JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

dokumen-dokumen yang mirip
Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56

Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode. Oleh : Fahmi Endariyadi

ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN KOMPRESSOR GAS KE KALTIM-2

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut

ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

Vol.3 No.1 Juni 2017, hal p-issn: e-issn:

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-78

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

Pengaruh Perlakuan Panas Pada Anoda Korban Aluminium Galvalum Iii terhadap Laju Korosi Pelat Baja Karbon Astm A380 Grade C

Kata kunci : BEM, Korosi, Beton berulang, Proteksi katodik, Anoda korban, Simulasi

STRATEGI PENGENDALIAN UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK KOROSI. Irwan Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK

TERSELESAIKAN H+7 P2

PENGARUH KEHADIRAN TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI BESI TUANG KELABU

Proteksi Katodik Metoda Anoda Tumbal Untuk Mengendalikan Laju Korosi

STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36

PENGENDALIAN KOROSI PADA PLAT LAMBUNG KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN ANODA KORBAN

PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

STUDI PERBANDINGAN SISTEM PERLINDUNGAN KOROSI SACRIFICIAL ANODE DAN IMPRESSED CURRENT PADA STRUKTUR JACKET

Pengaruh Rasio Luasan Terhadap Perilaku Korosi Galvanic Coupling Baja Stainless Steel 304 & Baja Karbon Rendah AISI 1010

Pengaruh variasi pembagian jumlah anoda dengan pola horisontal terhadap laju korosi baja SS400 pada media air laut

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

Tubagus Noor Rohmannudin, Sulistijono, Faris Putra Ardiansyah

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )

STUDI DEGRADASI MATERIAL PIPA JENIS BAJA ASTM A53 AKIBAT KOMBINASI TEGANGAN DAN MEDIA KOROSIF AIR LAUT IN-SITU DENGAN METODE PENGUJIAN C-RING

Efektivitas Penggunaan Anoda Korban Paduan Seng Pada Pelat Baja Kapal AISI E 2512 Terhadap Laju Korosi Di Dalam Media Air Laut

ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

Perhitungan Teknis LITERATUR MULAI STUDI SELESAI. DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector HASIL DESAIN

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

Pengamatan Model Pengendalian Korosi pada Media Korosi Air Laut Salinitas 35 o / Oo menggunakan Anoda Terumpan Zap Type S-3

Pemetaan Korosi pada Stasiun Pemurnian di Pabrik Gula Watoe Toelis Krian, Sidoarjo. Adam Alifianto ( )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Desain Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Offshore Pipeline milik JOB Pertamina-Petrochina East Java

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

PROTEKSI KATODIK DENGAN ANODA TUMBAL SEBAGAI PENGENDALI LAJU KOROSI BAJA DALAM LINGKUNGAN AQUEOUS

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

CARBON STEEL CORROSION IN THE ATMOSPHERE, COOLING WATER SYSTEMS, AND HOT WATER Gatot Subiyanto and Agustinus Ngatin

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANODA KORBAN PADUAN ALUMINIUM PADA PELAT BAJA KAPAL AISI E 2512 TERHADAP LAJU KOROSI DI DALAM MEDIA AIR LAUT

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

STUDI IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

PRESENTASI FIELD PROJECT

Muhammad

LAJU DAN BENTUK KOROSI PADA BAJA KARBON MENENGAH YANG MENDAPAT PERLAKUAN PADA SUHU AUSTENIT DIUJI DI DALAM LARUTAN NaCl 3 N

REDUKSI-OKSIDASI PADA PROSES KOROSI DAN PENCEGAHANNYA Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

TUGAS SARJANA. KOROSI GALVANIS PADA STEEL AISI Cu DENGAN VARIASI PEMBIASAN SCRAP STEEL SEBAGAI ANODA KEDUA PADA MEDIUM NaCl

PROTEKSI KATODIK BAJA AISI 1020 MENGGUNAKAN ANODA ALUMUNIUM

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

KAJIAN PENGARUH TEBAL LAPISAN COATING PADA LAJU KOROSI TULANGAN BETON

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aisha Mei Andarini. Oleh : Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc. Surabaya, 21 juli 2010

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

PENAMBAHAN EDTA SEBAGAI INHIBITOR PADA LAJU KOROSI LOGAM TEMBAGA. Abstrak

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PELAPIS EPOKSI TERHADAP KETAHANAN KOROSI PIPA BAJA ASTM A53 DIDALAM TANAH SKRIPSI

Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430

Yusuf Nur Afandi, Sumarji. Alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember 2

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI LAMBUNG KAPAL DENGAN APLIKASI PADUAN ALUMUNIUM

Semarang, 6 juli 2010 Penulis

Studi Perilaku Korosi Tembaga dengan Variasi Konsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang Mengandung Klorida dan Sulfat

Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome

Pemanfaatan Madu Sebagai Inhibitor Pada Baja Karbon Rendah Dalam Lingkungan NaCl 3,5% Dengan Metode Weight Loss

Sidang TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA

PENGARUH SUHU HEAT TREATMENT TERHADAP LAJU KOROSI MATERIAL PAGAR.

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

DESAIN SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA KORBAN PADA JARINGAN PIPA PERTAMINA UPms V

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS DESAIN SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION PADA JARINGAN PIPA BAWAH LAUT

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

Jumlah Anoda (N) Tahanan Kabel (R2) Tahanan Total (Rt) = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1. R2 = R1 + α (T2 T1) = 0, ,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m

PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM. Irvan Kaisar Renaldi 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH ph LARUTAN NaCl DENGAN INHIBITOR ASAM ASKORBAT 200 ppm DAN PELAPISAN CAT EPOXY TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH LAPISAN UMPAN KAWAT ALUMUNIUM PADA BAJA KARBON DENGAN PROSES BUSUR LISTRIK TERHADAP KETAHANAN AUS

ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4

Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN :

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

KIMIA FISIKA (Kode : F-06)

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PENGARUH VARIASI BENTUK DAN UKURAN GORESAN PADA LAPIS LINDUNG POLIETILENA TERHADAP SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA TUMBAL PADUAN ALUMINIUM PADA BAJA AISI 1045 DI LINGKUNGAN AIR LAUT Moch. Novian Dermantoro dan Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Abstrak Setiap logam yang terpasang pada konstruksi dan mengalami kontak dengan air laut akan sangat berpotensi terkena korosi. Penanganan yang dilakukan adalah melapisi logam dengan polietilena dan menerapkan sistem proteksi katodik anoda tumbal. Dalam pemasangan polietilena sering terjadi kesalahan sehingga timbul goresan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh bentuk dan ukuran goresan lapis lindung polietilena terhadap proteksi katodik anoda tumbal paduan aluminium pada baja AISI 1045 di lingkungan air laut. Penelitian dilakukan dengan memberikan goresan pada lapis lindung polietilena baja AISI 1045 dengan variasi bentuk dan ukuran terhadap proteksi katodik dengan anoda tumbal paduan aluminium di lingkungan air laut. Hasil yang telah didapatkan adalah pada bentuk goresan persegi panjang dengan pencelupan selama 20 hari, semakin besar ukuran goresan, maka laju korosi anoda semakin naik dari 3,83143 mpy menjadi 12,76827 mpy. Sedangkan pada pencelupan selama 40 hari, semakin besar ukuran goresan, maka laju korosi anoda semakin naik dari 2,58598 mpy menjadi 8,74699 mpy. Pada bentuk goresan lingkaran dengan pencelupan selama 20 hari, semakin besar ukuran goresan, maka laju korosi anoda semakin naik dari 2,25322 mpy menjadi 6,21776 mpy. Sedangkan pada pencelupan selama 40 hari, semakin besar ukuran goresan, maka laju korosi anoda semakin naik dari 2,44812 mpy menjadi 3,50343 mpy. Pada baja berlapis polietilena dengan bentuk goresan persegi panjang mempunyai laju korosi anoda yang lebih tinggi daripada baja berlapis polietilena dengan bentuk goresan lingkaran. Pola korosi yang terlihat pada baja adalah uniform corrosion terutama pada area goresan. Sedangkan pola korosi yang terlihat pada anoda adalah cenderung pitting corrosion. Kata Kunci Kata kunci: Air Laut, Anoda Tumbal, Baja AISI 1045, Goresan, Paduan Aluminium, Polietilena S I. PENDAHULUAN truktur atau komponen banyak yang masih menggunakan baja. Baja yang dipakai pada umumnya adalah baja karbon. Dalam bidang gas dan perminyakan, baja dipilih sebagai penyusun utama pada komponen baik dalam konstruksi instalasi, reparasi, perawatan, maupun sarana transportasi. Baja memiliki kelebihan, salah satunya yaitu sifat mekanik baja sangat mudah untuk diubah sesuai dengan kebutuhan. Namun, baja mempunyai kelemahan-kelemahan, salah satunya adalah mudah sekali terkena korosi. Oleh sebagian besar orang, korosi diartikan sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap musuh umum masyarakat. Karat (rust), adalah sebutan yang belakangan ini hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, sedangkan korosi adalah gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. (Trethewey, 1991). Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Pada konstruksi yang dibangun di dermaga ataupun tempat pengeboran minyak lepas pantai menggunakan baja untuk menyelenggarakan kegiatan produksi. Tak sedikit dari konstruksi yang dibuat menggunakan baja yang dilapisi polietilena sebelum disertakan sistem proteksi anoda tumbal sebagai proteksi baja. Namun, dalam proses pemasangan polietilena, sering kali terdapat ketidaksempurnaan sehingga timbul sobekan yang memungkinkan untuk bisa meningkatkan laju korosi yang menyerang sebuah konstruksi yang terbuat dari baja, padahal konstruksi tersebut merupakan konstruksi yang terpasang dan terhubung dengan air laut. Keadaan ini tentu saja bisa mempengaruhi proteksi katodik yang dipasangkan. Air laut adalah salah satu faktor lingkungan yang bisa membuat baja mengalami kegagalan karena terkena korosi. Dewasa ini, metode pencegahan korosi telah banyak dikembangkan. Banyak sekali yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menghambat terjadinya korosi antara lain proteksi anodik atau katodik, pelapisan (coating), penggunaan anoda tumbal, pengunaan inhibitor, dan lain-lain.(thretewey, 1991). Salah satu metode yang dimaksud adalah dengan pemakaian anoda tumbal (sacrificial anode). Anoda tumbal bekerja berdasar pada prinsip proteksi katodik. Selain itu juga perlu ditambahkan adanya pelapisan sebelum diproteksi dengan proteksi katodik. Kombinasi pelapisan pada baja dan proteksi katodik menghasilkan sistem perlindungan yang paling ekonomis. (Francis, 2000). Namun, pengamatan mengenai pengaruh keadaan terhadap anoda tumbal pada baja berlapis lindung masih sedikit, sehingga perlu dikaji lebih dalam lagi. Pada penelitian ini dilakukan kajian tentang pengaruh bentuk dan ukuran goresan pada lapis lindung polietilena AISI 1045 terhadap sistem proteksi katodik dengan menggunakan anoda tumbal paduan aluminium di lingkungan air laut.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2 Preparasi baja AISI 1045 Pemasangan Polietilena Pemberian Goresan II. URAIAN PENELITIAN Mulai Preparasi Air Laut Menghubungkan baja berlapis polietilena dengan anoda tumbal Proses Imersi ke dalam media air laut Pengukuran Arus dan Potensial Penimbangan Berat Akhir Spesimen Anoda Pengamatan Makro Katoda dan Anoda Analisa Data dan Pembahasan Kesimpulan Preparasi Anoda Tumbal Penimbangan berat awal anoda penimbangan berat akhir spesimen anoda untuk didapatkan laju korosi anoda. Laju korosi diperhitungkan dari kehilangan berat spesimen selama pengujian korosi oleh formula yang diambil dari ASTM G 1-90 III. DATA PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengukuran Potensial Proteksi, Arus Galvanik, Berat Anoda yang Hilang, dan Laju Korosi Anoda Hasil dari pengukuran potensial proteksi dan arus galvanik disajikan pada tabel dan grafik perbandingan hasil potensial proteksi, arus galvanik, berat anoda yang hilang, dan laju korosi anoda sebagai berikut: Tabel 3.1. Tabel Perbandingan Hasil Potensial Proteksi, Arus Galvanik, Berat Anoda yang Hilang, dan Laju Korosi Anoda Bentuk dan Ukuran Goresan Waktu Laju Korosi Anoda(mpy) Persegi panjang, p = 25 mm l = 2 mm Persegi panjang, p = 25 mm l = 4 mm Persegi panjang, p = 25 mm l = 10 mm Lingkaran, d = 7,96 mm Potensial Proteksi (V) Arus Galvanik (ma) Berat hilang (gr) 20 hari -1,115 4,523 0,0403 3,83143 40 hari -1,086 4,299 0,0544 2,58598 20 hari -1,112 4,423 0,0497 4,72512 40 hari -1,076 4,307 0,0548 2,60499 20 hari -1,058 4,188 0,1343 12,76827 40 hari -0,963 4,359 0,1840 8,74699 20 hari -1,098 4,335 0,0237 2,25322 40 hari -1,093 4,287 0,0515 2,44812 Lingkaran, d = 11,28 mm 20 hari -1,095 4,308 0,0519 4,93428 40 hari -1,026 4,336 0,0538 2,55746 Lingkaran, d = 17,84 mm 20 hari -0,918 3,813 0,0654 6,21776 40 hari -1,043 4,409 0,0737 3,50343 Tanpa Goresan 20 hari -1,117 4,325 0,0103 0,97925 Tanpa Pemasangan lapis lindung polietilena 40 hari -1,114 4,239 0,0104 0,49438 20 hari -0,862 4,003 0,0622 5,91353 40 hari -1,020 4,485 0,0796 3,78390 Selesai Penelitian dilakukan dengan memberikan goresan pada lapis lindung polietilena baja AISI 1045 dengan variasi bentuk dan ukuran terhadap proteksi katodik dengan anoda tumbal paduan aluminium di lingkungan air laut. Pemberian goresan diberikan dengan variasi bentuk dan ukuran goresan sebagai berikut: 1. Bentuk persegi panjang dan ukuran p = 25 mm l = 2 mm, p = 25 mm l = 4 mm, dan p = 25 mm l = 10 mm. 2. Bentuk lingkaran dan ukuran d = 7,96 mm, d = 11,28 mm, dan d = 17,84 mm. Kemudian dihubungkan dengan paduan aluminium yang sebelumnya ditimbang untuk mendapatkan berat awal anoda, dan diimersi ke dalam air laut selama 20 hari dan 40 hari. Setelah itu dilakukan pengukuran potensial proteksi dan arus galvanik setiap 4 hari sekali. Setelah mengalami imersi selama 20 hari dan 40 hari, dilakukan Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Potensial Proteksi pada semua spesimen selama 20 hari

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3 Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Arus Galvanik pada semua spesimen selama 20 hari Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Potensial Proteksi pada semua spesimen selama 40 hari Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Arus Galvanik pada semua spesimen selama 40 hari Potensial anoda yang memproteksi katoda dengan nilai terendah pada pencelupan selama 20 hari adalah katoda tanpa pemasangan lapis lindung polietilena yaitu 1,117 V. Sedangkan Potensial anoda yang memproteksi katoda dengan nilai tertinggi pada pencelupan selama 20 hari adalah katoda dengan bentuk persegi panjang dan ukuran goresan p = 25 mm, l = 10 mm yaitu 1,058 V. Potensial anoda yang memproteksi katoda dengan nilai terendah pada pencelupan selama 40 hari adalah katoda dengan bentuk lingkaran dan ukuran goresan d = 7,96 mm yaitu 1,093 V. Sedangkan Potensial anoda yang memproteksi katoda dengan nilai tertinggi pada pencelupan selama 20 hari adalah katoda dengan bentuk persegi panjang dan ukuran goresan p = 25 mm, l = 10 mm yaitu 0,963 V. Arus anoda yang memproteksi katoda dengan nilai terendah pada pencelupan selama 20 hari adalah katoda dengan bentuk goresan lingkaran dan ukuran d = 17,84 mm yaitu 3,813 ma. Sedangkan arus anoda yang memproteksi katoda dengan nilai tertinggi pada pencelupan selama 20 hari adalah katoda dengan bentuk goresan persegi panjang dengan ukuran p = 25 mm, l = 2 mm yaitu 4,523 ma. Arus anoda yang memproteksi katoda dengan nilai terendah pada pencelupan selama 40 hari adalah katoda dengan bentuk goresan lingkaran dan ukuran d = 7,96 mm mm yaitu 4,287 ma. Sedangkan arus anoda yang memproteksi katoda dengan nilai tertinggi pada pencelupan selama 40 hari adalah katoda tanpa pemasangan lapis lindung polietilena yaitu 4,485 ma. Setelah terkumpul data-data maka dilakukan perbandingan dengan mengelompokkan grafik potensial proteksi dan arus galvanik dalam range waktu 20 hari dan 40 hari, maka dapat dijelaskan bahwa semua potensial proteksi dan arus galvanik mengalami ketidakstabilan dalam pengukuran awal. Setelah itu, nilai potensial proteksi dan arus galvanik cenderung stabil setelah melewati range waktu 12 hari dan 16 hari dan seterusnya hingga 40 hari. Pada grafik perbandingan juga terlihat bahwa nilai potensial proteksi pada anoda yang memproteksi baja berlapis PE dengan bentuk goresan lingkaran dan ukuran d = 17,84 mm mengalami kenaikan bahkan hampir menyamai potensial proteksi anoda yang memproteksi baja tanpa lapis lindung polietilena. Hal ini disebabkan adanya goresan yang berukuran besar dengan bentuk lingkaran menyebabkan adanya kenaikan nilai potensial proteksi dibandingkan dengan anoda yang memproteksi katoda dengan perlakuan yang berbeda. Pada dasarnya, bila potensial proteksi meningkat maka arus galvanik juga meningkat sebab nilai tahanan dari air laut adalah tetap. Hal ini sesuai dengan teori nilai potensial adalah hasil kali antara nilai arus dan nilai tahanan. Namun, pada hasil pengukuran potensial proteksi dan arus galvanik ada yang mengalami fluktuatif. Hal ini disebabkan terjadi polarisasi pada permukaan katoda dan anoda sebagai akibat reaksi anodik terhadap lingkungannya dalam hal ini adalah air laut. Dari hasil uji pencelupan anoda yang digunakan untuk memproteksi katoda menghasilkan nilai laju korosi dari anoda. Nilai laju korosi anoda yang tertinggi adalah nilai yang ditunjukkan oleh anoda yang digunakan untuk memproteksi katoda yang dilapisi lapis lindung polietilena dengan bentuk goresan persegi panjang dan ukuran goresan p = 25 mm l = 10 mm dengan pencelupan selama 20 hari yaitu 12,76827 mpy. Hal ini disebabkan dalam melindungi baja yang dilapisi lapis lindung polietilena dengan bentuk goresan persegi panjang dan ukuran goresan p = 25 mm l = 10 mm dengan pencelupan selama 20 hari, anoda menjadi sangat lambat dalam membentuk lapisan pasif Al 2 O 3 karena luasan katoda yang diproteksi lebih besar dibandingkan dengan bentuk dan ukuran goresan yang lain. Sedangkan laju korosi yang terendah adalah nilai yang ditunjukkan oleh anoda yang digunakan untuk memproteksi katoda yang dilapisi lapis lindung polietilena dengan bentuk

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4 goresan lingkaran dan ukuran goresan d = 7,96 mm dengan pencelupan selama 20 hari yaitu 2,25322 mpy. Hal ini disebabkan dalam melindungi baja yang dilapisi lapis lindung polietilena dengan bentuk goresan lingkaran dan ukuran goresan d = 7,96 mm dengan pencelupan selama 20 hari, anoda menjadi lebih cepat membentuk lapisan pasif Al 2 O 3 karena luasan katoda yang diproteksi lebih kecil dibandingkan dengan bentuk dan ukuran goresan yang lain. Untuk laju korosi anoda pada 40 hari bisa dijelaskan bahwa nilai laju korosi terendah adalah nilai yang ditunjukkan oleh anoda yang digunakan untuk memproteksi katoda yang dilapisi lapis lindung polietilena dengan bentuk goresan lingkaran dan ukuran goresan d = 7,96 mm dengan pencelupan selama 40 hari yaitu 2,44812 mpy. Sedangkan untuk laju korosi anoda pada 40 hari bisa dijelaskan bahwa nilai laju korosi tertinggi adalah nilai yang ditunjukkan oleh anoda yang digunakan untuk memproteksi katoda yang dilapisi lapis lindung polietilena dengan bentuk goresan persegi panjang dan ukuran goresan p = 25 mm l = 10 mm dengan pencelupan selama 40 hari yaitu 8,74699 mpy. Dari uraian di atas maka bisa dijelaskan bahwa dengan adanya goresan, maka bisa menaikkan tingkat laju korosi anoda. Sedangkan bentuk goresan persegi panjang lebih besar pengaruhnya dalam meningkatkan laju korosi anoda. Hal ini disebabkan bahwa goresan dengan bentuk persegi panjang sangat mudah memberikan celah kepada media korosif untuk menimbulkan adanya korosi, baik korosi celah maupun korosi uniform. Bila dibandingkan dengan hasil yang ditunjukkan pada goresan dengan bentuk lingkaran, maka pada ukuran d = 17,84 mm dengan pencelupan selama 20 hari-lah yang paling mendekati dengan nilai laju korosi anoda yaitu 6,21776 mpy, namun hal itu juga masih berada pada range yang jauh dari hasil yang ditunjukkan oleh laju korosi anoda yang digunakan untuk memproteksi katoda yang dilapisi lapis lindung polietilena dengan bentuk goresan persegi panjang dan ukuran goresan p = 25 mm l = 10 mm dengan pencelupan selama 40 hari. 3.2. Foto Makro Setelah Proses Pencelupan Katoda dan Anoda Melalui uji pencelupan, dapat diketahui hasil foto makro setelah spesimen katoda dan anoda yang telah mengalami pencelupan setelah 20 hari dan 40 hari. Berikut adalah hasil uji pencelupan tersebut. Gambar 3.6. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan Katoda Baja AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Persegi panjang Ukuran Goresan p = 20 mm dan l = 4 mm selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.7. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan Katoda Baja AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Persegi panjang Ukuran Goresan p = 20 mm dan l = 2 mm selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.8. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan Katoda Baja AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Lingkaran Ukuran Goresan d = 17,84 mm selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.8. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan Katoda Baja AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Lingkaran Ukuran Goresan d = 11,28 mm selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.5. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan Katoda Baja AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Persegi panjang Ukuran Goresan p = 20 mm dan l = 10 mm selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.9. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan Katoda Baja AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Lingkaran Ukuran Goresan d = 7,96 mm selama 20 hari dan 40 hari.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5 Gambar 3.10. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan Katoda Baja AISI 1045 Tanpa Goresan selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.15. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Lingkaran Ukuran Goresan d = 17,84 mm selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.11. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan Katoda Baja AISI 1045 Tanpa Lapis Lindung Polietilena selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.16. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Lingkaran Ukuran Goresan d = 11,28 mm selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.12. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Persegi panjang Ukuran Goresan p = 20 mm dan l = 10 mm selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.17. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Lingkaran Ukuran Goresan d = 7,96 mm selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.13. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Persegi panjang Ukuran Goresan p = 20 mm dan l = 4 mm selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.18. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan AISI 1045 tanpa goresan selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.14. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan AISI 1045 dengan Bentuk Goresan Persegi panjang Ukuran Goresan p = 20 mm dan l = 2 mm selama 20 hari dan 40 hari. Gambar 3.19. Hasil Foto Makro Setelah Proses Pencelupan AISI 1045 tanpa lapis lindung polietilena selama 20 hari dan 40 hari.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6 Katoda merupakan baja karbon dengan kandungan C mencapai 0,5%. Sebagai struktur yang dilapisi oleh lapis lindung polietilena dan diproteksi oleh anoda tumbal paduan aluminium seharusnya tidak mengalami korosi. Namun, terlihat adalah adanya produk korosi pada baja yang dilapisi lapis lindung polietilena dengan goresan yang mempunyai luasan paling besar, baik pada bentuk persegi panjang maupun lingkaran serta pada baja yang tidak dilapisi oleh lapis lindung polietilena. Artinya terdapat laju korosi pada baja khususnya baja yang berlapis lapis lindung polietilena yang diberi goresan dan baja yang tidak berlapis lapis lindung polietilena. Sehingga juga bisa dikatakan bahwa baja mempunyai laju korosi yang tidak bisa hilang sama sekali atau dengan kata lain laju korosi nol. Pada hasil foto makro, terlihat bahwa terjadi peningkatan pola korosi pada baja yang dilindungi lapis lindung polietilena yang diberi goresan baik dalam bentuk goresan persegi panjang maupun lingkaran. Pada hasil foto makro setelah pencelupan selama 40 hari terlihat mengalami peningkatan pola korosi lebih tajam pada katoda yang dilindungi lapis lindung polietilena dengan bentuk goresan persegi panjang dan ukuran goresan p = 25 mm l = 10 mm. Peningkatan pola korosi juga terlihat setelah pencelupan selama 40 hari pada katoda yang dilindungi lapis lindung polietilena dengan bentuk goresan lingkaran dan ukuran goresan d = 17,84 mm. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pola korosi yang paling tinggi dibandingkan dengan pola korosi pada baja yang lain, baik pada daerah goresan maupun pada daerah sekitar goresan itu sendiri. Sedangkan hasil foto makro yang dihasilkan pada anoda, terlihat pola korosi yang terjadi adalah pitting corrosion hal ini disebabkan anoda tercelup pada media korosif yang tidak bergerak (konstan) sehingga memudahkan terjadinya pitting corrosion / korosi celah. Keadaan ini erat juga kaitannya dengan kerja ion-ion Cl - yang mempunyai kecenderungan untuk terus membuat korosi celah / pitting corrosion. Pada penambahan luasan goresan terdapat kecenderungan pada anoda untuk bertambahnya jumlah pitting yang berbanding lurus dengan hasil laju korosi anoda. KESIMPULAN Dari analisa terhadap hasil pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada bentuk goresan persegi panjang dengan pencelupan selama 20 hari, semakin besar ukuran goresan, maka laju korosi anoda semakin naik dari 3,83143 mpy menjadi 12,76827 mpy. Sedangkan pada pencelupan selama 40 hari, semakin besar ukuran goresan, maka laju korosi anoda semakin naik dari 2,58598 mpy menjadi 8,74699 mpy. 2. Pada bentuk goresan lingkaran dengan pencelupan selama 20 hari, semakin besar ukuran goresan, maka laju korosi anoda semakin naik dari 2,25322 mpy menjadi 6,21776 mpy. Sedangkan pada pencelupan selama 40 hari, semakin besar ukuran goresan, maka laju korosi anoda semakin naik dari 2,44812 mpy menjadi 3,50343 mpy. 3. Pada bentuk goresan persegi panjang mempunyai laju korosi anoda yang lebih tinggi daripada bentuk goresan lingkaran. 4. Pola korosi yang terlihat pada baja adalah uniform corrosion terutama pada area goresan. Sedangkan pola korosi yang terlihat pada anoda adalah cenderung pitting corrosion. DAFTAR PUSTAKA [1] Anggono, Juliana dan Soejono Citro. Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut. Surabaya: UK PETRA. [2] ASM International, ASM Metal Handbook Vol 13A Corrosion: Fundamental, Testing, and Protection, 2003. Novelty, OH [3] ASTM International, ASTM Standard Vol 03.02 Wear and Erosion; Metal Corrosion, 1999. New York [4] Billmayer JR, Fred. 1984. Text Book of Polymer Science. New York : John Wiley and Sons. [5] Francis, P.E. 2000. Cathodic Protection. <http:www.farwestcorrosion.com> [cathodic_ protection_in_practice.pdf] [6] Gurrappa, I., 2005. Cathodic protection of cooling water systems and selection of appropriate materials. Journal of Materials Processing Technology 166 (2005) 256 267 [7] Jatmiko, Sukanto. Studi Komparasi Proteksi Kathodik Antara Anoda Zink Dengan Anoda Aluminium Setelah Diaplikasikan Pada Tug Boat Universal Dan Tug Boat Mariner. Semarang: UNDIP [8] Kusumo, Eko. Studi Pengaruh Scratch Permukaan terhadap Laju Korosi pada Pelat Baja Karbon Rendah. Surabaya: ITS [9] Mars, G. Fontana. Corrosion Engineering, 3 rd edition.1987. New York: Mc Graw-Hill Book Company. [10] NACE Standard RP0169-2002, Control Of External Corrosion Of Underground or Submerged Metallic Piping System, Houston, TX : NACE. [11] Sasono, Eko Julianto. Efektivitas Penggunaan Anoda Korban Paduan Aluminium Pada Pelat Baja Kapal Aisi E 2512 Terhadap Laju Korosi Di Dalam Media Air Laut. Semarang: UNDIP [12] Sulistijono., Diktat Korosi. 1999. Surabaya ITS [13] Tomczak, M., 2002. An Introduction to Physical Oceanography, <URL: http://www.cmima.csic.es/mirror/mattom/introoc/lecture03.html >. [14] Trethewey, K.R. dan J. Chamberlain. 1991. Korosi untuk Mahasiswa dan Rekayasawan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. [15] Uhlig, H. H., Revie, R. W., 2000. Uhlig s Corrosion Handbook 2 nd edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.