapai tingkat rendah bahkan sangat rendah.

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

EFEKTIFITAS MIKROORGANISME (EM) PADA PERTUMBUHAN TANAMAN GELOMBANG CINTA (Anthurium Plowmanii) DENGAN MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN KOMPOS SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja laki-laki dan perempuan membutuhkan pendidikan untuk bekal masa depan mereka, pendidikan juga akan membantu remaja baik lakilaki maupun perempuan untuk berpikir kritis. Hal ini akan membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari kelak, berpikir kritis dalam mengambil keputusan secara kompeten dan bernalar secara logis. Sebagaimana halnya dalam proses pendidikan, proses belajar mandiri juga menghasilkan kompetensi remaja dalam melaksanakan dan mengelola pengembangan secara mandiri. Kompetensi mengandung dua unsur utama yaitu tanggung jawab dan kemampuan. Remaja putus sekolah menyadari bahwa proses perubahan untuk meningkatkan kondisi kehidupan atau untuk meningkatkan kesejahteraan adalah merupakan tanggung jawab mereka sendiri. Sehubungan dengan permasalahan di atas, disadari bahwa dalam setiap masyarakat sebenarnya tersedia resources atau sumber daya yang merupakan potensi dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Sebagai potensi resource atau sumber daya memang baru mengandung kemungkinan-kemungkinan untuk meningkatkan kesejahteraan, sehingga pengaruh resource tidak bersifat otomatis. Dan perlu adanya pengembangan dan pengelolaan lebih lanjut. Indonesia sendiri merupakan negara yang masih terdapat masalah anak remaja putus sekolah. Remaja yang kesusahan membayar uang pendidikan dan terpaksa keluar dari bangku sekolah karena tidak tahu dan kurang mengerti apa yang akan dilakukan mereka dikemudian hari. Hal itulah yang kerap terjadi di sebuah desa yang terhimpit oleh fasilitas dan ekonomi yang lemah. Dengan keaadaan tersebut, tak mengherankan jika selalu ada saja lulusan Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama yang tidak melanjutkan di jenjang yang lebih tinggi. Mereka lebih memilih menganggur, 1

2 kuli bangunan, atau merantau ke kota untuk sekedar mencari pengalaman dan merubah nasib. Remaja putus sekolah adalah remaja yang tidak dapat melanjutkan atau berhenti sekolah sebelum tamat pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi-kondisi khusus yang dialami remaja seperti kurangnya perhatian sosial, kurangnya fasilitas, dan kurangnya kesempatan untuk berprestasi. Dilema ini membuat jumlah angka pengangguran semakin bertambah dari tahun ke tahun, mereka umumnya hanya membantu orang tua di ladang, sawah atau kebun, selebihnya mereka menghabiskan waktu tanpa kegiatan lain. Pada akhirnya mereka memilih menikah muda untuk meringankan beban orang tua mereka yang masih harus mengurusi adik-adik mereka. Di daerah pedesaan remaja putus sekolah biasanya ikut membantu orang tuanya dengan bekerja di sektor pertanian atau perkebunan, di sektor industri kecil, sektor informal dan perdagangan tradisional. Namun ada dampak negatif dari remaja yang putus sekolah tersebut, yaitu kenakalan remaja. Misalnya: minum-minuman keras, perkelahian antar pemuda, dan juga pengangguran. Anak putus sekolah biasanya memiliki perasaan minder dan rendah diri. Remaja putus sekolah merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial jika mereka mendapat pengarahan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya, mereka masih muda, tenaga dan pikiran mereka juga masih dapat diandalkan. Sangat disayangkan jika remaja ini terabaikan dan dianggap sebelah mata, padahal mereka dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat jika mendapat pelatihan dengan sungguh-sungguh. Pengelolaan pelatihan remaja putus sekolah sendiri mempunyai tujuan untuk memberikan wawasan dan keterampilan kepada remaja putus sekolah tentang pengelolaan limbah kotoran sapi Limosin di dukuh Pampung. Dari mulai proses pengolahan limbah menjadi pupuk organik sampai pemasaran semua dilakukan oleh peneliti beserta para remaja putus sekolah dan dibantu

3 oleh anggota kelompok tani setempat, hal ini dilakukan untuk mengajarkan kepada para remaja putus sekolah bagaimana caranya dalam mengelola usaha pemberdayaan masyarakat ini agar mereka dapat meneruskan usaha ini hingga nantiya dapat berjalan meski tanpa bimbingan peneliti. Peneliti bersama remaja putus sekolah dan kelompok tani dukuh Pampung bersepakat untuk membuat pupuk organik dengan sistem yang telah diajarkan olehpara ahli dalam bidang pertanian organik, dan hasil pupuk organik tersebut akan digunakan oleh warga sebagai pengganti pupuk kimia/pupuk non organik yang dapat merusak tanah dan selama ini masih digunakan oleh petani sayur di dukuh Pampung. Pemanfaatan limbah juga dapat menjadi sumber daya yang menghasilkan banyak keuntungan, limbah yang sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak berguna dapat dikelola lagi agar bisa membantu meningkatkan kondisi ekonomi bagi para remaja putus sekolah. Dengan pelatihan, pengarahan, dan bimbingan kepada remaja putus sekolah akan menambah pengetahuan dalam mengelola limbah disekitar mereka yang dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat. Limbah yang banyak tersedia di dukuh Pampung adalah limbah ternak (kotoran) sapi Limosin. Di dukuh Pampung banyak dijumpai kandangkandang sapi milik warga dukuh. Sebenarnya pemanfaatan kotoran sapi sudah diterapakan oleh sebagian para pemilik sapi, mereka memanfaatkannya untuk pembuatan biogas, namun pemanfaatan ini belum maksimal. Hal ini dapat terlihat di dalam kandang masih terdapat kotoran yang masih berserakan. Sapi merupakan jenis ternak ruminansia yang relatif lebih digemari oleh masyarakat umum. Di kota Karanganyar khususnya, pemeliharaan sapi dilakukan secara individu, jadi dalam suatu kandang terdapat 7-10 ekor sapi. Banyak warga di Karanganyar, khususnya dukuh Pampung yang memelihara sapi. Jenis sapi yang diminati oleh warga dukuh Pampung adalah jenis sapi Limosin. Namun belum banyak warga yang memikirkan pengelolaan limbahnya (kotoran). Sebagian besar peternak belum mengelola dan memanfaatkan kotoran ternaknya dengan maksimal.

4 Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan tercatat bahwa satu ekor sapi Limosin rata-rata menghasilkan limbah kotoran rata-rata 10-25 kg/hari. Jika di dalam satu kandang dipelihara sejumlah 10 ekor sapi Limosin maka kotoran yang dapat dihasilkan adalah 250 kg, namun sampai saat ini kotoran sapi Limosin tersebut umumnya dibuang ke saluran air. Hal ini dilakukan oleh peternak, agar memudahkan dalam penanganan kotoran sapi dan bisa dimanfaatkan untuk lahan-lahan yang terairi oleh saluran tersebut. Pada waktu yang demikian (kotoran ternak segar) belum dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tanaman, karena kotoran sapi belum terdekomposisi dengan rasio C/N lebih dari 40. Limbah ternak dapat lebih bermanfaat setelah melalui proses pengolahan menjadi kompos organik. Pupuk kompos merupakan dekomposisi bahan bahan organik atau proses perombakan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikro organisme. Bahan dasar pembuatan kompos ini adalah limbah kotoran sapi dan bahan seperti sekam atau serbuk gergaji, jerami padi dll, yang didekomposisi dengan bahan pemacu mikroorganisme dalam tanah (contohnya stardec, EM-4 atau bahan sejenis) ditambah dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos, selain ditambah sekam atau serbuk gergaji, jerami padi dapat juga ditambahkan abu dan kalsit/kapur. Kotoran sapi dipilih karena selain tersedia banyak di petani/peternak juga memiliki kandungan potassium dan nitrogen, di samping itu kotoran sapi merupakan kotoran ternak yang baik untuk kompos atau pupuk organik. Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat dalam mengatasi kelangkaan dan naiknya harga pupuk. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk sudah dilakukan petani secara optimal di daerah-daerah sentra produk sayuran. Sayangnya masih ada kotoran ternak tertumpuk di sekitar kandang dan belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber pupuk. Keluhan petani saat terjadi kelangkaan atau mahalnya harga pupuk non organik (kimia) dapat diatasi dengan menggiatkan kembali pembuatan dan pemanfaatan pupuk kompos.

5 Manfaat dari penggunaan pupuk kompos pada lahan pertanian adalah dapat menggantikan atau mengefektifkan penggunaan pupuk kimia (non organik), sehingga biaya pembelian pupuk kimia dapat ditekan. Selain itu manfaat yang lain adalah dapat menghasilkan beberapa unsur hara dan garam mineral pada tanah yang sangat dibutuhkan olah tanaman, disamping itu juga dapat menghasilkan unsur-unsur hara mikro yang lain seperti Fe, Zn, Bo, Mn, Cu, dan Mo. Sedangkan manfaat khusus bagi peternak, yaitu bahwa pola pemeliharaan ternak (usaha budidaya) menjadi lebih menguntungkan sehingga pengelolaan ternak untuk tujuan produksi dan reproduksi akan lebih optimal. B. Rumusan Masalah Penelitian ini difokuskan pada bagaimana Pengelolaan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik bagi Remaja Putus Sekolah di Dukuh Pampung, Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Fokus penelitian ini dirinci menjadi 3 rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimanakah perencanaan, pelaksanaan, dan penutupan pelatihan remaja putus sekolah dalam pembuatan pupuk organik di Dukuh Pampung Desa Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar? 2. Apakah faktor-faktor pendorong dan masalah yang dihadapi remaja putus sekolah dalam pelatihan pembuatan pupuk organik di Dukuh Pampung Desa Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar? 3. Bagaimana dampak keaktifan remaja putus sekolah dalam pelatihan pembuatan pupuk organik terhadap kesejahteraan masyarakat Dukuh Pampung Desa Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar?

6 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan dan penutupan pelatihan remaja putus sekolah dalam pembuatan pupuk organik di Dukuh Pampung Desa Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. 2. Mendeskripsikan faktor-faktor pendorong dan masalah yang dihadapi remaja putus sekolah dalam pelatihan pembuatan pupuk organik di Dukuh Pampung Desa Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. 3. Mendeskripsikan dampak keaktifan remaja putus sekolah dalam pelatihan pembuatan pupuk organik terhadap kesejahteraan masyarakat Dukuh Pampung Desa Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian nanti diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Secara Teoritis a. Memberikan gambaran perencanaan, pelaksanaan dan penutupan pelatihan remaja putus sekolah dalam pembuatan pupuk organik di Dukuh Pampung Desa Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. b. Memberikan gambaran faktor-faktor pendorong dan masalah yang dihadapi remaja putus sekolah dalam pelatihan pembuatan pupuk organik di Dukuh Pampung Desa Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. c. Memberikan gambaran dampak keaktifan remaja putus sekolahdalam pelatihan pembuatan pupuk organik terhadap kesejahteraan masyarakat Dukuh Pampung Desa Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar d. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi peneliti berikutnya.

7 2. Secara Praktis a. Instansi pemerintah terkait sebagai bahan kajian ilmu sosial yang berkaitan dengan peranan Pemerintah Daerah dalam pemberdayaan remaja putus sekolah di bidang pendidikan, agar remaja putus sekolah lebih mandiri dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki guna meningkatkan taraf hidupnya. b. Masyarakat (para pemilik sapi Limosin) sebagai solusi bagi para pemilik sapi Limossin dalam mengelola limbah (kotoran sapi). Hal ini juga dapat membantu para petani sayur dalam memangkas biaya pembelian pupuk kimia yang mahal. c. Rekan Mahasiswa sebagai wawasan dalam masalah sosial, terutama pemberdayaan remaja putus sekolah. Juga dapat menjadi referensi dalam pembuatan pupuk organik yang lebih hemat, aman, dan ramah lingkungan. d. Bagi Peneliti, Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penelitian dan pengembangan berikutnya.