-; r~tt C /1.( ';:~...~... -; ~<" '"r,~ ::~,,'t..;. "",'r" c{{~ _ " ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan pengikatan melalui pranata jaminan fidusia.

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

S K R I P S I Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi tugas Dalam menyelesaikan Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Hukum Dengan Kekhususan HUKUM PERDATA

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, manusia memerlukan adanya manusia-manusia lain yang bersamasama

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri.

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

SKRIPSI '-\4. ~f. 'LD to) t5t! SURABAYA. FAKULTAS IIUK.UM 1JNIVERSITAS AlRLANGGA 03991_7 SURABAYA I. I Gum KI'DJT 6XU KRISHNA W.

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

KETENTUAN SALING PIKUL RISIKO

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dapat menjadi alat pertanggungjawaban dalam sebuah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERLINDUNGAN HUKUM KEPADA TERTANGGUNG DARI PERUSAHAAN ASURANSI YANG PAILIT ANDAR R. PANJAITAN. Nim:

2017, No memberikan kepastian hukum, perlu dilakukan pencabutan Peraturan Menteri Keuangan/ Keputusan Menteri Keuangan yang pengaturan kewenang

BAB VI POLIS ASURANSI

Dokumen Perjanjian Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan fidusia yang merupakan salah satu bentuk lembaga jaminan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Setiap orang sering menderita kerugian akibat dari suatu peristiwa yang tidak

IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA INTERNET BANKING SEBAGAI SARANA TRANSAKSI PERBANKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 1999

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadiankejadian

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG TERHADAP PEMBAYARAN GANTI RUGI PADA PERJANJIAN ASURANSI RANGKA PESAWAT

SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBELI BENDA YANG MENJADI OBYEK JAMINAN FIDUSIA DYAH NURSANTI. FAKULTAS HUKUM UNIVERsrrAS AIRLANGGA SURABAVA 2001

BAB V PENUTUP. polis asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya Cabang Yogyakarta ini

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis di atas penulis akan memberikan kesimpulan dari

Lampiran A-1 Polis 168

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA NOVI LISNAW A TI

BAB I PENDAHULUAN. dengan mobilitas kehidupan yang telah melampaui garis-garis batas antar negara.

III. METODELOGI PENULISAN. Objek penulisan Laporan Akhir ini melakukan PKL atau magang di PT. Asuransi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapi.

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tergiur untuk memilikinya meskipun secara financial dana untuk

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah resiko. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain dijalan,

BAB IV PENUTUP. Universitas Indonesia. Aspek hukum..., Ariyanti, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya

WANPRESTASI DALAM SEWA BELl...

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Huruf a Angka 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abbas Salim, Asuransi Dan Manajemen, Raja Grafindo, Jakarta, 2003, Hal. 01

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

SYARAT-SYARAT UMUM POLIS ASURANSI JIWA Pasal 1 ARTI BEBERAPA ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Awal/Kepala Akta Perjanjian Kredit

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kita perlu memahami tentang asuransi. Kebutuhan akan

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERUBAHAN BANK GARANSI DALAM SUATU PENJAMINAN. A. Prosedur Perubahan/Amendment Bank Garansi Terhadap Perubahan Nilai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

PERLINDUNGAN PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI TERHADAP TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DARI PIHAK KETIGA (Studi pada PT Asuransi Intra Asia)

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI MIKRO KETIKA TERJADI PERISTIWA TIDAK PASTI

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

BAB V PEMBAHASAN. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulungagung. sebagai barang yang digunakan untuk menjamin jumlah nilai pembiayaan

TINJAUAN TERHADAP RUU TENTANG HIPOTEK KAPAL *) Oleh: Dr. Ramlan Ginting, S.H., LL.M **)

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP ASURANSI JIWA DALAM PROSES PELAKSANAAN PENYELESAIAN KLAIM PEMBAYARAN ASURANSI PADA PT. ASURANSI MANULIFE INDONESIA DI MEDAN

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013

II. LANDASAN TEORI. Asuransi atau pertanggungan, di dalamnya tersirat pengertian adanya suatu resiko,

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam praktiknya tidak semua perusahaan memperoleh laba seperti yang

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

Oleh: I Wayan Suatmaja Mimba Dewa Gede Rudy Suatra Putrawan Program Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Begitu juga dengan perkembangan dunia informasi yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 42 TAHUN 1999 (42/1999) TENTANG JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA BENDA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

BAB III PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Seiring meningkatnya perekonomian Indonesia, maka semakin tinggi pula

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Industri jasa asuransi merupakan salah satu pilar keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

FIDUSIA ULANG DAN PREFERENSI PARA KREDITURNYA BERDASARKAN UNDANG - UNDANG No. 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan demi tercapainya tujuan

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

Transkripsi:

-; r~tt C /1.( ';:~...~... -; ~<" '"r,~ ::~,,'t..;. "",'r" c{{~ _ " ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PEMBAYARAN GANTI RUGI ATAS KLAIM YANG DIAJUKAN PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR OLEH PERUSAHAAN ASURANSI RENNY OKTAVIRA HIM. 030115192 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2005

PEMBAYARAN GANTI RUGI ATAS KLAIM YANG DIAJUKAN PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR OLEH PERUSAHAAN ASURANSI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT MEMPEROlEH GELAR SARJANA HUKUM i embimbing, \ i I Penyusun, anto S.H M.H M.M. 31 878 385 Renn NIM. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2005

BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN a. Asuransi Kendaraan Bermotor atas dasar adanya perjanjian peltlbiayaan yang. terjadi antara Lembaga Pembiayaan dengan konsumennya, memberikan perbedaan dibandingkan Asuransi Kendaraan Bermotor pada umumnya. Perbedaan ini terletak pada para pihak yang terkait dengan perjanjian asuransi tersebut. Para pihak yang terkait tersebut ada 3, yaitu : 1. Pihak tertanggung 2. Pihak penanggung 3. Lembaga Pembiayaan Ketiga pihak tersebut terkait dengan terbentuknya perjanjian asuransi, karena ketiga pihak tersebut sama-sama memiliki kepentingan dalam pembentukan perjanjian asuransi. Jika dilihat dari para pihak yang terkait dengan Perjanjian Asuransi tersebut maka ada 3 (tiga) hubungan hukum yang terbentuk, yaitu: - Hubungan hukum antara pihak konsumen (debitur/pemilik kendaraan bermotor) dengan Lembaga Pembiayaan, yang didasarkan Perjanjian Pembiayaan dan Pemberian Jaminan Fidusia... 66

67 - Hubungan hukum antara tertanggung (pemilik kendaraan bermotor) dengan penanggung (Perusahaan Asuransi), yang didasarkan Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor - Hubungan hukum antara Lembaga Pembiayaan dengan Perusahaan Asuransi, yang didasarkan pada Perjanjian Kerjasama. Namun hubungan hukum ini hanya bersifat intern. b. Prosedur pengajuan klaim terhadap Asuransi Kendaraan Bermotor yang ditutup dengan kondisi pertanggungannya kerugian total (Total Loss Only) adalah sebagai berikut : - Tertanggung melaporkan adanya kerugian/kerusakan tersebut kepada penanggung dalam jangka waktu 3x24 jamsesudah kejadian - Tertanggung menyerahkan dokumen;..dokumen pendukung klaim Pembayaran atau pencairan klaim akan dilakukan setelah proses administrasi dan persetujuan selesai. Penghitungan besarnya pembayaran ganti rugi dapat dihitung melalui great value dari nilai pertanggungan dalam polis. Pembayaran Ganti Rugi yang diberikan tersebut didasarkan atas adanya pengajuan klaim dari pihak tertanggung. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam mengajukan klaim untuk mendapatkan pembayaran ganti rugi adalah sebagai berikut: 1. Harus terjadi peristiwa tidak tentu (evenement) yang diasuransikan 2. Pihak tertanggung harus menderita kerugian

68 3. Ada hubungan sebab akibat (kausal) antara peristiwa dengan kerugian 4. Tidak ada perbuatan yang memberatkan resiko 5. Bukan merupakan cacat atau kebusukan atau sifat kodrat dari barang 6. Tidak ada kesalahan tertanggung 4.2 SARAN a. Adanya 3 (tiga) pihak yang terkait dalam pembentukan perjanjian asuransi ini, yaitu Perusahaan Asuransi, konsumen Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Pembiayaan. hendaknya diharapkan pihak Lembaga Pembiayaan tidak melepaskan tanggung jawabnya untuk ikut mengusahakan pencairan klaim dan tidak hanya meminta pelunasan kredit yang telah diberikannya. Lembaga pembiayaan yang memiliki hubungan kerjasama dengan Perusahaan Asuransi juga diharapkan dapat membantu dalam pengusahaan permohonan klaim karena bukti kepemilikan kendaraan bermotor yang menjadi benda asuransi masih dikuasai pihak Lembaga Pembiayaan disebabkan adanya perjanjian jaminan. b. Apabila terjadi peristiwa tidak pasti yang menjadi beban penanggung dan tertanggung telah memenuhi syarat dan prosedur untuk mengajukan klaim maka sebaiknya penanggung harus segera membayar ganti rugi tersebut. Dengan demikian maka diharapkan

69 segala prosedur yang diajukan untuk mengajukan klaim tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan pihak tertanggung yang telah terlebih dahulu melaksanakan kewajibannya. Apabila penanggung melakukan penolakan terhadap suatu klaim, maka penanggung haruslah dapat membuktikan segala alasan yang digunakannya untuk menolak pembayaran klaim dan penanggung juga diharapkan memberikan penjelasan yang mendasar karena dimungkinkan pihak tertanggung adalah orang yang awam hukum, sehingga hal tersebut dapat memberikan kepastian hukum bagi tertanggung. Segala bentuk pelaksanaan yang tidak diatur dalam pe~anjian maupun dalam peraturan hendaknya dibuat berdasarkan kesepakatan para pihak dan atau diketahui oleh para pihak agar segala pelaksanaan tadi memberikan keadilan dan kepastian hukum bagi para pihak.