BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini menduduki peringkat ke empat untuk jumlah penduduk terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun waktu 40 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia naik hingga dua kali lipat dari 118 juta jiwa pada tahun 1971 menjadi 237 juta jiwa pada tahun 2010. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan selama 10 tahun terakhir dari 1,44 persen pada tahun 2000 menjadi 1,49 persen pada tahun 2010 (BKKBN, 2013). Tercapainya laju pertumbuhan penduduk yang seimbang dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi (BPS, 2005). Faktor kelahiran merupakan penyumbang terbesar untuk meningkatnya jumlah penduduk. Salah satu upaya yang dibuat oleh lembaga pemerintah Indonesia untuk menekan laju pertumbuhan penduduk disebut Program Keluarga Berencana (KB). Program KB merupakan salah satu program pengendalian kelahiran melalui penggunaan metode kontrasepsi (BKKBN, 2009). Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu upaya penekanan pertumbuhan penduduk yang paling efektif. Di dalam pelaksanannya diupayakan agar semua metode atau alat kontrasepsi yang ditawarkan kepada masyarakat memberikan manfaat optimal dengan meminimalkan keluhan yang ditimbulkan (BKKBN, 2009). Secara global dikenal berbagai macam metode kontrasepsi baik untuk wanita maupun untuk pria. 1
Metode kontrasepsi untuk pria ada dua jenis yaitu kondom dan medis operatif pria (MOP) atau yang lebih dikenal dengan vasektomi (BKKBN, 2009). Vasektomi adalah salah satu metode kontrasepsi yang menjadi wujud partisipasi pria dalam program Keluarga Berencana. Partisipasi pria adalah tanggung jawab pria dalam keterlibatan dan kesertaan ber-kb dan Kesehatan Reproduksi, serta perilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangannya dan keluarganya. Bentuk nyata dari partisipasi pria tersebut adalah sebagai peserta KB, mendukung dan memutuskan bersama istri dalam penggunaan kontrasepsi, sebagai motivator KB merencanakan jumlah anak dalam keluarganya (BKKBN, 2009). Namun partisipasi pria dalam program KB sampai saat ini masih kurang dilihat dari rendahnya capaian vasektomi. Secara global, diperkirakan sekitar 43 juta pasangan menggunakan vasektomi sebagai pilihan untuk metode kontrasepsinya. Sedangkan penggunaan metode tubektomi sebagai metode kontrasepsi lebih banyak yaitu mencapai 210 juta pasangan. Perkembangan vasektomi di dunia sejak tahun 1982 hanya meningkat menjadi 10 juta pasangan dari 33 juta pasangan menjadi 43 juta pasangan di tahun 2001. Di Asia, capaian vasektomi tertinggi terdapat di negara Cina(46,8%) dan India(8,7%) dimana kedua negara ini telah menyumbangkan 77% dari seluruh pengguna vasektomi di dunia (John, 2008). Di Indonesia, capaian untuk metode kontrasepsi vasektomi adalah sejumlah 21.374 jiwa atau 0,25% dari total seluruh penggunaan metode kontrasepsi. Persentase ini lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan metode kontrasepsi kondom pada pria yaitu sebesar 6,09% (BKKBN, 2014). Masih rendahnya kesadaran pria untuk menggunakan metode kontrasepsi terkait dengan kurangnya pemahaman pria tentang kontrasepsi, rendahnya minat suami dalam mengakses informasi tentang KB dan kesehatan reproduksi, peran tokoh agama yang masih kurang, sarana pelayanan KB 2
3 bagi pria yang masih kurang, dukungan istri untuk mendorong suami melakukan vasektomi yang masih kurang, serta anggapan atau rumor di masyarakat yang menyatakan bahwa melakukan vasektomi sama dengan dikebiri (BKKBN, 2007). Di Bali, capaian peserta KB aktif vasektomi sampai tahun 2015 adalah 3.959 akseptor atau sebesar 64,81% dari target kontrak kinerja provinsi (KKP) yang disepakati yaitu sejumlah 6.109 akseptor. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu wilayah di Provinsi Bali yang capaian peserta vasektomi cukup tinggi yaitu sejumlah 324 akseptor. Berdasarkan laporan tahunan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Gianyar pada tahun 2015, wilayah Kabupaten Gianyar yang memiliki akseptor vasektomi terbanyak adalah Kecamatan Payangan dengan jumlah 181 akseptor. Berbagai upaya telah ditempuh oleh Badan PP dan KB Kabupaten Gianyar untuk meningkatkan partisipasi pria untuk menggunakan metode kontrasepsi vasektomi meliputi; sosialiasi, KIE dan pelayanan kontrasepsi. Terkait dengan upaya yang telah dilakukan oleh Badan PP dan KB Kabupaten Gianyar, peniliti ingin melihat faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan penulis, maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
4 1.3 Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut yaitu : 1. Apakah tingkat pendidikan mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi? 2. Apakah tingkat pengetahuan mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi? 3. Apakah jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi? 4. Apakah dukungan petugas kesehatan mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi? 5. Apakah dukungan istri mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar 1.4.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan terhadap penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
5 3. Untuk mengetahui pengaruh jarak fasilitas kesehatan terhadap penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 4. Untuk mengetahui pengaruh dukungan petugas kesehatan terhadap penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 5. Untuk mengetahui pengaruh dukungan istri terhadap penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmiah di bidang kesehatan masyarakat khususnya mengenai faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam pemilihan metode kontrasepsi vasektomi. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. 1.5.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Bagi Institusi Kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Gianyar dalam pengembangan program pelayanan kontrasepsi khususnya metode kontrasepsi vasektomi pada Pasangan Usia Subur (PUS). 2. Bagi Masyarakat Sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenai faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam pemilihan metode kontrasepsi vasektomi.
6 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang kesehatan masyarakat untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam pemilihan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar.