BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII PEMBAHASAN UMUM

BAB. I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Cock (1985), ubikayu merupakan salah satu tanaman penghasil

karakter yang akan diperbaiki. Efektivitas suatu karakter untuk dijadikan karakter seleksi tidak langsung ditunjukkan oleh nilai respon terkorelasi

BAB. I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang memiliki padi liar dengan keragaman jenis yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

MANFAAT MATA KULIAH. 2.Merancang program perbaikan sifat tanaman. 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia, sedangkan sisanya masih menkonsumsi jagung dan sagu. Usahatani

[ ] Pengembangan Varietas Jagung Putih untuk Pangan, Berumur Genjah dan Toleran Kekeringan Muhammad Azrai

PEMULIAAN TANAMAN. Kuswanto, 2012

I. PENDAHULUAN. meningkat. Sementara lahan pertanian khususnya lahan sawah, yang luas

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

URGENSI KOLEKSI PLASMA NUTFAH JAGUNG LOKAL DI FLORES NUSA TENGGARA TIMUR. Faesal dan Syuryawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays L.) MELALUI PROGRAM CORN BREEDING

PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati utama di

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

PENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman

Materi 06 Pemuliaan Tanaman untuk Masa Depan Pertanian. Benyamin Lakitan

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah komoditas yang

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

PENDAHULUAN. kedelai dan berbagai bentuk makanan ringan (Damardjati dkk, 2005). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam (Katalog BPS,

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN PENAMPILAN LIMA KULTIVAR JAGUNG MADURA. Achmad Amzeri

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan.

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu makanan pokok di

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

sobir Pusat Kajian Hortikultura Tropika

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

PENDAHULUAN. Formatted: Different first page header. Formatted: Spanish (Mexico) Formatted: Spanish (Mexico)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas

PLASMA NUTFAH. OLEH SUHARDI, S.Pt.,MP

PENINGKATAN PERAN PETANI DALAM PENGEMBANGAN VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) MELALUI PROGRAM PARTICIPATORY BREEDING

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

Deskripsi Mata KuliahCourse Subjects

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai termasuk salah satu komoditas yang dibutuhkan, karena protein yang

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan komoditas andalan Indonesia,

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

PROGRAM INSENTIF RISET DASAR

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Saat ini pemanfaatan lahan

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN INDONESIA: Studi Kasus Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

I. PENDAHULUAN. digunakan untuk pangan pokok saja, tetapi juga diolah menjadi berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kedelai (Gycine max (L) Merrill) merupakan komoditas pangan utama bagi

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

I. PENDAHULUAN. yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

homozigot lebih banyak didapatkan pada tanaman BC2F2 persilangan Situ Bagendit x NIL-C443 dan Batur x NIL-C443 dibandingkan dengan Situ Bagendit x

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) termasuk tumbuhan berbatang lunak atau

I. PENDAHULUAN. Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan kedua setelah padi di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan sebagai pakan ternak. Beberapa tahun terakhir proporsi penggunaan jagung oleh industri pakan telah mencapai 50% dari total kebutuhan nasional dan setelah tahun 2020 penggunaan jagung untuk kebutuhan pakan diperkirakan lebih dari 60% dari total kebutuhan nasional (Ditjentan, 2010). Berdasarkan meningkatnya kebutuhan jagung setiap tahunnya, maka budidaya tanaman ini sangat menguntungkan dan mempunyai prospek cukup baik bagi yang mengusahakannya. Pulau Madura merupakan suatu pulau yang berada di wilayah Jawa Timur yang memiliki areal tanaman untuk jagung kurang lebih 360.000 hektar (30 % areal jagung di Jawa Timur), namun produktivitas ditingkat petani masih rendah rata-rata 1,4 ton per hektar (Roesmarkam et al., 2006; Kasryno et al., 2007). Hasil tersebut sangat rendah dibandingkan dengan daerah-daerah penghasil jagung lainnya. Rendahnya produktivitas tersebut selain dikarenakan lahan yang kesuburannya rendah, curah hujan yang rendah juga disebabkan petani menggunakan kultivar lokal tanpa seleksi terlebih dahulu. Menurut data BPS (2013), bahwa rata-rata produktivitas jagung di daerah Jawa Timur berkisar 4,8 ton per hektar, sehingga produktivitas tanaman jagung di Madura masih perlu ditingkatkan.

Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan produktivitas tanaman ini, salah satunya adalah melalui program pemuliaan tanaman. Perakitan suatu varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan toleran terhadap cekaman lingkungan biotik maupun abiotik merupakan solusi yang tepat dalam meningkatkan produktivitas tanaman. Usaha untuk mendapatkan varietas unggul tersebut memerlukan plasma nutfah dalam jumlah banyak dan mempunyai keragaman genetik yang tinggi. Tersedianya plasma nutfah dalam jumlah besar, terutama untuk kultivar lokal (landraces) mempunyai arti penting secara genetik untuk sifat-sifat tertentu. Perakitan suatu varietas yang tahan terhadap suatu kondisi lingkungan pada daerah tertentu dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan kultivar lokal daerah tersebut, baik melalui seleksi maupun persilangan. Perakitan kultivar unggul berdaya hasil tinggi dan tahan terhadap kondisi lahan kering yang merupakan masalah bagi daerah Madura dapat diperoleh melalui seleksi maupun persilangan dari beberapa kultivar lokal Madura. Dalam merakit suatu kultivar yang diinginkan sangat dibutuhkan informasi tentang potensi plasma nutfah yang akan digunakan sebagai bahan untuk merakit kultivar tersebut. Karakterisasi morfologi yang dilanjutkan dengan analisis hubungan kekerabatan diantara plasma nutfah yang ada, bertujuan untuk menghasilkan deskripsi tanaman dan kekerabatan hubungan diantara plasma nutfah yang bermanfaat sebagai pedoman dalam pemberdayaan genetik pada program pemuliaan. 2

Beberapa masalah yang sering muncul dalam pemuliaan secara konvensional, seperti yang dikemukakan oleh Lamadji et al. (1999), adalah: (1) memerlukan waktu yang cukup lama, (2) sulit memilih dengan tepat gen-gen yang menjadi target seleksi untuk diekspresikan pada karakter morfologis atau agronomis, karena penampilan fenotip tanaman bukan hanya ditentukan oleh komposisi genetik, tetapi juga oleh lingkungan tempat tanaman tersebut tumbuh, (3) rendahnya frekuensi individu yang diinginkan yang berada dalam suatu populasi yang besar sehingga menyulitkan kegiatan seleksi untuk mendapatkan hasil yang valid secara statistik, dan (4) pautan gen antara sifat yang diinginkan sulit dipisahkan saat melakukan persilangan. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi molekular pada awal tahun 1980-an, ditemukan teknologi molekular yang berbasis pada DNA. Marka molekular merupakan alat yang sangat baik bagi pemulia dan ahli genetik untuk menganalisis genom tanaman. Sistem ini telah merevolusi bidang pemetaan genetik dan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan keragaman genetik, klasifikasi dan filogeni dalam pengelolaan plasma nutfah, dan sebagai alat bantu dalam pemuliaan dan seleksi melalui penanda gen. Marka molekular juga dapat digunakan untuk pengklonan gen yang difasilitasi oleh peta marka molekular. Data karakterisasi kromosom dan marka molekular tersebut selain dapat digunakan sebagai sarana untuk mengetahui keanekaragaman genetik, juga dapat digunakan untuk mengkaji hubungan kekerabatan suatu taksa. 3

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam program pemuliaan tanaman, data hubungan kekerabatan berdasarkan karakter morfologis dan molekular sangat dibutuhkan dalam perakitan suatu kultivar tanaman. Data tentang karakter penting dari suatu bahan pemuliaan yang akan digunakan sebagai bahan pemuliaan (breeding materials), akan memudahkan perolehan kultivar yang diinginkan. B. Permasalahan Jagung merupakan komoditas yang sangat penting bagi masyarakat Madura, karena jagung merupakan makanan pokok penduduk Madura dan tanaman ini merupakan salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan oleh petani Madura. Kondisi lahan pertanian yang mempunyai ketersediaan air dan curah hujan yang kurang, mensyaratkan bahwa tanaman jagung yang ditanam harus mempunyai umur panen yang genjah. Penanaman jagung berumur pendek (genjah) dapat meningkatkan intensitas penanaman sehingga memungkinkan pola pergiliran jagung-padi-tembakau atau jagung-jagung-tembakau dengan baik. Hasil penelitian Amzeri (2009), bahwa jagung lokal Madura mempunyai umur panen berkisar antara 62 sampai 73 hari. Jagung lokal Madura mempunyai daya simpan yang lama (kurang lebih 1 tahun) sehingga dapat digunakan sebagai cadangan makanan selama satu tahun. Berdasarkan hasil penelitian Suhardjo dan Lestari (2006), jagung lokal Madura memiliki kandungan protein dan lemak tinggi masing-masing 11,24 % dan 4,96 % dibanding jagung-jagung hibrida seperti Pioneer 7 (kandungan protein 8,22 % dan kandungan lemak 3,24 %), Pioneer 11 (kandungan protein 8,70 % dan kandungan 4

lemak 3,34%), Bisi 2 (kandungan protein 9,51 % dan kandungan lemak 3,95%) dan Bisi 7 (kandungan protein 10,09% dan kandungan lemak 3,27%). Kelemahan dari jagung lokal Madura adalah produksi per hektar paling rendah dibandingkan daerah penghasil jagung lainnya di Jawa Timur. Rendahnya produksi jagung ditingkat petani tersebut disebabkan oleh kurang suburnya lahan, curah hujan yang cenderung rendah dan sebagian besar benih yang digunakan bukan hasil dari program pemuliaan (baik melalui seleksi atau hibridisasi). Terdapat beberapa cara untuk memecahkan permasalahan tersebut, diantaranya adalah (1) memperbaiki lingkungan tempat tanaman tersebut tumbuh dan berkembang, (2) merakit suatu varietas yang tahan terhadap cekaman lingkungan biotik maupun abiotik dan mempunyai potensi hasil tinggi yang dihasilkan melalui program pemuliaan. Perbaikan lingkungan tumbuh membutuhkan biaya tidak sedikit, meskipun hal itu dapat dilakukan, namun ada beberapa faktor alam yang tidak bisa dikendalikan melalui teknologi yaitu cuaca dan iklim, sehingga perakitan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi dan tahan terhadap cekaman lingkungan biotik serta abiotik merupakan solusi tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Menurut Mangoendidjojo (2003), bahwa untuk merakit suatu varietas membutuhkan strategi dalam pemuliaan tanaman agar varietas yang diinginkan dapat tercapai, diantaranya (1) pengenalan tanaman (karakterisasi tanaman), (2) pemilihan bahan pemuliaan (breeding materials), (3) pengenalan pola atau metode pemuliaan yang dipilih, dan (4) pengelolaan. Karaktersisasi tanaman dan pemilihan bahan pemuliaan merupakan langkah awal dari perakitan suatu varietas 5

yang diinginkan, sehingga kedua kegiatan tersebut sangat menentukan keberhasilan suatu program pemuliaan tanaman. Dalam merakit varietas jagung yang mempunyai potensi hasil tinggi dan tahan terhadap cekaman lingkungan baik biotik maupun abiotik (terutama tahan terhadap kondisi lahan yang kering) dibutuhkan bahan pemuliaan (breeding materials) yang cukup banyak dengan dilengkapi informasi karakter penting dari masing-masing bahan pemuliaan tersebut. Bahan pemuliaan yang dibutuhkan bisa diperoleh dari kultivar lokal jagung Madura. Menurut Poespodarsono (1988), bahwa kultivar lokal merupakan bahan pemuliaan yang cukup baik untuk merakit varietas yang tahan terhadap cekaman lingkungan karena kultivar tersebut sudah beradaptasi lama, sehingga mempunyai gen ketahanan terhadap cekaman lingkungan. Mengingat kurangnya informasi penelitian tentang jagung lokal Madura, maka permasalahan pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah karakter morfologis jagung lokal Madura? 2. Bagaimanakah kunci identifikasi jagung lokal Madura? 3. Bagaimanakah karakter genetik jagung lokal Madura? 4. Berdasarkan karakter morfologis, apakah ada genotip potensial untuk dikembangkan dalam program pemuliaan? 5. Bagaimanakah hubungan fenetik jagung lokal Madura berdasarkan karakter morfologis dan genetiknya? 6. Begaimanakah formula kariotip dan rasio panjang absolut (R) pada jagung lokal Madura yang diuji? 6

7. Apakah pembuatan varietas berbasis jagung lokal Madura dapat menjadi solusi rendahnya produkstivitas jagung di Pulau Madura? C. Keaslian Penelitian Penelitian yang telah dilakukan terhadap morfologi jagung lokal Madura masih terbatas pada sedikit kultivar jagung lokal Madura dan masih terbatas pada karakter-karakter tertentu. Penelitian Yasin et al. (2007) terbatas pada tiga jagung lokal Madura yaitu Manding, Talango dan Guluk-guluk dengan karakter produksi dan umur panen tanaman. Budiarti (2007) juga melakukan penelitian pada tiga aksesi jagung lokal Madura dan hanya pada dua karakter morfologis yaitu produksi dan umur panen tanaman. Eksplorasi, pendataan dan koleksi jagung lokal Madura belum pernah di lakukan. Penelitian kromosom (kariotip) jagung lokal Madura pernah dilakukan, tetapi masih terbatas pada jagung lokal Madura tertentu seperti kultivar Guluk-guluk (khasanah, 2009), kultivar Talango dan Manding (Pardaningtyas, 2011). Penelitian kariotipe untuk klutivar lain belum pernah dilakukan. Penelitian yang mengaplikasikan pendekatan dengan penanda molekular (RAPD) untuk mengetahui variasi genetik dan hubungan kekerabatan jagung lokal Madura belum pernah dilaporkan. Penggunaan penanda molekular yang pernah dilakukan antara lain menggunakan SSR pada 39 koleksi jagung IPB dan Balitsereal (Pabendon et al., 2007). Penggunaan RAPD telah diaplikasikan untuk mempelajari variasi genetik dan hubungan kekerabatan pada galur popcorn di 7

Brazil ( Leal, et al., 2010), kultivar jagung lokal Turki (Okomus, 2007) dan 28 jagung tropis (Parentoni, et al., 2001). D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Karakterisasi morfologis jagung lokal Madura 2. Membuat kunci identifikasi jagung lokal Madura 3. Penentuan genotip potensial untuk dikembangkan dalam program pemuliaan 4. Karakterisasi genetik jagung lokal Madura berdasarkan RAPD 5. Menentukan hubungan fenetik jagung lokal Madura berdasarkan karakter morfologis dan molekular. 6. Membuat kariotip dan penentuan rasio panjang absolut (R) pada jagung lokal Madura yang diuji 7. Membuat varietas berbasis jagung lokal Madura yang bisa dikembangkan di Pulau Madura. E. Manfaat Penelitian Informasi yang diperoleh dari penelitian di atas selain bermanfaat bagi pemulia juga bermanfaat bagi agronomis, seperti uraian di bawah : 1. Bagi agronomis informasi mengenai karakter morfologis, terutama potensi hasil dari beberapa genotip jagung lokal madura dapat digunakan sebagai pedoman untuk memilih genotip yang potensial untuk dibudidayakan dan dipergunakan sebagai tanaman simulasi yang dapat diperlakukan secara 8

agronomis (misalnya pemupukan, sistem tumpangsari) untuk menentukan teknik budidaya yang tepat. 2. Bagi pemulia informasi tentang hubungan kekerabatan berdasarkan karakter morfologis dan molekular di antara jagung lokal madura bermanfaat untuk merakit varietas di antara jagung lokal Madura baik melalui pemuliaan konvensional maupun inkonvensional. Pemuliaan konvensional dilakukan melalui metode seleksi, hibridisasi, mutasi dan ploidisasi sedangkan pemuliaan inkonvensional melalui rekayasa genetika (kloning gen, marka molekular dan transfer gen). 9

10