BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Grogol Petamburan didirikan pada tanggal 1 Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2001. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01.2007 yang dikeluarkan pada tanggal 31 Mei 2007, pada tanggal 26 Juni 2007, KPP Grogol Petamburan diubah namanya menjadi KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan yang merupakan salah satu unsur pelaksana Direktorat Jenderal Pajak yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Barat. KPP Pratama Grogol Petamburan ini merupakan pecahan dari KPP Pratama Palmerah. Pemisahan ini terjadi karena seiring berjalannya waktu Wajib Pajak semakin bertambah banyak, sehingga tidak cukup hanya ditangani oleh 1 (satu) KPP saja, sehingga KPP Palmerah dipecah menjadi dua, yaitu KPP Palmerah yang meliputi wilayah kecamatan Palmerah dan KPP Grogol Petamburan yang meliputi wilayah kecamatan Grogol Petamburan. Penggantian nama dari KPP menjadi KPP Pratama dilakukan secara bertahap, yang pertama-tama dimulai dari Kantor Pusat. Penggantian nama dari KPP Grogol Petamburan menjadi KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan ini, dikarenakan sistem dalam melaksanakan tugas, visi, serta misi di dalam kantor pajak telah berubah dari 37
manual menjadi modernisasi atau komputerisasi. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah kinerja di Kantor Pajak dalam melaksanakan tugasnya. III.1.2 Tugas Pokok KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan Tugas pokok KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan adalah: 1. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi perpajakan. 2. Melakukan tata usaha dan pengecekan atas Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan serta berkas Wajib Pajak. 3. Melakukan tata usaha dan pengecekan atas SPT Masa serta memantau dan menyusun laporan pembayaran masa PPh, PPN, dan Pajak Tidak Langsung lainnya. 4. Melakukan tata usaha atas penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan serta restitusi PPh, PPN dan Pajak Tidak Langsung Lainnya. 5. Verifikasi dan penerapan sanksi perpajakan. 6. Mengurus pemberian Surat Ketetapan Pajak (SKP). 7. Melakukan pengurusan tata usaha keuangan, kepegawaian, dan Rumah Tangga KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan. Berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan juga mempunyai tugas untuk melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan terhadap Wajib Pajak dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 38
III.1.3 Fungsi KPP Pratama Dalam melaksanakan tugas yang telah dimaksudkan di atas, KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan juga melaksanakan fungsi yaitu: a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi pajak, serta penyajian informasi perpajakan, juga terdapat tambahan fungsi berupa pendataan objek pajak dan subjek pajak, serta penilaian objek pajak Bumi dan Bangunan. b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan. c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT), serta penerimaan surat lainnya. d. Penyuluhan perpajakan. e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak. f. Pelaksanaan Ekstensifikasi. g. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak. h. Pelaksanaan pemeriksaan pajak. i. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. j. Pelaksanaan konsultasi perpajakan. k. Pelaksanaan intensifikasi. l. Pelaksanaan administrasi KPP Modern. Dalam mengefektifkan dan mengefisiensikan pelaksanaan fungsi organisasi, Direktorat Jenderal Pajak membuat kebijakan penggabungan beberapa kantor pajak yang memiliki fungsi berbeda. Penyusunan struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Modern berdasarkan fungsi membuat struktur organisasi yang lebih ramping, dimana untuk KPP Pratama pada hakikatnya adalah merger atau gabungan antara Kantor 39
Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa). Di dalam penggabungannya, Direktorat Jenderal Pajak berharap akan terjadi peningkatan efektifitas dan efisiensi organisasi dalam menjalankan fungsi-fungsinya. III.1.4 Visi dan Misi KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan Visi dan Misi KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan sama dengan visi dan misi dari Direktorat jenderal Pajak, yaitu: a. Visi Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia yang dapat dipercaya dan dibanggakan oleh masyarakat. b. Misi Misi Direktorat jenderal Pajak dapat dilihat dari empat aspek, yaitu: 1. Aspek Fiskal Menghimpun penerimaan Dalam Negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang- Undang Perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi. 2. Aspek Ekonomi Mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijaksanaan yang minimizing distortion. 3. Aspek Politik Mendukung proses demokratisasi bangsa. 40
4. Aspek Kelembagaan Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan administrasi perpajakan mutakhir. III.1.5 Wilayah Kerja Wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan meliputi satu wilayah kecamatan Grogol Petamburan yang terdiri atas 7 (tujuh) kelurahan, yaitu Kelurahan Grogol, Kelurahan Tomang, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kelurahan Wijaya Kusuma, Kelurahan Jelambar Baru, dan Kelurahan Jelambar. Dengan total luas wilayah ketujuh kelurahan tersebut adalah sebesar 11.296 km 2. Berikut tampilan wilayah kerja KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan. Tabel 3.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan Waskon Nama Kasi Waskon Wilayah Kerja Waskon 1 Ruslan Effendi Kel. Tomang dan Kel. Grogol Waskon 2 Suhartono Kel. Tanjung Duren Utara dan Kel. Tanjung Duren Selatan Waskon 3 Eddy Gunara Kel. Jelambar Baru dan Kel. Wijaya Kusuma Waskon 4 Teguh Setiawan Aritonang Kel. Jelambar Sumber: Seksi Waskon 41
Tabel 3.2 Data Monografi Fiskal KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan No Wilayah Kerja Luas (km 2 ) Kepala Keluarga Non Miskin WP OP 1 Kel. Tomang 1.876 8.813 8.288 11.575 2 Kel. Grogol 1.225 7.957 7.856 8.117 3 Kel. Tanjung Duren Utara 1.445 17.401 17.101 14.513 4 Kel. Tanjung Duren Selatan 2.611 6.710 6.169 10.230 5 Kel. Wijaya Kusuma 1.438 9.976 9.637 10.350 6 Kel. Jelambar Baru 1.355 5.725 5.593 9.819 7 Kel. Jelambar 1.346 5.485 5.440 8.798 Jumlah 11.296 62.067 60.084 73.402 Sumber: Monografi Fiskal 2011 Jika dilihat dari data monografi fiskal tahun 2011 tersebut wilayah Kelurahan Tanjung Duren Utara memiliki jumlah kepala keluarga yang paling banyak dibandingkan dengan wilayah lain, yaitu sekitar 17.401 kepala keluarga. Dengan banyaknya jumlah kepala tersebut dapat diindikasikan ada banyak Wajib Pajak potensial yang mungkin saja belum terdaftar. Hal ini hendaknya menjadi perhatian bagi pelaksana kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak untuk melaksanakan kegiatan ekstensifikasi di wilayah Kelurahan Tanjung Duren Utara. III.1.6 Struktur Organisasi Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan memiliki Kepala Kantor Pajak yang berhubungan langsung dengan Kepala Sub Bagian Umum, Para Kepala Seksi dan Para Pejabat Fungsional. 42
Sejak berubah nama menjadi KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan, maka struktur organisasinya pun mengalami perubahan. KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP PBB) dan Kantor Pemeriksaan Pajak (KARIKPA). Berikut tampilan struktur organisasi KPP Pratana Jakarta Grogol Petamburan: Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan Sumber : KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan 1. Kepala Kantor : Saefudin 2. Kasi. Sub. Bagian Umum : Achmad Siblih 3. Kasi. Pengolahan Data dan Informasi : Shanty Irawaty 4. Kasi. Pelayanan : Indra Priyadi 43
5. Kasi. Penagihan : Muhammad Mujib 6. Kasi. Pemeriksaan : Ahmad Zainul Mustafa 7. Kasi. Ekstensifikasi : Agung Susanto 8. Kasi. Pengawasan dan Konsultasi 1 : Ruslan Effendi 9. Kasi. Pengawasan dan Konsultasi 2 : Suhartono 10. Kasi Pengawasan dan Konsultasi 3 : Eddy Gunara 11. Kasi Pengawasan dan Konsultasi 4 : Teguh Setiawan Aritonang Adapun perincian jumlah Sumber Daya Manusia yang ada di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan yang tercatat per 24 April 2012 adalah: Tabel 3.3 Jumlah Karyawan di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan No Seksi / Bagian Jumlah 1 Kepala Kantor 1 2 Sub Bagian Umum 9 3 Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 10 4 Pelayanan 14 5 Penagihan 6 6 Pemeriksaan 3 7 Ekstensifikasi 5 8 Pengawasan dan Konsultasi 1 9 9 Pengawasan dan Konsultasi 2 5 10 Pengawasan dan Konsultasi 3 8 11 Pengawasan dan Konsultasi 4 4 12 Fungsional Pemeriksa dan Penilai 15 Sumber: Seksi PDI TOTAL 89 44
III.1.7 Susunan dan Tugas Organisasi Susunan organisasi KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan disusun menggunakan pendekatan fungsional, dengan susunannya sebagai berikut: 1. Sub Bagian Umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga. 2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknik komputer, pemantauan aplikasi e-spt dan e-filling, serta penyiapan laporan kinerja. 3. Seksi Pelayanan Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT), serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan. 4. Seksi Penagihan Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. 45
5. Seksi Pemeriksaan Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. 6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek pajak dan subjek pajak, penilaian objek pajak dalam rangka Ekstensifikasi. 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, IV (Waskon I-IV) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, IV (Waskon I-IV) masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, membimbing atau menghimbau kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak. 8. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi serta melakukan hasil banding. III.1.8 Gambaran Seksi Ekstensifikasi di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan Jumlah Sumber Daya Manusia yang ada di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan ada 6 (enam) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang Kepala Seksi, 1 (satu) 46
orang Fungsional Penilai, 2 (dua) orang pelaksana, 1 (satu) orang pembuat NPWP dan pemvalidasi Surat Setoran Pajak (SSP), 1 (satu) orang pembuat surat tugas, surat keluar, surat masuk dan laporan, dengan pembagian sebagai berikut: 1. Bapak Agung Susanto sebagai Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. 2. Bapak Samsul sebagai Fungsional Penilai. 3. Bapak Abdul Halim sebagai pelaksana pada seksi ekstensifikasi. 4. Bapak Bachtiar sebagai pelaksana pada seksi ekstensifikasi. 5. Bapak Utsin sebagai Pembuat NPWP dan validasi SSP. 6. Ibu Wahyu sebagai Pembuat Surat Tugas, Surat Keluar, Surat Masuk dan Laporan. Tugas yang dilakukan oleh Seksi Ekstensifikasi Perpajakan pada KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan ini antara lain: 1. Memproses dan menatausahakan dokumen masuk dan dokumen keluar di Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. 2. Menambah Jumlah Wajib Pajak terdaftar. 3. Memberikan surat himbauan untuk ber-npwp. 4. Mencari data dari pihak ke-3 dalam rangka pembentukkan/ pemutakhiran bank data perpajakan. 5. Mencari data potensi perpajakan dalam rangka pembuatan monografi fiskal. 6. Mendaftar objek pajak baru dengan penelitian lapangan. 7. Melaksanakan penilaian individual objek PBB. 8. Membentuk/ menyempurnakan Zona Nilai Tanah (ZNT)/ Nilai Indikasi Ratarata (NIR). 9. Menyelesaikan mutasi sebagian maupun seluruh objek dan subjek PBB. 47
10. Menerbitkan daftar nominatif untuk usulan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak Pemeriksaan Sederhana Lapangan (SP3 PSL). Dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak, maka KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan harus melakukan beberapa kegiatan. Salah satu kegiatan yang seharusnya bisa dilakukan adalah melalui perluasan basis Wajib Pajak, mengingat cakupan wilayah KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan yang cukup luas dengan jumlah penduduk yang cukup padat, maka diindikasikan akan banyak potensi Wajib Pajak yang bisa dijaring. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan sebelum melaksanakan ekstensifikasi adalah membuat Kunci Data, yaitu suatu indikator atau data yang dapat digunakan sebagai dasar sebelum melakukan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak. Kegiatan penentuan kunci data ini bertujuan agar pihak KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan dapat mengetahui sektor mana yang dapat menjadi potensi terbesar dalam perluasan basis data. Tetapi sayangnya pihak KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan tidak membuat kunci data tersebut secara rinci. III.1.8.1 Ruang Lingkup Kegiatan Ekstensifikasi di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan Besarnya beban pemerintah dalam upaya pembangunan negara, mengharuskan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan kas dari sektor perpajakan. Karena pajak merupakan sumber penerimaan terbesar bagi negara yaitu sekitar 70%. Untuk meningkatkan penerimaan pajak dilakukanlah kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak. Ekstensifikasi merupakan salah satu upaya untuk menggali sumber-sumber pajak baru 48
yang sasarannya adalah yaitu menjaring Wajib Pajak yang penghasilannya sudah di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) tetapi belum belum terdaftar sebagai Wajib Pajak dan belum memiliki NPWP. Pelaksanaan kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak ini diatur dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.9/2001 tentang tujuan pelaksanaan kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak Orang Pribadi untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan mengoptimalkan penerimaan pajak. Berdasarkan peraturan tersebut Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak. Tujuan utama kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak adalah untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan cara menambah jumlah Wajib Pajak yang terdaftar. Ruang lingkup dalam pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan adalah pemberian NPWP secara jabatan terhadap Wajib Pajak PPh Orang Pribadi yang berstatus sebagai karyawan perusahaan, orang pribadi yang bertempat tinggal di wilayah atau lokasi pemukiman atau perumahan, dan orang pribadi lainnya yang menerima atau memperoleh penghasilan melebihi batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Penelitian tantang kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak ini dilakukan di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan. Berdasarkan wilayah kerjanya KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan ini bisa dikatakan berada dalam wilayah yang wilayah penduduknya cukup padat. Hal ini sangat memiliki potensi untuk menjaring Wajib 49
Pajak yang lebih banyak lagi. Selain ruang lingkup tersebut, fokus utama kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan mengacu kepada: 1. Kegiatan PER-16/PJ/2007 tentang pemberian NPWP yang berstatus sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai melalui Pemberi Kerja atau Bendaharawan Pemerintah. 2. Kegiatan PER-116/PJ/2007 tentang pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi melalui Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan. III.1.8.2 Dasar Hukum Pelaksanaan Ekstensifikasi di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang, oleh karena itu semua kegiatan perpajakan harus berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia. Setiap pelaksanaan kegiatan perpajakan, khususnya mengenai kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak pun harus mengacu kepada dasar hukum yang jelas. Petugas pelaksana kegiatan ekstensifikasi harus mengetahui dasar hukum yang menjadi landasan atau acuan bagi kegiatan yang akan dilaksanakannya. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Grogol Petamburan dalam melaksanakan kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajaknya mengacu pada beberapa Surat Edaran dan Peraturan dari Direktorat Jenderal Pajak. Surat Edaran dan Peraturan dari Direktorat Jenderal Pajak yang menjadi dasar hukum utama pada kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan adalah: 1. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.9/2001 Tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak. Surat Edaran ini 50
merupakan acuan dari pelaksanaan kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.9/2001 berisi tentang pengertian Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak serta tata cara yang harus dilakukan dalam melaksanakan kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak. 2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2007 tentang Pemberian NPWP Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/ Pemilik dan Pegawai Melalui Pemberi Kerja/ Bendaharawan Pemerintah. Peraturan ini berisi tentang tata cara pendaftaran, pemberian dan penghapusan NPWP. 3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-116/PJ/2007 tentang Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan. Dengan mengacu pada peraturan-peraturan tersebut, diharapkan pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan akan optimal dengan bertambahnya jumlah Wajib Pajak baru serta dapat pula meningkatkan penerimaan pajak. III.1.8.3 Ekstensifikasi di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan mengacu pada PER-116/PJ/2007 dan PER-16/PJ/2007. PER-116/PJ/2007 tentang Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan. Dimana kegiatan Ekstensifikasinya dilakukan dengan pendataan 51
langsung ke lapangan terhadap objek PBB, skaligus pendataan terhadap pemilik objek PBB dilihat bagaimana kewajiban perpajakannya dan apakah sudah memiliki NPWP atau belum. Kalau belum punya maka orang tersebut akan dibuatkan NPWP-nya. Mengacu pada Per-16/PJ/2007 tentang Pemberian NPWP Orang Pribadi yang berstatus sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah, kegiatan Ekstensifikasi dimulai dengan memberikan surat pemberitahuan kepada perusahaan-perusahaan di sekitar Grogol Petamburan untuk mendata para karyawannya dan membuat daftar nominatif. Lalu daftar nominatif tersebut diserahkan ke KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan. Daftar Nominatif berisi tentang daftar nama dan identitas Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai yang disusun oleh Pemberi Kerja/ Bendaharawan Pemerintah dan dikelompokkan berdasarkan: 1. Penghasilan di atas PTKP dan belum ber-npwp. 2. Penghasilan di atas PTKP dan sudah ber-npwp. 3. Penghasilan di bawah PTKP. Dari daftar nominatif ini dapat terlihat potensi Wajib Pajak baru, yaitu mereka yang memiliki penghasilan di atas PTKP tetapi belum ber-npwp. Maka terhadap orang pribadi yang sudah memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak tetapi belum memiliki NPWP, maka secara otomatis oleh KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan mendaftarkan dan menerbitkan NPWP untuk Wajib Pajak tersebut. KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan juga melakukan pertukaran data dengan KPP lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara jika ada transaksi jual beli yang dilakukan di wilayah KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua, dan ternyata penjual dan 52
pembelinya tercatat sebagai warga di Grogol Petamburan tetapi belum memiliki NPWP maka pihak KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Dua akan memberitahukan kepada pihak KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan. Lalu pihak KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan memberikan surat himbauan untuk membuat NPWP kepada kedua pihak yang melakukan transaksi tersebut. Secara umum tujuan pelaksanaan Ekstensifikasi sudah tercapai yaitu adanya penambahan jumlah Wajib Pajak baru, karena jumlah NPWP yang diterbitkan pun meningkat. Tetapi hal tersebut belum tentu diikuti dengan meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak dalam hal melaksanakan kewajiban perpajakannya. Karena tingkat kesadaran Wajib Pajak dalam pelaksanaan perpajakan masih rendah. III.2 Desain Penelitian III.2.1 Jenis Data Dalam melakukan penelitian ini penulis memerlukan beberapa data. Data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah bersumber dari: a). Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber asli atau pertama. Data primer harus secara langsung diambil dari sumber aslinya, yaitu melalui narasumber yang tepat. b). Data Sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data, sehingga penulis tinggal mencari dan mengumpulkannya. Data sekunder bisa diperoleh dengan lebih cepat dan mudah karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, di internet, dan data dari KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari: 53
- Gambaran umum KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan. - Tugas dan fungsi kantor. - Struktur organisasi dan tanggung jawab unit kegiatan kantor - Data jumlah WP hasil ekstensifikasi, penerimaan pajak, dll. - Buku teks, artikel serta literatur perpajakan. III.2.2 Metode Penyajian Data Data dalam penelitian yang didapat dari KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan disajikan dalam bentuk karangan deskriptif, tabel, gambar dan grafik disertai dengan penjelasannya agar mudah dipahami dan dimengerti. Penyajian data dengan menggunakan tabel merupakan penyajian yang banyak digunakan untuk menampilkan hasil penelitian, karena lebih efisien dan cukup mudah untuk dipahami. Tabel merupakan daftar yang berisi sejumlah besar data informasi yang biasanya berupa kata-kata atau bilangan yang disusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas. Selain tabel, penyajian data dalam penelitian ini juga ditampilkan dengan menggunakan gambar dan grafik, agar lebih mudah untuk dipahami. 54