pakan -1 pakan dengan protokol pemberian 7 hari pakan yang ditambahkan

dokumen-dokumen yang mirip
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

JUDUL 4 APLIKASI NUKLEOTIDA DALAM BUDIDAYA INTENSIF UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK

Abstrak. TOPIC 2NONSPECIFIC IMMUNE RESPONSE AND GROWTH OFSHRIMP (Litopenaeusvannamei)FED NUCLEOTIDE- SUPPLEMENTED DIET AT DIFFERENT FEEDING TIME

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tawar yang cukup digemari masyarakat Indonesia. Ikan ini memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. budidaya karena memiliki nilai ekonomis tinggi ( high economic value) serta

I. PENDAHULUAN. Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan salah satu jenis ikan air tawar

I. PENDAHULUAN. Budidaya udang merupakan salah satu industri skala besar dengan tingkat

Budidaya Perairan Januari 2014 Vol. 2 No. 1: 30 37

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), produksi udang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan air tawar yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pendapatan perkapita masyarakat, kebutuhan bahan makanan semakin

PENGGUNAAN EKSTRAK Gracilaria verrucosa UNTUK MENINGKATKAN SISTEM KETAHANAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei YUDIANA JASMANINDAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. BAHAN DAN METODE

Respon kebal nonspesifik ikan mas yang diberi imunostimulan ragi roti secara oral

I. PENDAHULUAN. Ikan lele sangkuriang (C. gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan

Peningkatan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Melalui Pemberian Immunostimulan Ragi Roti (Saccharomyces cereviciae)

I. PENDAHULUAN. *Tanda titik dibaca sebagai desimal

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terutama ikan air tawar. Ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus)

ANALISIS UJI TANTANG BENUR WINDU (Penaeus monodon Fabricius) YANG TELAH DIBERI PERLAKUAN PROBIOTIK DAN ANTIBIOTIK DENGAN DOSIS BERBEDA

UJI TANTANG PASCA LARVA UDANG WINDU Penaeus monodon DENGAN Vibrio harveyi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA PADA BUDIDAYA UDANG PENAEID DI TAMBAK

Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan Balik Diwa Makassar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. di Jawa Tengah (Purwanti et al., 2014). Lele dumbo merupakan jenis persilangan lele

I. PENDAHULUAN. tinggi. Budidaya ikan mas telah lama berkembang di Indonesia, karena selain

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia). Penyakit ini juga dikenal sebagai

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

I. PENDAHULUAN. terutama untuk beberapa pasar lokal di Indonesia. Ikan mas atau yang juga

Alina Nurul Chifdhiyah *) ABSTRAK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat

BAB I PENDAHULUAN. relatif mudah, dapat memanfaatkan berbagai jenis bahan sebagai makanannya,

Prosiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan

PERAN NUKLEOTIDA SEBAGAI IMUNOSTIMULAN TERHADAP RESPON IMUN NONSPESIFIK DAN RESISTENSI UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) HENKY MANOPPO

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN UNTUK PENINGKATAN IMUNITAS NON SPESIFIK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)

TINJAUAN PUSTAKA Sistem Imun Tubuh Udang

Peningkatan respons imun non-spesifik, resistensi, dan pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) melalui pemberian pakan nukleotida

I. PENDAHULUAN. Aeromonas salmonicida merupakan jenis bakteri Aeromonas sp, yang

BAB I PENDAHULUAN meningkat menjadi 31,64 kg per kapita per tahun (KKP, 2012).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya udang merupakan salah satu komuditas perikanan dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu ikan air tawar yang terus dikembangkan di Indonesia yaitu ikan mas.

Teknologi Pengelolaan Kualitas Air. KUALITAS BIOLOGIS dan MANIPULASI MIKROBA: Probiotik

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pertahanan Tubuh Udang

Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan ISSN: , e-issn:

PENGGUNAAN KAPPA-KARAGENAN SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT VIBRIOSIS PADA UDANG VANAME Litopenaeus vannamei DI KARAMBA JARING APUNG

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas air tawar yang

(Survival Rate of Nile Tilapia Larvae Derived From Broodstock Fed Immunostimulated Feed) Abstract

PEMBAEIASAN. leukosit, jenis leukosit, nilai indeks fagositik serta adanya perbedaan tingkat

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA EKSTENSIF PLUS DI LAHAN MARGINAL

PEMANFAATAN TEPUNG MENIRAN (Phyllanthus niruri) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN HERBAL PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluation of Baker s Yeast (Saccharomyces cereviciae) In Enhancing Non Specific Immune Response and Growth of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Potensi budidaya ikan air tawar di Indonesia sangat baik, mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya lele dumbo tergolong mudah dan pertumbuhannya relatif cepat.

Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan Balik Diwa Makassar ABSTRAK

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah lele dumbo (C. gariepinus). Ikan ini memiliki pertumbuhan yang cepat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

3 METODE PENELITIAN. Persiapan Prebiotik (Oligosakarida)

PRODUKTIVITAS UDANG PUTIH PADA TAMBAK INTENSIF DI TULANG BAWANG LAMPUNG

PEMBERIAN SINBIOTIK DENGAN FREKUENSI BERBEDA PADA PAKAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei UNTUK PENCEGAHAN IMNV (INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS)

Budidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: Respon imun krustase (Crustacean immune response) Henky Manoppo, Magdalena E.F. Kolopita.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) Menurut Kottelat (1999) ikan tawes dapat diklasifikasikan yaitu:

Penggunaan ragi roti (Saccharomyces cereviciae) secara in situ untuk meningkatkan respon kebal non-spesifik ikan nila (Oreochromis niloticus)

Gambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Volume Usus Besar Pasca Transportasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi

I. PENDAHULUAN. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi dalam usaha

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peubah* Konsumsi Ekstrak Daun Konsumsi Saponin

TEKNOLOGI BIOFLOK DAN PROBIOTIK TERHADAP KOINFEKSI INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan budidaya

PEMANFAATAN BAKTERI PROBIOTIK SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK MENINGKATKAN RESPON IMUN SELULER PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Agus Suryahman

RESPON IMUN UDANG WINDU (Penaeus monodon) YANG DIPAPAR BAKTERI Vibrio harveyi

PENGUJIAN APLIKASI PROBIOTIK POWDER DALAM MEMPERBAIKI PERFORMA BENIH BANDENG (Chanos chanos Forskal) YANG BERKUALITAS

I. PENDAHULUAN. dumbo (Clarias gariepinus) ke Indonesia pada tahun Keunggulan lele

I. PENDAHULUAN. masamo (Clarias gariepinus >< C. macrocephalus) merupakan lele varian baru.

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

I. PENDAHULUAN. Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data

I. PENDAHULUAN. Bidang perikanan memegang peranan penting dalam penyediaan protein

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

Muhammad Nur Syafaat* & Abdul Mansyur

PENDAHULUAN. Latar Belakang. tidak saja dapat tumbuh baik di air tawar, namun juga air payau dan laut. Sebagai

NURLITA CHRISTYANINGSIH

I. PENDAHULUAN. Maggot merupakan larva lalat black soldier atau serangga bunga, memiliki

Transkripsi:

77 PEMBAHASAN UMUM Budidaya udang vaname mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia untuk dikembangkan. Udang ini diimpor ke Indonesia pada tahun 2000 dengan alasan untuk mengganti udang windu yang telah banyak terserang penyakit. Namun dalam perjalanan usaha ini yakni sejak tahun 2000 sampai sekarang, banyak petani udang menderita kerugian ekonomi yang cukup besar karena munculnya serangan penyakit terutama yang disebabkan oleh virus dan bakteri. WSSV telah menghancurkan banyak usaha budidaya sejak tahun 1992/1993, dan sejak tahun 2006, Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) telah ditemukan menginfeksi banyak usaha budidaya di Indonesia. Kedua penyakit virus ini belum dapat diatasi sampai sekarang. Beberapa strategi pencegahan penyakit yang telah diaplikasikan dalam budidaya udang meliputi penggunaan bakteri probiotik, SPR/SPF (specific pathogen resistance/specific pathogen free), dan biosekuriti. Banyak laporan telah membuktikan bahwa meskipun metoda-metoda ini mampu meningkatkan produksi namun penyakit terus terjadi secara berulang. Hal ini disebabkan suseptibilitas udang terhadap patogen berbeda-beda berdasarkan fase hidup, serta adanya mutasi genetik patogen dalam lingkungan budidaya. Sampai saat ini, antibiotik merupakan metoda yang paling banyak digunakan untuk pencegahan dan pengobatan, namun bahan ini telah diketahui dapat menyebabkan munculnya patogen kebal antibiotik (antibiotic-resistance pathogen) serta berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Peningkatan respon imun nonspesifik melalui penggunaan imunostimulan mungkin merupakan metoda yang paling efektif untuk mencegah terjadinya serangan penyakitpada udang yang dipelihara. Beberapa jenis imunostimulan telah terbukti dapat meningkatkan respon imun nonspesifik dan resistensi udang seperti beta glukan, lipopolisakarida, dan peptidoglikan. Nukleotida merupakan imunostimulan yang baru mulai diteliti penggunaannya bagi ikan. Pada udang, serangkaian penelitian telah dikerjakan untuk mengevaluasi peranan nukleotida sebagai imunostimulan dalam meningkatkan respon nonspesifik, resistensi dan pertumbuhan udang vaname.

78 Penelitian pertama mengevaluasi pengaruh dosis nukleotida dalam pakan terhadap respon imun nonspesifik, resistensi dan pertumbuhan udang vaname. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian oral nukleotida memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan total hemocyte count (THC) dan aktivitas PO udang setelah diberikan selama 4 minggu berturut-turut (p<0.01). THC tertinggi teramati pada udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida 300 mg.kg -1 pakan, kemudian 400 mg.kg -1 yang masing-masing mencapai 76% dan 73% lebih tinggi dari udang kontrol. Hal yang sama juga teramati pada nilai aktivitas PO dengan nilai >0.35 yang berati memiliki aktivitas tinggi (Gullian et al. 2004). Namun demikian, antara udang yang diberi pakan dengan suplementasi nukleotida 300 mg.kg -1 dan 400 mg.kg -1, kedua paramater imun ini tidak berbeda nyata. Nukleotida yang ditambahkan dalam pakan dapat meningkatkan hemosit udang sebab nukleotida merupakan nutrien semi esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbanyakan sel, termasuk sel-sel imun (Barnes 2006; Sajeevan et al. 2006). Nukleotida juga meningkatkan aktivitas PO udang,namun bagaimana proses peningkatan ini terjadi masih belum diketahui dan perlu diteliti secara lebih detil.menurut Li & Galtin (2006), nukleotida yang ditambahkan dalam pakan selain digunakan sebagai nutrien untuk proses-proses biosintesa, juga akan berfungsi dalam cell signaling. Dalam penelitian ini terlihat bahwa udang yang memiliki THC yang tinggi (perlakuan D dan E) juga memiliki aktivitas PO yang tinggi. Kondisi ini terjadi karena hemosit berperan dalam produksi dan pelepasan propo ke dalam hemolim (Sahoo et al. 2008; Morales et al. 2007). Dalam keadaan normal, jumlah hemosit yang tinggi akan diikuti pula oleh aktivitas PO yang tinggi. Nukleotida juga dapat meningkatkan resistensi udang vaname terhadap infeksi bakteri Vibrio. Setelah diuji-tantang dengan larutan bakteri Vibrio harveyi 1x10 6 cfu.udang -1, udang yang diberi pakan dengan penambahan nukleotida 400 mg.kg -1 pakan selama 4 minggu memiliki tingkat resistensi (diukur berdasarkan tingkat sintasan) tertinggi yakni 83.33±7.21%.Status kesehatan yang tinggi (THC dan aktivitas PO) mungkin mendukung tercapainya resistensi yang tinggi.

79 Sekalipun demikian, mekanisme imun mana yang paling penting bagi resistensi penyakit belum dapat ditetapkan. Menurut Rodrique & Le Moullac (2000), sampai saat ini belum ada model percobaan infeksi yang dapat memperlihatkan korelasi antara parameter-parameter imun dengan resistensi penyakit. Oleh karena, data sintasan udang yang dicapai setelah diuji-tantang dengan patogen dipakai sebagai ukuran resistensi udang terhadap penyakit. Pemberian nukleotida selama 4 minggu berturut-turut dapat meningkatkan pertumbuhan udang vaname. Pertumbuhan udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida 400 mg.kg -1 pakan berbeda nyata jika dibandingkan dengan udang kontrol maupun dengan perlakuan lainnya. Setelah 4 minggu pemberian pakan yang ditambahkan nukleotida, udang dengan berat awal 6 g dapat tumbuh mencapai berat 11.05±0.40 g dengan perolehan 5.05±0.40 g atau mencapai 50.75% lebih besar dari perolehan berat udang kontrol. Penambahan nukleotida dalam pakan akan meningkatkan napsu makan udang sehingga efisiensi dan pengambilan pakan meningkat. Hal ini terjadi karena beberapa nukleotida seperti IMP, AMP dan guanine merupakan feed enhancer yang dapat meningkatkan napsu makan udang. Dalam penelitian ini juga teramati bahwa pada dosis yang lebih tinggi (500 mg.kg -1 pakan), penambahan nukleotida tidak akan memacu pertumbuhan tetapi sebaliknya menekan pertumbuhan. Dapatlah disimpulkan bahwa penambahan nukleotida 400 mg.kg dan diberikan selama 4 minggu secara berlanjut dapat meningkatkan respon imun nonspesifik, resistensi serta pertumbuhan udang vaname. Hasil ini mengindikasikan bahwa penggunaan nukleotida sangat penting bagi manajemen kesehatan dalam budidaya udang. Penelitian kedua mencoba menetapkan lama waktu (protokol) pemberian pakan yang ditambahkan nukleotida yang dapat mengoptimalkan respon imun dan pertumbuhan udang vaname. Udang diberi pakan dengan penambahan nukleotida 400 mg.kg -1 pakan dengan protokol pemberian 7 hari pakan yang ditambahkan nukleotida dan 7 hari pakan standar secara bergantian selama 49 hari. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa pemberian pakan yang ditambahkan nukleotida dengan protokol yang ditetapkan tidak berpengaruh terhadap peningkatan -1 pakan

80 parameter imun maupun pertumbuhan udang vaname. Hal ini mungkin terjadi karena: 1) lama waktu pemberian nukleotida dalam percobaan ini mungkin belum cukup untuk dapat menghasilkan peningkatan imunitas dan pertumbuhan udang. Oleh karena itu maka penelitian dengan interval pemberian yang sama namun dengan waktu yang lebih panjang mungkin perlu dilakukan untuk mendapatkan protokol pemberian nukleotida yang efektif meningkatkan respon imun, resistensi, dan pertumbuhan udang vaname; 2)udang mungkin membutuhkan suplementasi nukleotida secara kontinyu untuk meningkatkan imunitas dan pertumbuhannya. Halini terlihat pada hasil penelitian pertama dimana pemberian nukleotida secara berlanjut selama 4 minggu mampu meningkatkan respon imun, resistensi dan pertumbuhan udang vaname. Penelitian ketiga membandingkan pengaruh suplementasiβ glukandan nukleotida dalam pakan terhadap respon imun nonspesifik, resistensi dan pertumbuhan udang vaname. THC meningkat secara signifikan pada udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida selama 4 minggu. THC udang yang diberi pakan yang ditambahkannukleotida meningkat mencapai 87% lebih banyak dari udang kontrol. Penambahan β glukan juga dapat meningkatkan THC meskipun tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan kontrol. Meningkatnya THC udang akibat pemberian oral nukleotida dan β glukan juga diikuti oleh meningkatnya aktivitas PO. Secara nyata, peningkatan aktivitas PO teramati pada udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida sedangkan pada udang yang diberi pakan dengan suplementasi β glukan, aktivitas PO udang meskipun meningkat namun jika dibandingkan dengan kontrol, nilai peningkatan yang terjadi tidak berbeda nyata. Dalam penelitian ini, nilai aktivitas PO udang, baik yang diberi suplementasi nukleotida maupun β glukan mencapai nilai >0.35, yang berarti memiliki aktivitas tinggi (high activity) sedangkan udang yang hanya diberi pakan standar memiliki aktivitas PO normal (0.20 0.35). Beberapa laporan penelitian telah memperlihatkan bahwa pemberian oral β-glukan secara nyata meningkatkan respon imun nonspesifikbeberapa spesies udang seperti L. vannamei, P. monodon, Penaeus japonicus, dan M. rosenbergii. β-glukan yang ditambahkan dalam pakan akan mengikat molekul reseptor yang

81 terdapat pada permukaan sel-sel fagosit sehingga sel fagosit menjadi lebih aktif dalam melakukan fagositosis terhadap patogen atau partikel asing. Sel-sel fagosit selanjutnya mengeluarkan molekul-molekul signal (sitokin) yang merangsang pembentukan sel-sel hemosit yang baru. Dalam penelitian ini, β glukan yang diberikan secara oral tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan THC dan aktivitas PO udang vaname. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi efikasi β glukan antara lain perbedaan sumber bahan yang digunakan, penanganan serta metoda ekstraksi yang digunakan. β glukan yang digunakan dalam penelitian ini diekstrak dari yeast S. cereviciae dengan metoda asam-basa (alkaline-acid method). Pemberian oral β glukan dan nukleotida secara nyata meningkatkan resistensi udang vaname terhadap infeksi vibrio. Dibandingkan dengan β-glukan, udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida memiliki sintasanlebih tinggi (79.17±7.22%) setelah diuji-tantang dengan bakteri Vibrio harveyi1 x 10 6 cfu -1.udang. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian tahap pertama dimana udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida 400 mg.kg -1 pakan selama 4 minggu dan diinfeksi dengan bakteri vibrio memiliki tingkat sintasan83.33±7.21%. Pada beberapa spesies ikan, penambahan nukleotida dalam pakan sudah terbukti mampu meningkatkan respon imun nonspesifik yang menghasilkan peningkatan resistensi terhadap penyakit. Dalam penelitian tahap ketiga ini, jelas terlihat bahwa THC dan nilai aktivitas PO tertinggi yang dicapai pada udang yang diberi pakan dengan suplementasi nukleotida menghasilkan resistensi yang tertinggi pula. β-glukan meningkatkan resistensi dengan cara meningkatkan aktivitasfagositosis dari sel-sel fagosit serta meningkatkan aktivitas PO untuk menjalankan proses melanisasi. Pemberian oral β glukan maupun nukleotida juga dapat meningkatkan pertumbuhan udang vanamedimanapertumbuhan yang lebih baik teramati pada udang yang diberi tambahan nukleotida. Setelah 4 minggu pemberian, udang dengan berat rata-rata 5.39±0.56g dapat tumbuh mencapai 10.12±0.57g dengan perolehan berat4.73±0.57g atau mencapai 65.38% lebih besar dari perolehan berat udang kontrol. Hasil ini dapat mengkonfirmasi hasil penelitian tahap pertama

82 dimana perolehan berat udang yang diberi suplementasi nukleotida selama 4 minggu mencapai 50.74% lebih besar dari kontrol. Peningkatan pertumbuhan terjadi karena nukleotida yang ditambahkan dalam pakan dapat meningkatkan napsu makan udang sehingga efisiensi dan pengambilan pakan meningkat. Penambahan β glukan juga berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan udang vaname. Beberapa laporan penelitian telah menunjukkan bahwa β glukandapat meningkatkan pertumbuhan beberapa spesies udang seperti Metapenaeus japonicus dan Litopenaeus vannamei, namun bagaimana mekanisme kerja bahan ini dalam meningkatkan pertumbuhan belum diketahui dengan jelas. Penelitian keempat bersifat demonstratif dengan maksud untuk mengaplikasikan nukleotida secara langsung dalam manajemen kesehatan budidaya udang vaname. Udang dalam penelitian ini dipelihara dalam dua rangkaian 3-hapa yang diletakkan dalam tambak dimana usaha pemeliharaan sedang berlangsung. Pada rangkaian Hapa I, udang diberi suplementasi nukleotida dalam pakan sedangkan pada rangkaian Hapa II, udang diberi pakan standar tanpa suplementasi nukleotida. Masing-masing hapa berukuran 2x1x1m dengan padat tebar 175 ekor/hapa. Sintasan antara udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida dan pakan standar tidak berbeda nyata, masing-masing sebesar 83.24±9.42% dan 81.71±3.56%. Kematian udang selama masa pemeliharaan terjadi disebabkan oleh adanya kanibalisme terhadap udang molting dan penyakit myo (Infectious Myonecrosis Virus, IMNV) namun jumlahnya tidak banyak. Myo merupakan penyakit baru yang dihadapi dalam budidaya udang di areal pertambakan Bakauheni dimana uji lapang ini dilaksanakan. Virus ini umumnya menyerang juvenil dan udang muda dimana perkembangan infeksinya berlangsung secara lambat (Lightner 2009b). Wabah myo tidak terjadi selama masa percobaan berlangsung sehingga sulit untuk menjelaskan pengaruh nukleotida terhadap sintasan udang percobaan. Pertumbuhan udang meningkat secara nyata setelah diberi pakan yang ditambahkan nukleotida 400 mg.kg -1 pakan selama 2 minggudan peningkatan

83 pertumbuhan terus berlanjut sampai minggu ke 4 pemberian pakan. Setelah 4 minggu pemeliharaan, udang dengan berat awal 4.5 g/ekor dapat tumbuh mencapai berat akhir 11.98±1.08 g jika diberi pakan yang ditambahkan nukleotida dan 10.01±1.36 g jika hanya diberi pakan standar. Udang yang dipelihara dalam tambak pada umur yang sama memiliki berat akhir rata-rata 8.93±0.21 g. Pada penelitian tahap pertama, pemberian nukleotida 400 mg.kg -1 pakan baru memperlihatkan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan setelah diberikan selama 4 minggu.dalam penelitian lapang ini, ditemukan bahwa pemberian nukleotida dengan dosis yang sama sudah memperlihatkan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan udang setelah 2 minggu pemberian. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi dan kualitas air tambak yang lebih baik dan segar, massa air yang lebih besar serta tersedianya ruang gerak yang lebih luas bagi udang. Faktor stresor eksternal juga sangat mempengaruhi pertumbuhan udang seperti penyiponan dan penggantian air, dan pemberian pakan. Perolehan berat udang yang diberi pakan dengan suplementasi nukleotida mencapai 7.48±1.08 g atau 35.75% lebih besar dari perolehan berat udang kontrol (5.51±1.36 g) dan 68.85% lebih besar dari perolehan berat udang yang dipelihara di tambak (4.43±0.21 g). Pertumbuhan harian rata-rata udang yang diberi suplementasi nukleotida mencapai 0.277±0.039 g dengan ratio konversi pakan (FCR) sebesar 1.35. Pada udang yang diberi pakan standar, pertumbuhan harian rata-rata sebesar 0.204±0.049 g dengan FCR 2.01. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa nukleotida sangat potensial untuk diaplikasikan dalam manajemen kesehatan budidaya udang vaname. Namun demikian, harga nukleotida perlu dipertimbangkan sebab harga akan mempengaruhi biaya dan keuntungan produksi. Dalam penelitian ini, nukleotida yang digunakan adalah nukleotida murni (Sigma-Aldricht) dengan harga yang cukup mahal sehingga tidak memungkinkan untuk diaplikasikan secara langsung dalam usaha budidaya udang. Oleh karena itu, penggunaan sumber bahan alternatif yang lebih murah, mudah diperoleh dan mudah dicerna oleh udang perlu diteliti. Kebanyakan laporan penelitian tentang suplementasi nukleotida pada ikan menggunakan produk nukleotida komersil berupa ekstrak yeast seperti ascogen

84 dan optimun (Chemoforma Co., Switzerland) yang diperuntukkan bagi hewan ternak. Saat ini telah tersedia pula vannagen untuk pakan udang dan ikan. Bahan substitusi yang potensial digunakan adalah sel hidup bakers yeast atau ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dan produk samping dari industri ragi roti. Ragi roti mengandung berbagai bahan imunomudulator seperti asam nukleat, mannan, β glukan yang dapat meningkatkan respon imun beberapa spesies ikan (Abdel-Tawwab et al. 2008;Li & Galtin 2003, 2004). Pada ikan, hasil penelitian Li & Galtin (2003) menunjukkan bahwa penambahan 1% ragi roti dalam pakan selama 16 minggu dapat meningkatkan pertumbuhan hybrid striped bass. Respon imun nonspesifik seperti serum lisosim dan produksi superoxide anion juga meningkat yang menghasilkan peningkatan resistensi terhadap infeksi Streptococcus iniae. Pada ikan nila (Oreochromis niloticus L), Abdel-Tawwab et al. (2008) melaporkan bahwa penambahan 1 g ragi roti per kg pakan selama 12 minggu dapat meningkatkan performa pertumbuhan dan pengambilan pakan serta meningkatkan respon imun nonspesifik dan resistensi ikan terhadap infeksi Aeromonas hydrophila. Ragi roti yang ditambahkan dalam pakan akan meningkatkan napsu makan ikan sehingga meningkatkan pengambilan pakan dan karenanya meningkatkan pertumbuhan ikan. Selanjutnya Wache et al.(2006) melaporkan bahwa penambahan ragi hidup akan meningkatkan kecernaan pakan dan protein sehingga menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang lebih baik. Sakai et a.l(2001) melaporkan bahwa pada ikan nila, nukleotida yang diekstrak dari bakers yeast dan ditambahkan dalam pakan dapat meningkatkan fagositosis, oxidative radical sel fagositik ginjal, dan lisosim serta meningkatkan resistensi ikan terhadap infeksi A. hydrophila. Pada udang vaname, Scholz et al. (1999) melaporkan bahwa kelangsungan hidup udang yang diberi pakan yang ditambahkan 1% yeast S. cereviciaeatau1% yeast P.rhodozyma lebih tinggi dibandingkan dengan udang yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan maupun dengan pakan kontrol. Dua puluh tujuh jam setelah diuji-tantangsecara imersi dengan V. harveyi, udang yang diberi S.cerevisiae dan P. rhodozyma secara efektif mampu membersihkan bakteri dari hemolim dan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan udang kontrol (tidak diuji tantang). Pertumbuhan udang yang diberi S.cerevisiaejuga meningkat dibandingkan dengan kontrol, namun

85 tidak berbeda jika dibandingkan dengan udang yang diberi pakan mengandung yeast P. rhodozyma. Burgents et al. (2004) juga melaporkan bahwa penambahan produk fermentasi S.cereviciaesebanyak 1% dan diberikan selama 3 minggu meningkatkan resistensi udang vaname setelah diuji tantang dengan V. harveyi.produk samping (yeast-by product) dari industri ragi roti dapat juga digunakan sebagai suplemen pakan dan telah diketahui memberi pengaruh positif terhadap respon imun nonspesifik dan pertumbuhanbeberapa spesis ikan (Olivia- Teles & Goncalves 2001). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan