KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Hotel Resort ini saya menggunakan kosep dasar adalah Arsitektur Hijau dimana bangunan ini hemat energi, minim menimbulkan dampak negatif pada lahan sekitar, dan ramah lingkungan. Bangunan dengan Arsitektur Hijau selalu ingin menampilkan konsep hemat energi dan ramah lingkungan. Tidak lupa material yang digunakan berbahan yang mudah dicari dan terbaharukan. Maka pada bangunan ini diterapkan hal yang sama seperti diatas dengan tema Arsitektur Hijau, dengan memadukan beberapa elemen : pedestrian, atap hijau, Solarcells, pemanfaatan air hujan, warna, tekstur, material/bahan, sehingga terkesan mandiri dan menarik bagi pengunjung Hotel Resort dan tidak lupa menerapkan konsep 3R pada bangunan dan sekitarnya ( Reduce, Reuse, Recycle ). V.2. KONSEP PERANCANGAN V.2.1. KONSEP TAPAK Pada konsep tapak ini, saya mengambil dari unsur tumbuhan dikotil, dimana pola dari unsur tumbuhan ini sendiri, mengikuti pola terpusat dan melingkar, jadi pola tersebut saya aplikasikan kedalam tapak, sehingga dapat menemukan pola bangunan dan lainnya. Gambar 5.1 Gambar Dikotil Gambar 5.2 Kosep Design 59
Gambar 5.2 Kosep Design V.2.2. KONSEP BANGUNAN V.2.2.1. Panggung di atas tiang Gambar 5.3 Penggunaan panggung di atas tiang Konsep bangunan menggunakan panggung diatas tiang, agar kondisi tanah dan lingkungan sekitar tidak terganggu oleh bangunan yang ada, sehingga penerapan Arsitektur hijau berjalan. 60
V.3. KONSEP RUANG V.3.1. KONSEP RUANG LUAR Bukaan pada tapak dan perluasan taman akan dipilih sesuai dengan kebutuhannya, dimana bukaan ini akan menjadi pengaruh untuk akses manusia ke lokasi. Interaksi yang dihadirkan dari visual juga akan terasa di tentukan dari bukaan dalam tapak. Unsur peneduh / perlindungan Unsur pengarah Yaitu melindungi pejalan kaki dari sengatan matahari. Untuk itu dipilih yang jenisnya rimbun. Berperan sebagai penunjuk arah serta identitas kawasan. Gambar 5.4. Sketsa Unsur Peneduh Unsur pembatas Berfungsi untuk membatasi antara ruang (luar) yang berbeda. Gambar 5.5. Sketsa Unsur Pengarah Unsur penerima / estetis Befungsi sebagai unsur pelunak lingkungan. Batas tapak Batas pedestrian dengan parkir Gambar 5.6. Sketsa Unsur Pembatas Area parkir kendaraan motor Gambar 5.7. Sketsa Unsur Penerima Area parkir kendaraan mobil Parkir motor diberikan peneduh berupa kanopi dan memakai panel solar sehingga panas matahari bisa dimanfaatkan. Parkir mobil diberikan peneduh berupa kanopi dan pepohonan sehingga terasa sejuk, serta memakai panel solar sehingga panas matahari bisa dimanfaatkan. Gambar 5.8. Gambar parkir motor dan sepeda Gambar 5.9. Gambar parkir mobil 61
Penghijauan Pedestrian dalam tapak Selain menambah keindahan juga menambah kualitas lingkungan serta menjadi buffer untuk mengendalikan kebisingan serta menyaring angin dan debu. Pedestrian sebagai alternatif sirkulasi pada tapak. Fasilitas Outbound Gambar 5.10. Sketsa Buffer Gambar 5.11. 3D konsep pedestrian dalam tapak Panggung terbuka Outbound adalah satu dari beberapa sarana fasilitas yang ada di resort ini, sehingga pengunjung bisa aktif dan berolahraga. Fasilitas musik tentunya tidak lepas dari fasilitas hotel resort ini, untuk santai dan bernostalgia bersama keluarga. Gambar 5.12. 3D konsep arena outbound Tempat sampah dan lampu penerang Gambar 5.13. 3D konsep panggung terbuka Koridor akses dan retaining wall Pemberian tempat sampah agar pengunjung lebih peka kebersihan sekitar, dan lampu penerangan pada pedestrian untuk memberi kesan natural. Pemberian koridor di bangunan ini untuk memudahkan akses pengunjung ke tempat lainnya, pemberian retaining wall agar tanah tidak mudah longsor. Gambar 5.14. konsep tempat sampah dan lampu penerang Gambar 5.15. 3D konsep koridor dan retaining wall 62
V.3.2. KONSEP RUANG DALAM V.3.2.1 Ruang Penahan Panas Gambar 5.16 Gambar penggunaan ruang penahan panas 1 Penggunaan ruang penahan panas pada bangunan untuk mereduksi panas yang masuk ke dalam bangunan, sehingga panas tidak langsung masuk ke ruangan, dan keluar melalui ventilasi. V.3.2.2 Konsep Ruang Kamar Penggunaan bahan material yang mudah didapat dan mudah didaur ulang serta minim menimbulkan dampak negatif pada penggunanya. 1 Astudioarchitect.com 63
V.3.3. KONSEP ARSITEKTUR HIJAU V.3.3.1. Konsep Material Arsitektur Hijau Pemilihan bahan bangunan didasarkan pengaruh pada iklim indonesia yang tropis sehingga bahan material pun harus yang bersahabat dengan alam dan tidak menimbulkan efek negatif bagi pengunjung dan lingkungan sekitar. pada bahan material menggunakan material atap menggunakan genting terbuat dari tanah liat serta pemakaian kayu, bambu, batu alam yang dimana material tersebut mudah dicari dan terbaharukan. Gambar 5.17. Material Arsitektur Hijau V.3.3.2. Konsep Sollar-cells Gambar 5.18. Skematik Proses Sollar-Cells dan penerapan pada bangunan 64
Proses kerja energi sollar-cells menjadi energi listrik, melalui beberapa tahaptahapan, pemakaian solar-cell untuk menimalisir penggunaan energi bumi yang semakin menipis setiap tahunnya. V.3.3.3. Konsep Pemanfaatan Air Hujan (Recyling) Gambar 5.19. Skematik Proses Recyling Water Gambar 5.20. Skematik Proses Recyling Water menggunakan Kolam Fungsi kolam didalam tapak selain untuk proses recyling air, juga sebagai pendingin suhu atau penetral debu yang ada disekitar, jadi manfaat kolam sangat berguna bagi lingkungan sekitar dan pada bangunan. 65