STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

dokumen-dokumen yang mirip

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SULAWESI BARAT

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SULAWESI BARAT

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SULAWESI BARAT


PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SULAWESI BARAT

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SULAWESI BARAT

DAN TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SULAWESI BARAT

DAN TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

DAN TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

DAN TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

DAN TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

No.73/11/33/Th.XI, 01 November 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Perkembangan Tingkat Penggunaan Sarana Akomodasi dan Transportasi Sulawesi Tengah

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

No.68/10/33/Th.XI, 02 Oktober 2017

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016

A. PERKEMBANGAN TINGKAT PENGGUNAAN SARANA AKOMODASI TPK HOTEL BINTANG DESEMBER 2010 SEBESAR 65,10 PERSEN

A. PERKEMBANGAN TINGKAT PENGGUNAAN SARANA AKOMODASI TPK HOTEL BINTANG NOVEMBER 2010 SEBESAR 70,10 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) dan Transportasi Kalimantan Selatan Bulan Agustus 2017

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sumba Barat dengan ibu kotanya bernama Waikabubak

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

PENTINGNYA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN DESA DI KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT DAN UDARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA, JUNI 2015

DAN TRANSPORTASI SULAWESI TENGAH

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN SINABANG KABUPATEN SIMEULUE

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015

Pesawat Polonia

Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) dan Transportasi Kalimantan Selatan Bulan Agustus 2017

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG

PERKEMBANGAN PERHOTELAN/AKOMODASI LAINNYA DAN TRANSPORTASI PROVINSI GORONTALO DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN OKTOBER 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A. PERKEMBANGAN TINGKAT PENGGUNAAN SARANA AKOMODASI TPK HOTEL BINTANG SEPTEMBER 2012 SEBESAR 60,26 PERSEN

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

A. PERKEMBANGAN TINGKAT PENGGUNAAN SARANA AKOMODASI TPK HOTEL BINTANG SEPTEMBER 2011 SEBESAR 56,27 PERSEN

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DAN TRANSPORTASI

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN PERHOTELAN/AKOMODASI LAINNYA DAN TRANSPORTASI PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERHOTELAN/AKOMODASI LAINNYA DAN TRANSPORTASI PROVINSI GORONTALO OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

s. bp uk ab. am uj m :// ht tp id go.

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014 ISSN : - No. Publikasi : 76044.1502 Katalog BPS : 830.1002.7604 Ukuran Buku : 18 cm x 24 cm Jumlah Halaman : v + 26 Halaman Naskah : Seksi Statistik Distribusi BPS Kabupaten Mamuju Penyunting : Seksi Statistik Distribusi BPS Kabupaten Mamuju Gambar Kulit : Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik BPS Kabupaten Mamuju Diterbitkan Oleh : @BPS Kabupaten Mamuju Dicetak Oleh : Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

KATA PENGANTAR Publikasi diterbitkan guna memenuhi kebutuhan data statistik transportasi dan untuk mengetahui kinerja sektor perhubungan. Publikasi ini menyajikan beragam data dari sektor perhubungan, baik perhubungan darat, perhubungan laut dan perhubungan udara. Publikasi ini dapat terwujud atas kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, terutama dari Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas perhubungan. Kepada semua yang telah membantu kami ucapkan terima kasih. Walaupun publikasi ini telah disiapkan sebaik-baiknya, Kekurangan dan kesalahan masih mungkin terjadi. Tanggapan, saran, dan kritik yang membangun dari pengguna data sangat diharapkan. Mamuju, September 2015 BPS Kabupaten Mamuju Kepala, Markus Uda, SE

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... iii v vii viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Cakupan... 3 1.2 Sumber Data... 3 1.3 Konsep dan Definisi... 4 BAB II PERHUBUNGAN DARAT... 8 2.1 Panjang Jalan Menurut Status Jalan... 8 2.2 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan... 9 2.3 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan... 11 BAB III PERHUBUNGAN LAUT... 15 BAB IV PERHUBUNGAN UDARA... 19 LAMPIRAN... 22 iv

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Panjang Jalan Menurut Status Jalan di Kabupaten Mamuju Tahun 2012-2014 (km)... 8 Gambar 2. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten Mamuju Tahun 2012-2014 (km)... 9 Gambar 3. Persentase Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Mamuju Tahun 2014... Gambar 4. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Mamuju Tahun 2012-2014 (km)... Gambar 5. Persentase Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Mamuju Tahun 2014... 12 Gambar 6. Jumlah Kunjungan Kapal di Pelabuhan Mamuju dan Belang- Belang Tahun 2012-2014..... 15 Gambar 7. Jumlah Penumpang Naik dan Turun di Pelabuhan Mamuju Tahun 2012-2014... Gambar 8. Jumlah Bongkar dan Muat Barang (ton) di Pelabuhan Mamuju dan Belang-Belang Tahun 2014..... 17 Gambar 9. Jumlah Bongkar dan Muat Barang (ton) di Pelabuhan Mamuju dan Belang-Belang Tahun 2014... 19 Gambar 10. Jumlah Bongkar dan Muat Barang (ton) di Pelabuhan Mamuju dan Belang-Belang Tahun 2014... 26 Gambar 11. Jumlah Bagasi (kg) Pada Lalu Lintas Penerbangan di Bandar Udara Tampa Padang Kabupaten Mamuju 2011-2014... 10 11 16 27 v

Pendahuluan

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Sektor perhubungan merupakan bagian integral dari kegiatan produksi dan distribusi yang peranannya sangat penting dalam pembangunan nasional. Transportasi sangat dibutuhkan untuk menjamin terselenggaranya mobilitas penduduk maupun barang antar wilayah. Dengan tersedianya sistem transportasi yang baik diharapkan dapat menunjang berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat menjadi lebih efektif dan efisien. Oleh karenanya peran perhubungan atau transportasi yang mencakup angkutan darat, laut, dan udara mempunyai peran yang cukup besar dalam memberikan kontribusi dalam meningkatkan perekonomian di suatu wilayah. Ini dapat dilihat bahwa pada umumnya daerah-daerah yang memiliki jaringan transportasi sebagai sarana yang dapat menghubungkan daerah tersebut dengan daerah lain, akan memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan daerah-daerah yang terisolir. Melihat pentingnya ketersediaan transportasi dalam mendukung berbagai aktivitas ekonomi, dibutuhkan berbagai indikator yang dapat memberikan gambaran mengenai kondisi transportasi Kabupaten Mamuju. Gambaran tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun berbagai perencanaan dan kebijakan bagi pengembangan di sektor perhubungan. Untuk itu Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju dituntut untuk dapat menyediakan data angkutan darat, angkutan laut, dan angkutan udara baik data sarana maupun prasarana dengan cakupan yang lebih lengkap agar dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan transportasi pada masa yang akan datang. 2

Pendahuluan 1.1 Cakupan Statistik Perhubungan Darat Yang tercakup dalam statistik perhubungan darat di sini adalah data panjang jalan yaitu semua jalan di Kabupaten Mamuju, baik dengan status wewenang pemerintah daerah (kabupaten/provinsi) maupun berstatus jalan negara (pusat). Data panjang jalan tersebut disajikan menurut jenis permukaan, kondisi jalan, dan kelas jalan. Sajian data yang dimaksud di atas merupakan hasil pengolahan laporan daftar panjang jalan menurut kondisi dan status jalan (Model PJ II/5) yang dikumpulkan BPS setiap periode awal tahun. Statistik Perhubungan Laut Cakupan dalam statistik perhubungan laut adalah jumlah kapal/penumpang serta volume bongkar muat barang di pelabuhan se- Kabupaten Mamuju. Data statistik perhubungan laut ini merupakan hasil pengolahan laporan Sistim Informasi Manajemen Operasional Pelabuhan (SIMOPPEL) yang diterima secara bulanan. Statistik Perhubungan Laut Sementara itu, cakupan dalam statistik perhubungan udara adalah jumlah pesawat dan atau penumpang serta volume bongkar muat barang di Bandar Udara setempat. Statistik perhubungan udara ini merupakan hasil pengolahan laporan Daftar Angkutan Udara (DAU-01) yang diterima secara bulanan dari bandar udara. 1.2 Sumber Data Berbagai tabel yang disajikan merupakan hasil pengolahan data sekunder yang bersumber dari : 3

Pendahuluan 1. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mamuju 2. Pelabuhan Laut Mamuju 3. Pelabuhan Laut Belang-Belang 4. Bandar Udara Tampa Padang 1.3 Konsep dan Definisi Data Panjang Jalan Jalan adalah prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum (kecuali jalan kereta api/rel). Jalan negara adalah jaringan jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Pusat). Jalan Provinsi adalah jaringan jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jalan Kabupaten/Kota adalah jaringan jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Jalan Aspal adalah jalan yang permukaannya dilapisi aspal. Jalan Kerikil adalah jalan yang permukaannya telah diperkeras dan dilapisi kerikil. Jalan Tanah adalah jalan yang permukaannya telah diperkeras dan masih terdiri atas lapisan tanah biasa. Jalan Baik adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan 60 km/jam dan selama dua tahun mendatang tanpa pemeliharaan/rehabilitasi pada pengerasan jalan. Jalan Sedang adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan 40-60 km/jam selama satu tahun tanpa pemeliharaan/ rehabilitasi pada pengerasan jalan. 4

Pendahuluan Jalan Rusak adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan 20-40 km/jam dan perlu ditambah/perbaikan pondasi jalan. Jalan Rusak Berat adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan 0-20 km/jam. Jalan Kelas I adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan berbagai ukuran berat kendaraan dan muatan. Jalan Kelas II adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan ukuran berat kendaraan dan muatan maksimum 5 ton. Jalan Kelas III adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan ukuran berat kendaraan dan muatan maksimum 3,5 ton. Jalan Kelas III-A adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan ukuran berat kendaraan dan muatan maksimum 2,75 ton. Jalan Kelas III-B adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan ukuran berat kendaraan dan muatan maksimum 2 ton. Jalan Kelas III-C adalah jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan dengan ukuran berat kendaraan dan muatan maksimum 1,5 ton. Lainnya adalah selain rincian di atas. Statistik Perhubungan Laut Bongkar adalah pembongkaran barang dari kapal ke darat setelah kapal tiba dari pelabuhan asal. Muat adalah pemuatan barang ke kapal sebelum pemberangkatan kapal ke pelabuhan tujuan. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar 5

Pendahuluan muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. DWT (Death Weight Tonnage) Daya angkut kapal dalam ton yakni berat muatan, bahan bakar mesin, mesin, bahan-bahan keperluan kapal dan perlengkapan kapal. GRT (Gross Rate Tonnage) adalah volume ruang kapal dalam m 3 meliputi volume ruangan kapal kecuali tunnel (terowongan), lubang poros balingbaling, chain locker (tempat jangkar) dan alas ganda. Pelayaran Asing (samudera) Tempat berlabuh atau tempat menampung kegiatan kegiatan angkutan laut luar negeri dengan kedalaman air minimal 9 meter. Pelayaran Nusantara adalah pelayaran dengan tujuan melakukan usaha pengangkutan antar pelabuhan Indonesia tanpa memandang jurusan yang ditempuh dan sesuai ketentuan yang berlaku. Pelayaran Lokal adalah pelayaran untuk keperluan usaha pengangkutan antar pelabuhan di Indonesia yang ditujukan untuk menunjang kegiatan pelayaran nusantara dan pelayaran samudera dengan menggunakan kapal yang berukuran 500 kubik atau 175 BRT. Pelayaran Khusus adalah pelayaran dalam dan luar negeri dengan menggunakan kapal pengangkut khusus untuk mengangkut hasil industri, pertambangan dan hasil-hasil usaha lainnya yang bersifat khusus. Tangker adalah pelayaran dalam/luar negeri dengan menggunakan kapal pengangkut khusus untuk mengangkut minyak bumi dan minyak nabati. Lainnya adalah selain dari pelayaran samudera, nusantara, lokal dan pelayaran khusus misalnya pelayaran rakyat. 6

Perhubungan Darat

Perhubungan Darat BAB II PERHUBUNGAN DARAT Untuk melihat perkembangan transportasi di Kabupaten Mamuju, akan diulas secara ringkas mengenai perkembangan prasarana serta hal-hal lain yang berkaitan khususnya dengan perhubungan darat. Data yang dimuat dalam statistik perhubungan darat dibedakan atas panjang jalan, jenis permukaan jalan, dan kondisi permukaan jalan. 2.1 Panjang Jalan Menurut Status Jalan Statistik panjang jalan dibedakan menurut status jalan yakni jalan negara, jalan provinsi, dan jalan kabupaten. Adapun pengertian dari status jalan adalah jaringan jalan umum yang pembinaannya dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum Pusat/Negara, Provinsi, dan Kabupaten. Gambar 1. Panjang Jalan Menurut Status Jalan di Kabupaten Mamuju Tahun 2012-2014 (km) 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 1346,04 717,9 797,9 153,35 153,35 153,35 236,54 242,82 240,35 2012* 2013 2014 Jalan Kabupaten Jalan Propinsi Jalan Negara Data masih bergabung dengan Kabupaten Mamuju Tengah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mamuju 8

Perhubungan Darat Dari gambar di atas terlihat bahwa panjang jalan di Kabupaten Mamuju dari tahun 2012 sampai 2014 mengalami perubahan. Mulai tahun 2013, data panjang jalan sudah dipisah antara Kabupaten Mamuju dan Mamuju Tengah (data tahun 2012 masih bergabung). Total panjang jalan di Kabupaten Mamuju pada tahun 2014 terhadap 2013 meningkat 6,96 persen dari 1.114,07 km pada tahun 2013 menjadi 1.191,60 km pada tahun 2014. Panjang jalan negara pada tahun 2014 (240,35 km) berkurang dibanding tahun sebelumnya (242,82 km). Panjang jalan propinsi tahun 2014 masih sama dengan tahun sebelumnya yakni 153,35 km. Sementara itu, panjang jalan kabupaten tahun 2014 (797,90 km) juga meningkat dibanding tahun sebelumnya (717,90 km). 1.2. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Gambar 2. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten Mamuju Tahun 2012-2014 (km) 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 56,11 410,36 165,12 183,52 526,86 80,94 80,94 24,02 24,82 735,41 843,993 902,32 2012 2013 2014 Tidak Terinci/ batu Tanah Kerikil Diaspal/ beton Data masih bergabung dengan Kabupaten Mamuju Tengah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mamuju 9

Perhubungan Darat Panjang jalan menurut jenis permukaan dibedakan menjadi empat bagian, yakni jalan aspal/beton, jalan kerikil, jalan tanah, dan jalan lainnya (termasuk batu). Panjang jalan di Kabupaten Mamuju tahun 2014 sudah didominasi oleh jalan berpermukaan aspal yakni sepanjang 902,32 km. Adapun panjang jalan aspal di Kabupaten Mamuju pada tahun 2014 meningkat dibanding tahun sebelumnya (843,99 km). Penambahan permukaan jalan beraspal ini tidak lepas dari pembangunan jalan oleh pemerintah yang terus berlanjut. Karena Kabupaten Mamuju sebagai ibu kota provinsi harus terus dipermudah akses jalannya agar perekonomian cepat berkembang. Gambar 3. Persentase Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Mamuju Tahun 2014 15,40 6,79 2,08 Diaspal/ beton Kerikil Tanah Tidak Terinci/ batu 75,72 Sumber : Dinas : Pekerjaan Umum Umum Kabupaten Kabupaten Mamuju Mamuju Pada tahun 2014, persentase jalan dengan permukaan aspal di Kabupaten Mamuju sebesar 75,72 persen. Kemudian persentase permukaan jalan tanah di Kabupaten Mamuju sebesar 6,79 persen dan 2,08 persen 10

Perhubungan Darat dengan permukaan kerikil. Sementara itu 15,40 persen dengan permukaan lainnya. 1.3. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan Gambar 4. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Mamuju Tahun 2012-2014 (km) 1800,00 1600,00 1400,00 1200,00 1000,00 800,00 600,00 400,00 200,00 0,00 248,14 193,72 386,24 175,99 185,68 157,46 165,35 199,68 145,80 907,83 580,94 694,77 2012 2013 2014 Rusak Berat Rusak Sedang Baik Data masih bergabung dengan Kabupaten Mamuju Tengah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mamuju Panjang jalan bila ditinjau menurut kondisi jalan, dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu kondisi baik, sedang, rusak, dan rusak berat. Panjang jalan dengan kondisi baik di Kabupaten Mamuju pada tahun 2014 yakni 694,77 km atau meningkat dibanding tahun sebelumnya (580,94 km). Sementara itu, panjang jalan dengan kondisi sedang di Kabupaten Mamuju pada tahun 2014 (145,80 km) berkurang dibanding tahun sebelumnya (199,68 km). Baik panjang jalan dengan kondisi rusak dan rusak berat pada tahun 2014 sama-sama bertambah dibanding tahun sebelumnya. Hal ini 11

Perhubungan Darat tentunya harus menjadi perhatian pemerintah untuk terus berupaya melakukan pembangunan prasarana jalan di Kabupaten Mamuju. Gambar 5. Persentase Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Mamuju Tahun 2014 15,58 13,88 12,24 58,31 Baik Sedang Rusak Rusak Berat Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mamuju Kondisi jalan dengan status baik di Kabupaten Mamuju pada tahun 2014 sebesar 58,31 persen. Kemudian persentase jalan dengan status sedang pada tahun 2014 yakni sebesar 12,24 persen. Sementara itu, persentase jalan dengan status rusak dan rusak berat masing-masing sebesar 13,38 dan 15,58 persen. Dari data di atas terlihat bahwa kondisi jalan yang baik di Kabupaten Mamuju sudah lebih dari separoh total jalan di Kabupaten Mamuju. Namun demikian, masih ada hampir 30 persen jalan di Kabupaten Mamuju yang masih rusak dan rusak berat. Untuk itu, perbaikan serta pembangunan jalan baru oleh pemerintah diharapkan masih terus berlanjut. Pemeliharaan dan perbaikan jalan pada akhirnya seringkali terbentur pada keterbatasan anggaran disamping faktor lain seperti cuaca (terutama hujan) dan intensitas 12

Perhubungan Darat pemakaian jalan itu sendiri serta jenis moda yang sering melewatinya. Oleh karenanya sebagai ibukota provinsi yang sudah berdiri selama lebih sepuluh tahun, pemerintah pusat dan daerah harus memberikan perhatian lebih pada kondisi jalan yang dilintasi, agar roda pembangunan dan perekonomian bisa berputar lebih baik dan berkesinambungan. 13

Perhubungan Laut

Perhubungan Laut BAB III PERHUBUNGAN LAUT Kontribusi sektor perhubungan laut selain untuk menunjang mobilitas penduduk, sektor ini menjadi alternatif transportasi yang masih diminati masyarakat Kabupaten Mamuju. Hal tersebut terlihat dari beberapa pelabuhan di Kabupaten Mamuju yang cukup menunjang kegiatan ekonomi di sektor transportasi baik antar pulau maupun sektor perdagangan antar kabupaten. Aktivitas pelabuhan yang menunjang perekonomian tersebut dapat ditinjau antara lain dari frekuensi lalu lintas pelayaran (kapal dan penumpang) dan kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Mamuju dan Pelabuhan Belang-belang. Gambar 6. Jumlah Kunjungan Kapal di Pelabuhan Mamuju dan Belang-Belang Tahun 2012-2014 800 787 700 600 500 400 300 497 497 450 272 572 Mamuju Belang-Belang 200 100 0 2012 2013 2014 Sumber: Simopel 15

Perhubungan Laut Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Mamuju pada tahun 2014 sebanyak 272 kapal. Sementara itu, jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Belang-Belang pada tahun 2014 sebanyak 572 kapal atau lebih banyak bila dibandingkan jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Mamuju. Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Belang-Belang pada tahun 2014 juga meningkat bila dibanding tahun sebelumnya (450 kunjungan). Gambar 7. Jumlah Penumpang Naik dan Turun di Pelabuhan Mamuju Tahun 2012-2014 35000 30000 25000 26456 26931 24434 23537 31786 29706 20000 15000 turun naik 10000 5000 0 2012 2013 2014 Sumber: Simopel Selama tiga tahun terakhir, jumlah penumpang yang turun di Pelabuhan Mamuju terus maningkat. Tercatat pada tahun 2014, jumlah penumpang turun di Pelabuhan Mamuju sebanyak 29.706 penumpang. Demikian halnya dengan penumpang yang naik di Pelabuhan Mamuju juga meningkat selama tiga tahun terakhir. Tiap tahunnya jumlah penumpang yang naik di Pelabuhan Mamuju lebih banyak dibanding jumlah penumpang yang turun. Pelayaran di Pelabuhan Mamuju tersebut merupakan pelayaran 16

Perhubungan Laut antar provinsi dan antar pulau yakni ke Provinsi Kalimantan Timur. Sementara itu, jumlah penumpang yang naik dan turun di Pelabuhan Belang- Belang relatif sangat kecil karena Pelabuhan Belang-Belang bukan merupakan pelabuhan penumpang melainkan sebagai pelabuhan barang. Gambar 8. Jumlah Bongkar dan Muat Barang (ton) di Pelabuhan Mamuju dan Belang-Belang Tahun 2014 180.000 160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 0 5.752 Mamuju 10.869 120.083 Belang-Belang 169.490 bongkar muat Sumber: Simopel Sementara itu, bila dilihat dari kegiatan bongkar muat barang, terlihat aktivitas Pelabuhan belang-belang lebih mendominasi lalu lintas barang ditinjau dari segi volumenya. Kabupaten Mamuju masih mengandalkan impor, baik antar provinsi maupun antar pulau sebagai salah satu pembentuk pondasi perekonomian daerah. 17

Perhubungan Udara

Perhubungan Udara BAB IV PERHUBUNGAN UDARA Data yang disajikan pada bab perhubungan udara bersumber dari data pokok Bandar Udara Tampa Padang. Bandara tersebut berlokasi di Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Gambar 9. Jumlah Pesawat Pada Lalu Lintas Penerbangan di Bandar Udara Tampa Padang Kabupaten Mamuju 2011-2014 700 600 500 400 300 200 100 0 540 Sumber: Bandara Tampa Padang 618 Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa jumlah pesawat yang datang dan pergi di Bandara Udara Tampa Padang pada tahun 2014 (622 pesawat) lebih banyak dibanding tahun sebelumnya (499 pesawat). Bahkan jumlah tersebut merupakan yang terbanyak dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Terjadinya penambahan jumlah kunjungan pesawat tersebut disebabkan karena semula pada tahun 2013 pesawat lion air yang dalam 499 2011 2012 2013 2014 622 19

Perhubungan Udara sehari hanya satu kali penerbangan kembali menjadi dua kali sehari pada tahun 2014. Gambar 10. Jumlah Penumpang Pada Lalu Lintas Penerbangan di Bandar Udara Tampa Padang Kabupaten Mamuju 2011-2014 30000 25000 25092 23402 27785 25702 25043 23610 28379 27284 20000 15000 10000 5000 0 2011 2012 2013 2014 berangkat datang Sumber: Bandara Tampa Padang Jumlah penumpang yang datang di Bandara Tampa Padang pada tahun 2014 (27.284 penumpang) meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya (23.610 penumpang). Demikian halnya dengan penumpang yang berangkat pada tahun 2014 juga meningkat dibanding tahun sebelumnya. Bahkan jumlah penumpang yang datang dan berangkat pada tahun 2014 merupakan yang terbanyak selama empat taun terakhir. Hal itu sejalan dengan jumlah kunjungan pesawat selama empat tahun terakhir. Meningkatnya jumlah penumpang datang pada tahun 2014 berpengaruh pada meningkatnya bagasi yang dibongkar pada tahun 2014 (133.105 kg). Namun tidak demikian halnya dengan peningkatan jumlah penumpang berangkat pada tahun 2014 yang justru terjadi penurunan pada jumlah barang yang dimuat. 20

Perhubungan Udara Gambar 11. Jumlah Bagasi (kg) Pada Lalu Lintas Penerbangan di Bandar Udara Tampa Padang Kabupaten Mamuju 2011-2014 160000 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 150083 135526 112576 125692 124732 133105 110407 107162 2011 2012 2013 2014 muat bongkar Sumber: Bandara Tampa Padang 21

Lampiran

Lampiran Tabel 1 Panjang Jalan Menurut Pemerintah yang Berwenang di Kabupaten Mamuju (km) Tahun 2012-2014 Status Jalan Tahun 2012* 2013 2014 (1) (2) (3) (4) Jalan Negara 236,54 242,82 240,35 Jalan Propinsi 153,35 153,35 153,35 Jalan Kabupaten 1 346,04 717,90 797,90 Jumlah 1 735,93 1 114,07 1 191,60 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mamuju Data masih gabung dengan Kabupaten Mamuju Tengah Tabel 2 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kabupaten Mamuju (Km) Tahun 2012-2014 Jenis Permukaan Tahun 2012* 2013 2014 (1) (2) (3) (4) Aspal/beton 735,41 843,99 902,32 Kerikil 526,86 24,02 24,82 Tanah 410,36 80,94 80,94 Tdk terinci/batu 56,11 165,12 183,52 Jumlah 1 735,93 1 114,07 1 191,60 Data masih gabung dengan Kabupaten Mamuju Tengah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mamuju Tabel 3 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Mamuju (Km) Tahun 2012-2014 Kondisi Jalan Tahun 2012 2013 2014 (1) (2) (3) (4) Baik 907,83 580,94 694,77 Sedang 386,24 199,68 145,80 Rusak 193,72 157,46 165,35 Rusak Berat 248,14 175,99 185,68 Jumlah 1735,93 1 114,07 1 191,60 Data masih gabung dengan Kabupaten Mamuju Tengah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mamuju 23

Lampiran Tabel 4. Jumlah Kunjungan Kapal di Pelabuhan Mamuju dan Belang-Belang Per Bulan Tahun 2012-2014 Bulan Pelabuhan Mamuju Pelabuhan Belang-belang 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Januari 37 49 49 16 26 59 37 65 Februari 35 42 42 28 32 62 42 75 Maret 29 46 46 26 35 52 45 48 April 25 46 46 24 39 66 38 43 Mei 32 37 37 21 25 59 42 40 Juni 44 41 41 18 32 65 44 44 Juli 36 38 38 18 47 80 32 44 Agustus 29 37 37 32 40 57 23 43 September 44 47 47 33 35 62 40 47 Oktober 49 36 36 22 25 78 39 30 November 54 38 38 18 32 80 43 26 Desember 39 40 40 16 36 67 25 27 Jumlah 447 497 497 272 404 787 450 532 Sumber : SIMOPEL Tabel 5. Jumlah Penumpang Naik dan Turun di Pelabuhan Mamuju Per Bulan Tahun 2012-2014 Bulan 2011 2012 2013 2014 Turun Naik Turun Naik Turun Naik Turun Naik (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Januari 1 992 2 796 2 115 2 826 2 142 2 869 1811 2328 Februari 1 404 1 951 2 091 1 822 1 728 1 925 2010 2407 Maret 2 133 2 197 1 357 2 094 1 805 2 084 2528 2376 April 1 801 2 168 3 140 1 838 1 585 1 621 2140 2733 Mei 1 956 2 272 2 081 1 801 1 860 1 762 2105 2247 Juni 2 655 3 126 1 135 2 500 2 048 2 373 2977 2302 Juli 2 748 2 969 1 902 2 484 1 887 2 398 5578 1772 Agustus 2 823 1 397 3 829 3 511 4 124 3 451 3005 6829 September 2 212 6 294 1 119 2 530 1 366 2 558 2210 1876 Oktober 1 746 1 916 1 587 1 529 1 879 1 434 2455 2949 November 3 268 3 069 1 936 1 919 1 858 2 620 1394 2149 Desember 2 396 2 595 1 245 1 602 2 152 1 836 1493 1818 Jumlah 27 134 32 750 23 537 26 456 24 434 26 931 29706 31786 Sumber : SIMOPEL 24

Lampiran Tabel 6. Jumlah Bongkar Muat Barang (ton) di Pelabuhan Mamuju dan Belang-Belang Tahun 2014 Bulan Pelabuhan Mamuju Pelabuhan Belang-belang Bongkar Muat Bongkar Muat (1) (2) (3) (4) (5) Januari 0 544 21 887 42 412 Februari 0 874 15 438 62 597 Maret 0 908 3 465 3 795 April 840 2 263 6 964 1 472 Mei 980 794 9 240 3 045 Juni 840 728 5 640 1 470 Juli 500 565 4 120 1 620 Agustus 490 1 228 8 325 3 560 September 2 102 1 315 18 718 47 273 Oktober 0 488 9 013 900 November 0 588 4 189 755 Desember 0 574 13 083 590 Jumlah 5 752 10 869 120 083 169 490 Sumber : SIMOPEL Tabel 7. Jumlah Bongkar Muat Hewan dan Kendaraan di Pelabuhan Mamuju Per Bulan Tahun 2014 Bulan Hewan (ekor) Kendaraan (unit) Bongkar Muat Bongkar Muat (1) (2) (3) (4) (5) Januari 0 1 349 221 267 Februari 0 1 647 200 260 Maret 0 1 420 235 251 April 0 1 092 222 265 Mei 0 1 291 265 274 Juni 0 923 275 178 Juli 0 686 624 180 Agustus 0 2 630 263 695 September 0 5 617 334 436 Oktober 0 1 086 360 247 November 0 1 565 228 190 Desember 0 1 765 293 170 Jumlah 0 21 071 3 520 3 413 Sumber : SIMOPEL 25

Lampiran Tabel 8. Jumlah Pesawat, Penumpang, dan Bagasi di Bandara Udara Tampapadang Per Bulan Tahun 2014 Bulan Pesawat Penumpang Bagasi (kg) Datang Berangkat Datang Berangkat Bongkar Muat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Januari 35 35 1271 1463 6160 5850 Februari 34 34 1706 1655 6423 5542 Maret 35 35 1906 1927 8264 7391 April 32 32 1735 1769 7704 6484 Mei 37 37 1814 1933 8481 8118 Juni 33 33 1991 1994 9207 8066 Juli 61 61 1755 2070 4348 4749 Agustus 66 66 2474 2481 15869 10580 September 72 72 3085 3185 16119 12110 Oktober 66 66 3048 3060 15345 11894 November 74 74 3403 3629 18622 13621 Desember 77 77 3096 3213 16563 12757 Jumlah 622 622 27284 28379 133105 107162 Sumber : Bandara Tampa Padang 26