PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan. Mumuh Muhsin Z.

dokumen-dokumen yang mirip
DR. MAYOR DUSTIRA PRAWIRAAMIDJAYA Sang Dokter Pejuang ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1964 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN/TUNJANGAN KEPADA PENRINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN/KEMERDEKAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEKANISME DAN PROSEDUR PENGUSULAN CALON PAHLAWAN NASIONAL DAN PERINTIS KEMERDEKAAN

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI)

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

CIREBON MASA PENDUDUKAN JEPANG ( )

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA ( ) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

BAB I PENDAHULUAN. upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

SATUKAN LANGKAH UNTUK NEGERI, #YUKJADIPAHLAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

Pemenuhan Hak-Hak Veteran Republik Indonesia Oleh: Yeni Handayani *

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

KONSTRUKSI WACANA NASONALISME DAN PATRIOTISME PADA FILM MERAH PUTIH (ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM MERAH PUTIH)

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

MAKALAH PERTEMPURAN SURABAYA Peristiwa 10 November Disusun Dalam Rangka Pemenuhan Tugas Mata Pelajaran Sejarah Indonesia KELOMPOK 3.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, D. (2007). Metodologi penelitian sejarah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

HUT RI KE-71 DALAM KARTUN OOM PASIKOM

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut,

UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RIWAYAT SINGKAT PERJUANGAN SULTAN ISKANDAR MUDA

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANGERAN ARIA SURIA ATMADJA (11 Januari Juni 1921)

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -

I. PENDAHULUAN. Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGUSULAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR fc» TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

Mam MAKALAH ISLAM. Pesan Mohamad Roem Seputar Kepahlawanan

BAB V KESIMPULAN. permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini penulis akan memaparkan. telah dikaji. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

BAB III PERAN K.H. MASJKUR DALAM LASKAR SABILILLAH. Kedatangan pasukan sekutu (Allied Forces Nederlands East Indies) atau

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

PERANAN TOKOH KUNINGAN dari Masa Pergerakan hingga Revolusi Kemerdekaan MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Sejarah Menggali Nilai-nilai Kepahlawanan Tokoh-tokoh Kuningan diselenggaralan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata di Gedung Bapeda Kabupaten Kuningan pada hari Selasa, 26 Juli 2011 Oleh: Mumuh Muhsin Z. BALAI PELESTARIAN SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL (BPSNT) BANDUNG 2011

PERANAN TOKOH KUNINGAN DARI MASA PERGERAKAN HINGGA REVOLUSI KEMERDEKAAN 1 Oleh: Mumuh Muhsin Z. 2 Abstrak Kuningan menjadi tempat pemerintahan pengungsian Keresidenan Cirebon dengan berbagai perangkat pemerintahan lainnya pada satu sisi, dan, konsekuensi selanjutnya, Kuningan menjadi basis para pejuang kemerdekaan pada sisi lain menjadikan Kuningan sebagai sasaran serangan tentara Belanda. Serangan Belanda ke Kuningan ini sangat eksalatif. Dari 14 kecamatan yang ada di Kuningan saat itu, lima kecamatan berhasil diduduki Belanda. Pertempuran terjadi di banyak daerah dan memakan banyak korban. Pengantar Untuk sebuah negara yang mengalami masa penjajahan dan untuk meraih kemerdekaannya harus direbut melalui proses perjuangan, di situ akan terdapat banyak pahlawan. Sebuah negara yang tidak pernah dijajah tidak memiliki pahlawan. Atau, negara yang pernah dijajah tapi kemerdekaannya dihadiahkan, bukan direbut melalui perjuangan, juga tidak memiliki pahlawan. Di Thailand tidak ada pahlawan. Di Malaysia pun tidak ada taman makam pahlawan. Di Jepang pun konon tidak ada pahlawan atau taman makam pahlawan. Indonesia mengalami masa penjajahan. Untuk meraih kemerdekaan, rakyat Indonesia harus berjuang merebutnya. Sebanding dengan luasnya wilayah dan lamanya masa penjajahan, jumlah pahlawan pun cukup banyak. Hingga sekarang 1 Makalah disampaikan dalam Seminar Sejarah Menggali Nilai-nilai Kepahlawanan Tokoh-tokoh Kuningan diselenggaralan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata di Gedung Bapeda Kabupaten Kuningan pada hari Selasa, 26 Juli 2011. 2 Staf Pengarar Jurusan Sejarah Fak. Sastra Unpad dan Ketua MSI Cabang Jawa Barat.

jumlah pahlawan nasional di Indonesia tercatat 147 orang. Tiap tahun jumlah itu cenderung bertambah. Sesungguhya, tidak ada seorang pejuang pun yang ketika berjuang meniatkan diri untuk menjadi seorang pahlawan atau ingin dipahlawankan. Atribut kepahlawanan itu diberikan oleh pihak lain jauh atau setelah sekian lama sang tokoh wafat. Sesungguhnya yang butuh pahlawan itu bukan sang tokoh tapi kita, masyarakat, bangsa, dan negara. Mengapa kita butuh pahlawan? Keberadaan kita sekarang ini tidak terjadi begitu saja tapi melalui proses sejarah yang panjang. Sering proses itu harus dilalui dengan kucuran air mata, berdarah-darah, bahkan mengorbankan nyawa. Pada kekinian kita ada kontribusi yang sangat berharga dari generasi terdahulu. Oleh karena itu, kita berutang kepada mereka; utang yang harus dibayar. Cara membayarnya adalah mewujudkan sesuatu yang jadi cita-cita mereka ketika berjuang dengan mengorbankan segalanya itu. Dalam konteks in ilah sesungguhnya kita memerlukan keberadaan pahlawan. Di samping itu, mengangkat seseorang jadi pahlawanan merupakan upaya kita mengapresiasi dan menghargai mereka-mereka yang telah berjasa. Secara praktis-pragmatis keberadaan pahlawan pun dapat menginspirasi kita untuk senantiasa berbuat penuh manfaat bagi kemaslahatan umat, bagi bangsa dan negara. Keberadaan pahlawan pun dianggap penting karena ia dapat menjadi acuan nilai, referensi moral, dan rujukan perilaku ideal. Tidak kalah penting dari yang sudah disebutkan di atas adalah bahwa kita perlu simbol; dan melekat pada sosok kepahlawanan seseorang itu muatan banyak simbol. Muncul pertanyaan, dalam lingkup spasial Kabupaten Kuningan dan dalam lingkup temporal masa pergerakan dan masa revolusi kemerdekaan, adakah tokoh yang layak dipahlawankan? Dalam makalah ini akan dicoba diuraikan sebagian dan sekilas dari pertanyaan itu dengan terlebih dahulu didiskusikan pengertian pahlawan. Disebut sebagian, karena untuk lingkup temporal masa pergerakan tidak disinggung; disebut sekilas, karena bahasan untuk periode revolusi kemerdekaan pun hanya garis besar.

Pengertian Pahlawan Setidaknya terdapat empat pengertian pahlawan dilihat dari berbagai sudut pandang (berdasarkan leksikografi, undang-undang, peraturan presiden, dan kementerian sosial): 1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Pusat Bahasa (1988), kata pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. berdasarkan pengertian ini erdapat tiga aspek kepahlawanan, yakni 1) keberanian, 2) pengorbanan, 3) membela kebenaran. 2. Berdasarkan Undang-undang No. 5 Prps Tahun 1964 yang dimaksud dengan Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan ialah mereka yang memenuhi ketentuan-ketentuan di bawah ini serta yang kemudian tidak menentang Republik Indonesia: a. mereka yang menjadi Pemimpin pergerakan yang membangkitkan kesadaran kebangsaan/kemerdekaan, dan/atau b. mereka yang pernah mendapat hukuman dari Pemerintah Kolonial karena giat dan aktif dalam pergerakan kebangsaan/kemerdekaan dan/atau c. anggota-anggota Angkatan Bersenjata dalam ikatan kesatuan secara teratur, yang gugur atau mendapat hukuman sekurang-kurangnya 3 bulan karena berjuang melawan Pemerintah Kolonial, dan/atau d. mereka yang terus menerus secara aktif menentang Pemerintah Kolonial sampai saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. 3. Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 33 Tahun 1964, pahlawan adalah: a) warga negara RI yang gugur dal am perjuangan-yang bermutu-dalam membela bangsa dan negara, b) warga negara RI yang berjasa membela bangsa dan negara yang dalam riwayat hidup selanjutnya tidak ternoda oleh suatu perbuatan yang membuat cacat nilai perjuangannya.

4. Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada seseorang warga Negara Indonesia yang semasa hidupnya melakukan tindak kepahlawanan dan berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara. Tindak Kepahlawanan adalah perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya ( Prosedur Penganugerahan Gelar... ) Secara periode, masa pergerakan itu ada dalam kisaran waktu antara 1900 s.d. 1945 (Kartodirdjo, 1990; cf. Suhartono, 1994). Untuk periode ini kategori kepahlawanannya adalah Perintis Pergerakan Kebangsaan/ Kemerdekaan. Adapun masa revolusi kemerdekaan meliputi waktu sekira tahun 1945 1950. Kategori kepahlawanannya adalah Pahlawan Nasional. Dalam perkembangan kemudian muncul istilah-istilah pahlawan di luar konteks kesejarahan seperti dimaksudkan di atas. Misalnya, muncul istilah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa untuk guru atau Pahlawan Devisa untuk TKW/TKI. Kuningan Masa Revolusi Kemerdekaan Diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 tidak berarti selesai segala penderitaan rakyat dan berakhirnya penjajahan. Bahkan sebaliknya, periode pasca-proklamasi ini justru merupakan puncak perjuangan fisik yang dilakukan oleh rakyat Indonesia. Mengapa demikian? Karena proklamasi kemerdekaan, yang dilakukan bangsa Indonesia yang memanfaatkan kekosongan kekuasaan (vacuum of power) setelah Jepang takluk kepada Sekutu tidak, diakui oleh Sekutu. Sekutu sebagai pemenag merasa sebagai pihak yang paling sah mewarisi negara bekas jajahan Jepang itu. Oleh karena itu, beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan, tentara Sekutu datang ke Indonesia untuk menggagalkan negara proklamasi itu. Terjadilah konflik terbuka antara dua pihak yang memiliki kepentingan berbeda itu, pihak Republik Indonesia yang ingin mempertahankan kemerdekaan dan pihak Sekutu yang ingin membatalkan kemerdekaan.

Setelah kekalahan pihak Jepang, rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berlangsung, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta. Pada 12 Oktober 1945 Brigade McDonald dari Divisi India ke-23 tiba di Jawa Barat. Kemudian tentara Inggris pun mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan dan atas nama Blok Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Namun, selain itu tentara Inggris yang datang juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut. Hal ini memicu gejolak rakyat Indonesia dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA. Pada 15 Oktober 1945 di Bandung dilakukan pertemuan antara Sekutu dengan pihak TKR. Dalam pertemuan itu, pihak Sekutu minta bantuan pihak TKR agar tugas Sekutu berjalan lancar. Pihak TKR pun minta bantuan pihak Sekutu agar membantu pihak RI dalam hal keamanan dan ketertiban, khususnya untuk mencegah provokasi-provokasi dari pihak Belanda yang mau menjajah kembali Indonesia. Dalam kenyataannya, pihak Sekutu lebih berpihak pada Belanda sehingga situasi menjadi bertambah tegang. Tentara Sekutu dan tentara Belanda sering bertindak menyakitkan hati penduduk. Tindakan mereka dibalas oleh penduduk Jawa Barat dengan jalan menculik orang-orang Belanda dan Indo- Belanda, memblokade bahan makanan, dan menghambat lalu-lintas kendaraan Sekutu dengan barikade-barikade yang kemudian sering menimbulkan bentrokan. Puncaknya terjadi pada tanggal 24 November 1945 ketika terjadi serangan umum terhadap kedudukan tentara In gris dan Gurkha sehingga berkecamuklah pertempuran di banyak daerah di Jawa Barat.

Keterlibatan Kuningan dalam Revolusi Kemerdekaan tampak dalam dua hal. Pertama, Kuningan sebagai wilayah geografis menjadi panggung tempat terjadinya peristiwa-peristiwa sejarah. Kedua, orang Kuningan sebagai pelaku sejarah dalam perang kemerdekaan. Keterlibatan Kuningan dalam arus besar Perang Kemerdekaan terjadi terutama setelah Kota Cirebon jatuh ke tangan Belanda pada 23 Juli 1947. Karena situasi seperti itu, berdasarkan Keputusan Dewan Pertahanan Keresidenan Cirebon dan Brigade V Siliwangi, pada akhir Juli 1947 pusat Pemerintahan Keresidenan Cirebon secara resi pindah ke Ciwaru, Kabupaten Kuningan. Kerena Kuningan menjadi tempat pemerintahan pengungsian Keresidenan Cirebon dengan berbagai perangkat pemerintahan lainnya pada satu sisi, dan, konsekuensi selanjutnya, Kuningan menjadi basis para pejuang kemerdekaan pada sisi lain menjadikan Kuningan sebagai sasaran serangan tentara Belanda. Serangan Belanda ke Kuningan ini sangat eksalatif. Dari 14 kecamatan yang ada di Kuningan saat itu, lima kecamatan berhasil diduduki Belanda, yaitu: 1. Kecamatan Kuningan 2. Kecamatan Cilimus 3. Kecamatan Ciawigebang 4. Kecamatan Kadugede 5. Kecamatan Cidahu. Pertempuran terjadi di banyak daerah dan memakan banyak korban. Sebagai contoh, meskipun Kecamatan Cibingbin tidak sampai jatuh ke tangan tentara Belanda, namun pertempuran di sana memakan banyak korban jiwa. Di wilayah kecamatan ini tidak kuran dari 266 jiwa gugur dan hampir 200 rumah terbakar. Simpulan Pada periode Perang Kemerdekaan atau Revolusi Fisik, Kuningan sebagai wilayah geografis menjadi pangung terjadinya peristiwa heroik berupa pertempuran antara para pejuang RI dengan tentara Belanda. Banyak orang terlibat dalam pertempuran itu. Hampir semua elemen masyarakat yang tergabung

dalam organisasi-organisasi kemiliteran atau pun tidak turut serta dalam peristiwa itu. Oleh karena itu, agak sulit untuk menentukan tokoh sentral yang punya peran menonjol untuk diangkat dan dijadikan simbol. Kalaupun dituntut harus menyebut satu atau dua nama, tentu saja yang lebih berhak menentukannya adalah masyarakat Kuningan sendiri setelah mempertimbangkan kriteria yang ditetapkan pemerintah.

Daftar Sumber Akyas D.S., M. et al. 2006. Perjuangan Rakyat Kuningan Masa Revolusi Kemerdekaan. Bandung: Kiblat. Ekadjati, Edi S. et al. 1981/1982. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hermawan JR, Wawan et al.. 2000. Kuningan Menembus Waktu. Kuningan: Citra Nuansa Info. Kartodirdjo, Sartono. 1990. Pengantar Sejarah Indonesia Baru; Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme. Jakarta: Gramedia. Notosusanto, Nugroho ed. 1975. Sejarah Nasional Indonesia VI; Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Lubis, Nina H. et al. 2003. Sejarah Tatar Sunda. Jilid 2. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran. Peraturan Presiden RI Nomor 33 Tahun 1964 tentang Penetapan, Penghargaan, dan Pembinaan terhadap Pahlawan. Prosedur Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, dalam http://www.depsos.go.id/modules.php?name=pahlawan&opsi=mulai (18.07.11). Sjafrudin, Ateng et al. 1993. Sejarah Pemerintahan di Jawa Barat. Bandung: Pemda Provinsi Jawa Barat. Suhartono. 1994. Sejarah Pergerakan Nasional; dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908 1945. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang-undang No. 5 Prps Tahun 1964, tentang Pemberian, Penghargaan/ Tunjangan kepada Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan.