EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI DESA KEMBANG KUNING CEPOGO BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. psikososial (Nugroho, 2008). Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

PENDUDUK LANJUT USIA

FIFI AZISYAH NIM : S

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan penting juga terjadi pada komposisi umur penduduk (Bongaarts, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

MUHAMMAD PRABU ARYANDA J

BAB I PENDAHULUAN. berkembang yang memiliki angka harapan hidup penduduk semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

KONDISI SOSIAL EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diiringi dengan meningkatnya jumlah dan persentase penduduk Lanjut Usia

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan ibu. Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah posyandu di

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J

BAB I PENDAHULUAN. lansia yaitu kelompok usia tahun yang disebut masa virilitas, 55-64

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan lansia meningkat. Peningkatan jenis dan

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami perubahan. serta dalam berperan aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1 dan UU NO.36 Tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, kesehatan yang optimal (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA BERENCANA PADA KELOMPOK IBU DI WILAYAH PUSKESMAS I SUKOHARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

Data dan Informasi dalam Perencanaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

Profil LANSIA Jawa tengah 2014

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin. Pada tahun 2025 diperkirakan akan terdapat 1,2 milyar lansia yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan penduduk lansia yang sangat cepat terjadi pada abad 21.

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 (Kemenkes RI, 2014). Semakin meningkat usia harapan hidup

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN TINGKAT PENDIDIKAN LANSIA DENGAN KEAKTIFAN DALAM BERPARTISIPASI PADA KEGIATAN POSYANDU LANSIA III DI DESA SAREN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE SRAGEN S K R I PS I Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun oleh: EKA SETYAWAN J 210 030 025 0 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara demografi, berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 1971, jumlah penduduk Indonesia yang tergolong usia 60 tahun ke atas sebesar 5,3 juta atau 4,5% jumlah total penduduk. Terjadi peningkatan 3-4 juta penduduk lansia tiap dekade berikutnya. Bahkan, antara tahun 2005-2010 populasi lansia diprediksikan akan sama dengan balita, yakni kira-kira 19 juta jiwa atau 8,5% jumlah penduduk Indonesia. Penyebaran, status, tingkat pendidikan, dan pekerjaan lansia sangat bervariasi.(hardywinoto & Setiabudhi, 2005) Transisi demografi pada kelompok lansia terkait dengan status kesehatan lansia yang lebih terjamin, sehingga usia harapan hidup lansia lebih tinggi dibanding masa-masa sebelumnya. Pertambahan jumlah lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990 2025, tergolong tercepat di dunia. Pada tahun 2002, jumlah lansia di Indonesia berjumlah 16 juta dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 25,5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11,37 % penduduk dan ini merupakan peringkat keempat dunia, dibawah Cina, India dan Amerika Serikat. Sedangkan umur harapan hidup berdasarkan sensus BPS tahun 1998 masing-masing untuk pria 63 tahun dan perempuan 67 tahun. Angka di atas berbeda dengan kajian WHO (1999), dimana usia harapan hidup orang Indonesia rata-rata adalah 59,7 tahun dan menempati urutan ke-103 dunia (PPNI, 2006).

Predikat sebagai kepala keluarga dengan latar belakang pendidikan yang rendah (pendidikan formal) dan ketergantungan terhadap orang lain (karena tidak bekerja) lebih banyak ditemukan di pedesaan. Sesuai dengan Sensus Penduduk tahun 1990, 55,7% golongan umur lansia memegang peranan sebagai kepala keluarga (KK) dan lebih dari 60% tidak pernah mengenyam pendidikan formal di sekolah yang memadai. Tingkat partisipasi saat aktif bekerja di bawah 50%, khususnya usia di atas 65 tahun. Tingkat pendidikan lanjut usia di indonesia masih sangat rendah, yaitu 60 persen lnjut usia pernah sekolah, 23,3 persen tidak lulus SD ; 14,1 persen tamat SD dan kurang dari 5 persen tamat di atas SD. Selain itu, partisipasi angkatan kerja lanjut usia 60-64 tahun mencapai 59,9 persen dan pada usia 65 tahun mencapai 40,5 persen. Penghasilan yang di terima oleh angkatan kerja lanjut usia pun tidak tinggi, yaitu antara Rp.50.000 hingga Rp.100.000 dan bahkan masih ada yang menerima Rp.10.000 perbulan.(hardywinoto & Setiabudhi, 1999). Peningkatan mutu dari segi biologik maupun psikososialnya sangat dibutuhkan agar mereka dapat menikmati hidup lebih baik, dan ikut menunjang tindakan preventif serta promotif kesehatan dalam Primary Health Care sesuai Paradigma Sehat. Kelompok usia ini sangat memerlukan kesehatan lanjut usia, yaitu kesehatan usia 60 tahun ke atas baik jasmani, rohani, maupun sosial. Beberapa sumber memiliki batasan-batasan umur tersendiri: Undang Undang No. 4 tahun 1965: 55 tahun ke atas serta dokumen Pelembagaan Lanjut Usia Dalam Kehidupan Bangsa oleh

Departemen Sosial RI dalam rangka pencanangan Hari Lanjut Usia Nasional tanggal 29 Mei 1996 oleh Presiden RI: 60 tahun ke atas. Apabila berusia 45-- 59 tahun, digolongkan ke dalam usia prasenilis atau virilitas. Sedangkan lanjut usia dengan risiko tinggi ialah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih, atau berusia 60 tahun ke atas dengan problem kesehatan tertentu (Depkes RI, 1999). Usia lanjut akan dialami secara alamiah oleh setiap orang yang mencapai tingkat umur tersebut. Dengan bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental, termasuk kontak sosial otomatis berkurang. Aspek kesehatan lansia atau lanjut usia seyogianya lebih diperhatikan mengingat kondisi anatomi dan faali organ-organ tubuhnya tidak sesempurna ketika berusia muda. Hubungan horisontal atau kemasyarakatan juga tidak kalah pentingnya karena perawatan dan perhatian terhadap diri sendiri semakin menurun kualitas dan kuantitasnya.(depkes RI, 1999) Jumlah penduduk Lanjut Usia di Indonesia meningkat cepat, dari 7,99 juta atau 5% dari jmlah penduduk pada tahun 1980 menjadi 15,88 juta penduduk atau 7,5% dari jumlah penduduk pada tahun 2000. Akibat meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia dan meningkatnya penduduk lanjut usia di perkotaan, serta rendahnya tingkat pendidikan mereka dan menurunnya derajat kesehatan, maka gaya hidup penduduk lanjut usia terpaksa harus berubah. Kehidupan mereka akan tergantung pada keluarga masyarakat dan negara.(hardywinoto & Setiabudhi, 2005)

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dan juga dalam motivasi kerjanya akan berpotensi daripada mereka yang berpendidikan lebih rendah atau sedang. ( Notoatmojo,2003). Jumlah penduduk lanjut usia wanita pada umumnya lebih banyak di bandingkan dengan pria. Hal ini dapat dilihat dari presentasi pria dan wanita serta ratio jenis kelamin dari penduduk lanjut usia pria dan wanita. (Hardywinoto dan Setiabudhi, 2005) Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen terdiri atas 14 desa yang terbagi menjadi 137 dukuh. Salah satunya adalah desa saren yang memiliki luas wilayah 3,14 km. Desa Saren terdiri atas 9 dukuh dan jumlah penduduknya sebesar 3.712 orang dengan jumlah kepala keluarga sebesar 965 KK.Jumlah lansia di Desa Saren sebesar 786 orang. (Profil Desa Saren, 2006). Desa Saren terdapat 3 posyandu lansia dengan 3 kader.posyandu lansia I bertempat di Kebayanan Karangsono dengan jumlah lansia yang di bina sebesar 92 orang; Posyandu lansia II bertempat di Kebayanan Salam dengan jumlah lansia yang di bina sebesar 110 orang; Posyandu lansia III bertempat di kebayanan Plawar dengan jumlah lansia yang di bina 66 orang. (Laporan Kegiatan Usia Lanjut di Desa Saren, 2007).

Berdasarkan laporan kegiatan usia lanjut di Desa Saren tahun 2006, daftar kehadiran lanjut usia dalam kegiatan posyandu lansia III di Desa Saren adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Distribusi frekuensi kehadiran lansia di posyandu lansia III Desa Saren (2006) Pertemuan Jumlah Lansia Yang Hadir Persentase yang Aktif Persentase yang Tidak Aktif Bulan Ke 1 4 orang 6% 94% Bulan Ke 2 9 orang 14% 86% Bulan Ke 3 10 orang 15% 85% Bulan Ke 4 12 orang 18% 82% Bulan Ke 5 8 orang 12% 88% Bulan Ke 6 10 orang 15% 85% Bulan Ke 7 6 orang 9% 91% Bulan Ke 8 11 orang 17% 83% Bulan Ke 9 20 orang 30% 70% Bulan Ke 10 5 orang 8% 92% Bulan Ke 11 9 orang 14% 86% Bulan Ke 12 10 orang 15% 85% Berdasarkan data tabel di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa partisipasi kehadiran lansia masih sangat rendah. Hasil survey pendahuluan peneliti, diperoleh data bahwa jumlah anggota Posyandu Lansia III di Desa Saren berdasarkan jenis kelamin adalah sama, yaitu laki-laki dan perempuan

masing-masing sebanyak 33 lansia. Sedangkan menurut Hidayati (2002), mengatakan bahwa lansia berjenis kelamin wanita lebih banyak berkunjung ke posyandu lansia dibandingkan dengan pria Berangkat dari fenomena itu peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan lansia dengan keaktifan dalam berpartisipasi pada kegiatan posyandu lansia di Posyandu III Desa Saren Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe Sragen. B. Perumusan Masalah "Adakah hubungan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan keaktifan lansia dalam berpartisipasi pada kegiatan posyandu lansia III di Desa Saren Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe Sragen. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan keaktifan lansia dalam berpartisipasi pada kegiatan posyandu lansia III di Desa Saren Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe Sragen. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan keaktifan lansia dalam berpartisipasi pada kegiatan posyandu lansia III di Desa Saren Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe Sragen

b. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan keaktifan lansia dalam berpartisipasi pada kegiatan posyandu lansia III di Desa Saren Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe Sragen c. Mengetahui hubungan tingkat Pendidikan dengan keaktifan lansia dalam berpartisipasi pada kegiatan posyandu lansia III di Desa Saren Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe Sragen. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis, dapat meningkatkan pengetahuan mengenai penelitian secara menyeluruh mengenai lansia. 2. Bagi Kader lansia, dapat memberikan gambaran mengenai perawatan kesehatn lansia melalui kegiatan posyandu lansia. 3. Bagi Puskesmas, dapat memberikan gambaran mengenai tingkat keaktifan lansia dalam berpartisipasi pada kegiatan posyandu lansia.