BAB 3 KARAKTERISTIK LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB II TINJAUAN UMUM

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. GAMBARAN UMUM. 3.1 Cikarang dalam RTRW Kabupten Bekasi (Perda No 12 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bekasi Tahun )

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

1 BAB III TINJAUAN LOKASI

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. prasarana dan sarana kota yang lengkap dan baik serta merupakan pusat utama

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

BAB IV GAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara Geografis Sorong terletak pada kawasan persilangan empat penjuru

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA)

BAB I PENDAHULUAN I-1

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam agar terjamin keselamatan dan kenyamanannya. Beberapa bentuk

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GEOLOGI REGIONAL

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

BAB II TINJAUAN UMUM

MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Raden Ario Wicaksono/

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH. Administrasi dan Teknis

KONDISI UMUM BANJARMASIN

IV. GAMBARAN UMUM. Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari lima pulau besar di

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB V KESIMPULAN. wilayahnya yang sebelumnya berbasis agraris menjadi Industri. Masuknya Industri

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN I-1

Transkripsi:

67 BAB 3 KARAKTERISTIK LOKASI PENELITIAN 3.1. Kondisi Umum Wilayah Studi Pengelolaannya Jalan tol Jakarta-Cikampek ditangani oleh PT Jasa Marga. Jalan tol ini memiliki panjang 72 km, yang menghubungkan Jakarta hingga Cikampek. Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek terletak pada Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat, yang mencakup 6 kabupaten/kota, yaitu Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Timur, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta. Secara total, jalan tol ini melewati 31 kecamatan dan 149 desa, yang secara rinci disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Wilayah Administratif Jalan Tol Jakarta-Cikampek Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa Jawa Barat KabupatenBekasi 8 35 Kabupaten Karawang 5 44 Kota Bekasi 9 29 Kabupaten Purwakarta 2 11 DKI Jakarta Kota Jakarta Selatan 3 8 Kota Jakarta Timur 4 22 Total 31 149 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2009 Perkembangan jalan tol Jakarta-Cikampek ini membawa dampak terhadap pertumbuhan wilayah, seperti Kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi sebagai bagian wilayah pengembangan Jabotabek masih relatif memiliki lahan yang cukup untuk menampung limpahan perkembangan Kota Jakarta. Perkembangan ini didukung pula oleh adanya akses jalan tol Jakarta-Cikampek, sehingga memudahkan mobilisasi penduduk antar-kedua wilayah. Keadaan ini memicu fenomena berkembangnya kota baru atau permukiman berskala besar di Kabupaten Bekasi, seiring dengan berkembangnya kawasan industri. Kota-kota baru tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan yang dlengkapi dengan berbagai sarana pendukungnya, serta aktivitas kawasan industri sebagai basis ekonomi kota baru. Gambaran spasial batas administratif jalan tol Jakarta-Cikampek disajikan pada Gambar 18.

Gambar 18. Batas Administratif Jalan Tol Jakarta-Cikampek 68

69 3.2. Kondisi Tofografi dan Hidrologi Jalan tol Jakarta-Cikampek terletak pada dataran pantai Jayakarta, yang merupakan bagian dari pegunungan zona Bogor bagian utara (Gambar 19). Lahan jalan tol ini berada pada variasi ketinggian (16-25) m, dari KM 0 hingga KM 40, dan pada ketinggian bervariasi antara (25-64) m di bagian timur, mulai dari KM 40 hingga akhir ruas jalan tol ini. Berdasarkan peta geologi lembar Jakarta dan Karawang diketahui bahwa wilayah ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek ini bagian dari permukaan tersusun oleh endapan aluvium, yang terdiri atas endapan banjir, endapan sungai Resen, endapan sungai purba, dan endapan pematang pantai. Endapan bersifat vulkanis berumur pliosen serta batu lempung dan batu gamping berumur miosen. Struktur geologi yang berkembang di sepanjang jalan tol dan sekitarnya adalah struktur lipatan dan sesar. Struktur lipatan merupakan struktur sinklin dan antiklin dengan arah Barat Laut-Tenggara dan Barat-Timur. Sedangkan struktur sesar terdapat pada sebelah selatan jalan tol. Kemiringan lereng Ruang Milik Jalan sepanjang ruas jalan tol ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, seperti yang terdapat pada Tabel 16. Tabel 16. Kemiringan Lereng Rumija Jalan Tol Jakarta-Cikampek No. Kelas Lereng (%) Total Panjang Segmen (km) Lokasi Lereng 1. 0 8 63,5 KM 0 KM 39,5 KM 40,5 KM 43 KM 45 KM 49 KM53 KM 64 KM 65 KM 69 KM 71 KM 73 2. 8 15 7,5 KM 39,5 KM 40,5 KM 43 KM 45 KM 49,5 KM 50,5 KM 64 KM 65 KM 69 KM 71 3. > 15 2,5 KM 50,5 KM 53 Sumber: Jasa Marga, 2005 Jalan tol Jakarta-Cikampek mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sepanjang ruas. Hal ini disebabkan ruas jalan tol Jakarta-Cikampek ini berada pada kondisi topografi yang berbeda-beda. Kondisi topografi sepanjang jalan tol Jakarta-Cikampek meliputi daerah datar, lembah dan berbukit-bukit, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 20. Namun pada saat dibangun, jalan tol sudah dirancang sedemikian rupa menjadi jalan yang datar.

70 Ruas jalan tol yang melewati wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Kota Bekasi relatif datar, sedangkan ruas jalan yang terletak di wilayah Kabupaten Karawang berada pada wilayah yang berbukit-bukit. Ruas jalan tol Jakarta-Cikampek juga melintasi daerah aliran sungai atau daerah lembah, yaitu di Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Teluk Jambe, dan Kecamatan Klari. Untuk memenuhi standar pembangunan jalan tol, pada tahap konstruksi telah dilakukan pekerjaan atau pengupasan (clearing and grubbing) serta pekerjaan penggalian dan penimbunan. Aktivitas penggalian dan penimbunan banyak dilakukan pada bagian-bagian cekungan, rawa, dan daerah banjir. Kondisi hidrologi jalan tol Jakarta-Cikampek digambarkan dengan keberadaan sungai sepanjang ruas jalan. Sepanjang ruas tersebut terdapat 4 sungai utama, dari arah barat ke timur berturut-turut, meliputi kali Bekasi, Cikarang, Cibeet, dan Citarum. Di antara sungai-sungai tersebut terdapat juga sungai-sungai kecil, yaitu kali Jambe, kali Sadang, dan Cikedokan. Sungaisungai kecil ini terletak di antara kali Bekasi dan Cikarang. Di antara Cikarang dan Citarum terdapat Cilemahabang, Cibarebeg, Cibarengkok, Kali Tanjung, dan Cisubah. Di antara Citarum-Cibeet terdapat Cirandeui, Cikaranggelam, dan Cimahi. Sungai-sungai tersebut mengalir ke utara dan bermuara di Laut Jawa. Pola aliran anak-anak sungai pada umumnya dendritik, tetapi secara keseluruhan sungai-sungai yang ada bertipe aliran radial dan berbentuk kipas. Dengan adanya sungai-sungai, di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek ini telah dibuat jembatan pada sungai-sungai tersebut. Ukuran-ukuran jembatan pada sungai-sungai besar disajikan pada Table 17. Tabel 17. Ukuran Jembatan pada Sungai-Sungai yang Dilewati Jalan Tol Lokasi Jembatan Lebar Sungai (m) Lebar Jembatan (m) Kali Bekasi 58,6 64 Citarum 63,3 70 Cikarang 31,4 40 Cibeet 52,0 60 Sumber: Jasa Marga, 2005

Gambar 19. Kondisi Geografi Jalan Tol Jakarta-Cikampek 71

Gambar 20. Kondisi Topografi Jalan Tol Jakarta-Cikampek 72

73 3.3. Kondisi Tataguna Lahan Wilayah yang dilalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada umumnya berupa daerah permukiman, pertanian, dan perkebunan dengan sebagian di antaranya dialokasikan bagi pengembangan industri. Ditinjau dari tataguna lahannya, penggunaan tanah di sepanjang jalan Tol dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Segmen I; berada di antara Jakarta-Bekasi, dengan tataguna tanah lebih didominasi oleh perumahan. b. Segmen II; berada di antara Bekasi-Cikarang, dengan tataguna tanah didominasi oleh persawahan dengan indikasi untuk dikembangkan sebagai wilayah industri. c. Segmen III; berada di antara Cibitung-Karangan-Klari, dengan tataguna tanah lebih didominasi oleh persawahan dengan indikasi untuk dikembangkan sebagai wilayah industri. d. Segmen IV; berada di antara Klari-Cikampek, dengan tataguna tanah lebih didominasi oleh persawahan dengan indikasi untuk dikembangkan sebagai wilayah industri. Berdasarkan pengelompokkan tersebut, Jalan Tol Jakarta-Cikampek dibagi menjadi 4 segmen rona lingkungan yang menunjukkan perbedaan sesuai dengan tataguna dan prioritas peruntukannya. Sejalan dengan dilaksanakannya pembangunan jalan tol, pemerintah juga menetapkan kebijakan berupa beberapa wilayah di sepanjang jalan tol Jakarta-Cikampek, yaitu Bekasi dan Karawang, dikembangkan menjadi kawasan industri. Dalam lingkup yang lebih mikro, berdasarkan pengolahan data Potensi Desa dari BPS, didapatkan hasil bahwa sebagian besar wilayah yang memiliki status administratif kota, memiliki luas lahan yang sebagian besar dijadikan permukiman dan bangunan, yaitu rata-rata mencapai lebih besar dari 80%. Sementara wilayah yang memiliki status kabupaten memiliki lahan untuk permukiman dan bangunan yang lebih kecil dibandingkan untuk fungsi lainnya. Tabel 18. Penggunaan Lahan di Sepanjang Jalan Tol Jakarta Cikampek Kabupaten/Kota Sawah Ladang Kebun Holtikul Peruma Bangun Lainnya Total tura han an Jakarta Selatan 0 14 2 0 7.054 823 1.513 9.406 Jakarta Timur 1.670 195 0 0 32.531 7.961 6.965 49.322 Karawang 37.702 51.107 50.755 1.213 11.497 373 3.599 156.246 Kota Bekasi 925 138 7 0 10.711 1.377 897 14.055 Sumber: BPS, 2005

74 Gambar 21. Kondisi Penggunaan Lahan Sepanjang Jalan Tol Jakarta- Cikampek

75 3.4. Kependudukan Penduduk merupakan salah satu modal dalam pelaksanaan pembangunan, karena penduduk itu sendiri merupakan objek sekaligus subjek dari pembangunan. Jumlah penduduk sepanjang koridor Jakarta-Cikampek Ditunjukkan pada Tabel 19. Tabel 19. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Sepanjang Koridor Jalan Tol Jakarta-Cikampek Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Kepadatan (Jiwa) (Jiwa/km 2 ) DKI Jakarta Jakarta Selatan 267.558 24.300,67 DKI Jakarta Jakarta Timur 819.324 21.800,82 Jawa Barat Karawag 123.154 700,16 Jawa Barat Kota Bekasi 293.977 10.900,85 Jumlah 1.504.010 Sumber: BPS, 2006 Sebaran penduduk di sepanjang koridor jalan tol Jakarta-Cikampek relatif tidak merata, yang merupakan dinamika perkembangan daerah dan bukan merupakan masalah bagi pengembangan wilayah. Hal ini menyangkut berbagai aspek geografis, tingkat pembangunan daerah, dan aspek lainnya. Sebaran penduduk kota dan perdesaan yang tidak merata sangat erat kaitannya dengan perpindahan penduduk dari desa ke kota serta perubahan status wilayah dari desa menjadi kota. Tingkat kepadatan penduduk terbesar berada di kecamatan Makasar, mencapai 56.600 penduduk/km 2, sedangkan kepadatan rendah di kecamatan Cikampek, yaitu sebanyak 300 penduduk /km 2. Dalam lingkup kabupaten, terlihat bahwa kepadatan tertinggi ada di Jakarta Selatan, yang mencapai lebih dari 24 ribu jiwa per km 2, sementara kepadatan terendah di Kabupaten Karawang, yang hanya sebesar 700 jiwa per km 2. Kondisi kesejahteraan penduduk secara umum dalam lingkup desa ditunjukkan dalam tingkat kategori miskin, cukup, dan kaya. Data hasil olahan menunjukkan bahwa sebagian kecil memiliki kategori kaya berada di Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, yang meliputi Desa Jatimakmur, Jatibening, dan Jatiwaringin. Beberapa desa dalam kategori miskin adalah 1 desa di Jakarta Timur (Pondok Bambu), 2 desa di Kota Bekasi (Jati Mekar dan Marga Jaya), dan 6 desa di Kabupaten Karawang (Gintungkerta, Wanasari, Kutanegara, Mulyasari, Mulyasejati, dan Pinayungan).

76. Gambar 22. Kondisi Kepadatan Penduduk Jalan Tol Jakarta-Cikampek

77 Dalam lingkup mikro, kondisi kesejahteraan diwakili oleh besaran pendapatan perkapita penduduk yang dalam lingkup kabupaten/kota. Produk Domestik Regional Bruto untuk daerah di wilayah studi ini disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. PDRB per Kapita Kabupaten/Kota di Sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek Kabupaten/Kota Tahun PDRB per Kapita Kabupaten Bekasi 2009 7.049.999,17 Kota Bekasi 2009 7.417.554,21 Karawang 2009 3.673.112,00 Jakarta Selatan 2009 6.529.901,00 Jakarta Timur 2009 7.400.000,00 Purwakarta 2009 6.781.926,14 Indonesia 2010 6.326.100,00 Sumber: BPS, 2011 Data pada Tabel 20 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan perkapita di sepanjang ruas jalan tol Jakarta-Cikampek lebih tinggi dengan dibandingkan pendapatan per kapita nasional. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah di sepanjang ruas jalan tol merupakan pusat perekonomian yang memiliki peran vital dan membutuhkan dukungan fasilitas infratsruktur yang memadai.

78 Gambar 23. Kondisi Kesejahteraan Penduduk Ruas Jalan Tol Jakarta- Cikampek

79 3.5. Tingkat Pelayanan Jalan Tujuan pembangunan prasarana jalan, termasuk jalan tol, adalah untuk melayani seluruh kebutuhan lalulintas (demand) dengan sebaik mungkin. Kualitas pelayanan jalan dapat dinyatakan dalam tingkat pelayanan jalan (Level of Service, LOS). Pengukuran tingkat pelayanan jalan dimaksudkan untuk memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat peayanan jalan tersebut, yaitu kecepatan, waktu perjalanan, kebebasan bergerak, dan keamanan (Ditjen Bangda dan LPM ITB, 1994).. Tingkat pelayanan jalan tol yang akan dikaji pada penelitian ini terletak pada ruas jalan tol Jakarta-Cikampek, yang ditunjukkan pada Gambar 24. Untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan tersebut, dilakukan survei volume lalulintas di setiap gerbang tol yang teretak pada ruas ruas jalan tol tersebut. Hasil survei volume kendaraan kemudian diolah untuk mengetahui volume lalulintas maksimum, dansetelah diperoleh volume lalulintas maksimum dilakukan dianalisis tingkat pelayanan jalan. Gambar 24. Lokasi Studi

80 3.6. Inventarisasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki panjang sekitar 73 km, yang membentang dari Cawang hingga Cikampek. Jumlah lajur pada jalan ini berkisar antara 3 hingga 5 lajur per arah. Terdapat beberapa gerbang tol yang melayani transaksi, yang disajikan pada Gambar 25. SKETSA PEMBAGIAN RUAS JALAN TOL JAKARTA CIKAMPEK GERBANG CAWANG PDKGD JTBNG LL/JTA BKSBRT BKSTMR TAMBUNCIBITUNG CKRBRT CKRUTAMA CKR PST KRWBRT KRWTMR SS DAWUAN KLIHRP CIKAMPEK POSISI GERBANG ( 0.0 4.5 8.4 10.0 13.4 16.6 21.0 24.6 28.0 29.0 37.0 47.1 54.4 66.67 68.3 73.0 PANJANG RUAS (K 4.5 3.9 1.6 3.4 3.2 4.4 3.6 3.4 1.0 8.0 10.1 7.3 12.27 1.63 4.7 KETERANGAN : CAWANG = CAWANG CKRUTAMA = CIKARANG UTAMA PDKGD = PONDOK GEDE CKR PST = CIKARANG PUSAT JTBNG = JATIBENING KRWBRT = KARAWANG BARAT LL/JTA = LINGKAR LUAR/JATI ASIH KRWTMR = KARAWANG TIMUR BKSBRT = BEKASI BARAT SS DAWUAN = SIMPANG SUSUN DAWUAN BKSTMR = BEKASI TIMUR KLIHRP = KALIHURIP TAMBUN = TAMBUN CIKAMPEK = CIKAMPEK CIBITUNG CKRBRT = CIBITUNG = CIKARANG BARAT Gambar 25. Sketsa Pembagian Ruas Tol Jakarta - Cikampek