BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

dokumen-dokumen yang mirip
1 BAB I PENDAHULUAN. pernyataan direktur eksekutif UNFPA Dr. Babatunde Osotimehin (Syarief, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

ABSTRAK. Kata kunci: pengalaman, seksual, vasektomi. Referensi (108: )

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. maka dampak buruk akan segera terjadi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

BAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dapat diatasi. Permasalahan ini antara lain diwarnai jumlah yang besar

I. PENDAHULUAN. oleh masalah kependudukan dengan segala tata kaitan persoalan, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. telah disepakati dalam Dokument Millennium Declaration yang dituangkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang dihadapi beberapa negara berkembang dewasa ini adalah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP SUAMI DALAM BER-KB DI DESA WONOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG I SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kualitas penduduk dan pengarahan mobilitas penduduk kedepan. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan hasil kesepakan International Conference On Population and

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masalah kependudukan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana permasalahan keluarga adalah permasalahan sosial yang berarti

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam waktu 10 tahun. Jumlah penduduk dunia tumbuh begitu cepat, dahulu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. cakupan pelayanan KB yang telah mencapai 60,3% pada tahun (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. menempati posisi keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB I PENDAHULUAN. seimbang agar kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan anggota keluarganya. Pada umumnya, apabila hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan laju pertumbuhan yang relative cukup tinggi. untuk menekan laju

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 menunjukkan, penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. administrasi kependudukan. Estimasi Jumlah penduduk Indonesia tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

BAB 1 PENDAHULUAN. KB Nasional adalah untuk memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang digunakan dengan jangka panjang, yang meliputi IUD, implant dan kontrasepsi

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi kearah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang terus meningkat dan sumber daya alam yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan merupakan masalah yang cukup serius di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk. Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini menduduki peringkat ke empat untuk jumlah penduduk terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun waktu 40 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia naik hingga dua kali lipat dari 118 juta jiwa pada tahun 1971 menjadi 237 juta jiwa pada tahun 2010. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan selama 10 tahun terakhir dari 1,44 persen pada tahun 2000 menjadi 1,49 persen pada tahun 2010 (BKKBN, 2013). Tercapainya laju pertumbuhan penduduk yang seimbang dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi (BPS, 2005). Faktor kelahiran merupakan penyumbang terbesar untuk meningkatnya jumlah penduduk. Salah satu upaya yang dibuat oleh lembaga pemerintah Indonesia untuk menekan laju pertumbuhan penduduk disebut Program Keluarga Berencana (KB). Program KB merupakan salah satu program pengendalian kelahiran melalui penggunaan metode kontrasepsi (BKKBN, 2009). Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu upaya penekanan pertumbuhan penduduk yang paling efektif. Di dalam pelaksanannya diupayakan agar semua metode atau alat kontrasepsi yang ditawarkan kepada masyarakat memberikan manfaat optimal dengan meminimalkan keluhan yang ditimbulkan (BKKBN, 2009). Secara global dikenal berbagai macam metode kontrasepsi baik untuk wanita maupun untuk pria. 1

Metode kontrasepsi untuk pria ada dua jenis yaitu kondom dan medis operatif pria (MOP) atau yang lebih dikenal dengan vasektomi (BKKBN, 2009). Vasektomi adalah salah satu metode kontrasepsi yang menjadi wujud partisipasi pria dalam program Keluarga Berencana. Partisipasi pria adalah tanggung jawab pria dalam keterlibatan dan kesertaan ber-kb dan Kesehatan Reproduksi, serta perilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangannya dan keluarganya. Bentuk nyata dari partisipasi pria tersebut adalah sebagai peserta KB, mendukung dan memutuskan bersama istri dalam penggunaan kontrasepsi, sebagai motivator KB merencanakan jumlah anak dalam keluarganya (BKKBN, 2009). Namun partisipasi pria dalam program KB sampai saat ini masih kurang dilihat dari rendahnya capaian vasektomi. Secara global, diperkirakan sekitar 43 juta pasangan menggunakan vasektomi sebagai pilihan untuk metode kontrasepsinya. Sedangkan penggunaan metode tubektomi sebagai metode kontrasepsi lebih banyak yaitu mencapai 210 juta pasangan. Perkembangan vasektomi di dunia sejak tahun 1982 hanya meningkat menjadi 10 juta pasangan dari 33 juta pasangan menjadi 43 juta pasangan di tahun 2001. Di Asia, capaian vasektomi tertinggi terdapat di negara Cina(46,8%) dan India(8,7%) dimana kedua negara ini telah menyumbangkan 77% dari seluruh pengguna vasektomi di dunia (John, 2008). Di Indonesia, capaian untuk metode kontrasepsi vasektomi adalah sejumlah 21.374 jiwa atau 0,25% dari total seluruh penggunaan metode kontrasepsi. Persentase ini lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan metode kontrasepsi kondom pada pria yaitu sebesar 6,09% (BKKBN, 2014). Masih rendahnya kesadaran pria untuk menggunakan metode kontrasepsi terkait dengan kurangnya pemahaman pria tentang kontrasepsi, rendahnya minat suami dalam mengakses informasi tentang KB dan kesehatan reproduksi, peran tokoh agama yang masih kurang, sarana pelayanan KB 2

3 bagi pria yang masih kurang, dukungan istri untuk mendorong suami melakukan vasektomi yang masih kurang, serta anggapan atau rumor di masyarakat yang menyatakan bahwa melakukan vasektomi sama dengan dikebiri (BKKBN, 2007). Di Bali, capaian peserta KB aktif vasektomi sampai tahun 2015 adalah 3.959 akseptor atau sebesar 64,81% dari target kontrak kinerja provinsi (KKP) yang disepakati yaitu sejumlah 6.109 akseptor. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu wilayah di Provinsi Bali yang capaian peserta vasektomi cukup tinggi yaitu sejumlah 324 akseptor. Berdasarkan laporan tahunan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Gianyar pada tahun 2015, wilayah Kabupaten Gianyar yang memiliki akseptor vasektomi terbanyak adalah Kecamatan Payangan dengan jumlah 181 akseptor. Berbagai upaya telah ditempuh oleh Badan PP dan KB Kabupaten Gianyar untuk meningkatkan partisipasi pria untuk menggunakan metode kontrasepsi vasektomi meliputi; sosialiasi, KIE dan pelayanan kontrasepsi. Terkait dengan upaya yang telah dilakukan oleh Badan PP dan KB Kabupaten Gianyar, peniliti ingin melihat faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan penulis, maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

4 1.3 Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut yaitu : 1. Apakah tingkat pendidikan mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi? 2. Apakah tingkat pengetahuan mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi? 3. Apakah jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi? 4. Apakah dukungan petugas kesehatan mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi? 5. Apakah dukungan istri mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar 1.4.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan terhadap penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

5 3. Untuk mengetahui pengaruh jarak fasilitas kesehatan terhadap penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 4. Untuk mengetahui pengaruh dukungan petugas kesehatan terhadap penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 5. Untuk mengetahui pengaruh dukungan istri terhadap penggunaan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmiah di bidang kesehatan masyarakat khususnya mengenai faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam pemilihan metode kontrasepsi vasektomi. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. 1.5.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Bagi Institusi Kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Gianyar dalam pengembangan program pelayanan kontrasepsi khususnya metode kontrasepsi vasektomi pada Pasangan Usia Subur (PUS). 2. Bagi Masyarakat Sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenai faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam pemilihan metode kontrasepsi vasektomi.

6 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang kesehatan masyarakat untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam pemilihan metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar.