BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi perekonomian negara kita dalam meningkatkan proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dapat kita bahas melalui topik tersebut. Pada kesempatan ini, penulis ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan instansi di bawah Kementrian

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan kunci utama bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya laju pembangunan yang sedang. dilaksanakan pemerintah Indonesia dewasa ini, perkembangan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional,

BAB I PENDAHULUAN. kebebasan berpikir atau membuat konsep-konsep serta kebebasan. makna demokrasi yang didalamnya ada unsur-unsur keikutsertaan rakyat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan judul Ali purwito M, 2013:60 ) Siti resmi,2009:2

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR: P- 41/BC/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci: pelayanan Barang Impor, Prosedur Pelaksanaan Barang Impor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

FUNGSI KEPABEANAN Oleh : Basuki Suryanto *)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem pemerintahan, pajak merupakan bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat pada awal abad 20-an. Perkembangan yang cukup pesat ini

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER- 14/BC/2012

1 Universitas Indonesia

2018, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 62/PJ/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pajak langsung maupun pajak tidak langsung, bea cukai, dan retribusi.


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari jenis dan masing-masing diatur dengan Peraturan Pemerintah.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P - 44/BC/2009 DAFTAR KODE STANDAR INTERNASIONAL YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGISIAN PEMBERITAHUAN PABEAN

ANALISIS PENERAPAN PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS TRANSAKSI EKSPOR IMPOR JASA FREIGHT FORWARDING (Studi Kasus PT.Welgrow Indopersada)


BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara dalam menyediakan infrastruktur ekonomi, perbaikan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. sektor pajak, khususnya penerimaan di sektor cukai hasil tembakau. Yaitu

Oleh : I GEDE DANU ISWARA

KATA PENGANTAR. DR. H. Djafar Al Bram

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. tidak lebih dari membeli dan menjual baramg antara pengusaha-pengusaha yang

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 129/KMK.04/2003 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS KEGIATAN IMPOR BARANG PADA KANTOR PENGAWASAN DAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak dalam Rangka Impor

Peranan perusahaan jasa freight forwardingm dalam transaksi ekspor pada PT. Japaindo Prima Raya Jakarta BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi menghasilkan, mengeluarkan sebanyak-banyaknya berbagai macam

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 580 / KMK.04 / 2003 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N. sejahtera, tertib dan damai berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dipahami bahwa kompetisi global bukan kompetisi antar negara, melainkan antar

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.04/2017 tentang Impor Sementara. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penulisan. Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG

P - 22/BC/2009 PEMBERITAHUAN PABEAN IMPOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA DI BIDANG KEPABEANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN NOMOR SE-62/PJ/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 585 /KMK.05/1996

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PMK.04/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 615/PMK.04/2004 TENTANG TATALAKSANA IMPOR SEMENTARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang berlangsung secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 42 Undang - Undang nomor 1 tahun 2004 tentang. pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), Menteri/Pimpinan Lembaga

TUGAS AKHIR TATA CARA PENGAWASAN DAN PELAYANAN IZIN BONGKAR BARANG IMPOR DIKAWASAN PABEAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA B PEKANBARU

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU. A.Sejarah KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.04/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.04/2014 TENTANG

BAHAN AJAR TEKNIS KEPABEANAN PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI KEPABEANAN DAN CUKAI. Drs. AHMAD DIMYATI

BAB III PAKAIAN BEKAS MENURUT UU NO. 42 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai

2 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Impor Sementara Dengan Menggu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak dalam Rangka Impor

BAB I PENDAHULUAN. impor merupakan suatu fenomena yang setiap saat selalu terjadi.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Presiden Republik Indonesia,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.04/2009 TENTANG

No. SOP: 16/TMPB/2016. Revisi Ke - Tanggal Penetapan 7 Desember Tanggal Revisi: -

PEMBERIAN PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG UNTUK OLEH PEMERINTAH PUSAT ATAU PEMERINTAH DAERAH YANG DITUJUKAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN

2011, No.95 2 umum, perlu dilakukan penyesuaian terhadap mekanisme pemberian pembebasan bea masuk atas impor barang oleh Pemerintah Pusat atau Pemerin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan perdagangan internasional di seluruh negara di dunia, serta masuknya Indonesia dalam perdagangan dunia yang bebas dan mengarah dalam bentuk kompetisi perdagangan global, maka hal tersebut menuntut negara kita untuk lebih mengembangkan pasar domestik sehingga pasar Indonesia mampu bersaing dengan pesatnya kompetisi perdagangan antar dunia.perdagangan internasional sendiri memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian negara kita dalam meningkatkan proses pembangunan ekonomi nasional serta perubahan teknologi dalam bidang transportasi, komunikasi dan keuangan dunia, membuat sistem perdagangan internasional yang lebih terbuka untuk bisa mendorong peningkatan pendapatan bagi negara-negara. Seperti diketahui bahwa perkembangan perdagangan internasioanal, baik yang menyangkut kegiatan di bidang import akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pesatnya kemajuan dibidang tersebut ternyata menuntun diadakannya suatu sistem dan prosedur import yang lebih efektif dan efisien serta mampu meningkatkan kelancaran arus barang dan dokumen. Adanya kondisi tersebut, tentunya tidak terlepas dari pentingnya pemerintah untuk terus melakukan berbagai kebijakan dibidang ekonomi. Transaksi import adalah suatu kegiatan yang pada dasarnya mempertemukan pembeli dan penjual antar negara 1

yang berbeda. Yaitu pembelinya dari dalam negeri dan penjualnya dari luar negeri. Dalam menjalankan usaha import, pelaku yang terlibat di dalamnya bisa berfungsi sebagai berikut: 1).Perantara antara penjual dan pembeli barang. 2).Tenaga pemasaran dinegara tujuan, dengan secara aktif melakukan teknikteknik marketing. Untuk mendukung kegiatan import maka pengusaha harus mengerti tentang prosedur import, dokumen import, baik dari kepabeanan. Karena masih banyaknya barang dari luar pabean Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Pekanbaru yang tidak memberitahukan jenis barangnya melalui Customs Declaration (CD), dan dari sekian banyak barang masuk ada yang masih awa m akan ketentuannya bahkan tidak mengerti apa saja yang harus dilakukan ketika barang itu yang nilainya lebih dari ditentukan. Hal ini menunjukkan sosialisasi maupun pemahaman masyarakat umum akan ketentuan ini masih belum mencapai sasaran. Prosedur import adalah tata cara yang harus ditempuh dalam memenuhi ketentuan peraturan pemerintah serta kelaziman yang berlaku dalam pelaksanaan suatu transaksi import. Kegiatan import ini juga tidak terlepas dari peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.DJBC merupakan suatu instansi yang memiliki peran yang cukup penting dari negara dalam melakukan tugas dan fungsinya untuk: 1) Melindungi masyarakat dari masuknya barang-barang berbahaya, 2) Melindungi industri tertentu didalam negeri dari persaingan yang tidak sehat dengan industri sejenis dari luar negeri, 3) Memberantas penyeludupan, 4)Melaksanakan tugas titipan dari instansi-instansi lain yang berkepentingan dengan lalu lintas barang yang melampaui batas-batas negara, 5) Memungut bea 2

masuk dan pajak dalam rangka import secara maksimal untuk kepentingan penerimaan keuangan negara. Adapun data-data target dan realisasi penerimaan pabean dan cukai 2014 sebagai berikut: Tabel 1 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PABEAN DAN CUKAI TAHUN 2014 KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU BULAN PENERIMAAN PABEAN BEA MASUK DENDA ADM BUNGA PAB LAINNYA JUMLAH JANUARI 5,863,744,780 - - - 5,863,744,780 FEBRUARI 21,845,848,941 112,939,000 - - 21,958,787,941 MARET 7,118,824,905 - - - 7,118,824,905 APRIL 13,860,559,468 - - - 13,860,559,468 MEI 12,264,210,137 - - - 12,264,210,137 JUNI 15,676,484,000 39,506,000 - - 15,715,990,000 JULI 15,853,227,292 29,512,000 - - 15,882,739,292 AGUSTUS 7,775,067,191 222,248,000 - - 7,997,315,191 SEPTEMBER 11,938,240,090 786,144,891 723,416,536-13,447,801,517 OKTOBER 18,254,547,344 40,007,000 - - 18,294,554,344 NOPEMBER - - - - DESEMBER - TOTAL *) 130,450,754,148 1,230,356,891 723,416,536-132,404,527,575 Sumber: Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya B Pekanbaru 3

Tabel 2 BULAN PENERIMAAN PAJAK BEA KELUAR PPN PPN BM PPH PS22 JUMLAH JANUARI 114,716,131 21,591,398,194 32,964,598 5,475,709,384 27,100,072,176 FEBRUARI 73,741,139 116,369,323,186 20,880,000 35,731,618,488 152,121,821,674 MARET 119,824,439 47,060,930,197 484,203,000 15,884,385,772 63,429,518,969 APRIL 95,634,000 39,698,136,298 32,770,000 21,980,841,367 61,711,747,665 MEI 37,711,000 55,311,107,988 67,018,000 16,167,984,747 71,546,110,735 JUNI 126,404,000 50,022,433,266 534,126,000 17,233,117,318 67,789,676,584 JULI 100,448,000 67,317,025,328 30,027,000 21,093,879,082 88,440,931,410 AGUSTUS 76,730,000 52,842,556,601 8,124,000 15,442,995,303 68,293,675,904 SEPTEMBER 116,257,000 60,917,566,003 22,985,000 16,825,936,846 77,766,487,849 OKTOBER 79,931,000 68,796,057,789 34,441,000 16,092,716,545 84,923,215,334 NOPEMBER - DESEMBER - - - - - TOTAL *) 941,396,709 579,926,534,850 1,267,538,598 181,929,184,852 763,123,258,300 PENERIMAAN BEA MASUK CUKAI BEA KELUAR TOTAL TARGET 178,473,053,110-1,171,679,810 179,644,732,920 REALISASI 130,450,754,148-941,396,709 131,392,150,857 % 73.09% 0.00% 80.35% 73.14% Sumber: Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya B Pekanbaru KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru melakukan pembenahan sistem pelayanan yang lebih efektif, efisian dalam traksaksi import kebijakan tersebut diberikan kepada para pelaku bisnis yang tertib dan pelaksanaan administrasi dalam melakukan transaksi import. Bagi para pelaku trader dan eksekutif yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prosedur import baik dari kepabeanan maupun perbankan, pihak KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru 4

akan memberikan pemahaman tentang Tata Cara Pengawasan dan Pelayanan Import bagi para pelaku yang terlibat kedalam kegiatan import. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas masalah pengetahuan mengenai Tata Cara Pengawasan dan Pelayanan. Untuk itu penulis mengangkat judul: TATA CARA PENGAWASAN DAN PELAYANAN IZIN BONGKAR BARANG IMPOR DIKAWASAN PABEAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA B PEKANBARU. B. Rumusan Masalah Bagaimana Tata Cara Pengawasan dan Pelayanan Izin Bongkar Barang Import Dikawasan pabean Bea dan Cukai Tipe Madya B Pekanbaru? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui tata cara pengawasan dan pelayanan izin bongkar barang import dikawasan pabean bea dan cukai tipe madya B pekanbaru. D. Manfaat Penelitian a) Untuk kantor pengawasan dan pelayanan bea dan cukai tipe madya B pekanbaru Dari hasil penelitian,dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan sebagai masukan,pertimbangan serta pedoman untuk mengetahui tata cara pengawasan dan pelayanan izin bongkar barang impor. b) Untuk penulis : aspek pengembangan ilmu,dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnyadalam pengembangan ilmu terutama dibidang perpajakan. 5

c) Untuk lembaga pendidikan : Tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk memberikan masukan sekaligus menambah khasanah ilmu pengetahuan dan literatur dalam dunia akademis,khusus dalam hal-hal ekspor dan import. E. Metode Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian dan pengambilan data ini dilakukan pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya B Pekanbaru. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya B Pekanbaru yaitu pada tanggal Juli s/d Agustus 2014. 3. Jenis Data a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh dari tempat lokasi penelitian yaitu Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya B Pekanbaru. b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi buku-buku yang berhubungan dengan penelitian serta sumber-sumber lainnya. 4. Metode Pengumpulan Data a) Interview 6

Interview adalah Tanya Jawab kepada narasumber Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya B Pekanbaru yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini. b) Observasi Observasi adalah pengamatan secara langsung di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya B Pekanbaru yang berhubungan dengan masalah ini. 5. Analisis Data Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara studi keperpustakaan, yaitu mempelajari dan menganalisa secara sistematis buku-buku, peraturan perundangundangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam penelitian ini. Analisa Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas. F. Sistematika Penulisan Untuk lebih mempertegas penguraian isi dari tugas akhir ini, serta lebih mengarahkan pembaca, maka berikut ini penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: 7

BAB I:PENDAHULUAN Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan mengenai hal-hal yang berkaitan latar belakang,rumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian yang diakhiri dengan metode penelitian serta sistematika penulisan. BAB II:GAMBARAN UMUM INSTANSI Diuraikan mengenai sejarah singkat berdirinya kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Pekanbaru,visi dan misi,struktur organisasi serta uraian tugas dari masing masing bidang yang ada di instansi tersebut. BAB III:TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK Di bahas mengenai Tata Cara Pengawasan dan Pelayanan Izin Bongkar Barang Impor,dan dokumen kegiatan impor barang. BAB IV:PENUTUP Dalam bab ini dibahas mengenai kesimpulan dan saran-saran sebagai hasil dari pembahasan dan penguraian yang dikemukakan atas dasar penelitian yang telah dilakukan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 8